apa itu cinta...?! adakah semua orang benar benar tahu pasti apa artinya ?!
dan apakah itu benci yang sebenarnya...?! adakah semua orang juga tahu pasti apa artinya ?!
namun yang pasti....
benci dan cinta sungguh tak bisa di pahami oleh dua anak manusia yang terlibat dan terjebak akan hal itu.
Farid Ibrahim Hamzah Tarek
merasa sangat membenci seorang gadis yatim piatu bernama Mayrea Mazaya Khanza hingga ia tega merenggut kesucian gadis malang dan yatim piatu itu.
tak cukup sampai di situ, Ibrahim tega terus menghina dan merendahkan gadis itu.
sementara Rea, panggilan dari seorang Mayrea Khanza tetap berusaha kokoh dan tegar meski badai terus menerpanya.
apa yang terjadi selanjutnya ketika keduanya kembali di pertemukan setelah perpisahan hampir 10 tahun lebih lamanya dalam situasi dan kondisi yang begitu menyedihkan ?!
ikuti kisah baru aku....
" Antara benci dan cinta "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5 melancarkan niat
Hari menjelang sore dan sang surya mulai bersiap untuk menyembunyikan dirinya ke peraduannya, meninggalkan jejak semburat kemerahan di ufuk barat.
Jarum jam di pergelangan tangannya menunjukkan angka lima ketika Rea baru saja keluar dari ruangan komputer.
Hari ini ia mendapat bimbingan lagi dan mengerjakan soal soal dengan media elektronik.
" mau pulang barengan sama ibu Rea ?! " tawar bu Fia yang memberikan kelas bimbingan untuk Rea hari ini.
" tidak bu terima kasih " jawab Rea, ia merasa tak enak hati jika harus merepotkan gurunya itu.
Ia tahu, guru fisikanya itu memiliki anak kecil.
Dan jika harus mengantarnya lebih dulu, itu artinya gurunya itu akan menempuh jarak yang lebih panjang karena harus memutar.
" terus kamu pulangnya bagaimana ?! "
" gampang bu, biasanya masih ada banyak angkot di depan jam segini "
" oh baiklah kalau begitu, hati hati dan cepat pulang ya...
ibu pulang dulu Rea..." pamit bu Fia.
" iya bu, terimakasih bimbingannya hari ini " jawab Rea.
Bu Fia tersenyum lembut, kemudian ia melangkah lebih dulu dan meninggalkan Rea.
langkah bu Fia nampaknya cukup cepat hingga tak butuh waktu lama bayangan wanita itu tak lagi terlihat oleh Rea.
Rea pun demikian,
Ie melangkah sedikit lebar agar bisa lebih cepat keluar dari area itu.
Namun,
Ketika ia sampai di depan sebuah ruangan yang tak terpakai di area itu dan biasanya di jadikan gudang.
Tiba tiba tangannya di tarik dengan kuat oleh seseorang masuk ke dalam ruangan itu dan di hempaskan begitu saja hingga ke pojok ruangan.
" auww....!! " Rea meringis menahan sakit ketika tubuhnya dengan kasar menghantam dinding sudut ruangan itu.
Klik...
Suara pintu di kunci dan Rea baru menyadarinya. Kepalanya segera terdongak dan seketika rasa takut mencekam jiwanya ketika ia melihat seseorang berdiri tagak dengan tatapan penuh kebencian kepadanya.
" ma...ma...mau apa kamu, buka pintunya " Kata Rea dengan suara yang mulai terdengar gemetaran.
Seseorang itu melangkah perlahan dan nampak memasukkan tangannya ke dalam saku celananya. Tak lama ia mengeluarkan sesuatu dari sana.
Sebuah jarum suntik,
Rea dengan cepat bangkit dari lantai tempat ia terjatuh tadi.
Wajahnya kian panik ketika seseorang itu semakin melangkah mendekat kepadanya.
" mau apa kamu ?! Tolong...biarkan aku pergi " Rea semakin ketakutan, ia melipat kedua tangannya di depan dada sebagai tanda ia memberikan sebuah permohonan sembari menundukkan kepalanya.
Ia tak memiliki keberanian untuk menatap seseorang itu.
Bukannya kasihan, seseorang itu malah tersenyum menyeringai.
Tatapan seseorang itu sarat akan ejekan sekaligus ancaman.
" kau takut ?! " tanya seseorang itu dengan senyum jahat.
Rea mengangguk dengan wajah kian memucat, ia tak bohong.
Seseorang itu memang sangat membuatnya takut.
" Jika kau takut...kenapa kau tak berpikir itu saat menolakku dan mempermalukanku kemaren ?! " sentak seseorang yang tak lain adalah Ibrahim Hamzah.
Setelah ia mengintai Rea sejak dua hari kemaren, ia tahu rutinitas Rea selepas jam pelajaran sekolah.
Ia tahu jika Rea selalu pulang terlambat karena ia yang akan lebih dulu mendapat kelas tambahan dari guru guru yang telah di tunjuk oleh sekolah untuk membimbingnya.
Dan hasilnya tak sia sia...
sekarang,
Inilah hasilnya.
Ibra telah menunggu momen ini sejak tiga jam yang lalu.
Ia bahkan dengan sabar menunggu Rea di ruangan yang cukup sempit ini demi bisa mendapatkan kesempatan ini.
Rea menggeleng dengan terus menundukkan kepalanya,
" aku tak bermaksud seperti itu....percayalah....
dan kumohon tolong maafkan aku jika kau tersinggung dengan sikapku kemaren "
Rea masih memohon. Berharap pemuda itu mau melepaskannya.
" terlambat,
sudah terlambat....sekarang kau harus menanggung akibatnya "
jawab Ibra sambil menarik lengan Rea yang terus berusaha menghindar darinya dengan kasar.
Kemudian dengan kasar juga ia dengan cepat menyuntikkan jarum di tangannya ke bahu Rea.
Sontak Rea menjerit terpekik.
" aaa.....!!! "
Rasa panas dan nyeri segera menjalari area suntikan itu.
" apa yang sudah kau suntikkan padaku ?! "
Rea sedikit berteriak kepada Ibra.
" jangan berteriak padaku sialan, kau pantas menerima itu "
Ibra ganti membentak dengan suara yang jauh lebih keras hingga membuat Rea terjengkit kaget.
Saat ini keduanya tengah berada di lantai dua gedung sekolah itu.
dan tentu saja, tidak akan ada orang yang bisa mendengar keduanya karena tentu para siswa dan dewan guru sudah pulang sejak tadi.
Yang ada mungkin hanya satpam, itupun saat ini mereka pasti sedang berada di pos mereka masing masing.
" apa...yang sudah kau....berikan....padaku ?! " kata kata Rea kian terdengar gemetar dan pelan.
Saat ini tiba tiba ia merasa tubuhnya sangat lemah.
Ibra semakin menyeringai melihat hal itu, ia semakin menarik lengan Rea hingga gadis itu semakin menempel padanya.
Harum tubuh gadis itu segera tercium olehnya.
" sesuatu yang akan membuatmu tak bisa lagi menolakku namun aku pastikan kau masih bisa merasakan bahkan mengingatnya hingga kau tua nanti "
bisik Ibra di telinga Rea.
Rea berusaha menjauhkan tubuhnya dari Ibra karena ia merasa ini tak benar. Posisinya terlalu dekat dengan laki laki itu sehingga ia merasa risih.
Namun ia tak bisa melakukannya, tubuhnya terasa amat lemas dan bagai tak bertenaga sama sekali.
Tulang tulangnya terasa putus dan terlepas dari persendiannya.
" a..a...apa yang ter...jadi ?! Ke kena...pa tu buhku lemas sekali "
katanya seperti berbisik pada dirinya sendiri.
Tiba tiba tubuhnya terhuyung dan jatuh ke lantai ketika Ibra menghempaskan tubuhnya begitu saja.
Rea kembali meringis menahan sakit ketika punggungnya menghantam lantai.
" ma...u apa kau ?! " tanya Rea ketika ia melihat Ibra mulai melepaskan kancing kemejanya satu persatu.
Jiwanya di cekam ketakutan ketika pikirannya kemana mana.
Apalagi ia tak mampu berbuat apa apa selain diam. Tubuhnya sungguh lemas bagai tak bertulang.
" kita lihat, setelah ini apa kau masih bisa bersikap sesombong itu padaku hah ?! "
sentak Ibra dengan menatap sinis kepada Rea.
" ja....ngan....kumohon maafkan aku, sung....guh a...ku min...ta maaf " Rea mulai merengek.
" tidak ada kata maaf, semua sudah terlambat...."
" tidak.....ku mo...hon....."
" kau harus bertanggung jawab "
Rea menggelengkan kepalanya, air matanya telah berlinang membasahi pipinya.
ia semakin di cekam rasa takut dan pikiran buruk ketika Ibra juga mulai melepaskan gaspernya.
kancing kemeja pemuda itu telah terbuka sempurna meski ia tak melepaskan kemeja itu dari tubuhnya.
" ayo kita mulai pelajarannya....Rea...." kata Ibra dengan nada mengejek dan senyum menyeringai.
" ja....ngan.....ku mohon....maafkan aku, a...ku hanya o...rang mis...kin.
to...long....le...paskan a....aku "
" kau pikir aku peduli ?! Tidak sama sekali..." jawab Ibra masih dengan tatapan mata mengejek kepada Rea.
Saat ini pemuda itu meraih hijab Rea dan menariknya kemudian melemparnya ke sembarang arah.
Ibra sempat berhenti sejenak dan menatap Rea yang kini tanpa hijab.
di matanya, gadis itu terlihat jauh berbeda dengan saat memakai hijab.
" ku...mo...hon, kau...tak ber...hak me...li...hat...ku be...gi...ni "
cicit Rea dengan air mata yang kian berderai membasahi pipinya.
Ia malu dan merasa sangat berdosa, ia ingin melawan tapi ia tak mampu
Sungguh saat ini tubuhnya begitu lemas dan tak berdaya.
" aku tak perduli, itu bukan urusanku, kau telah berani mempermalukan aku maka terima akibatnya...."
sentak Ibra ketus sebelum ia melakukan niatnya.
Thor.. endingnya jangan biarkan Ibra kenapa2 ya 🙏🙏🙏
dans segera pertemukan mereka 👍😢
tunggu Rea merawatmu..
❤❤❤❤❤
aku kok jadi gemezzzz ama Niel..
bisa2nya dia bikin berita hoax..
❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
❤😉😉😉😉❤❤❤❤❤
ikuti akun Rea..
cari di yogya..
kalian akan bertemu...
perjuangkan cintamu..
kalo gak ngerti cinta atau bukan..
minimal ranggung jawab atas rasa bersalahmu..
❤😉😉😉😉😉❤❤❤❤❤
apakah Rea pernah hamil..
aaahhh..
masih musteri..
penasarannnn..
❤❤❤❤❤
Apakah itu Ibra yg melihat Rea lagiii?? 🤩🤩🤩🤩