Cerita ini menceritakan tentang perjalanan kisah seorang gadis bernama Afsheera Azalea Mayesha yang mana hidupnya dipenuhi dengan banyak rahasia, walaupun dikelilingi dengan keluarga yang harmonis tidak membuat dirinya terbebas dari masalah dan ujian apalagi dalam cerita asmaranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izarr_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Satu Fakta Tentang Lea
"O..ppa", kata lea sendu.
"Opa paham apa yang lea rasakan tapi lea juga harus sayang sama diri lwa sendiri nak, jangan sampai trauma itu membahayakan lea dan menyebabkan hal yang fatal kedepannya sayang, kami semua sayang sama lea jangan membuat kita semua khawatir", kata sang opa mencoba memberikan pengertian pada lea.
"Baiklah kedepannya akan lea usahakan untuk berobat lagi, tapi opa janji ya tidak memberitahukan hal ini pada momy sama dady bahkan kak arkan dan kak rayyan juga lea gak mau mereka khawatir dan memperlakukan lea karena kasihan lea gak mau opa", kata lea memohon sangat kepada sang opa.
"Baiklah sayang, opa tunggu perkembangan kesehatan kamu disini jika tidak ada perubahan apapun maka jangan salahkan opa jika semua perjanjian kita batal dan opa sendiri yang akan menjemputmu pulang ke amsterdam lagi",
"Ya sudah opa tutup dulu ya nak, oma mu sudah memanggil opa dari tadi", pamit sang opa pada lea.
"Baiklah, sampaikan salam lea ke dady sama oma ya opa bye-bye..", lalu lea mematikan panggilan tersebut.
"Lo bodoh banget sih le, sampai lupa kalau semua orang sekarang ngawasin lo bahkan opa sekalipun, apalagi opa lo itu bukan orang sembarangan", gumam lea yang pusing memikirkan semuanya.
Akhirnya lea beranjak dari kasur empuknya ke kamar mandi untuk bersih-bersih habis itu ke bawah untuk makan malam karena perutnya sudah sangat lapar.
Sedangkan di italia, setelah panggilan telpon tadi dimatikan oleh lea opanya pun berbalik badan ternyata dibelakang nya sudah ada robert dadynya lea yang mendengar semua percakapan sang putri dengan ayah mertuanya itu.
"Dad, apa itu benar?", kata robert dengan tatapan berkaca-kaca dan memerah menahan air mata.
Saat menelpon tadi opanya lea memang melimpir ke samping rumah dekat dengan kolam renang, dirinya tak menyangka kalau sejak tadi ada menantunya di sana yang sebenarnya sudah pulang beberapa waktu lalu dan ingin memanggil sang ayah mertua untuk makan bersama.
"Dad, katakan itu tidak benarkan lea sudah lama sembuh kan dad?", kata dady lea lagi pada opanya lea.
"Huft, robert mari ikut aku ke ruang kerja ku disana akan aku jelaskan. Kalau disini takut ada yang mendengar aku tidak mau putri ku mendengar semua ini sekarang", kata opa lea kepadan dadynya itu.
Mereka berjalan menuju ruang kerja milik opanya lea yang terletak di lantai 3, mansion milik opanya lea ini ada 4 lantai.
"Masuklah dan jangan lupa kunci kembali pintunya", titah sang opa lalu duduk di kursi kebesarannya di ikuti sang dady dibelakangnya dan duduk di kursi yang ada disana.
"Kau mau mendengar dari mana?", kata sang opa memulainya.
"Semuanya dad, semuanya sejak kapan dan bagaimana bisa?", jawab dady lea lagi.
"Baiklah, semua berawal saat ayah membawa lea ke sini".
Flashback
Saat itu setelah pesawat landing 3 tahun lalu setelah kejadian hebat yang menimpa keluarga besar Byantara dan Regantara dari pihak momynya lea akhirnya mereka mengambil keputusan untuk membawa lea ke amsterdam dimana orang tua alesha tinggal dan menetap bukan hanya karena ingin menjauhkan lea dari apa yang dirinya alami namun atas permintaan lea sendiri saat itu dan pihak keluarga menyetujuinya.
Walaupun dari robert dan alesha merasa berat melepaskan kepergiaan sang putri bungsu jauh dari mereka waktu itu.
"Kamu yakin sayang untuk ikut opa ke amsterdam nak, gak mau tinggal sama momy aja sayang disini?", bujuk alesha untuk ke sekian kalinya pada sang putri tapi jawabannya akan tetap sama.
"Biarkan aku pergi mom, aku ingin menenangkan diri di sana dulu. Lea janji kalau udah tepat waktunya lea akan kembali mom", ucap lea dengan sendu dan juga merasa berat namun dirinya tidak bisa membiarkan semua hal itu mengganggu hidupnya terus menerus dan menyusahkan orang-orang yang ada disekitarnya.
Setelah itu mereka pamit melepas kepergian lea beserta opa dan oma nya. Di pesawat opa dan oma nya memandang lea yang duduk termenung dengan mata yang berkaca-kaca seperti ada hal yang berat yang sangat mengganggunya.
Setelah pesawat landing ada kejadian yang diluar dugaan mereka semua ada kecelakaan dimana seseorang tertabrak mobil tepat di depan mobil mereka saat itu.
Dan lebih mengejutkan lagi tiba-tiba saja lea histeris teriak sambil meronta-ronta ketakutan dengan badan yang bergetar hebat setelah menyaksikan kejadian itu membuat seisi mobil panik dengan cepat mereka membawa lea ke rumah sakit untuk ditangani, karena lea tak kunjung berhenti sampai membuatnya tak sadarkan diri.
Setelah di periksa ternyata lea mengidap penyakit PTSD atau nama lainnya Post-Traumatic Stress Disorder ini adalah kondisi psikologis yang terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa trauma, seperti kekerasan, kecelakaan, atau bencana alam serta dibarengi dengan panic attack yang menyebabkan rasa takut yang berlebihan.
Maka sejak saat itulah mereka merahasiakan kondisi lea dari orang tua gadis itu takutnya akan menimbulkan rasa khawatir dari mereka yanga akan menimbulkan rasa bersalah dari lea karena berpikir akan menyusahkan orang-orang disekitarnya sehingga membuat lea akan sulit beradaptasi dan berobat dengan tenang.
Hal ini adalah keputusan yang tepat saat itu agar pengobatan lea juga berjalan lancar dan tanpa gangguan apapun.
Satu tahun belakangan trauma lea sudah jarang kambuh, hal itulah yang sebenarnya menjadi pertimbangan opa dan omanya lea mengizinkan lea ke Indonesia lagi namun siapa sangka kalau beberapa waktu lalu trauma itu kambuh kembali namun tidak berpotensi lebih jauh.
Flash End
Setelah mendengar penjelasan ayah mertua nya membuat tubuh robert bergetar dirinya tak menyangka jika sang putri sudah separah itu traumanya, dirinya hanya mengira kalau lea hanya trauma biasa saja setelah kejadian itu.
"Dad, kenapa dady tidak memberitahu aku dad, aku ayahnya aku berhak mengetahui bagaimana kondisi putri ku dad", kata robert dengan nada suara yang sedikit keras pada sang ayah mertua.
"Sudah dady jelaskan padamu bukan? Itu adalah keputusan yang tepat saat itu", kata opa tegas dan tak terbantah.
"Sekarang bukan waktunya menjadi laki-laki yang lemah robert, jadilah ayah yang kuat untuknya saat ini jangan tampakkan wajah kasihanmu padanya dan membuatnya kembali terpuruk".
"Dan satu hal yang harus kau tau ini semua adalah permintaan cucuku jadi jangan pernah menyalahkannya atas kejadian yang tidak dia perbuat, dan untuk hal ini kau wajib menyembunyikannya dari semua orang termasuk istri mu sendiri", kata sang opa tegas.
"Tapi dad",
"Tidak ada tapi-tapian, kita akan memberitahukan semua orang jika waktunya tepat ini juga akan salah satu hal yang harus kita rahasiakan sebelum kita menemukan mereka semua jangan sampai mereka tau kelemahan apa yang sedang kita dan putrimu miliki, jangan sampai mereka juga mengetahui hal ini karena ini akan menjadi boomerang untuk kita dan akan membahayakan lea kedepannya", penjelasan opa lea dengan jelas tanpa ingin dibantah sedikitpun.
Sangat tegas, dan aura pemimpin masih sangat terpancar jelas dari pria parubaya ini diusia yang memang tak muda lagi tak membuatnya lemah, sejarah masa kelamnya saat menjadi ketua mafia mengajarkannya pengalaman hidup yang banyak sehingga dirinya tidak ingin kejadian masa lalu terulang kembali.
"Baiklah dad, aku akan mencoba kuat untuk putri kesayanganku itu, aku takkan membiarkan apapun terjadi lagi padanya", kata dady lea yang sekarang tampak jauh lebih tenang dan lebih bisa mengendalikan emosinya setelah mengetahui fakta sebenarnya tentang sang putri.
Sedangkan diluar kamar ada alesha yang baru saja akan mengetuk pintu ruang kerja ayahnya namun belum melakukannya pintu sudah lebih dulu terbuka.
"Loh sayang kamu udah disini", kata dadynya lea terlihat tidak terjadi apa-apa.
"Gak ada aku hanya ingin memanggil kamu sama dady untuk makan bersama sejak tadi ditunggu juga kenapa lama sekali sih?", kesal alesha pada sang suami.
"Sedikit ada pekerjaan sayang yang harus aku dan dady bicarakan didalam, kita duluan aja ya dady sepertinya belum lapar mungkin nanti akan menyusul", robert merangkul bahu alesha dan melangkahkan kakinya pergi dari sana bersama istrinya untuk ke ruang makan.
Didalam ruangan itu sang dady mengutuk menantunya yang seenak-enaknya.
"Dasar menantu kurang ajar", kata dady alesha sekaligus opanya lea itu dan beranjak pergi menyusul menantu dan putrinya itu.