10jt Dollar mengandung Bayi untuk Bos Mafia!!!??
Memutuskan untuk menjadi ibu pengganti ketika sebuah tawaran dari seseorang tak dikenalnya hingga iming-iming uang jutaan dollar, membuat Laila menerima tawaran itu dalam keadaan masih perawan dan terdesak?
Laila Aplebarry, wanita energik yang rela menjadi ibu pengganti untuk pasangan suami-istri. Namun naasnya, dia tidak tahu bahwa yang dia tolong adalah pasangan Mafia yang seharusnya dijauhi. Dan lebih parahnya lagi, mau tak mau Laila yang tidak tahu apa-apa malah memilih Parsial Surrogate Mother / Surrogasi Tradisional yang membuatnya one night stand dengan Donovan Stone-Brooks— si mafia bengis dan terkenal kejam yang berperan sebagai ayah adopsi.
Keadaan nya semakin rumit, saat Laila malah membawa kabur anaknya usai melahirkan karena tak tega bila harus memberikannya kepada orang lain dan itu membuat nyawanya hampir melayang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ABftMB — BAB 13
MENYERAHKAN NYA
Selang beberapa menit berlalu. Hampir tengah malam, Laila sebisa mungkin berdiri dan bergerak untuk bisa membawa putrinya pergi meksi dia baru saja melahirkan, itu sangat menyakitkan.
Tiba-tiba Enisa masuk ke dalam kamar inapnya dengan tergesa-gesa. “Laila! Cepat pergi, aku melihat Quinn datang dengan anak buahnya.” Ucap Enisa yang langsung membuat Laila segera bergegas membalut tubuh bayinya dengan selimut tebal.
Enisa sendiri siap membantu temannya itu saat ini. “Kau bisa menggunakan pintu belakang dan aku sudah menyiapkan taxi yang menunggumu di sana.” Ucap Enisa yang kini berjalan tergesa-gesa bersama Laila yang mencoba menahan rasa sakitnya yang masih terasa.
Wanita itu menatap sekilas ke wajah putrinya yang masih terlelap. Sampai di pintu darurat, Enisa menghentikan langkahnya. “Aku harap kau bisa pergi sendiri, aku harus tetap di sini.”
“Kenapa kau tidak ikut denganku? Bagaimana jika mereka— ”
“Jika aku pergi, itu akan mempersulit semuanya, setidaknya aku akan mengulur waktumu.” Jelas Enisa semakin membuat Laila terkejut maksud dari ucapannya.
Hendak membalas ucapannya, Enisa langsung menyuruh Laila pergi dan sedikit mendorongnya maju sebelum Quinn benar-benar mendatangi ruangannya.
Benar saja, wanita bernama Quinn itu baru saja masuk ke ruangan Enisa namun tidak menemukan wanita itu.
“Di mana dia?” tanya Quinn kepada anak buahnya hingga menyuruh nya untuk membawakan salah satu perawat.
“Dimana dokter Enisa?” tanya Quinn mempertegas salah satu perawat wanita yang nampak ikut tegang sendiri.
“Di-dia baru saja pergi— ”
“Selesaikan dia.” Pinta Quinn tanpa basa-basi langsung kepada anak buahnya dan melangkah pergi dengan tatapan tajam. Sementara dua anak buahnya sibuk mengeksekusi perawat tadi dan membungkam mulutnya agar tidak bisa berteriak ataupun meminta tolong.
Sementara Quinn yang sudah nampak marah, dia berjalan dan menunggu di dalam mobil sampai anak buahnya kembali mendatanginya. “Nyonya! Wanita itu pergi membawa bayi nya.”
“Fuck him.” Umpat kesal Quinn yang menyeringai tak percaya bahwa Laila akan berani melakukan hal itu.
“Kirim pesan kepada Donovan.” Pinta Quinn kepada anak buahnya yang langsung bergegas.
“Kita pergi ke mana Nyonya?” tanya sang sopir yang kini tengah duduk menunggu perintah dari bos-nya.
Quinn terdiam beberapa saat dengan kekesalan. “Apartemen dokter Enisa.” Pintanya yang entah apakah dia akan membunuh Enisa.
...***...
Usia perbincangan dengan sang kakek begitu serius, kini Donovan yang melangkah pergi menuju ke ruangannya tiba-tiba dihampiri oleh Austin dengan tatapan serius. “Tuan!” panggilnya hingga langkah Donovan terhenti saat menatap ke arah pria di depannya itu.
“What?”
“Ada pesan masuk dari anak buah Nyonya Quinn.” Ucapnya sehingga Donovan berkerut alis.
Di sisi lain. Laila yang masih duduk di dalam taxi dengan sedikit gemetar, wanita itu tersenyum menatap putrinya. Sudah beberapa menit dia menempuh perjalanan dan tidak tahu harus pergi ke mana sekarang. “Kita akan tinggal bersama! Aku akan melindungi mu!” ucap Laila tersenyum kepada putrinya.
“Nyonya, kau ingin pergi ke mana?” tanya sopir taxi yang kini sibuk menyetir mobil.
Laila terlihat bingung, dia juga khawatir dengan keadaan Enisa dan ponselnya? Ya! Ponselnya tertinggal di kamar rumah sakit.
Tiba-tiba mobil berhenti mendadak dan hampir membuat Laila tersungkur ke depan. “Ada apa— ”
Suara Laila tercekat saat kedua matanya terbelalak melihat keberadaan wanita cantik dengan dress hitam yang kini merokok santai dengan di dekat mobil hitamnya yang sengaja menghalangi taxi.
Tak cuman keberadaan Quinn saja, pria berkemeja hitam yang baru saja keluar mobil, si Donovan juga rupanya ada di sana.
Yup! Kini Laila terkepung oleh sepasang mafia
TINN!! TINN!!! “Ada apa dengan orang-orang itu.” Gerutu sang sopir yang hendak keluar namun— DARR!! satu tembakan yang Donovan berikan mengenai kening pria taxi tadi yang langsung tergeletak tak bernyawa.
Tentu saja Laila terkejut bukan main hingga bayinya yang dia gendong pun mulai menangis saking kagetnya mendengar suara tembakan tadi.
“Paksa dia keluar.” Pinta Donovan kepada anak buahnya.
Dengan tatapan tajam, kontak mata Donovan dan Laila saling bertemu hingga terlihat Laila yang gemetar tak karuan saat pria itu melangkah pergi melewati Quinn. “Thanks.” Ucap Quinn menyeringai kecil saat Donovan langsung masuk ke mobilnya dan melaju pergi usai mengurus sisanya tadi.
Sungguh! Dia benar-benar tidak ingin tahu soal anak itu. Namun dia cukup candu dengan ibu dari anak itu. Tapi bukan sekarang waktu yang tepat.
“KELUAR!” paksa anak buah Donovan sehingga Laila meronta.
“LEPASKAN AKU!!!" kesal Laila saat dia ditarik keluar hingga dengan pelukan erat dia menggendong putrinya saat berdiri tepat di depan Quinn.
Dengan tatapan tajam kedua wanita tadi saling beradu pandang. “Berapa nyawa yang kau punya? Aku datang ingin memberimu sisa uangnya. Berikan anak itu kepadaku!” ujar Quinn dengan santai namun tegas.
Laila menggeleng takut. “Ak-aku ingin membatalkan kesepakatan itu. Ak-aku tidak ingin menyerahkannya, aku akan merawat putriku.” Ucap Laila sebisa mungkin.
Mendengar itu, Quinn menyeringai kecil. “Putrimu?!” senyuman Quinn langsung menjadi datar dan tatapan tajam. “Serahkan anak itu atau kau bisa melihatnya mati.” Ancam Quinn tak tanggung-tanggung saat Stacey, adik dari Donovan itu keluar dari mobil lainnya dengan membawa Enisa serta pistol yang mengarah ke lehernya.
Laila terkejut melihat semua itu, dan Enisa hanya diam ketakutan dengan mata basah.
“Aku mohon jangan lakukan itu....” Pinta Laila dengan memohon dan mulai meneteskan air matanya saat melihat nyawa temannya dalam bahaya dan juga sang sopir taxi yang tidak bersalah harus meninggal karenanya.
“Berikan saja anak itu jika kau ingin aman Laila.” Ucap Stacey yang seolah dia memberikan petunjuk kecil kepada wanita malang itu.
Mendengar hal tersebut, Laila menatap ke Stacey yang menatapnya lekat, lalu dia menatap putrinya yang masih menangis keras. Sungguh, dia sangat tak tega bila harus menyerahkan nya, tapi Enisa—
.
.
.
“Tuan, kenapa Anda tidak mengambil anak itu saja.” Tanya Austin yang kini tengah menyetir dan sesekali menoleh ke bos-nya.
Dengan tatapan lurus dan tegas serta kerutan alis, menandakan bahwa Donovan tengah berpikir keras akan sesuatu. “Jika kau ingin tahu sesuatu maka biarkan sesuatu memancingnya Austin.” Balas Donovan membuat asistennya terdiam dan bertanya-tanya.
Austin juga tahu, ada sesuatu yang tidak beres soal Quinn dan Donovan sendiri juga mencari tahu secara diam-diam.
“Bagaimana jika nyonya Quinn membunuh ibu dan anak itu?” tanya Austin sekali lagi.
“Biarkan saja. Aku ingin tahu siapa yang akan terbunuh kali ini.” Ucap Donovan sangat serius sehingga Austin mulai mengerti.
Di sisi lain, berada di jalanan sepi. Laila masih nampak kebingungan dan mulai menangis menatap putrinya yang malang. Melihat Quinn dan orang-orangnya membuat Laila yakin bahwa kehidupan Quinn bukanlah dengan orang-orang baik.
-‘Maafkan aku...’ Pikir Laila dengan sedih hingga dia memeluknya erat.
Enisa menggeleng melihat temannya yang akan menyerahkan anaknya itu kepada wanita lain. Sementara Stacey yang melihatnya, dia mulai menjauhkan pistolnya dari leher Enisa, bersamaan dengan Laila yang menyerahkan putrinya kepada anak buah Quinn dengan berat hati.
“Berikan uangnya kepadanya.” Pinta Quinn sehingga satu koper hitam berdiri uang tergeletak di dekat kaki Laila yang memandang ke arah putrinya saat ini di tangan orang lain.
Disaat anak buah Quinn yang menggendong anak tadi masuk ke mobil. Quinn masih menatap Laila dengan tajam. “Tindakanmu membuatku kesal Laila. Seharusnya kau tidak melakukannya. I'm sorry!” ucap Laila.
DARRR!!!
...°°°...
Hai guyss!!!!! EID MUBARAK 😁🙏
Semoga masih betah ya dengan ceritanya meski masih membosankan 😌 Sukses untuk kita semua dan jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!!
Udah, itu aja....
Thanks and See Ya ^•^
tetap semangat, ditunggu kelanjutannya kak.
penasaran apa yg akan terjadi selanjutnya...
kayaknya musuh nya mengincar keturunan Stone-Brooks..
...hanya kak othor yg tau.
double up thorrr /Smile//Smile/