He'S Obsessed

...Happy Reading...

Melihat kedatangan arsen dengan pakaian yang berbeda mereka terkekeh pelan. Arsen kembali duduk, diikuti Bellina yang juga duduk di sampingnya. Pria itu menatap jam tangannya, pukul satu malam.

Lalu matanya beralih pada beberapa wanita yang ada di sana, mungkin di sewa oleh teman temannya untuk menemani mereka. Tatapan arsen berhenti pada sekertaris nya, dahlia yang menatapnya.

"Ku pikir, anda tidak datang" ucap dahlia tersenyum tipis.

"Tidak, aku datang hari ini. Ku harap kau mengerti" ujar arsen membalas senyumnya.

Dahlia mengangguk, dia mengerti Bellina disana sebagai kekasih arsen. Dibanding dirinya yang hanya sekertaris Bellina lebih berhak mendapat bagian.

Mendapat elusan di pinggangnya Dahlia menoleh pada laki laki yang sudah mabuk di sampingnya, kemudian menariknya. "Aku permisi" ucapnya sebelum pergi dengan pria tadi.

Arsen tak membalas, hanya terus menatapnya sampai tak terlihat. Mereka tak cuma sebatas sekertaris tapi juga partner malam. Karena dia sudah lama tak datang ke club, mungkin dahlia merindukan nya.

.........

Drtd.. Drt..

"Halo paman"

^^^"Hm. Ada apa?"^^^

"Paman aku sudah di bawah di depan kantor. Boleh aku masuk?" tanya ailen terdengar bersemangat.

cukup terkejut, arsen berjalan menuju kaca ruangan nya. Mencari keberadaan ailen dari atas sana, tetapi yang dia lihat hanya kendaraan yang berlalu lalang.

^^^"Hm, masuk lah" ucap arsen.^^^

Tut!

Terlalu bersemangat ailen sampai mematikan telponnya sepihak. Gadis itu buru buru masuk ke dalam kantor untuk bertemu dengan pacar idaman nya.

Dengan mudah di masuk karena mendapat kartu akses langsung dari arsen. Sampai di lantai paling atas ailen hendak masuk, tetapi di hentikan oleh seorang wanita.

"Permisi, ada perlu apa dengan pak arsen?" tanya wanita itu.

"Aku mau ketemu, aku sudah memberi tahu pak arsen. Anda bisa menanyakannya langsung" ucap ailen dengan lugas. Sudah biasa bertemu partner ayahnya dan bersikap profesional.

Bukannya menjawab wanita tadi malah menatap nya dengan tak sopan. Meniliknya dari atas sampai bawah seolah dia membawa sesuatu yang menjijikan.

"Mba, bisa saya masuk?!" tanya ailen sengaja di keraskan. Menegur cara wanita itu menatapnya, di pikir dia siapa?

"Sebentar" ucap wanita tadi melengos ke meja kerjanya dan menelepon sang atasan.

Setelah beberapa saat wanita itu datang kembali menghampiri nya. "Bagaimana? Aku benar?" tanya ailen puas.

Wanita itu menunduk pelan seraya meminta maaf. "Maaf sebelumnya, anda bisa masuk ke dalam" ucap wanita itu.

Ailen tersenyum miring, puas dengan jawaban arsen. Terlebih cara memandangnya tadi yang tak sopan secara tak langsung terbalaskan.

Ailen segera masuk ke dalam ruangan. Begitu dia melihat pacarnya berdiri di samping meja kerja, ailen berlari dan memeluknya. Di balas pelukan oleh pria itu dengan senyum manis.

"Paman aku merindukanmu" ucap ailen tanpa malu.

Arsen terkekeh, lalu membawa wanita itu pada sofa di sana. Segera ailen mencium pria yang dia rindukan setiap saatnya. Padahal tiap malam telponan tetapi tetap saja dia merindukan nya.

Arsen membalas ciu*man itu, dengan menahan tengkuk gadis nya. Meski masih agak kaku cara ailen berciu*man, arsen yakin ini pertama kalinya untuk gadis itu.

"Kenapa kesini?" tanya arsen. Menatap bibir gadisnya yang basah secara pelan dia bersihkan dengan jempolnya.

"Paman lupa? Paman setuju untuk pergi ke pantai denganku hari ini" tebak ailen. Padahal dia sudah berharap tinggi dan menunggu hari ini.

"Aku tidak lupa honey, aku hanya mengetesmu" ucap arsen dengan mulut manisnya.

Mendengar pangggilan sang pacar sontak wajahnya memerah. Ailen menutup wajahnya karena malu, tetapi arsen tak membiarkannya. Pria itu segera menarik gadis itu dan kembali membenamkan cium*an.

"Jangan cium cium terus. Paman sudah selesai bekerja? Ayo kita berangkat" ajak gadis itu.

Arsen mengangguk. Dia membereskan barangnya lebih dahulu sebelum memenuhi keinginan sang tuan putri. Setelah selesai dia keluar bersama gadis itu.

Tentu saja Dahlia melihat nya, arsen pegangan tangan dengan gadis yang tadi hampir ribut bersamanya. Ada rasa tak Terima, terlebih wajahnya sangat muda. Dahlia berpikir mungkin itu hanya salah satu simpanan nya sama seperti dirinya.

.....

"Paman, aku deg degan". Jujur ailen pada arsen. Gadis itu memegang lengan pacarnya ketika di perjalanan.

"Kenapa? Bukan kah kamu menginginkannya? " arsen menatap sekilas seraya tersenyum pada pacarnya.

Ailen mengangguk, bibir bawahnya dia gigit dengan tangan sebelah memegang dadanya. Merasakan debaran jantung nya yang tak terkendali.

"Aku tidak tahu. Tiba tiba jadi begini" ucap ailen.

Arsen terkekeh mendengarnya. Pria itu mengusap kepala sang gadis yang merasa gugup.

Begitu sampai di rumah milik orang tuanya arsen segera masuk ke dalam rumah. Ailen berjalan di sampingnya sambil menautkan dua tangannya. Entah lah kenapa dia bisa gugup? Padahal dia sering datang ke sini. Mungkin karena perbedaan status sekarang.

"Ibu". Panggil arsen pada ibu nya yang tengah duduk membaca majalah.

Dewi meletakkan majalah nya, berdiri dan menghampiri sang anak yang membawa seorang gadis. Dengan tersenyum ramah dia menyapa nya.

" astaga, kau bawa siapa ini arsen?" tanya dewi antusias.

Ailen yang bersembunyi di balik tubuh kekar pria itu seketika keluar dan membalas sapaan dewi. "Halo tante" ucapnya pelan. Senyum tipis memperlihatkan gigi rapi nya dia berikan.

"Oh astaga, tante kira siapa? Ayo masuk ai. Duduk sini" cukup terkejut mengetahui arsen membawa keponakannya, dewi segera menyambutnya.

"Kalian ngobrol dulu. Aku akan bersiap ke atas" pamit arsen berlalu.

"Gimana kabar kamu sayang? Kemarin kita tak sempat ngobrol banyak" tanya dewi menatap lembut pada ponakan nya. Meski hubungan nya dengan keluarga ailen tiri, tetapi mereka cukup akrab.

"Ah baik tante. Tante gimana?"

"Selalu baik sayang. Oh ya orang tua kamu masih menginap di rumah nenek buyut?"

Ailen menggeleng. "Baru pulang kemarin. Katanya ada urusan sama kak Zen jadi pulang duluan dari yang lain" jelas ailen. Bertaut tangannya di sertai senyum tipis.

"Iya, tante juga niatnya kemarin mau menginap. Tetapi bagaimana, ayah arsen kedatangan sahabatnya jadi kami pulang duluan" sahut dewi.

Obrolan ringan cukup berlangsung lama, sebelum arsen datang dan memutus obrolan mereka. Pria itu sudah rapi dengan pakaian casual nya.

"Mau kemana kalian, um? Sudah rapi begini" dewi mengamati penampilan sang putra sulungnya bergantian pada ailen.

"Kami mau liburan bareng tan. Pinjam paman sebentar ya tan?" seru ailen.

Dewi tertawa pelan, melihat wajah ceria ailen membuat perasaan nya Damai. Dulu dia sempat hamil anak perempuan, tetapi keguguran di minggu ke 7. Melihat ailen rasa ingin memiliki putri terobati.

"Ya sudah. Hati hati kalian"

............Q..........

...buat yang mau tahu apa aja yang di lakukan oleh arsen dan bellina, aku simpan di kk. bisa kalian cari ya! informasi ada di sorotan ig...

ini sedikit cuplikan isinya!