Hanum Khumaira, seorang wanita soleha yang taat beragama, terpaksa menerima perjodohan dari kedua orangtuanya dengan seorang perwira polisi bernama Aditama Putra Pradipta. Perjodohan ini merupakan keinginan kedua orangtua mereka masing-masing.
Namun, di balik kesediaannya menerima perjodohan, Aditama sendiri memiliki rahasia besar. Ia telah berhubungan dengan seorang wanita yang sudah lama dicintainya dan berjanji akan menikahinya. Akan tetapi, ia takut jika kedua orangtuanya mengetahui siapa kekasihnya, maka mereka akan di pisahkan.
Diam-diam rupanya Aditama telah menikahi kekasihnya secara siri, ia memanfaatkan pernikahannya bersama Hanum, agar hubungannya dengan istri keduanya tidak dicurigai oleh orangtuanya.
Hanum yang tidak mengetahui rahasia Aditama, mulai merasakan ketidaknyamanan dengan pernikahannya ini.
Konflik dan drama mulai terjadi ketika Hanum mengetahui suaminya telah menikahi wanita lain, akankah Hanun tetap mempertahankan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi di malam pengantin
Akhirnya hari yang ditunggu pun telah tiba, yakni dimana Hanum telah melepas masa lajangnya diusia dua puluh tahun, sedangkan Aditama saat ini berusia tiga puluh tahun, sungguh perbedaan usia yang cukup jauh.
Hanum tampak cantik mengenakan gaun berwarna putih, senada dengan kerudung yang ia kenakan, sedangkan Aditama mengenakan jas berwarna hitam, keduanya terlihat begitu serasi, banyak para tamu undangan yang penasaran akan sosok istri dari Kombes Aditama Putra Pradipta yang mengenakan cadar, ada yang memujinya namun ada juga yang mencibirnya.
Aditama sendiri yang cukup diidolakan oleh kaum hawa, dan saat tahu dirinya akan menikah, banyak yang patah hati karenanya.
Acara prosesi ijab kabul pun berjalan dengan lancar dan juga sakral, namun sayangnya tidak ada senyuman kebahagiaan diantara keduanya.
'Mengapa aku merasa sedih dengan pernikahan ini? Yaa Rabb...tolong lapangkan lah hatiku ini untuk bisa menerima semua takdir darimu!' tangisnya dalam hati.
Kini para tamu undangan satu persatu mulai naik ke atas pelaminan, mereka mengucapkan selamat atas pernikahan kepada kedua mempelai, dan banyak yang mendoakan agar mereka segera di berikan momongan, mendengar hal itu keduanya malah terlihat kaku dan juga gugup
Lalu tamu berikutnya adalah Damar, sahabat dekat Aditama.
"Selamat ya Pak Kombes, akhirnya anda menikah juga, predikat bujang lapuk yang selama ini melekat pada dirimu kini telah musnah!" ujarnya sambil menepuk bahu Aditama.
"ya..ya..ya, sekarang gelar itu aku serahkan padamu dengan duka cita, selamat menikmati menjadi seorang bujang lapuk!" ejek Tama tidak mau kalah
Hanum yang mendengar candaan suami dan temannya, ia malah tertawa pelan.
Tama pun menyadari hal itu, dan ia menatap sinis ke arah istrinya.
'Cih, kenapa rasanya aku tidak suka dengan wanita ini? Sedari dulu aku memang tidak tertarik, kenapa juga Papah mesti menjodohkan aku dengan wanita si buruk rupa ini!' keluhnya dalam hati.
Setelah acara resepsi pernikahan selesai, kini keduanya sudah berada di dalam kamar Hotel yang sengaja di pesan oleh Pak Cahyo, karena baik orang tuanya Aditama dan juga Hanum, mereka sudah tidak sabar untuk segera menimang cucu dari pasangan pengantin ini.
Hanum sempat termenung karena kakaknya tidak bisa datang akibat adanya konflik di daerah perbatasan Mesir, dan memaksanya untuk tidak bisa datang ke acara pernikahannya, padahal Hanum begitu mengharapkannya.
" Kyai Zakaria apakah anda senang karena akhirnya kita telah menjadi besan?" tanya Cahyo sambil duduk santai di teras balkon depan kamarnya.
"Sangat senang sekali Pak Cahyo, ini adalah impian kita yang sudah berpuluh tahun lamanya, dan baru hari ini bisa tercapai." jawab Abi Zakaria.
"Baguslah, anda jangan buru-buru balik ke kampung ya, aku ingin mengajak dirimu dan juga istrimu jalan-jalan, pokoknya kau jangan menolak keinginanku!" pintanya sedikit memaksa.
"Baiklah Pak Cahyo, kali ini aku akan mengabulkan permintaanmu, mumpung aku dan istriku masih berada disini." jawabnya sambil menyeruput kopi hitam miliknya.
Sedangkan di dalam kamar pengantin, hanya ada sepasang suami istri yang masing-masing keduanya merasa sangat asing.
Hanum sedari tadi hanya duduk termenung sambil menatap ke arah jendela kamar yang menjulang begitu luasnya, sehingga pemandangan gedung pencakar langit yang di hiasi oleh lampu terlihat begitu indah.
Sedangkan Aditama malah sibuk dengan benda pipihnya, ia pun enggan untuk menegur sang istri.
Saat Hanum membuka cadar serta kerudungnya, lalu ia mencoba melintas di depan suaminya yang masih fokus duduk di atas ranjang tempat tidur sambil memainkan benda pipih miliknya, Tama pun sempat gagal fokus karena menurutnya ada sesuatu yang berbeda dari istrinya ketika ia melirik sebentar ke arah istrinya.
Saat Hanum masuk ke dalam kamar mandi, Tama kemudian menoleh ke arah Hanum lalu menatapnya dengan lekat, ia hanya bisa melihat punggung istrinya dengan rambut yang tergerai.
'Cih, kenapa juga aku menjadi penasaran akan tampang dari wanita itu? Aish...kenapa malah jadi begini!' gerutunya dalam hati
Selama Hanum di dalam kamar mandi, rupanya Tama sedang asik mengetik pesan untuk seseorang.
Hanum yang berada di dalam kamar mandi saat ini, ia merasa sangat gugup, seluruh tubuhnya gemetar hebat.
"Kenapa aku bisa gugup begini? Padahal jelas-jelas Suamiku tidak tertarik samasekali padaku, bahkan untuk menoleh melihat wajahku saja rasanya ia begitu enggan? Mungkin ia pikir jika aku masih sama seperti dulu, wanita si buruk rupa!" kali ini Hanum terus saja mengoceh pada dirinya sendiri di depan pantulan cermin, lalu ia mencoba membasuh wajahnya dengan keran air di atas wastafel.
Setelah itu Hanum memutuskan untuk mandi dengan air hangat karena badannya terasa begitu lengket.
Saat Hanum keluar dari dalam kamar mandi, dan handuk kecil masih melilit di atas kepalanya untuk menutupi rambutnya yang masih basah, ia kembali menatap wajah suaminya yang tetap fokus dengan benda pipihnya.
'Ya ampun Mas, sedari tadi kau masih saja anteng dengan ponselmu itu, sampai-sampai kehadiranku kau abaikan seperti ini! Sabar Hanum, ini adalah ujian.' keluhnya dalam hati.
Kemudian tanpa menoleh sedikitpun ke arah Hanum, tiba-tiba saja Tama beranjak dari atas tempat tidurnya, kemudian ia mencoba untuk membuka handel pintu kamar.
"M mas Tama mau kemana?" tegur Hanum sambil menatap nanar ke arah Suaminya.
Dengan arah pandangan fokus ke arah depan pintu kamar, akhirnya Tama pun menjawab pertanyaan dari sang istri.
"Bukan urusanmu, yang jelas aku merasa sumpek berada di dalam kamar ini, tidurlah dan jangan menunggu kepulanganku!" jawabnya dengan sikapnya yang dingin, sekilas ia mencoba melirik ke arah istrinya yang sedang diam mematung di samping ranjang tempat tidur, dan setelah itu Tama bergegas pergi begitu saja dan menutup pelan pintu kamar.
Entah kenapa Hanum merasa tidak nyaman akan situasinya malam ini, baginya sikap suaminya di malam pengantin cukup membuatnya kecewa, padahal Hanum hanya ingin bisa lebih tahu banyak tentang suaminya, ia berniat ingin mengobrol dengan Tama, namun pada kenyataannya Tama seolah menghindarinya.
Sambil berjalan cepat, rupanya Tama pergi menuju suatu tempat, yakni kolam renang di dalam Hotel.
Tama mencoba mengitari sekitar area kolam renang yang sudah terlihat sepi dan tak ada satupun pengunjung di dalamnya.
"Mas Tama, aku kangen!" ucap seorang wanita yang tiba-tiba saja memeluk Tama dari arah belakang. sontak Tama pun tersenyum lebar, ia tahu siapa wanita yang saat ini berada di dekatnya, kemudian ia berusaha membalikan tubuhnya.
"Bella..!" ucapnya sambil menatap lekat wajah wanita tersebut.
"Kau jahat, kenapa kamu malah menikah dengan wanita itu!" keluhnya sambil memukul dadanya yang bidang.
"Maafkan aku Bella, aku kan pernah menjelaskan semuanya padamu, jika apa yang aku lakukan ini demi bisa menutupi hubungan kita, dan kau tidak usah takut, meskipun aku sudah menikahi wanita itu, aku tetap akan menepati janjiku padamu, kau akan aku nikahi minggu depan, tapi menikah secara siri!" jawabnya cukup khawatir akan jawaban dari sang kekasih hati.
"Aku tidak peduli akan hal itu, mau menikah dengan cara seperti apa, asalkan kau selalu berada di sisiku, itu sudah lebih dari cukup, Mas! Aku sangat mencintaimu." jawab Bella dengan wajahnya yang sudah merona
"Aku pun sangat mencintaimu Bella, sebaiknya kita pergi dari sini, aku takut ada orang lain yang memergoki kita saat ini, dan aku tidak ingin sampai hal itu terjadi." ajaknya sambil menengok ke kanan dan ke kiri.
Bella pun mengangguk cepat, tadinya sempat khawatir jika Tama akan melakukan malam pertama dengan istri sahnya, namun pada kenyataanya ia telah berhasil membawanya pergi.
'Siapapun tidak akan pernah aku biarkan kau dimiliki oleh wanita lain, kau hanyalah milikku seorang.' ujarnya dalam hati.
Bersambung...
⭐⭐⭐⭐⭐⭐
masa udah seneng seneng sama si Bella tapi setelah si Bella dia rasain trus dia malah balik ke si Hanum