Che Tian, seorang Saint terkuat di alam dewa, kecewa ketika kekasihnya, Yuechan, direbut oleh Taiqing, penguasa alam dewa yang dipilih oleh Leluhur Dao. Merasa dihina, Che Tian menantang Taiqing dan dihukum, diturunkan ke bumi untuk mencari kekuatan yang lebih besar. Dengan senjata sakti, Mandala Yin Yang dan Kipas Yin Yang, Che Tian membangun kekuatan baru dan mengumpulkan murid-murid yang setia. Dalam perjalanannya, ia menghadapi pengkhianatan dan rahasia alam semesta, sambil memilih apakah akan membalas dendam atau membawa keseimbangan yang lebih besar bagi dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tian Xuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Turnamen Keluarga Ye Dimulai
Setelah perjalanan panjang, akhirnya Che Tian dan rombongan tiba di kota. Bangunan-bangunan menjulang di hadapannya, meskipun tidak semegah yang pernah ia lihat di Alam Bawah, namun kota ini tetap memiliki pesona tersendiri.
Dengan langkah santai, Che Tian mengaktifkan Mata Dewanya, seketika seluruh kota terpampang jelas dalam penglihatannya. Tidak hanya melihat bangunan dan jalan-jalan, tetapi juga arus energi serta pergerakan orang-orang di dalamnya. Pandangannya akhirnya tertuju pada papan pengumuman di pusat kota, tempat di mana banyak orang berkumpul.
Di sana, sebuah kertas pengumuman tertempel dengan jelas:
> "Barang siapa yang memenangkan turnamen seleksi ini, maka ia berhak mendapatkan hadiah istimewa dan memperoleh apa pun yang ia inginkan."
Mata Che Tian sedikit menyipit.
"Mendapatkan apa pun yang diinginkan?" pikirnya dalam hati. Kata-kata itu membuatnya tertarik.
Ia ingin tahu siapa yang cukup percaya diri membuat pengumuman seperti ini, dan sejauh mana mereka mampu memenuhi janji tersebut.
Tanpa ragu, ia berkata kepada rombongan yang bersamanya, "Aku pamit dulu, ada urusanku sendiri."
Mereka menatapnya dengan rasa penasaran.
"Ke mana kau akan pergi?" salah satu dari mereka bertanya.
Namun, Che Tian tidak menjawab. Dengan langkah santai, ia berbalik dan berjalan menjauh.
Begitu ia pergi, kelompok itu berdialog satu sama lain.
"Seseorang sekuat itu… Kenapa kita tidak mengajaknya bergabung dengan keluarga kita? Dengan kekuatannya, kita bisa mengalahkan keluarga lain dengan mudah!" ujar salah satu dari mereka.
Pria tua dalam kelompok itu menggelengkan kepala. "Tidak ada gunanya. Orang seperti dia tidak akan tertarik pada masalah sepele seperti ini. Bahkan, jika kita menawarkan harta dan kedudukan, dia mungkin tidak akan peduli."
Kediaman Keluarga Ye
Che Tian akhirnya tiba di pusat kota dan langsung menuju papan pengumuman itu. Kali ini, ia membaca lebih detail.
Ternyata yang mengadakan turnamen ini adalah Keluarga Ye.
Mata Che Tian sedikit berkilat. Keluarga Ye pastinya memiliki pengaruh besar di kota ini jika bisa mengadakan turnamen dengan hadiah yang begitu menggoda.
Tanpa membuang waktu, ia mencari tahu keberadaan kediaman keluarga Ye. Namun sebelum melangkah lebih jauh, ia merogoh sesuatu dari dalam jubahnya. Topeng hitam—tanpa motif, polos, namun menyembunyikan seluruh wajahnya. Dengan satu gerakan, ia mengenakannya.
Lalu, ia mengaktifkan Mandala Yin Yang.
Seketika, pola Mandala Yin Yang muncul di belakang punggungnya, berputar perlahan seperti simbol suci yang menunjukkan statusnya sebagai seorang eksistensi agung.
Aura misterius langsung mengelilinginya, membuat siapa pun yang melihatnya merasakan tekanan yang luar biasa.
Dengan langkah ringan, ia melangkah menuju kediaman keluarga Ye.
Kejadian Sebelum Turnamen
Di halaman utama kediaman Ye, suasana sangat ramai. Puluhan, bahkan ratusan orang telah berkumpul, menunggu giliran mereka untuk mendaftar.
Namun perhatian Che Tian tertuju pada satu kejadian di sudut lapangan.
Seorang pria dengan wajah angkuh dan mata penuh nafsu sedang beradu mulut dengan seorang gadis cantik.
"Aku akan memenangkan turnamen ini, Ye Mo. Bersiaplah untuk menjadi istriku!" kata pria itu dengan nada sombong.
Gadis yang dipanggil Ye Mo mendengus sinis. Dengan tatapan penuh ejekan, ia menjawab, "Tuan Yin Zhiping, sayang sekali, aku hanya akan menikah dengan orang terkuat dalam turnamen ini."
Yin Zhiping terdiam, wajahnya menegang karena emosi.
"Tunggu saja!" katanya sebelum melangkah pergi dengan penuh amarah.
Che Tian menyaksikan kejadian itu dari kejauhan, tetapi ia tidak terlalu memikirkan ucapan Ye Mo.
"Menikah dengan orang terkuat di pertandingan ini?" pikirnya. "Apa maksudnya?"
Ia mengabaikan pertanyaan itu dan langsung menuju meja pendaftaran.
Begitu ia berjalan melewati kerumunan, tatapan orang-orang tertuju padanya.
Aura yang terpancar darinya—diperkuat oleh Mandala Yin Yang di punggungnya—membuatnya terlihat mencolok.
Bahkan para anggota keluarga Ye yang mengawasi dari kejauhan ikut memperhatikannya.
Salah satu dari mereka berbisik, "Siapa pria itu? Aura yang dimilikinya luar biasa..."
"Dia pasti seseorang yang sangat kuat," bisik yang lain dengan kagum.
Para petinggi keluarga Ye yang sedang mengawasi turnamen dari jauh tersenyum puas. Melihat seseorang dengan potensi luar biasa mendaftar di turnamen mereka adalah kabar baik.
Sementara itu, Che Tian hanya tetap berjalan dengan tenang, tanpa memedulikan tatapan-tatapan tersebut.
Tanpa ragu, ia mengisi formulir pendaftaran Dan bersiap untuk menghadapi turnamen yang akan segera dimulai…
Babak Awal Turnamen
Hari pertama turnamen pun dimulai.
Di sebuah arena luas, ratusan peserta berkumpul. Suara riuh penonton menggema, memenuhi seluruh tempat.
Seorang tetua dari keluarga Ye naik ke atas panggung dan mengumumkan, "Selamat datang di Turnamen Keluarga Ye! Sebagai informasi, hanya 50 peserta terbaik yang akan lolos ke babak utama. Babak penyisihan ini akan menjadi ujian awal untuk melihat apakah kalian layak bertarung di arena sesungguhnya!"
Suasana semakin tegang.
Tetua itu melanjutkan, "Babak pertama adalah Pertarungan Kelompok! Kalian akan dibagi menjadi grup-grup kecil dan bertarung dalam arena terpisah. Hanya yang bertahan sampai akhir yang akan melaju ke babak selanjutnya!"
Puluhan arena kecil mulai disiapkan. Para peserta mulai dikumpulkan dalam kelompok-kelompok.
Saat Che Tian melangkah maju, ia tiba-tiba dikelilingi oleh sekelompok pria berwajah sombong.
"Hmph, kau terlihat hebat dengan topeng dan aura misterius itu. Tapi di arena ini, kekuatanlah yang berbicara!" salah satu dari mereka mencibir.
Yang lain menambahkan, "Kami akan memastikan kau tidak lolos dari babak ini!"
Namun, Che Tian tetap diam.
Baginya, ancaman seperti ini terlalu kekanak-kanakan.
Saat gong tanda dimulainya pertandingan berbunyi, para peserta langsung menyerang satu sama lain.
Pria-pria yang tadi mengancam Che Tian segera menyerangnya, mengira bahwa ia adalah lawan yang mudah.
Namun—
Swish!
Dengan satu kibasan Kipas Yin Yang, energi tajam menyapu seluruh arena.
Boom!
Dalam hitungan detik, semua lawan di hadapan Che Tian terlempar keluar arena, tak mampu berdiri kembali.
Penonton terkejut.
Para peserta lain mulai menyadari bahwa seseorang yang luar biasa telah muncul di turnamen ini!
Tetapi bagi Che Tian, ini baru permulaan.
---Tamat bab 8---