NovelToon NovelToon
Tumbal Mata Kedua

Tumbal Mata Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Misteri / Spiritual / Zombie / Tumbal
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Foerza17

Cerita ini berlatar 10 tahun setelah kejadian di Desa Soca (Diharapkan untuk membaca season sebelumnya agar lebih paham atas apa yang sedang terjadi. Tetapi jika ingin membaca versi ini terlebih dahulu dipersilahkan dan temukan sendiri seluruh kejanggalan yang ada disetiap cerita).

Sebuah kereta malam mengalami kerusakan hingga membuatnya harus terhenti di tengah hutan pada dini hari. Pemberangkatan pun menjadi sedikit tertunda dan membuat seluruh penumpang kesal dan menyalahkan sang masinis karena tidak mengecek seluruh mesin kereta terlebih dahulu. Hanya itu? Tidak. Sayangnya, mereka berhenti di sebuah hutan yang masih satu daerah dengan Desa Soca yang membuat seluruh "Cahaya Mata" lebih banyak tersedia hingga membuat seluruh zombie menjadi lebih brutal dari sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Foerza17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seorang Gadis

Pembantaian massal pun dimulai. Suara teriakan, rintihan, geraman, saling bersahut-sahutan di dalam kereta malam. Suasana menjadi semakin mengerikan. Darah bercucuran pada setiap jendela di masing-masing gerbong. Tubuhku bergidik ngeri melihat pemandangan itu.

Satu persatu beberapa penumpang ada yang mencoba untuk keluar dari neraka itu, tetapi langsung dicegat oleh zombie yang berada diluar. Semua usaha mereka itu seakan sia-sia menghadapi serangan besar itu.

Ada juga yang berusaha untuk melawan, tetapi masih tetap kalah jumlah dengan seluruh zombie yang menggila dan semakin bernafsu akan mata-mata mereka yang bulat. Sebuah kelompok zombie yang sangat terobsesi akan bola mata makhluk hidup lain. Dan akan terus mencoba dan mencoba untuk mendapatkan benda bulat yang mereka sebut sebagai "Cahaya".

Mereka terus berdatangan dengan berduyun-duyun layaknya sebuah laron yang mengerubuti sebuah lampu yang berpijar. Tanpa ada habisnya, dan tanpa ada perlawanan dari semua penumpang yang bernyawa. Seakan para penumpang memang sudah ditakdirkan untuk menjadi makanan bagi para binatang buas itu.

Aku menggigit kuku tanganku atas pemandangan itu. Tubuhku menggigil dan bergidik dengan cemas kalau mereka menemukan kami yang sedang bersembunyi disini. Tetapi aku bahkan masih tak sanggup untuk menggerakkan kedua kakiku. Tubuhku seakan dipaku dan dipaksa untuk terus melihat pembunuhan massal itu.

Di lokomotif, terlihat siluet seorang pria yang terlihat gelisah dan mondar-mandir di dalam kabin masinis. Dia terlihat sangat panik dan menekan tombol apapun yang dia temui. Seakan dia dengan segera ingin menjalankan kereta dan ingin segera pergi dari neraka yang dia ciptakan sendiri.

Tetapi itu semua adalah kesalahan. Tiba-tiba seluruh lampu kereta kembali padam. Teriakan seluruh penumpang menjadi semakin menggila. Gelombang zombie pun semakin ganas dalam menyerang. Aku mengatur napasku yang masih tak beraturan dan bermaksud untuk segera menjauh dari area ini.

Tak disangka, terdapat sesosok wanita yang berhasil keluar dari kereta itu dengan menyelinap diantara kegelapan. Dia berhasil keluar melalui pintu gerbong dan langsung berlari sekuat tenaga menjauh dari kereta. Wanita itu bertubuh mungil, kira-kira hanya sebahuku saja. Dia berlari menyusuri pinggiran rel. Dengan membawa tas ransel di punggungnya, dia terus berlari dan tanpa menoleh berusaha untuk menjauh dari kejaran para zombie itu.

Entah mengapa, hatiku merasa tergerak untuk menolong gadis itu. Tiba-tiba tubuhku menjadi ringan. Aku langsung bergegas dan keluar dari persembunyianku untuk segera menolongnya. Sesaat sebelum itu, tanganku kembali dicengkeram oleh Hadi agar aku mengundurkan niatku.

"A-apa yang kau lakukan?" tanya Hadi dengan cemas.

"Aku akan menyelamatkannya!" jawabku singkat.

"Apa kau gila? Kau akan membuat persembunyian kita ketahuan!" sanggah Hadi yang semakin mengeraskan nada bicaranya.

"Aku tahu. Tapi aku merasa gadis itu istimewa!" ucapku dengan suara bergetar. Hadi hanya menatapku dengan tatapan tak percaya. Sorot matanya seakan tak ingin jika aku harus mati secepat ini disini.

"Yah terserah kau saja. Jika kau dalam bahaya jangan harap aku menolongmu," ancamnya sembari perlahan mengendurkan cengkeramannya. Aku tersenyum kepadanya dan menatapnya dalam untuk meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Aku pun langsung bergegas untuk menyelamatkan gadis itu. Aku mengeluarkan pistolku dari saku celanaku dan menodongkannya ke arah zombie yang terlihat sedang memburunya. Gadis itu terkejut dan dengan refleks langsung melambaikan tangannya.

Aku memberikan isyarat kepadanya agar terus berlari sembari merunduk supaya tak terkena peluruku. Matanya berbinar melihatku menolongnya. Senyum cerah tergambar di wajahnya dan dia menganggukkan kepalanya bersemangat.

Aku juga memberikan isyarat kepadanya untuk berlari zig-zag agar lingkup tembakanku semakin lebar walaupun mungkin dia tak terlalu memahami isyarat tanganku. Tapi yang aku harapkan sebenarnya hanyalah dia harus terus tetap berlari.

Gadis itu perlahan mempercepat langkahnya. Walau harus tersaruk-saruk dan sesekali tersandung kerikil yang mencuat, dia tetap berlari dengan konstan. Terlihat beberapa zombie mulai melirik ke arahnya. Beberapa dari mereka pun mulai berjalan menghampirinya. Aku pun mulai melesatkan peluru panasku ke arah mereka.

Kupikir aku sudah tau kelemahan para zombie itu. Cukup tembak dengan telak ke arah kepala atau dada sebelah kiri, pasti akan langsung tumbang. Aku berusaha untuk menghemat peluruku dengan menargetkan kedua titik itu. Aku menutup sebelah mataku dan menodongkan pistolku ke arah mereka semua.

Suara tembakan langsung menggema ke penjuru hutan. Satu persatu zombie yang berusaha mengejarnya mulai berjatuhan. Aku senang prediksiku tepat. Jadi untuk sementara aku bisa menghemat peluruku. Aku tak menyangka gadis itu memahami kode tanganku sebelumnya. Dia terlihat berlari zig-zag sembari menundukkan kepalanya.

Aku tertegun akan kemampuannya dalam membaca kode isyarat. Hal itu juga semakin memudahkanku untuk menembaki mereka semua. Aku tersenyum bangga padanya. Aku juga semakin bersemangat untuk melindunginya. Bahkan, seorang zombie yang baru saja berlari untuk mengejarnya mampu aku tumbangkan hanya dengan sekali tembak.

"Ayo! Berikan itu semua padaku!" gertakku kepada mereka.

Beberapa langkah lagi dia semakin mendekati. Aku terus melindunginya sekuat tenagaku. Samar-samar wajah gadis itu menjadi semakin jelas terlihat dibawah sinar rembulan yang lembut. Aku terpana, dia seperti sosok yang pernah kukenal sebelumnya.

Hingga kemudian, dia pun berhasil menuju tempatku berdiri. Aku langsung menyuruhnya untuk segera masuk ke dalam semak dan kembali bersembunyi dengan yang lainnya. Kami berdua pun bergegas melompat dan segera menghindar dari pandangan seluruh zombie yang menggila.

Kami kembali membaur dengan pepohonan dan bayangan malam. Aku mengatur napasku yang masih tak beraturan, begitu pun dengannya. Aku memandang gadis itu yang masih terlihat tersengal. Kemudian gadis itu terlihat berbicara menggunakan bahasa isyarat. Aku tertegun. Aku pun mencoba untuk memahami maksudnya.

"Mereka... Semua... Mati?" begitulah kira-kira yang ingin dia katakan. Aku tercengang setelah mengerti maksudnya.

Dia kemudian kembali menunjuk ke pinggiran rel. Aku pun menoleh. Nampak sesosok zombie yang berlari dan terlihat sedang mencari-cari kami berdua.

Tunggu? Berlari?

Mereka sekarang bahkan bisa berlari?

Tubuhku kembali bergidik ngeri melihat penampakan sosok itu. Sosok dengan wajah sebelah kirinya rusak hingga menampilkan darah kering yang berantakan disana. Dia menggeram seakan merasa kesal kami berhasil kabur darinya. Aku menutup mulutku agar suara napasku tak terdengar olehnya. Tiba-tiba Hadi menepuk bahuku.

"Sebaiknya kita segera menjauh dari sini," bisik Hadi dengan raut wajah pucat. Aku pun mengangguk.

Kami mengendap-endap menjauh dari area itu. Suara burung malam seakan menyamarkan suara langkah kami. Suara daun yang mendesis saling bergosokan diatas kepala kami. Aku beruntung, bulan berada dalam bentuknya yang melengkung. Sehingga cahayanya tidak terlalu terang menyinari wajahku.

Hingga pada akhirnya, kami berhasil menjauh dari area itu. Kami langsung terduduk dan tersandar dibawah pohon yang rindang. Aku masih terus memandanginya. Aku seperti mengenalnya. Tiba-tiba gadis itu balik menatapku dan tersenyum manis. Setelah itu, dia seperti mengeluarkan sebuah earphone dan memasangnya di kedua telinganya.

"Makasih, Pak. Udah nolongin aku,"

1
novi
loh loh loh?
novi
waw, dia penggali kubur kah?
Bang Messi: kerja serabutan sih lebih tepatnya
total 1 replies
novi
beruntung?
novi
hah?
novi
hah? ko bisa? karena kecelakaan tadi? ko bisa kecelakaan? pantes masinisnya diem doang
Bang Messi: dikit² akan dijelaskan di bab berikutnya ya kk
total 1 replies
novi
ada apa itu?!
𝓡𝓲𝓿𝓮𝓵𝓵𝓮 ᯓᡣ𐭩
ngeri sekalii /Panic//Panic/
Youshin
Mangat thor🔥
Bang Messi: makasihh udh mampir
total 1 replies
Maulidiah (⁠ー⁠_⁠ー⁠゛⁠)
wah ini yang kedua,lebih seram lagi nih
Bang Messi: makasihh kk udh mampir /Heart//Heart/
total 1 replies
novi
ga kenal andra, soalnya langsung baca ini
Bang Messi: dia akan menjadi sosok penting pada bab 30 an keatas. maybe
total 1 replies
novi
kok masinisnya ga peduli? malah penumpang e yg nyari tau, kereta apa ini?! gausah di tumpangi
novi
gaboleh gitu woyy
novi
hah? pistol?
novi
hah? sesuatu yang tidak kita inginkan datang menghampiri kita?
Bang Messi: sedikit² bakalan tau ya kk
total 1 replies
novi
ngeri banget/Toasted//Puke/
novi
halo kak! aku udah mampir yaa... ceritanya bagus, tapi aku belum baca cerita yang sebelumnya, jadi masih agak bingung
novi: oalahh okee kakk/Drool//Drool//Drool/
Bang Messi: okey kak Novi. btw cerita ini dominan ke aksi kok bukan horor hehe
total 4 replies
novi
dendam?
Bang Messi: wkwk yaa begitulah
novi: emang sih, kita sebagai manusia ga pernah merasa puas dan selalu merasa iri/Scowl/
total 3 replies
novi
kecelakaan?!/Gosh/
novi: takutnyaa/Scowl//Scowl//Scowl/
Bang Messi: benar sekali
total 2 replies
novi
kok berani sih? kalo aku mending tidur aja/Scowl/
🇮  🇸 💕_𝓓𝓯𝓮ྀ࿐
/Doubt/
Bang Messi: /Angry//Angry/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!