NovelToon NovelToon
BOS MAFIA MUDA

BOS MAFIA MUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Roman-Angst Mafia
Popularitas:948
Nilai: 5
Nama Author: Gibela26 Siyoon93

Felisberta Divya Deolinda gadis pemalas dan putri kesayangan keluarganya, Naumi sebagai seorang sahabat selalu membantu dia dalam pelajaran. Sampai suatu hari terjadi kecelakan dan membuat Feli koma, saat terbangun dia terkejut mendapatkan dirinya ada di dalam novel yang selalu dibacanya berjudul ‘Bos Mafia Muda’. Pemeran utama wanita di novel itu bernama Shanaya, dalam cerita Shanaya berakhir menyedihkan. Feli menjadi Shanaya dan menjadi istri dari Bos Mafia Muda itu yang bernama Shankara Pramudya Anggara. Di usia yang masih muda Shankara bisa menaklukkan semua Mafia yang ada di Negaranya, sosok laki-laki itu ditakuti semua orang tidak ada siapa pun yang berani menentang maupun melawannya karena itu Shankara Pramudya Anggara dikenal sebagai Bos dari semua Mafia yang ada di Negaranya atau di sebut Bos Mafia Muda. Alur ceritanya berubah seiring waktu setelah Feli menjalankan kehidupannya bersama Shankara.

@KaryaSB026

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 07

“Shanaya kamu sudah lebih baik ?” Nenek langsung menghampiri Feli yang baru datang.

“Iya Nek.”

“Ayo duduk disini !” meminta Feli duduk di kursi makan samping Shankara.

“Nenek sudah buatkan kamu bubur,” menyodorkan satu mangkok bubur original.

“Terima kasih Nek,” tersenyum.

“Pelan-pelan makannya, bubur ini masih panas.”

“Baik Nek,” sebelum mencicipinya Feli meniup perlahan bubur yang sudah diambilnya menggunakan sendok.

“Kalian juga makanlah !”

“Baik …”

Semua orang pun makan malam bersama, sajian di meja makan di penuhi hidangan mewah, Feli melirik olahan makan dari daging sapi tapi dia tidak berani untuk mengambilnya.

“Makanlah !” Shankara mengambilkan satu mangkok kecil untuk Feli.

“Tapi ?”

“Makan apapun yang kamu mau tapi tolong hati-hati kamu masih terluka.”

“Emnn iya,” dengan senang hati Feli menyantap semuanya.

“Melihatmu Nenek jadi mengingat seseorang.”

“Siapa dia Nek ?” tanya Feli.

“Kakak perempuan Shan.”

“Bukannya dia anak tunggal,” dalam hati Feli tercengang.

“Kak Lisa sudah seperti Kakak kandungnya Bos, sudah lama kita tidak bertemu dengannya,” sahut Raymond.

“Ah iya lupa dalam novel Lisa adalah sepupu perempuannya Shankara.”

“Seharusnya Lisa sering berkunjung kemari, tapi mungkin dia sibuk dengan pekerjaannya sebagai seorang istri,” dengan sedih Nenek mengatakannya.

Semua orang membicarakan Lisa tapi Shankara fokus memperhatikan Feli, dia membantu membereskan mangkok buburnya lalu menuangkan air dan membuka obat untuk di minum Feli.

“Bos menjaga Annya dengan sangat baik,” ternyata Nina memperhatikan keduanya.

“Loe juga lihat Nin ?”

“Lihat apa ?”

“Yang barusan itu,” Raymond menunjukan yang tadi dilihatnya.

“Emangnya kenapa ?”

“Bukan apa-apa tapi gue belum terbiasa aja, biasanya Bos itu sosok yang kejam dan tegas tapi didepan Shanaya malah sebaliknya.”

Selesai makan semua orang menonton TV bersama, pelayan di rumah keheranan melihat satu keluarga itu berkumpul bersama untuk menonton Tv.

“Hey tolong cubit aku !” temannya langsung mencubit keras.

“Aww sakit.”

“Kamu yang memintaku melakukannya.”

“Ini bukan mimpi ini nyata,” kebahagian terpancar di wajah pelayan wanita itu.

“Pemilik rumah berkumpul jika ada yang terbunuh atau kejadian tapi kali ini mereka berkumpul layaknya keluarga.”

“Coba ini,” Raymond menawarkan camilan keripik singkong.

“Wah disini juga ada keripik singkong,” Feli mengambilnya.

“Tidak boleh,” Shankara memberikannya kembali.

“Hah ?” Raymond bertanya-tanya padahal dirinya tidak melakukan kesalahan apapun.

“Makan yang lain,” Shankara mengganti camilan itu dengan keripik singkong yang lain.

“Apa bedanya ?” Feli mengangkat salah satu alisnya.

Hanya Feli dan Raymond yang tidak mengerti yang lainnya paham kenapa Shankara melakukanya karena itu mereka tersenyum tipis. Nenek meminta pelayan mengambil beberapa camilan untuk Feli, sedangkan Shankara meminta salah satu pelayan membuat jus buah-buahan.

“Perasaan baru beres makan,” Feli disuguhkan dengan makanan yang sangat banyak.

Tanpa disadari Feli terlelap tidur di pangkuan Nenek “ Shan bawa dia ke kamar !” Shankara pun membawanya.

“Lain kali jangan melakukan hal itu lagi,” Nina memukul Raymond.

“Apa yang salah ?”

“Gini nih kalau orang udah kelamaan menjomblo.”

“Maksud Loe ?”

“Rey ketika laki-laki lain memberikan barang ke wanitanya dia tidak akan tinggal diam, dalam artian dia tidak ingin wanitanya menerima apapun dari lelaki lain kecuali dia,” jelas Nenek.

“Gue baru paham.”

“Makanya cari pacar sana !” ledek Nina sembari pergi.

“Jomblo lebih baik dari pada menunggu yang tidak pasti,” lirikannya seakan menyindir.

“Raymond ?” sebelum Dika memberikan pelajaran bantal melayang dan mengenai wajahnya Raymond.

Semua orang tertawa sembari pergi untuk kembali ke kamarnya masing-masing.

“Mereka ini ada ada saja,” Nenek tidak bisa berhenti tersenyum lebar.

Keesokan paginya Shankara berangkat lebih awal, sebelum tidur Shankara bersama Raymond dan Dika membuat taktik untuk menangkap basah seorang Bandar narkoba bernama Morah. Morah terkenal sebagai seorang bandar narkoba terbesar di Negara ini tetapi caranya melakukan transaksi terdapat kecurangan dan hal ini tidak di ketahui siapapun kecuali Shankara. Adanya kecurangan itu menyebabkan kerugian besar bagi semua orang termasuk semua bawahannya, untuk menangkapnya Shankara harus bekerja sama terlebih dahulu dengan Morah.

“Tuan ? Bos Shan sudah tiba,” anak buahnya datang melapor.

“Cepat siapkan barangnya !”

“Siap Tuan.”

“Ingat kata-kataku ! kali ini tidak perlu melakukan pekerjaan seperti biasanya !!”

“Baik Tuan,” jawab serentak anak buahnya.

“Bos Shan selamat datang di markas Morah bandar narkoba terbesar di Negara ini,” menyambut Shankara yang tiba di lokasi bersama Dika dan Raymond.

“Saya sudah menyiapkan jamuan ini untuk menyambut Bos,” meminta anak buahnya mengeluarkan semua hidangan beserta anggur terbaik.

“Terima kasih atas sambutannya Tuan Morah,” Dika memberi salam.

“Sudah seharusnya saya menyiapkan yang terbaik, mari Tuan Dika duduk disini !”

“Silahkan pilih mana yang kalian suka,” meminta beberapa wanita seksi dan cantik keluar.

“Mereka sangat seksi tapi menyayangkan,” jauh dari ekspetasi perkataan Raymond menghancurkan semua usaha Morah.

“Hahaha Tuan mereka akan menemani Anda selama disini,” semua wanita mulai bergerak mendekati Shankara, Dika dan Raymond bahkan mulai menyentuh tubuhnya.

“Suruh mereka berhenti !!”

“Tapi Bos mereka …”

“Kau menolak meminta mereka berhenti ?” lirikan Shankara seakan ingin memakannya.

“Ahh baiklah sepertinya Bos ataupun Tuan-Tuan tidak suka,” meminta para wanita seksi itu pergi.

“Kalau begitu silahkan nikmati jamuannya,” menuangkan anggur di gelasnya Shankara.

Tanpa berkata Shankara mengambil gelas itu lalu meminumnya dalam satu kali tegukan, sedangkan Raymond dan Dika minum perlahan (menikmati).

“Sudah cukup dimana barangnya ?”

“Oh barangnya ada disini Bos,” anak buah Morah membawa satu koper narkoba jenis sabu.

Dika mengecek ke asli an barangnya, selama 15 menit Dika fokus melakukan pengecekan dengan beberapa alat. Mendapatkan respon dari Dika yang baik, Shankara baru setuju melakukan transaksi namun di pertengahan Shankara berkata ingin bekerja sama dengan Morah dalam jangka panjang.

“Dika sudah memastikan keasliannya dengan detail selanjutkan tergantung keputusanmu,” Shankara merapihkan jas yang dikenakannya.

“Jika anda setuju silahkan tanda tangan disini !” Raymond memberikan sebandel dokumen.

“Kesempatan emas ini mana mungkin aku melewatkannya,” semangat menandatangani tanpa membaca apa isinya.

“Kena kou,” Raymond senang orangnya terkena perangkap.

Shankara cukup lama membahas kerjasamanya dengan Morah sedangkan di rumah Feli sudah bangun dan bersiap. Feli berjalan-jalan di halaman, tiba-tiba pandangannya tertuju kearah rumah kayu kecil dipinggir danau dan jaraknya cukup jauh dari tempat Feli berdiri.

“Siapapun tidak diperbolehkan pergi kesana,” berjalan santai sendirian.

“Di novel karena penasaran Shanaya pergi kesana dan rasa penasaran itu hampir membunuhnya, Shankara murka dan menyiksa Shanaya semalaman. Orang rumah tidak ada yang bisa menolongnya walaupun ingin mereka tidak bisa melakukan apapun.”

Disisi lain Shankara sudah kembali “Dimana Shanaya ?”

“Di halaman Tuan,” jawab salah satu pelayan.

Shankara langsung menuju halaman “Kenapa dia sendirian ?”

“Dimana Nina ?” Raymond mencari Nina di sekeliling halaman.

“Eh mau kemana ?”

“Menyusul Bos.”

“Biarkan saja, kita tunggu disini.”

“Kalian sudah pulang ?” Nina baru muncul sembari membawa gunting.

“Dari mana aja Loe ? kenapa dia dibiarkan sendirian ?”

“Tempat ini adalah Mansion Bos Shan, semua tempat di jaga ketat tidak ada siapapun yang berani masuk lagi pula aku hanya sebentar meninggalkan Annya.”

“Loe duduk disini saja temenin kita,” menarik Nina yang akan menghampiri Feli dan Shankara.

“Berikan mereka ruang,” sanggah Dika.

“Bagaimana keadaanmu sekarang ?” tanya Dika setelah beberapa saat hening.

“Lebih baik, tinggal pemulihan saja.”

“Bunga itu sangat mahal, hati-hati jangan sampai merusaknya.”

“Kamu ? kapan datang ?”

“Baru saja.”

“Tumben sendirian ?”

“Harusnya ?”

“Tidak ada,” mengacuhkan Shankara.

“Katakan saja apa yang ada di pikiranmu.”

“Menurutmu kenapa batu tidak hidup ?”

“Apa katamu ?” tersenyum manis.

Dari kejauhan Raymond sampai tersedak air melihat Bosnya yang dingin tiba-tiba tersenyum lepas. Nina pun memukul Raymond karena terkena semburan air dari mulutnya dan Dika menertawakan keduanya.

“Pertanyaanku salah ?”

“Bukan salah hanya kurang tepat.”

“Bentar kenapa cara bicaranya begitu lembut ?” menatap Shankara.

“Kamu suka bunga ?”

“Hemn…”

“Pernah lihat bunga mawar hitam ?”

“Pernah tapi digambar aku belum pernah melihatnya secara langsung.”

“Mau melihatnya ?”

“Emang ada ?”

“Ada,” menarik tangan Feli.

“Mau membawaku kemana ?”

“Ke surga mawar,” berlari bersama-sama.

“Wah apa ini asli ?”

“Kamu bisa membuktikannya sendiri,” Shankara memetik satu lalu memberikannya.

“Walaupun memiliki arti kesedihan bunga warna hitam ini jauh lebih indah dari warna mawar yang lainnya.”

“Tunggu aku orang pertama yang diberikan bunga mawar hitam ini ?” setau Feli dalam novel Shankara melarang siapapun menyentuh bunga mawar hitam itu.

“Bunga ini aku rawat sendiri, selain diriku tidak ada siapapun yang bisa melewati hamparan bunga mawar hitam ini,” Feli melihat hamparan bunga itu yang seperti labirin.

“Untuk apa kamu melakukan ini ?”

“Ada orang yang harus aku lindungi.”

“Hah ?”

“Kemari lah !” menggandeng tangan Feli.

“Ibuku tinggal disini, beberapa tahun yang lalu akibat pelecehan seksual yang dialami Ibu membuatnya menjadi gila. Aku tidak mungkin membiarkan dia tinggal di mansion dengan kondisi seperti ini jadi aku membuat rumah kecil disini dengan perlindungan penuh.”

“Hanya Nenek dan aku yang bisa datang kemari,” tambahnya membuka pintu rumah.

“Eeh rumahnya minimalis dan tidak ada barang lain selain kursi, meja, lemari dan ranjang ?”

Feli berjalan melihat-lihat foto yang terpajang di dingding kayu rumah “Foto dia waktu kecil ?” menyentuh wajahnya Shankara kecil.

“Teman ?” seseorang memanggil Feli.

“Ah ?” Feli berbalik melihat orang itu.

“Bu dia bukan temanmu tapi menantumu.”

“Menantu ?”

“Iya Bu.”

“Menantu ayo bermain,” mengajak Feli bermain boneka.

“Untuk sekilas mereka terlihat mirip,” Shankara duduk memperhatikan Feli bermain dengan Ibunya.

“Bonekanya cantik,” memegang boneka sambil tersenyum.

“Disini tidak ada peralatan masak, bagaimana Ibu makan ?”

“Nenek selalu datang mengantarkan makanan untuk Ibu.”

“Jangan khawatir Ibu bukan hanya anakmu dan Nenek yang akan menjagamu tapi menantumu juga.”

“Ehh suara perut siapa itu ?” Feli menyadari suara keroncongan perut seseorang.

“Aku lapar…”

“Jam berapa sekarang ?”

“Sudah tengah hari,” jawab Shankara melihat arlojinya.

“Pantas saja, kalau begitu bagaimana jika kita mencari makan sambil menunggu Nenek datang mengantarkan makan untuk Ibu ?” mata Feli membulat memohon.

“Baiklah …”

“Disekitar sini begitu banyak pohon-pohon sepertinya ada beberapa yang buahnya bisa di makan,” berjalan lebih dulu.

“Ikut Ikuttt …,” menarik baju Feli.

“Tapi …” Feli ragu lalu melirik Shankara.

“Aku akan menjaga kalian.”

Feli tersenyum lalu menggandeng Ibu Mertuanya mencari buah-buahan di hutan samping rumah.

“Tunggu !!” cegah Shankara saat Feli memetik buah berwarna kuning

“Buah ini bisa dimakan dan sudah matang,” Feli menggigitnya.

“Emn manis, nah cobalah !”

“Tidak perlu,” menghindar.

“Cobalah !” sedikit ragu tapi Shankara tetap mencobanya.

“Bagaimana ?” Feli melihat ekspresi Shankara yang memakan habis buah itu.

“Rasanya manis, buah apa ini namanya ?”

“Sawo hutan, saat matang buahnya berwarna kuning.”

Ketika berbalik Feli melihat Shankara sudah memakan sawo hutan yang berwarna hijau, ekspresi Shankara membuat Feli tertawa terbahak-bahak bahkan Ibunya Shankara pun menertawakannya.

“Buah berwarna hijau ini belum matang lihat masih ada getahnya.”

“Kenapa tidak bilang dari awal ?”

“Kamu sih main makan aja aku kan belum selesai bicara.”

“Apa buah ini bisa dimakan ?”

“Bisa itu namanya beri hutan, ketika matang warnanya merah.”

“Coba lebih dulu,” memetik beberapa lalu meminta Feli memakannya.

“Tidak percaya,” Feli pun memakannya.

“Selain manis lebih seger dari pada sawo tadi,” ucap Shankara setelah mencobanya.

Saat Shankara asik makan beri hutan bersama Feli, Ibunya memetik buah berwarna hijau kecil bulat “Ibu jangan makan itu !!!” Shankara berlari mencegahnya.

“Muntahkan sekarang !!”

Ibunya menggeleng tidak mau malah menggigitnya lalu menelan buah itu “Eh ini kan diperlukan,” Feli mengambil buah yang masih dibungkus.

“Tidak apa-apa buah ini aman,” membukanya lalu di makan.

“Rasa manis, asam dan segar bercampur,” Feli menikmati buah ciplukan.

Shankara pun ikut mencobanya “Lumayan.”

“Ayo kita kumpulkan buah-buahan ini setelah itu kembali ke rumah kayu,” ajak Feli.

Selesai mengumpulkan buah-buahan tadi Feli, Shankara dan Ibunya kembali ke rumah kayu, Feli merapihkan semua buah-buahan itu di daun yang sudah di bentuk piring.

“Dia membuat piring itu tampak mudah,” Shankara mencobanya namun gagal.

“Sudah percuma saja lebih baik kita makan dulu,” Feli mengambil daun yang dipegang Shankara.

“Mereka,” Nenek hendak mengantarkan makan siang untuk menantunya itu namun melihat situasi indah itu Nenek tidak mau mengganggunya.

“Nyonya Besar kenapa anda kembali dengan cepat.”

“Seseorang sudah memberi makan menantu dan cucuku.”

“Maksud Nyonya ?”

“Cepat kita harus kembali ke rumah, nanti tolong pijit badanku yah Ola.”

“Hah ?”

“Tidak mau.”

“Bukan itu maksud saya Nyonya tunggu saya …”

“Ola panggil tukang pembuat perhiasaan !”

“Sudah lama Nyonya tidak memanggil tukang perhiasan, terakhir waktu pernikahan nona Lisa.”

“Minta dia membawa beberapa jenis berlian terbaik.”

“Baik Nyonya.”

“Ola bawakan aku teh jahe !”

“Bagaimana kalau aku yang membuatnya ?” seorang perempuan tiba-tiba datang membawa koper.

“Suara ini …”

“Bagaimana kabar Nenek, aku sangat merindukanmu ?”

“Nenek baik sayang, bagaimana kabar mu ? sudah lama kamu tidak mengunjungi Nenek.”

“Karena itu sekarang aku disini.”

“Dimana cicit Nenek ?”

“Ibu mertuaku membawanya, dia bilang ingin menjaga cucu nya itu selagi aku pergi.”

“Sepertinya Ibu Mertuamu ingin bermain dengan puas bersama cucunya tanpa gangguan.”

“Dan suamimu ?”

“Mas Tio dinas ke luar Negeri.”

“Baiklah, mari ikut makan siang bersama Nenek, Ola tolong siapkan untuk Lisa !”

“Baik Nyonya.”

“Nek kemana adik iparku ?”

“Dia sedang bersama Shankara.”

“Benarkah ? aku tidak percaya dia bisa juga menikah hahaha …”

1
Chimer02609
wokey 👌
Zαskzz D’Claret
mampir juga thor😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!