NovelToon NovelToon
Sepasang

Sepasang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta setelah menikah / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Muslikah

Kisah sederhana tentang dua anak manusia yng ingin saling menemukan kebahagiaan. Nia, gadis sebatang kara yang mentalnya hancur saat kecil karena orang-orang di sekitarnya. Bertemu dengan Bagus, laki-laki sederhana yang bekerja sebagai tukang bangunan. Niat tulus Bagus mampu membuat Nia luluh dan mau menjalin hubungan dengan Bagus hingga akhirnya menikah.



Bagaimana kisah keduanya? Yuk kita baca bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Muslikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Bagus dan Nia telah keluar dari warung bakso tadi. Kini keduanya sedang berjalan bersisian untuk kembali kost dan proyek.

"Saya sungguh-sungguh mbak dengan niatan saya, saya tidak tahu kenapa, tapi jujur saya benar-benar ingin serius dengan mbak, kita bisa mulai kenalan dulu, tidak harus terburu-buru kan? "

Nia mendesah lelah, laki-laki ini sungguh keras kepala, ditolak masih saja tidak kapok.

"Mas pasti tertarik dengan paras dan body saya saja kan aslinya? " Sungguh pertanyaan maut. Perempuan macam apa Nia ini, bisa-bisa bertanya seperti itu pada seorang laki-laki.

Tahu sendiri laki-laki itu makhluk visual, jelas lah hal pertama yang dilihat seorang laki-laki dari perempuan adalah fisiknya terlebih dahulu. Apalagi Nia sungguh memikat dengan visualnya yang luar biasa.

"Bukannya semua laki-laki awalnya melihat visual dulu mbak?"

"Ya dan semua yang mendekati saya juga seperti itu, persis seperti mas, tapi saat tahu latar belakang saya langsung mundur bahkan orang tuanya ada yang dengan lantangnya menolak saya" Ucap Nia getir. Bagus menangkap ada sesuatu dari ucapan Nia. Bagus yakin Nia memiliki kenangan buruk untuk hal ini.

"Apa yang melekat di saya ini bukan alami mas, ini hasil rombakan? Mas yakin? Saya aslinya dekil dan sangat jelek mas"

Bagus mengangguk.

"Mbak tahu emas dan berlian kan? Keduanya juga bentuk aslinya jelek tapi setelah dirawat dengan baik jadi terlihat cantik. Semua memang butuh perawatan mbak" Bagus mencoba mencari jawaban yang paling aman.

"Ah terserah mas lah, saya capek. Saya sudah mengatakan tentang saya dan saya katakan sekali lagi saya tidak tertarik dengan sebuah hubungan" Jelas Nia saat keduanya sampai di depan kos Nia.

"Dan saya juga sangat yakin dengan niatan saya untuk menjadikan mbak istri saya. Saya menawarkan hubungan yang jelas mbak, bukan hubungan semu. Saya ingin membina hubungan yang terkait sampai akhir hayat di depan sang pemilik hidup. Saya hanya melihat mbak saat ini. Tidak latar belakang mbak, tidak masa lalu mbak bahkan keluarga mbak, saya mohon mbak mempertimbangkannya lagi" Bagus masih berusaha menyakinkan Nia.

"Hah..." Nia mendesah lelah.

"Terserah mas dengan segala keyakinan mas, saya juga dengan keputusan saya, selamat malam, terima kasih juga sudah mau menemani saya makan" Nia pun meninggalkan Bagus yang masih berdiri di depan gerbang kos Nia.

.

.

Nia merebahkan tubuhnya di kasur, melihat ke arah plafon. Sungguh pikirannya sedang penuh sekarang. Pertemuannya dengan Bagus semakin membuat dia lelah.

Bagus, yah laki-laki itu sungguh diluar prediksi Nia. Bagaimana ada orang yang dengan yakinnya mengatakan ingin menjadikannya istri hanya dengan bertemu beberapa minggu ini, sungguh konyol.

Nia bukan remaja lagi yang akan luluh begitu saja. Pengalaman hidup yang berat membuatnya pribadi yang selalu waspada. Terlebih dengan lawan jenis. Nia tidak bisa asal begitu saja. Nia ini ada di tahap yang tidak lagi percaya dengan sebuah hubungan. Nia bahkan sempat berpikir bentuk hidup melajang hingga akhir hidupnya.

Tapi Nia juga binggung, sungguh semenjak meninggalnya sang ibu hidupnya sangat kesepian. Hidupnya bahkan tak ada arahnya. Dia menjalani semuanya hanya untuk bertahan hidup saja. Tidak ada goal dalam hidupnya. Terlebih soal pasangan, Nia ragu bisa menjalin hubungan lagi dengan lawan jenis.

Bukan hanya Bagus laki-laki yang pernah hadir dalam hidup Nia, sebelumnya ada sosok lain. Tapi dengan mereka bukan kebahagiaan yang Nia dapatkan tapi cacian, makian dan hinaan. Itulah yang membuat Nia enggan menjalin hubungan lagi dengan lawan jenis. Bahkan memori itu masih terekam jelas hingga sekarang. Ah Nia lelah. Dia ingin tidur saja malam ini.

.

.

Sementara Bagus, pulang dari makan bakso dengan Nia tidak langsung masuk ke bedeng tapi ke tempat favoritnya. Melihat arah kamar Nia hingga kamar itu lampunya padam.

Sungguh perasaannya hari ini seperti ingin meledak saja. Meledak karena begitu bahagia. Tapi jujur saja Bagus sedang risau juga. Dari obrolannya dengan Nia tadi, Bagus menangkap ada luka yang Nia pendam. Dan luka itu sungguh dalam hingga membuat Nia menjadi sosok yang sulit untuk didekati. Namun Bagus tak mau menyerah, dia akan menjadi penyembuh luka wanita cantik itu.

"Tunggu mas sayang, mas akan sembuhkan semua luka kamu" Janjinya sebelum kembali ke bedeng.

.

.

Seminggu setelah keduanya makan bakso bersama, Nia dan Bagus belum lagi terlihat jalan berdua lagi. Masih sering bertemu saat membeli sarapan dan saling sapa, tapi belum ada kemajuan lagi.

Bagus bukannya menjauh tapi ingin memberi waktu Nia, dia tidk mau terlalu terburu-buru, takut Nia nya kabur. Bagus main aman.

Malam minggu kembali datang, Bagus telah rapi dengan kaos hitam polos dan celana selutut warna senada. Rambutnya telah ia beri pomade agar rapi meski ada puting beliung tidak akan pindah posisi. Malam ini ia bertekad untuk bertemu dengan sang pujaan, tidak menjadi pengagum lagi.

Tok

Tok

Tok

Bagus mengetuk pintu kamar Nia, suasana kos sedang sepi. Karena malam minggu banyak yang keluar dan mungkin ada juga yang pulang kampung.

Cek lek

Pintu warna coklat itu terbuka dan keluarlah sosok wanita cantik dengan daster selutut warna merah, sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Rambutnya dicepol asal tapi terlihat cantik, bukan cantik tapi sangat cantik. Bagus terpana pada wanita itu.

Nia jujur saja kaget melihat siapa yang datang tapi dia juga salut laki-laki itu berani juga. Nia bersandar di pintu melihat laki-laki di depannya yang sedang mematung menatapnya.

"Assalamu'alaikum" salam Nia membuyarkan lamunan Bagus. Bagus tersenyum malu-malu karena tertangkap basah lagi.

"Ngapain? " Tanya Nia langsung.

"Wa'alaikumsalam.Mau ngajak keluar cari makan" jawab Bagus santai.

"Kemana? "

"Dekat sini saja, maaf aku tidak ada kendaraan, jadi tidak bisa membawamu pergi jauh" Ucap Bagus dan diangguki Nia.

Bagus pun duduk di kursi depan kamar Nia, Nia kembali ke dalam mengganti baju dengan celana hitam, kaos warna putih, jaket dan sedikit memoles wajahnya dengan make up tipis agar terlihat segar. Tak lupa ia mengambil sandal tali dan sling bag kecil sebagai pelengkap.

Nia melemparkan kunci motor pada Bagus dan menyerahkan sebuah helm. Bagus menerimanya dengan senang hati.

Eh tunggu kenapa kini keduanya jalan berdua? Apakah Nia sudah menerima tawaran Bagus untuk menjadi pendamping hidupnya? Jawabannya adalah belum. Nia masih dengan keputusannya tapi tidak menutup diri lagi. Toh Bagus selama beberapa bulan ini juga baik, tak masalah kan kalau Nia juga baik.

Tujuan keduanya adalah makan ayam bakar taliwang, Nia sudah sangat ingin menu ini sejak beberapa hari yang lalu. Turun dari motor keduanya berjalan bersisian menuju saung dirumah makan itu. Kalau dilihat dari luar keduanya seperti pasangan saja sangat serasi. Bagus yang tinggi, gagah dan tegap bersanding dengan Nia yang tinggi semampai dengan body yang aduhai. Jangan lupakan juga visual keduanya yang lumayan juga. Bagus ini juga tidak jelek, dia ini tipikal mas-mas jawa yang manis dan mempesona. Meski kerja di proyek kulit Bagus tidak hitam, tapi coklat bersih.

"Kamu tidak pernah keluar kalau malam minggu? " Tanya Bagus saat keduanya sudah duduk.

"Tidak pernah, saya lebih suka di rumah saja"

"Tapi sekarang mau saya ajak? Sudah berubah pikiran? "Tanya bagus jahil.

"Mas ngajaknya pas saya lagi lapar jadi saya mau" Ucap Nia dan diangguki Bagus.

"Kalaupun berubah pikiran juga tidak masalah, saya malah suka "

Tak lama pesanan keduanya datang, satu ekor ayam bakar taliwang, satu bakul nasi, satu piring plecing kangkung dan dua gelas teh tawar.

Bagus memotong ayam Bakar itu menjadi beberapa bagian dan Nia menata nasi di atas piring, untuknya dan juga Bagus. Tak lupa juga plecing kangkung. Setelah itu baru Bagus meletakkan potongan ayam berwarna merah itu.

Keduanya makan sambil mengobrol ringan, sungguh Nia ini bukan wanita yang jaim di depan laki-laki. Lihatlah dia tanpa sungkan menambah nasi lagi dan Bagus malah terlihat senang.

Tak lama pesanan keduanya pun habis. Tak ada yang bersisa. Selesai makan keduanya tidak langsung pulang tapi menuju taman kota. Bagus ingin mengajak nia malam mingguan sebentar. Ada hal penting yang harus dia sampaikan.

.

.

1
Maulana ilham
bagus
Adico
salam kenal
Adico
ceritanya menarik.
slm kenao
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!