NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dibela di Depan Pembully

"Jadi, selama ini mereka yang selalu membuat kamu sampai seperti ini?" tanya pria itu dengan tatapan mata yang dingin.

Saat melihat Faisal, Sekar merasa sangat malu sekali. Mereka bertemu untuk yang kedua kalinya dengan keadaan Sekar yang sama sekali tidak pantas dilihat.

"Tidak apa-apa, Pak. Saya bawa ganti kok."

Sekar seakan ingin menghindari pria itu, karena ia takut jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti beberapa waktu yang lalu. Terlebih hal itu bisa menjadi skandal antara mereka berdua dan bisa mencoreng nama baik Faisal selaku dosen.

"Baguslah kalau kamu bawa, setelah itu datang ke ruangan saya ya."

Pria itu pergi dari hadapan Sekar dan terlihat sangat dingin. Padahal biasanya tidak seperti itu dan tadinya beliau sangat perhatian.

Sekar pun pergi ke kamar mandi yang berada di belakang gedung dan membersihkan dirinya, lalu mengenakan pakaian yang sudah ia bawa di tas. Sekar sudah berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, maka dia sudah siap dengan pakaian ganti tanpa harus merepotkan orang lain.

Setelah selesai mengganti pakaianya, Sekar langsung membuang pakaian yang barusan ia kenakan dan pergi ke ruangan Pak Faisal, di mana pria itu tengah menanti Sekar, entah untuk keperluan apa. Namun, Sekar percaya jika berada di ruangan beliau, sudah pasti akan baik-baik saja dan tidak akan aneh-aneh juga.

Sampai di ruangan, terlihat Pak Faisal sedang berada di kursinya dan terlihat juga ada Siska di hadapan Pak Faisal. Siska yang tadinya tersenyum dan terlihat berbunga-bunga karena hanya ada dirinya dan Faisal, seketika langsung merubah ekspresinya saat tahu bahwa Sekar juga dipanggil oleh Faisal.

"Kenapa?" tanya Pak Faisal kepada Siska.

"Emm, maaf pak. Kenapa si Sekar ada di sini juga ya pak?" tanya Siska dengan raut wajah yang sangat masam dan terlihat tidak suka.

"Iya, saya sengaja memanggilnya ke sini. Karena saya juga ada keperluan dengan Sekar."

"Apa nggak bisa saya dulu baru habis itu Sekar, Pak?" Siska nampak menyela ucapan Faisal terus-menerus.

"Kamu mau buang-buang waktu saya?" Nada bicara pria itu nampak tegas, namun tidak membentak apalagi sampai bernada tinggi. Pria itu benar-benar dingin.

Sekar pun berada di sebelah Siska sekarang dan mereka berdua duduk di hadapan Faisal.

"Kalian tahu kenapa kalian saya panggil ke sini?" tanya Faisal yang memulai pembicaraannya. Mereka berdua menggelengkan kepalanya dan sama sekali tidak mengetahui mengapa mereka dipanggil. Sekar merasa sedikit tidak nyaman karena rambutnya masih basah, untungnya dia membawa parfum, sehingga tubuhnya sudah wangi lagi.

"Siska, saya mau tahu kenapa jawaban kamu sama persis dengan punya Sekar!" Faisal mengeluarkan secarik kertas dan meletakannya di hadapan Siska dan juga Sekar.

Jantung Sekar seperti akan lepas.

Jawaban Siska sama seperti milik Sekar karena Sekar yang mengerjakan pekerjaan tersebut.

"Loh, Pak. Bukannya memang itu jawabannya?" tanya Siska.

"Iya memang jawabannya itu, tapi masa iya jawabannya bisa sama persis. Mulai dari titik, koma, tiap paragrafnya juga sama persis. Siapa yang nyontek siapa nih?" hardik Faisal dengan penuh rasa kesal dan terlihat dari raut wajahnya, jika dia sudah marah.

Sekar hanya diam saja karena dia tahu, Siska sudah pasti akan memarahinya dan menuduhnya karena sedari awal memang sudah perjanjian mereka berdua untuk tutup mulut dan tidak memberitahu bahwa Siska menyontek milik Sekar. Sejujurnya, dia sama sekali tidak tahu jika Siska menyalin pekerjaan Sekar dan jawabannya sama sekali tidak diubah maupun di modifikasi.

"Sekar yang nyontek saya, Pak!" ucap Siska dengan penuh percaya diri dan tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Faisal menatap Sekar dengan tatapan yang cukup dingin, lalu berpindah menatap Siska dan memicingkan matanya. Faisal bahkan sampai menghela nafas panjang karena tidak menyangka dengan kelakuan Siska yang memang begitu jahat dengan Sekar.

"Kamu masih mau berkilah, Siska?"

Siska yang merasa kalah dalam argumennya langsung menolak untuk disalahkan.

"Loh? Memang Sekar yang nyalin tugas saya kok, Pak! Waktu itu dia samai mohon-mohon buat minta jawaban karena belum mengerjakan soal!" kilah Siska yang tidak mau kalah.

"Jangan bohong."

"Saya nggak bohong, Pak!"

"Mau saya buktikan?"

DEG!

Siska langsung terdiam dan tidak bisa menjawab pertanyaan pria itu. Sekar bahkan sempat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh dosennya waktu itu. Apakah benar-benar ada bukti sampai Pak Faisal berani berkata seperti itu.

Faisal mengeluarkan selembar kertas yang berisikan beberapa nilai Sekar dan juga Siska.

"Lihat? Nilai kalian berdua saja jauh berbeda. Nilai kamu selalu dibawah 7, Siska. Bagaimana bisa tiba-tiba kamu dat nilai bagus? Jangan kamu pikir saya sudah tua, gaptek, tapi nggak bisa bedain mana yang kerjain sendiri mana yang nyontek ya!" hardik pria itu.

"Ugh!" Siska hanya bisa menggeram kesal. "Loh, Pak. Kan saya bisa saja berubah dengan cepat. Bisa saja saya sudah belajar sekuat tenaga loh pak. Masa iya usaha saya nggak dihargai." Siska masih tidak mau salah.

"Haruskah saya menanyakan tentang materi yang sudah saya jelaskan kemarin kepada kamu secara lisan?" ancam pria itu sembari mengernyitkan keningnya.

Siska langsung terdiam dan tidak menyangka dia akan berhadapan dengan dosennya sendiri sekarang. Ternyata Pak Faisal yang merupakan incarannya bisa bersikap seperti itu kepada Siska. Karena tidak ingin kehilangan nama baik di hadapan Pak Faisal, akhirnya Siska pun kembali angkat bicara.

"Maaf, Pak. Saya yang menyalin pekerjaan Sekar. Karena kemarin saya sangat buru-buru dan kebetulan bisnis mama saya sedang hancur karena ditipu, jadi saya juga harus menyelesaikan pekerjaan paruh waktu saya untuk kuliah," urai Siska yang memulai drama agar dia dikasihani.

"Baguslah jika kamu jujur. Semoga keadaan ekonomi keluarga kamu lekas membaik ya. Kalau begitu, kamu boleh keluar dari ruangan saya. Terima kasih atas pengakuan dan kejujuran kamu." Faisal nampak tidak ingin basa-basi dan mendengarkan keluh kesah wanita itu.

"Te–terima kasih, Pak. Semoga bapak sehat selalu," tukas Siska dengan lemah lembut dan mencium tangan dosennya, ia melirik ke arah Sekar sebelum pergi dari ruangan itu dan tersenyum licik. Siska merasa dia berhasil kabur dari jerat dan intimidasi Faisal.

Kini, di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Faisal hanya diam saja setelah itu dan masih tetap melihat ke arah pekerjaan mereka berdua. Karena sudah sangat canggung, Sekar pun memulai obrolan mereka lagi.

"Pak? Bisakah saya pulang sekarang?" tanya Sekar.

"Tunggu sebentar lagi. Kamu pulang bareng saya hari ini." Pria itu masih nampak sibuk dengan pekerjaannya, namun masih sempat menjawab pertanyaan Sekar.

Sekar semakin gusar dan dia sedikit takut dengan apa yang akan terjadi nanti di antara mereka berdua.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!