Aku terlibat satu malam panas dengan calon adik iparku, hingga aku harus mengandung benih lelaki itu.
Tentang Kiara, yang di benci oleh semua keluarganya karena di tuduh menggoda calon suami adiknya hingga mengandung.
semenjak malam itu hidup Kiara berubah, kini dia dan anaknya harus menerima kebencian dari seluruh keluarganya. Semua menyalahkan Kiara atas kejadian malam itu. padahal, ada rahasia di balik malam panas Kiara bersama calon adik iparnya.
akankah Kiara mampu menghadapi tekanan yang di berikan oleh keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bertemu keluarga
"Mama, tumben sekali ada yang mengetuk kamar ini?" Tanya Heana ketika ada yang mengetuk pintu kamar yang mereka tempati.
Kiara mengerutkan keningnya ketika mendengar ucapan Heana, Dia pikir dia hanya berhalusinasi ketika mendengar suara ketukan ternyata memang benar ada yang mengetuk pintu kamarnya.
Dengan cepat Kiara langsung bangkit dari duduknya kemudian dia berjalan ke arah pintu lalu membuka pintu, dan tak lama mata Kiara membulat ketika siapa yang berada di depannya, siapa lagi jika bukan Hazel.
"Keluar kita bicara di luar!" Hazel berbicara dengan singkat padat dan jelas, seperti biasa tatapan matanya tetap sama. Tidak ada keramahan sedikitpun dalam diri lelaki itu.
"Heana, tunggu di sini jangan keluar." Setelah mengatakan itu pada putrinya, Kiara langsung mengikuti langkah hazel,
"Apa ini?" tanya Kiara ketika mereka sedang duduk dan ketika sudah duduk hazel langsung memberikan sebuah surat untuk Kiara tanda tangani.
"Ayo kita bercerai," ucap Hazel. "Aku akan memberikan uang yang banyak untuk kompensasi."
Kiara terdiam, dia tidak langsung menjawab ucapan Hazel.
" kau akan memberikan uang kompensasi untukku?" tanya Kiara, tentu saja ini tawaran yang baik untuknya.
Hazel mengangguk. "Terima tawaran ini dan pergi dari sini."
"Baik di mana aku harus mendatanganinya?" Tanya Kiara.
Hazel mengambil pulpen dari sakunya, kemudian dia memberikan pada istrinya.
"Tanda tangan di sini, di sini, dan di sini."
hazel memberitahukan letak di mana Kiara harus menandatangani, sayangnya Kiara tidak menyadari bahwa salah satu berkas yang dia tangani adalah pemindahan harta yang dikhususkan untuk Heana, sedangkan hazel diam-diam tersenyum karena Kiara tidak menyadari tentang salah satu berkas di mana berkas itu adalah pencabutan hak waris milik putrinya.
"Aku akan memberikan uang ke rekeningmu besok pagi, dan kau bisa pergi setelah menerima uang itu," kata Hazel.
Setelah mengatakan itu, Hazel pun bangkit dari duduknya, sedangkan Kiara hanya menatap punggung hazel tanpa berkedip. ada sedikit kelegaan ketika akhirnya dia bercerai dari hazel dan bisa keluar dari rumah, ini tentu saja yang membuat Kiara lega dia akan mendapatkan uang. setidaknya Dia bisa bertahan hidup dengan uang yang diberikan oleh Hazel.
"Jadi Mama apa kita akan pergi dari sini? lalu kita akan tinggal di mana?" tanya Heana ketika Kiara masuk ke dalam kamar, tentu saja Kiara langsung mengatakan tentang kepergian mereka besok.
"Kita akan menyewa tempat kecil dan mama akan membuka usaha, jika usaha mama bisa berkembang, kau bisa sekolah kata," Kiara berkaca-kaca ketika mengatakan itu pada Heana, terbayang bahagianya dia ketika melihat Heana bisa sekolah.
Keesokan harinya
Kiara melihat ke arah belakang, dia melihat paviliun yang selalu berbulan-bulan dia tempati. Akhirnya dia bisa meninggalkan paviliun ini dan pergi ke tempat lain. beruntung hazel memberikan uang yang banyak untuknya, dan setelah ini Kiara akan mencoba membuka bisnis berharap bisnisnya berkembang.
"Mama aku lapar, bisa kita makan dulu?" tanya Heana ketika mereka keluar dari area rumah hazel.
Kiara mengangguk. "Ayo kita makan di restoran," kata Kiara, karena mempunyai uang dari hazel Kiara ingin mengajak heana makan di restoran favoritnya, restoran yang biasa dia datangi bersama keluarganya.
Dan Sekarang di sinilah Kiara berada, di restoran favoritnya wanita itu pun langsung berjalan masuk sambil menenteng koper kecil dan juga sambil menggandeng tangan Heana.
"Maaf kenapa aku tidak boleh masuk?" tanya Kiara ketika akan masuk ke dalam restoran dan ternyata langkahnya dihadang oleh penjaga.
Penjaga di depan Kiara menatap Kiara dari bawah sampai ke atas, seolah meneliti penampilan wanita itu tentu saja karena Kiara dan juga Heana memakai pakaian yang lusuh, sedangkan restoran ini adalah tempat kalangan atas.
"Maaf ini tempat kalangan atas tolong segera meninggalkan restoran ini, karena takut tamu lain merasa tidak nyaman."
Kiara merasa tertohok ketika mendengar ucapan penjaga di depannya ini, baru saja Kiara akan berbicara lagi tiba-tiba Kiara menghentikan niatnya ketika mendengar suara yang sangat tidak asing, hingga wanita itu menoleh ke arah belakang
Rasa sakit langsung menghantam Kiara ketika melihat ternyata keluarganya datang ke restoran itu tersebut, hatinya teramat nyeri ketika melihat Ane bergelayut manja di tangan ayahnya, hal yang dulu juga dia sering lakukan bersama ayahnya.
Belum sempat Kiara menghindar Ken dan seluruh keluarganya melihat ke arah Kiara dan Heana, dan terlihat jelas Ane menatapnya dengan penuh kebencian, begitu pun dengan Felix.
"Tidak usah melihatnya," kata Ken pada Ane, lelaki itu mengatakannya dengan keras, tentu saja tujuannya agar Putri pertama mendengar ucapannya dan setelah itu Ken beserta seluruh keluarganya masuk ke dalam restoran, melewati tubuhnya bahkan mereka tidak lagi melihat ke arahnya dan putrinya.
Besar harapan ibu tirinya akan melihat ke arah dirinya, tapi ternyata Agatha sama sekali tidak mau melihat ke arahnya. sebelum kejadian ini Agatha tentu saja sangat menyayangi Kiara, menganggap Kiara sebagai anak kandungnya. Tapi setelah mengetahui bahwa Kiara merebut calon suami putrinya, Agatha juga benci pada Kiara dia juga teringat bagaimana ibu Kiara dulu merebut Ken darinya
"Mama jadi kita tidak boleh masuk?" Tanya heana menyadarkan Kiara, hingga ....
jamuran nungguin... terpikir niat gak yach nulis nya... coz gak jelas upnya kapan...
kasih konfirmasi donk Thor....
lm x lah up nya ya 🤦♀️
smg kali ini kiara bahagia