Apa arti hidup bagi Ashkar...
Sepanjang perjalanan di kehidupan ini, tidak ada hal baik terjadi...
Seakan dunia tidak pernah menerima dirinya...
Keadilan tidak pernah datang untuk menyelamatkan...
Dan orang-orang hanya menganggap bahwa hidupnya adalah kesalahan...
Memang apa yang salah dengan hidup sebagai seorang pengangguran...
Hingga kematian datang dan iblis memberi penawaran...
"Bantu kami mengalahkan para pahlawan...."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shina Yuzuki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keturunan cicak
Memotong kaki itu adalah cara untuk menghentikan racun dari kadal berduri sebelum menyebar ke bagian atas tubuhnya.
Jika terlambat, maka dalam beberapa puluh nafas sudah bisa dipastikan dia akan tewas.
Setelah semua tampak baik-baik saja, atau iblis itu tidak khawatir soal racun kadal berduri, namun tetap menahan rasa sakit.
Ashkar duduk sejenak dan memperhatikan sekeliling antara iblis yang menyelamatkan hidupnya dan mayat kadal tergeletak tanpa kepala.
"Apa yang kau lakukan di sini ?, iblis muda seperti mu akan tewas kalau berkeliaran di hutan dan bertemu Salamander duri." Ucap iblis itu kepada Ashkar.
"Tersesat, tidak ada alasan lain, dan juga aku memang hampir tewas karenanya." Jawab Ashkar pasrah.
"Kau masih beruntung, aku sedang berburu di sekitar sini dan mendengar raungan Salamander duri."
"Terimakasih tuan, karena mu aku masih bisa hidup." Ashkar cukup sadar diri untuk sekedar berterimakasih.
"Baiklah lupakan itu, jadi... kau berasal dari klan iblis mana ?."
"Aku tidak memiliki klan."
"Bagaimana dengan orangan tuamu."
"Aku juga tidak memiliki orang tua atau pun tempat tinggal." Ashkar mengatakan apa adanya.
"Iblis liar kah ?."
Sama seperti takdir yang Ashkar jalani sebelumnya, hidup sebatang kara tanpa keluarga atau sanak saudara, jadi bukan hal baru ketika harus berjuang sendirian meskipun tidak lagi menjadi manusia.
"Kurang lebih ... Sepertinya itu bukan hal mengejutkan untukmu tuan ?." Tanya Ashkar.
"Kehilangan orang tua atau pun tempat tinggal bukan hal aneh, ada banyak iblis tewas saat pergi berperang melawan manusia."
Namun bukan alasan itu yang membuat Ashkar hidup sebatang kara di dunia ini.
"Kalau kau mau, kau bisa tinggal di desa Ers han."
Sejak awal Ashkar memang mencari tempat untuk tinggal, setidaknya dia akan merasa aman dari pada berkeliaran di hutan yang dikelilingi binatang buas.
"Jika memang tidak keberatan aku akan menerimanya dengan senang hati." Jawab Ashkar tanpa perlu pikir panjang.
Ashkar benar-benar tidak tahu soal dunia Dios, hanya keterangan-keterangan umum dari dewa jahat saja sebelum di kebangkitan kembali. Lepas itu, dia seperti seorang perantau amatir yang kebingungan menghadapi kerasnya dunia kerja secara nyata.
"Desa Ers han menerima setiap iblis liar seperti mu, karena desa Ers han adalah tempat bagi para iblis buangan."
Sebuah tempat yang cocok bagi Ashkar, dia membutuhkan waktu untuk berlatih menggunakan berkah dewa jahat.
"Aku belum tahu siapa namamu."
Memperkenalkan diri... "Ash kar, anda biasa dipanggil dengan nama itu."
"Baiklah Ash, aku diberi nama Rug. Pertama-tama, bisakah kau potong daging kadal disana untuk kita makan."
Askar merasa aneh... "Tuan Rug, apa kau tidak khawatir soal kakimu, atau memang urusan perut lebih penting ?."
"Tenang saja, setelah makan kaki ini akan tumbuh lagi."
Hebat !!!, Apa ras iblis termasuk keturunan cicak...
Harusnya bukan hal mengejutkan bagi Ashkar, dimana dia bisa bertahan hidup setelah perkelahian melawan An*Jing hutan karena kemampuan regenerasi. Meski pun dia tidak benar-benar kehilangan salah satu anggota tubuh.
Saat menjadi manusia, dia telah banyak membaca cerita novel fantasi tentang iblis, dan mereka memiliki kemampuan regenerasi untuk menumbuhkan kembali tubuh yang terluka, asalkan kepala tidak sampai hilang.
Tapi dia baru sadar, bahwa sistem informasi tentang iblis kemungkinan besar diambil seperti deskripsi novel-novel fantasi sebagaimana mestinya.
Diceritakan bahwa ras iblis membawa tujuh sifat dosa besar karena dewa jahat sendiri yang telah mendesain karakter mereka.
Melihat sifat Rug cukup ramah kepada Askar, jelas ada perbedaan dari karakter iblis dalam novel.
Faktanya Iblis di dunia Dios, jauh lebih manusiawi dari pada manusia di dunianya sendiri.
Selama kehidupan Ashkar menjadi manusia, dia telah merasakan bagaimana orang-orang diperlakukan penuh rasa hina, dianggap tidak berguna atau pun terlihat seperti seonggok sampah namun tidak bisa di daur ulang.
Lepas dari penilaian Askar terhadap iblis selama hidupnya.
Dia mengambil pedang dari Rug dan memotong satu kaki kadal bagian depan untuk menjadi makanan. Tidak peduli soal daging masih mentah berlumur darah, Rug mulai menggigit dan menelan dengan lahap.
"Kenapa ?, apa kau tidak lapar ?." Tanya Rug melihat aneh ke arah Ashkar.
Tentu kebiasaan makan seperti manusia masih tertanam dalam jiwa..."Ya, aku lapar."
Lupakan soal selera orang Indonesia yang tidak bisa makan tanpa kerupuk, kalau tidak ada nasi maka belum makan atau pun harus ada sambel biar lebih nikmat.
Ashkar tidak mungkin tawar menawar, meski enggan, dia coba menggigit daging kadal sedikit.
Ini tidak buruk, tekstur daging kadal yang kenyal dan amis memberi sensasi unik di mulut, jauh lebih baik dari nasi basi dengan lauk garam.
Tentu rasa makan dari awalnya Ashkar sebagai ras manusia dan kini berganti menjadi ras iblis, memberi perubahan indera perasa pada lidah.
Sepotong kaki depan yang dibagi dua antara Ashkar dan Rug belum cukup mengisi perut mereka sampai kenyang, hingga tanpa sadar ekor dan dua kaki belakang pun di telan habis dan hanya menyisakan tulang.
"Luar biasa, entah kapan terakhir kali aku makan hingga kenyang seperti ini." Ucap Ashkar puas.
"Jika kau sudah selesai, aku ingin kau membelah dada Salamander itu."
"Tuan Rug, apa kau ingin makan jeroannya juga." Tanya Ashkar serius.
"Jeroan Salamander duri beracun, kau tidak boleh memakannya, tapi di dalam jantung terdapat batu energi, aku menginginkan itu." Ucap Rug memberi alasan.
Ashkar hanya bisa menuruti perintah, setelah membelah dada Salamander dan mengeluarkan jantung, dimana besarnya hampir separuh tubuh manusia normal.
Setelah membuat sedikit robekan, bisa terlihat ada batu-batu berbentuk kristal seperti yang dia katakan dan terbungkus oleh lapisan daging lain dipenuhi urat-urat syaraf di sekelilingnya.
Memberikan batu energi itu kepada Rug dan langsung saja dia memasukkan ke dalam mulut dan menelannya tanpa dikunyah terlebih dahulu.
Hingga beberapa saat kemudian, Askar bisa merasakan ada perubahan dari Rug, dimana awalnya aliran energi tampak lemah dan tenang, kini melonjak naik secara signifikan.
Ditambah lagi, kaki yang putus pun mulai memproses regenerasi hingga tumbuh kaki baru secara cepat terbentuk.
"Setiap kali kau mendapat hasil buruan binatang iblis, jangan sekali-kali kau biarkan ada iblis lain mengambil batu energi ini, dengan begitu, kau akan tumbuh lebih cepat dan semakin kuat." Rug memberi nasihat.
Ashkar mengangguk paham..."Aku akan mengingatnya."
Sebuah pelajaran berharga bagi Ashkar, karena pada akhirnya iblis tetaplah seperti iblis, meski dirasa Rug adalah sosok ramah, tapi dia pun memiliki sifat-sifat dari dosa besar, salah satunya rakus akan kekuatan.
Ras iblis memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berevolusi semakin kuat. Salah satu caranya adalah memakan batu energi milik binatang buas.
Ada beberapa tingkat yang bisa didapatkan oleh ras iblis.
Di awal kelahiran ras iblis tidak lebih dari iblis liar saat mendapat kesempatan berevolusi, mereka berubah menjadi iblis sejati. Semakin banyak mereka menyerap batu energi, maka itu akan membawa mereka menuju evolusi ke tingkah lebih tinggi.
"Baiklah sekarang sudah waktunya kita kembali ke desa Ers han."
"Lalu bagaimana dengan sisa tubuh Salamander disana." Tanya Ashkar.
"Aku akan membawanya untuk di jual."
"Maaf karena sudah terlalu banyak makan."
"Jangan khawatir tentang itu." Jawab Rug.
Dengan kondisi fisik Rug yang sudah kembali normal dan kedua kaki utuh tanpa cacat, mudah saja baginya mengangkat tubuh Salamander duri ke atas punggung dan berjalan pergi memasuki hutan.
oiya kapan2 mampir di ceritaku ya..."Psikiater,psikopat dan Pengkhianatan" makasih...