Raka secara tak sengaja menemukan pecahan kitab dewa naga,menjadi bisikan yang hanya dipercaya oleh segelintir orang,konon kitab itu menyimpan kekuatan naga agung yang pernah menguasai langit dan bumi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mazhivers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Prolog
Di sebuah masa yang telah lama terlupakan oleh ingatan fana, ketika cakrawala masih terasa begitu rendah hingga sentuhan awan bagaikan belaian lembut, dan gemuruh napas para dewa menggema di antara lembah-lembah yang sunyi, terjalinlah sebuah harmoni yang menakjubkan.
Dunia, yang kelak akan dikenal sebagai gugusan pulau permata Nusantara, adalah pusat dari keseimbangan kosmik ini. Di jantungnya, menjulanglah Gunung Mahameru, bukan hanya sekadar puncak fisik, melainkan poros spiritual yang menghubungkan alam fana dengan alam para dewa.
Di sanalah, dalam kemegahan yang tak terlukiskan, bersemayam para Dewa Naga, penguasa langit dan bumi, penjaga tatanan semesta.
Dewa Naga Agung Antaboga, yang tubuhnya melingkar abadi bagaikan Uroboros yang menelan ekornya sendiri, adalah yang tertua dan termulia di antara mereka.
Sisiknya berkilauan seperti ribuan matahari yang dipadukan, memancarkan cahaya keemasan yang menenangkan.
Napasnya adalah embusan angin musim semi yang membawa kesuburan, gerakannya adalah aliran sungai yang menghidupi, dan kebijaksanaannya bagaikan samudra tak bertepi yang menyimpan rahasia penciptaan. Bersama Antaboga, bersemayam para Dewa Naga lainnya, masing-masing dengan kekuatan dan tanggung jawabnya sendiri.
Ada Basuki, naga agung penguasa samudra dan segala isinya, ombak patuhnya menari mengikuti irama kehendaknya.
Ada Anantaboga, naga misterius penjaga pengetahuan purba dan lorong-lorong tersembunyi di bawah bumi, bisikannya adalah gemuruh tanah yang memberi peringatan.
Ada pula Manikmaya, naga cahaya yang menerangi kegelapan dan membawa harapan, serta Sesa, naga penyeimbang yang menjaga harmoni antara berbagai elemen.
Di zaman keemasan ini, naga dan manusia hidup berdampingan dalam kedamaian yang saling menguntungkan.
Para naga, dengan kebijaksanaan dan kekuatan mereka, menjadi pelindung dan penasihat bagi para raja dan ratu manusia. Mereka mengajarkan tentang siklus alam, seni pengobatan, dan bahkan beberapa rahasia sihir kuno.
Manusia, sebagai imbalannya, menghormati para naga sebagai utusan para dewa dan membangun kuil-kuil megah untuk memuliakan mereka. Kisah-kisah tentang persahabatan antara manusia dan naga, tentang naga yang membantu membangun kerajaan dan melindungi rakyatnya dari ancaman, diukir dalam prasasti batu dan dilantunkan dalam kidung-kidung merdu.
Namun, seperti lukisan terindah sekalipun, retakan pun bisa muncul. Di antara para Dewa Naga yang mulia, tumbuhlah sebentuk kegelapan yang merayap, sebuah benih keserakahan dan ambisi yang menghancurkan.
Kaldor, si Naga Hitam, adalah manifestasi dari kegelapan ini. Ia lahir bukan dari telur emas seperti para Dewa Naga lainnya, melainkan dari pecahan komet hitam yang jatuh dari langit malam yang penuh bintang. Kulitnya sekeras obsidian yang tak tertembus cahaya, dan matanya membara dengan api dingin kebencian.
Kaldor tidak memiliki rasa hormat pada tradisi atau kasih sayang pada makhluk lain. Ia haus akan kekuasaan, sebuah keinginan yang terus membara di dalam hatinya yang sedingin es. Ia iri dengan kemuliaan dan penghormatan yang diterima Antaboga, dan ia membenci tatanan harmonis yang menurutnya membatasi potensi kekuatannya.
Kaldor mulai menyebarkan bisikan-bisikan pengkhianatan di antara para naga yang merasa tidak puas atau yang tergoda oleh janji kekuatan yang lebih besar. Ia mengumpulkan pengikut, naga-naga yang matanya dibutakan oleh ambisi dan rasa iri, menjanjikan kepada mereka dunia di mana mereka akan menjadi penguasa tertinggi, tanpa perlu tunduk pada hukum para Dewa Naga Agung.
Dengan tipu daya dan janji-janji palsu, Kaldor berhasil menghasut pemberontakan, sebuah perpecahan mengerikan dalam keluarga para naga.
Perang di langit pun pecah, sebuah konflik dahsyat yang mengguncang fondasi alam semesta. Kilatan petir berwarna hitam dari napas naga-naga pengikut
Kaldor beradu dengan semburan api suci para Dewa Naga dan sekutu mereka. Gemuruh sayap mereka yang raksasa menciptakan badai yang meluluhlantakkan hutan dan gunung. Manusia, yang menyaksikan pertunjukan mengerikan ini dari bawah, hanya bisa berlutut dan memanjatkan doa-doa memilukan kepada para dewa, berharap mereka akan selamat dari amukan para penguasa langit.
Banyak naga baik dan gagah berani gugur dalam pertempuran ini, dan langit yang dulunya dihiasi dengan warna-warni pelangi kini tercemar oleh asap hitam dan awan kegelapan.
Di tengah kekacauan dan kehancuran yang melanda, para Dewa Naga Agung menyadari bahwa kekuatan Kaldor jauh melampaui kekuatan naga biasa. Ia telah menjalin hubungan dengan kekuatan kuno yang tertidur di kedalaman alam semesta, entitas primordial yang haus akan kekacauan dan kehancuran.
Kekuatan ini, yang berbisik melalui mimpi-mimpi Kaldor dan memberinya kekuatan yang menakutkan, mengancam untuk menelan seluruh tatanan semesta.
Untuk menghentikan Kaldor dan mencegahnya menghancurkan segalanya, para Dewa Naga Agung memutuskan untuk mengambil tindakan drastis.
Mereka mengumpulkan semua pengetahuan, kekuatan, dan kebijaksanaan mereka ke dalam sebuah artefak suci: Kitab Dewa Naga. Kitab ini bukan hanya sekadar kumpulan tulisan, melainkan sebuah wadah spiritual yang berisi inti keberadaan para dewa naga, mantra-mantra terkuat, sejarah alam semesta, dan rahasia penciptaan.
Dengan berat hati dan pengorbanan yang tak terhingga, Kitab Dewa Naga disembunyikan dari jangkauan Kaldor dan para pengikutnya. Kitab itu dienkripsi dengan lapisan-lapisan sihir kuno yang rumit dan disegel di sebuah tempat yang tersembunyi di antara dimensi, sebuah lokasi yang hanya akan terungkap kepada seseorang yang memiliki garis keturunan murni, hati yang penuh keberanian, dan takdir yang telah ditentukan oleh para dewa jauh sebelum ia dilahirkan.
Seiring dengan menghilangnya Kitab Dewa Naga, kekuatan para Dewa Naga Agung perlahan memudar. Mereka terluka parah dalam perang dan terpaksa menarik diri dari urusan dunia fana, beristirahat dalam dimensi lain untuk memulihkan diri.
Kaldor, meskipun tidak berhasil merebut kitab yang sangat ia dambakan, berhasil mengguncang keseimbangan dunia dan menanamkan benih ketakutan dan kecurigaan di hati manusia dan makhluk lainnya. Ia dan para pengikutnya menghilang ke dalam bayang-bayang, menunggu waktu yang tepat untuk kembali dan menuntaskan rencana mereka untuk menenggelamkan dunia dalam kegelapan abadi.
Berabad-abad berlalu bagaikan hembusan angin di atas padang rumput yang luas. Kisah-kisah tentang Dewa Naga yang perkasa dan perang dahsyat di langit berubah menjadi legenda yang diceritakan di sekitar api unggun, menjadi mitos yang semakin lama semakin kabur dalam ingatan manusia.
Manusia membangun kerajaan dan peradaban mereka sendiri, menciptakan teknologi dan filsafat baru, perlahan melupakan atau menganggap keberadaan makhluk-makhluk agung bersisik dan kitab misterius itu hanyalah dongeng belaka, cerita pengantar tidur untuk anak-anak.
Namun, di suatu desa terpencil yang terletak di jantung pulau zamrud yang rimbun, di antara sawah yang menghijau dan sungai yang mengalir tenang, hiduplah seorang pemuda bernama Raka. Ia adalah seorang anak desa biasa, tanpa nama besar atau kekayaan, menjalani kehidupan yang sederhana sebagai seorang pengrajin kayu. Ia tidak menyadari bahwa di dalam dirinya mengalir warisan kuno, benih takdir yang telah lama tertidur.
Suatu hari, saat menjelajahi reruntuhan kuil tua yang tersembunyi di balik rimbunnya hutan, Raka menemukan sebuah kotak kayu usang yang terkunci rapat.
Di dalamnya, terbaringlah sebuah buku tua yang tampak biasa namun memancarkan aura misterius. Tanpa ia sadari, penemuan itu adalah awal dari sebuah perjalanan epik, sebuah takdir yang akan membawanya ke dalam pusaran konflik abadi antara cahaya dan kegelapan.