Aku Shella, seorang gadis yang masih duduk dibangku sekolah Menengah Atas.
Berawal dari penolakan ibu dan saudariku yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dariku, membuatku berubah menjadi gadis yang tidak memiliki hati dan pendendam.
Aku juga bertekad ingin merampas apa yang dimiliki oleh saudariku.
Aku bahkan tidak mengeluarkan air mataku saat ibuku dinyatakan meninggal dunia.
Hingga terungkapnya sebuah rahasia yang begitu mengguncang kewarasan ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona yeppo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rangga Yang Patah Hati
Kilas balik, saat Rangga memutuskan untuk pergi ke bandara bermaksud untuk menemui Sera. Sesampainya di bandara, ia berlari sambil sambil sesekali melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
Rasa panik yang mendominasi membuatnya tidak fokus, dan hampir menabrak orang-orang yang berlalu lalang didalam bandara.
Hingga sebuah suara menghentikan langkah kakinya, Sera berdiri dibelakangnya lengkap dengan sebuah koper berada disampingnya.
Aku akan pergi, dan tak akan kembali lagi. Maaf telah membuatmu kesusahan selama ini.
Sera tersenyum tipis sambil mengulur kan tangannya sebagai salam perpisahan. Sedangkan Rangga hanya menggeleng, tak dapat menerima semua keputusan ini.
Aku sudah berubah, tidak lagi menculik mu sesuka hatiku. Apa yang kau pinta telah aku lakukan...
Rangga masih coba bernegosiasi, siapa tahu dengan segala bujuk rayunya, Sera bisa berubah pikiran.
Tidak Rangga, kau masih tetap Rangga yang dahulu. Kau tidak berubah sama sekali...
Bahkan jika pun Rangga telah berubah seperti yang Sera mau, tetap saja rasanya akan sangat sulit untuk mereka bersama.
Ser..??
Rangga memandang dengan raut putus asa.
Aku bersabar menunggumu selama lima tahun ini, sekalipun aku tidak memaksamu ikut bersamaku.
Apa yang tidak berubah dariku?
Rangga benar-benar tidak mengerti dari sisi mana ia tidak memenuhi syarat yang diberikan oleh Sera.
Kau selalu tidur dengan para wanita itu, apakah menurutmu aku masih dapat menerimamu?
Tidak ada wanita yang dapat menerima kebiasaan burukmu itu Rangga...
Sesungguhnya bukan itu poin utama Sera tidak menerima cinta dari Rangga, ini murni hanya tidak ingin merasa sakit sendiri saat cintanya sendiri memilih cinta yang lain.
Bukankah semuanya harus impas, ia juga akan mencari cinta yang lain. Dan Rangga bukanlah pilihan yang tepat. Yang ada malah menambah luka.
Aku tidur dengan wanita di luar sama karena ingin menjaga mu Sera..
Kau tidak suka jika itu terjadi sebelum sah sebagai pasangan suami istri, dan aku menyanggupinya.
Sera menggeleng tak habis pikir dengan apa yang diucapkan oleh Rangga.
Kau benar-benar tidak tertolong Rangga.
KAU GILA.!!!
AKU TIDAK GILA SERR,,!!
Kau jelas gila Rangga, kau tidur bergonta-ganti wanita hampir setiap malam. Bukankah kau benar-benar gila??
Rangga...
Berhenti menggangguku, aku bukan Sera yang dulu lagi. Mulai saat ini kita tidak harus saling mengenal lagi.
Maaf kalau aku pernah memberimu harapan, namun aku tidak akan pernah bisa memberikan cintaku padamu.
Aku pergi..
Cincin yang pernah dipasang oleh Rangga secara paksa dijari Sera, ia kembalikan dan segera berlalu pergi.
Rangga hanya bisa berdiri sambil melihat kepergian Sera dengan kopernya. Ia mengingat semua kenangan yang ia lalui bersama Sera.
Setiap saat, ia hanya menghabiskan waktu nya bersama Sera dan Ardian. Ketiga nya selalu bepergian bersama-sama.
Sera yang sibuk mengejar cinta Ardian, bahkan banyak usaha dan air mata yang jatuh diwajah Sera. Semua itu tak luput dari pandangan Rangga.
Sedangkan Rangga hanya sibuk memenuhi semua kebutuhan Sera. Ia tidak pernah melihat gadis lain selain Sera seorang.
Karena itu lah Rangga selalu ada untuk Sera, ia menjadi payung untuk Sera berteduh. Membuatnya perlahan-lahan merasa dibutuhkan, dan cinta pun hadir.
Rangga hanya mempersembahkan seluruh hidupnya hanya untuk melayani segala keinginan Sera.
Hati Rangga begitu sakit melihat wanita yang selalu ia jaga dan lindungi pergi meninggalkan nya.
Bahkan untuk mengejar saja kakinya sudah terasa letih, tak hanya belasan tahun ia berusaha, melainkan puluhan tahun. Namun cinta tetap lah cinta, tak bisa dipaksakan.
Rangga bahkan rela tidak menyentuh Sera sedikitpun seperti yang biasa ia lakukan. Ia pikir itu sudah menjadi salah satu bagian dari menjaga wanita yang dicintainya.
Perlahan tubuh Sera hilang ditelan oleh orang-orang yang berlalu lalang. Kepercayaan dirinya yang menganggap bahwa Sera akan kembali padanya seketika runtuh berkeping-keping.
***
Kembali keklinik kecantikan, Rangga terus memacu dirinya, melampiaskan rasa sakit dihatinya.
Disela-sela permainan, sang wanita menanyakan keteguhan prinsip Rangga yang telah berubah.
Bukan kah kau bilang kau tidak akan bermain lagi denganku,,
Kau mengingkarinya,,
Ia tersenyum merasakan kepuasan, banyak wanita yang berbondong-bondong ingin mencoba hal baru dengan Rangga, dan ia adalah salah satunya.
Godaan mu terlalu kuat baby,,
Semua itu semata karena patah hati yang sedang melanda hatinya.
Hari ini pengecualian, kau beruntung karena aku sedang patah hati.
Ia berucap dengan nafas yang tersengal, dan segera menyelesaikan permainannya.
Jangan mencariku lagi,,, kau tau prinsip ku kan???
Rangga berucap lalu pergi setelah berpakaian dan mentransfer sejumlah uang sebagai pembayaran.
Wanita itu hanya bisa tersenyum kesenangan, ia masih tergeletak tak berdaya diranjang. Pikirannya masih betah berkelana mengingat kembali permainan yang cukup membuatnya kelelahan.
***
Sudah tiga puluh menit aku duduk disini, disofa yang tadinya diduduki oleh paman Rangga. Mataku memandang kesana kemari, karena aku sama sekali tidak tahu ruangan mana yang paman Rangga masuki.
Tunggu saja sebentar, tuan Rangga akan segera selesai.
Hanya itu yang diucapkan resepsionis saat aku menanyakan paman Rangga. Dengan bodohnya aku menurut saja dengan segala pikiran-pikiran buruk yang berkecamuk dikepala.
Tak berselang lama, paman Rangga keluar, tidak ada wanita seksi itu mengekor dibelakangnya. Namun aku sangat yakin dengan apa yang kudapat dari pergerakan bibir orang-orang yang bekerja disini.
Aku hanya diam sambil mengekor paman Rangga masuk kedalam mobil. Sejujurnya tidak ada rasa takut didalam diriku saat mengetahui sisi lain dari paman Rangga.
Melainkan rasa kecewa yang mendalam, harapan ku terlalu tinggi padanya. Nyatanya paman Rangga hanya lah manusia biasa yang tak luput dari hawa nafsu.
Tak ingin kepala ku terasa sakit karena pikiran-pikiran itu, aku mencoba mengajaknya bicara tentang wanita yang ia temui di bandara pagi tadi.
Paman, tentang wanita itu, bagaimana?
Aku tetap menoleh walau dengan wajah yang sedikit murung. kenyataan ini masih sangat sulit untuk kuterima.
Paman Rangga menghentikan mobilnya, ia menoleh padaku. Tatapan matanya serius, dan aku sangat menyukai itu.
Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, siapa yang melakukan ini padamu..
Aku bergeming, menurutku ini memalukan untuk diceritakan ulang. Lantas aku menggeleng kan kepalaku sebagai jawaban.
Paman akan memberikan pelajaran padanya,, beritahu saja padaku.
Aku tersenyum melihat kesungguhannya, masalahnya adalah aku yang sedikit malu menceritakannya.
Itu...
Aku...
Aku membuang buku teman kelasku...
Namun semua itu berawal dari dia yang melempar buku ke kepalaku...
Aku tidak kuat jika harus bertarung dengan ketiga gadis itu.
Paman Rangga mengelus kepalaku, dan itu membuat rasa nyaman kembali menjalar menyelimuti hatiku.
Paman akan membalaskannya untukmu, tunggu saja..
Tidak perlu paman, aku juga sedikit emosian. Aku pantas mendapatkan ini karena bermain-main dengan mereka. Seharusnya aku bisa mengontrol emosiku.
Aku menunduk menyesali perbuatanku yang seolah mempunyai lima nyawa. Pandanganku kembali beralih pada paman dan meminta penjelasannya tentang wanita itu.
Mmmm, ia pergi. Aku dapat melihat kesungguhan dimatanya.
.
.
.
Next...