NovelToon NovelToon
Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Transmigrasi Ke Tubuh Istri Terabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Aliansi Pernikahan / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: eka zeya257

Emma tak pernah menyangka akan mengalami transmigrasi dan terjebak dalam tubuh istri yang tak diinginkan. Pernikahannya dengan Sergey hanya berlandaskan bisnis, hubungan mereka terasa dingin dan hampa.

Tak ingin terus terpuruk, Emma memutuskan untuk menjalani hidupnya sendiri tanpa berharap pada suaminya. Namun, saat ia mulai bersinar dan menarik perhatian banyak orang, Sergey justru mulai terusik.

Apakah Emma akan memilih bertahan atau melangkah pergi dari pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eka zeya257, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

"Well... apa ini caramu menyambut pertemuan kita... Noah." Tanya Eleanor dingin.

Noah menatap sinis pada sepupunya itu, pria berusia dua puluh lima tahun tersebut memiliki tinggi badan sekitar 178cm, cukup jauh berbeda dengan Eleanor yang memiliki tinggi badan 170cm.

"Tidak usah basa basi, katakan kenapa kamu ingin mengambil alih perusahaan ini hah?" hardik Noah.

Eleanor terkikik geli, ia memiringkan kepala ke samping kanan. "Kamu lucu sekali, perusahaan ini milik ayahku jadi wajar dong kalo aku menginginkannya?"

Noah mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras menahan emosi. "Milik ayahmu? Eleanor, jangan bertingkah seolah kamu berhak penuh atas perusahaan ini. Aku juga cucu kakek, dan aku sudah bekerja keras di sini sejak dulu! aku bahkan masuk dalam daftar kandidat untuk menjadi CEO perusahaan ini."

Eleanor mengangkat bahunya acuh. "Dan aku anak kandung pemilik perusahaan ini, sekaligus cucu dari pendiri perusahaan ini. Mau bagaimana pun, warisan ayah akan tetap jatuh ke tanganku, bukan?"

Noah mendengus kasar. "Jangan mimpi! selama aku masih di sini, aku tidak akan membiarkanmu merebutnya begitu saja."

Eleanor melangkah mendekat, menatap Noah dengan sorot penuh tantangan. "Lalu, apa yang akan kamu lakukan? mengusirku? memfitnahku seperti yang biasa keluargamu lakukan hm?"

Mata Noah menyipit, rahangnya semakin mengeras, urat-urat di leher pria itu menonjol. "Jangan bertindak seolah kamu korban di sini, Eleanor. Semua orang tahu kenapa kamu diasingkan dari keluarga ini."

Senyum di bibir Eleanor menghilang seketika. Sejenak, matanya meredup, namun dengan cepat ia kembali memasang ekspresi penuh percaya diri.

"Oh, jadi itu yang kamu pikirkan?" Ia menatap Noah tajam. "Kalau begitu, aku akan membuatmu sadar siapa yang sebenarnya pantas berada di sini."

Noah menyeringai sinis. "Aku akan menunggu. Dan aku pastikan, kamu tidak akan pernah berhasil."

Eleanor tersenyum tipis, penuh arti. "Kita lihat saja, aku jamin kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan aku, Noah."

Ketegangan di antara mereka begitu kentara, seolah ruangan itu dipenuhi percikan api yang siap meledak kapan saja. Aura permusuhan begitu terasa, saat mereka saling bertatapan.

Suasana semakin memanas di antara Eleanor dan Noah, hingga suara berat seorang pria tiba-tiba memecah ketegangan di antara mereka.

"Cukup."

Keduanya menoleh bersamaan. Di ambang pintu, berdiri seorang pria dengan rambut yang sudah memutih di beberapa bagian. Wajahnya tegas, dengan tatapan tajam yang mampu membuat siapa pun merasa segan.

Edmund Rosenthal, ayah Eleanor sekaligus pemilik perusahaan ini, kini menatap kedua anak muda itu dengan ekspresi dingin.

"Ayah," ujar Eleanor, suaranya datar namun penuh makna.

Noah segera merapikan ekspresinya, berusaha terlihat tenang meskipun dadanya masih bergemuruh.

"Paman," sapanya dengan sedikit membungkuk sebagai tanda hormat.

Edmund melangkah masuk, kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku jasnya. Ia menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya menghela napas.

"Apa yang sedang kalian ributkan?" tanyanya, meski dari nada suaranya, jelas bahwa ia sudah mengetahui inti permasalahan mereka berdua.

Eleanor tersenyum tipis. "Aku hanya sedang mendiskusikan hakku sebagai anak kandungmu, Ayah."

Noah mengepalkan tangannya, tapi sebelum ia sempat berbicara, Edmund sudah mengangkat satu tangan, menghentikannya.

"Tidak perlu bertengkar seperti ini. Semua sudah ada aturannya." Ujar Edmund.

Eleanor dan Noah saling bertukar pandang, keduanya sama-sama tak mau mengalah.

Edmund mengamati mereka sejenak sebelum akhirnya berkata, "Ikut aku ke ruang rapat. Kita bicarakan ini secara resmi."

Tanpa menunggu jawaban, Edmund berbalik dan melangkah pergi. Eleanor dan Noah sama-sama terdiam sejenak sebelum akhirnya mengikuti pria itu menuju ruang rapat.

Eleanor dan Noah berjalan di belakang Edmund, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri. Ketegangan masih terasa di antara mereka, namun tidak ada yang berani berbicara.

Setibanya di ruang rapat, Edmund duduk di kursi utama, sementara Eleanor dan Noah mengambil tempat di sisi berlawanan. Suasana sunyi sejenak sebelum akhirnya Edmund bersandar dan menatap mereka secara bergantian.

"Baiklah," ucapnya dengan suara berat. "Aku tahu kalian berdua menginginkan perusahaan ini. Tapi keputusan tidak bisa dibuat hanya berdasarkan keinginan kalian masing-masing."

Eleanor menyilangkan tangan di dadanya, ekspresinya penuh percaya diri. "Ayah, aku ini putrimu. Aku berhak atas warisanmu. Itu sudah jelas."

Noah mendengus sinis. "Hak tidak didapatkan hanya karena hubungan darah, Eleanor. Aku sudah bekerja di perusahaan ini selama lima tahun dan memahami seluk-beluknya. Tidak seperti seseorang yang baru kembali setelah bertahun-tahun menghilang, dan membuang kesempatan untuk duduk di kursi utama."

Eleanor menyipitkan mata. "Oh? jadi kamu berpikir aku tidak pantas hanya karena aku pergi? kamu lupa bahwa aku dibuang dari keluarga ini, Noah?"

Noah terdiam sesaat, tetapi ekspresi wajahnya tetap penuh perlawanan. Ia lalu berdecak sebal dan menjawab, "Kamu hanya menikah, bukan di buang, Eleanor. Jangan berlebihan."

"Kamu pikir aku menikah karena keinginanku? aku menikah juga demi kelangsungan perusahaan ini!" tegas Eleanor membela diri.

Edmund menghela napas panjang sebelum akhirnya berkata, "Cukup. Aku sudah memutuskan sesuatu."

Eleanor dan Noah menegang.

Edmund menatap mereka dengan penuh kewibawaan. "Perusahaan ini tidak akan diberikan begitu saja pada salah satu dari kalian. Aku ingin kalian membuktikan siapa yang paling layak."

Eleanor mengangkat alis. "Apa maksudnya, Ayah?"

"Aku akan memberikan kalian masing-masing sebuah proyek besar. Dalam waktu enam bulan, siapa pun yang berhasil menjalankan proyeknya dengan lebih baik, dialah yang akan mendapat hak penuh atas perusahaan ini."

Mata Eleanor dan Noah membulat. Keputusan ini tidak hanya akan menentukan siapa yang lebih pantas, tetapi juga siapa yang lebih unggul dalam kinerja yang Edmund berikan pada mereka.

"Siapapun yang gagal," lanjut Edmund dengan nada tajam, "harus mundur dan menerima hasilnya tanpa perlawanan."

Noah langsung mengerutkan kening, ekspresi wajahnya menunjukkan ketidaksetujuan yang jelas.

"Ini tidak adil, Paman!" serunya, nada suaranya penuh keberatan. "Aku sudah mengabdikan diri untuk perusahaan ini selama bertahun-tahun. Kenapa aku harus membuktikan kelayakanku sementara Eleanor baru saja kembali, dia tidak tahu apa-apa tentang bisnis."

Edmund menatap keponakannya dengan tajam. "Justru karena itu, Noah. Aku ingin melihat siapa yang benar-benar bisa membawa perusahaan ini ke tingkat yang lebih tinggi."

Sementara itu, Eleanor justru tersenyum lebar. Matanya berbinar penuh semangat, seolah Edmund baru saja memberinya kesempatan emas.

"Aku setuju!" katanya antusias. "Ayah, ini tantangan yang menarik. Aku akan menunjukkan bahwa aku memang pantas mewarisi perusahaan ini."

Noah mendelik ke arahnya. "Tentu saja kamu setuju. Kamu tidak punya apa-apa untuk kehilangan. Sementara aku? aku sudah berkorban banyak hal untuk perusahaan ini!"

Eleanor terkikik kecil. "Kalau kamu memang sehebat yang kamu katakan, kenapa takut bersaing, Noah?" ia menatapnya dengan ekspresi penuh ejekan.

Noah menggeram, tetapi tetap menoleh kembali ke Viktor. "Paman, aku menolak usulan ini. Aku tidak akan mempertaruhkan posisiku hanya untuk membuktikan sesuatu yang sudah jelas."

Edmund menghela napas panjang, ekspresinya tetap tenang namun penuh wibawa. "Keputusanku sudah final, Noah. Jika kamu menolak, maka kamu akan kehilangan hakmu atas perusahaan ini."

Mata Noah membesar. "Apa?!"

Eleanor menoleh pada ayahnya dengan ekspresi puas. "Aku suka aturan ini."

Noah mengepalkan tangannya erat-erat, matanya menatap Edmund dengan ketidakpercayaan. Tapi di sisi lain, ia tahu bahwa Edmund bukan tipe orang yang bisa dibantah. Ia merasa dipermainkan, tetapi jika menolak, maka seluruh usahanya selama ini akan sia-sia.

Eleanor, di sisi lain, sudah bersandar santai di kursinya, senyum lebar masih terpampang di wajahnya.

"Kalau begitu, kapan kita mulai?" tanyanya riang.

Edmund mengangguk pelan, sorot matanya mengungkapkan kekaguman atas tindakan putrinya yang berani. "Mulai besok. Aku akan memberikan detail proyek kalian masing-masing."

Noah menatap Edmund dengan rahang mengeras, sementara Eleanor justru tampak semakin bersemangat. Persaingan ini tidak hanya soal bisnis, ini juga tentang harga diri mereka berdua.

'Aku pasti akan membawa nama Eleanor Rosenthal menjadi legenda di dunia bisnis, bukan sebagai pewaris yang rapuh, tapi sebagai penguasa yang membangun dinastinya sendiri.' Batin Eleanor bertekad.

1
Murni Dewita
next
Kim nara
Lea selalu Keren y thor
Zee✨: Hooh, harus dong hehe
total 1 replies
Murni Dewita
double up thor
Zee✨: Bsk yak kalo senggang hehe
total 1 replies
Murni Dewita
💪💪💪💪lea
Murni Dewita
👣
Dsy_Sagitariuzz
mantap lea👍🤣
🍏A↪(Jabar)📍
next
🍏A↪(Jabar)📍
dilepaskan dengan cara di DORR
Zee✨: biar nggak jadi beban mulu kak🤣
total 1 replies
Kim nara
Sargey tuh sebenar nya cinta ga sih thor sama lea ak tak paham sama si sargey
Zee✨: oke, nanti yak aku bikin dulu 😉
Kim nara: Iya Pov sargey thor sebenar nya dia cinta apa ga ama si lea
total 3 replies
rachma yunita
emang ada apa antara Sergey dan Nikolay?
Zee✨: ada masalah hoho
total 1 replies
🍏A↪(Jabar)📍
next
Wahyuningsih
Menyeblkn sekli aria, thor buat buat aria menderta biar nyakho dia n buat noah jga sma2 mendrita d t nggu upnya kmbli thor yg buanyk n hrs tiap hri sellu jga keshtn seeeeeeemaaaangaaaaaaaaaaat
thor 😄😄😄😄😄😄
Dsy_Sagitariuzz
naoaaaaaah kau dlm bhy 😎
Dsy_Sagitariuzz
suruhan siapa tuch🤔
Zee✨: siapa ya??? masih misteri wkwk
total 1 replies
Kim nara
Keren Lea keren
ika yanti naibaho
Luar biasa
Cahaya yani
hadur othor mmbawa kopi utkmu,.
Zee✨: selamat datang kakak🥰🥰
total 1 replies
Aretha Shanum
ko lama bngt kpn pisahnya, jadi bosen alurnya
Kim nara
Lea kamu keren love u lea😘😘😘
Dsy_Sagitariuzz
ajak cerai aja lea 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!