My Mysterious Husband

"Halo nona, hari ini saya mulai cari info mengenai Ahli spiritual tingkat tinggi yang nona cari "

Terdengar suara Mina dari balik telepon.

" Apa kau sudah menemukan nya? " Ailyn mulai penasaran

" Saya kenal dengan orang itu, masih kerabat dekat saya, dan ajaib nya dia sudah tahu maksud kedatangan saya ke rumah nya"

" Apa orang itu tahu tentang Jave? ", tanya Ailyn makin penasaran

" Tentu nona, kami sudah banyak berbincang soal itu, sebaiknya nona berhati-hati dengan Tuan Jave, karna dia.. ",

Tuuuuuttt !

" Dia apa? halo? Mina? "

Panggilan pun terputus akibat sinyal yang tidak stabil. Ailyn yang masih penasaran dengan info penting dari Mina, berkali-kali mencoba menghubungi nya kembali. Namun selalu gagal tersambung.

" Ck ! sebenarnya kau sedang dimana Mina?" umpat Ailyn melempar ponselnya dikursi samping kemudi nya.

Semakin ia berpikir, rasa penasaran semakin terasa menghantui nya.

Namun rasa penasaran itu seketika menghilang, ketika ia melihat Jave keluar dari salah satu toko bunga dekat dengan lokasinya saat ini.

Terlihat Jave yang sedang berjalan dengan santai nya menuju ke salah satu gedung apartment.

Apartment yang dimasuki Jave, termasuk kategori yang sederhana. Hanya ada beberapa lantai dan terlihat tidak terlalu ramai.

Karena tidak banyak kesibukan yang harus ia kerjakan hari ini, Ailyn yang sudah terfokus pandangan nya terhadap Jave, segera bergegas keluar dari mobilnya. Berjalan tergesa mengikuti langkah kaki Jave yang semakin menjauh.

"Jave ! "

Suara Ailyn yang terdengar begitu nyaring, membuat orang yang berada di sekitar lobi menoleh secara bersamaan kearahnya.

Karena merasa diperhatikan, dengan cepat Ailyn memasuki sebuah lorong untuk menuju lift . Sesekali ia menoleh ke arah orang-orang yang masih mengamatinya.

Duk !

Belum sampai depan lift, Ailyn menabrak seorang pria dengan postur tinggi besar, berwajah seram, tersenyum menyeringai ke arahnya.

" Maaf, saya sedang terburu-buru" Ailyn berjalan melewati pria tersebut.

" Mau kemana nona cantik? sini biar kuantar"

Pria berwajah seram itu, menarik dengan kasar tangan Ailyn yang dihiasi sebuah cincin permata cantik pada salah satu jemarinya.

" Apa yang kau lakukan ?! lepaskan !" pekik Ailyn berusaha melepaskan tangan kasar pria besar itu.

" DIAM ! "

Pria besar itu masih berusaha melucuti cincin permata dari jemari Ailyn dengan kasar, membuat luka lecet disekitar jemari Ailyn.

Orang-orang yang jelas melihat Ailyn dalam bahaya, terlihat tidak mengacuhkan nya. Dilihat dari ekspresi yang ditunjukan nya, hal ini seperti sudah sangat biasa bagi mereka.

Jduk !

Karena merasa terancam, dengan sekuat tenaga Ailyn menendang area vital pria besar tersebut, lalu berlari kencang menuju arah tangga.

Pria besar menyeramkan itu terlihat meringis kesakitan, dengan penuh kemarahan ia kembali mengejar Ailyn dengan salah satu tangan yang masih memegangi alat vital nya.

" Berhenti kau wanita sial*n ! "

Dengan nafas terengah-engah, Ailyn terus menaiki anak tangga, hingga sampai pintu darurat menuju rooftoop. Ia merasa bersyukur karna pintunya tidak terkunci.

Kini dihadapannya sudah ada seorang pria dengan seragam pelayan, yang dilihat nya masuk ke dalam apartment ini , tersenyum menyeringai kearahnya.

Dia bukan Jave ! pria itu sengaja memakai seragam pelayan persis seperti Jave. Begitu juga dengan postur tubuh dan gaya rambut nya, sangat mirip dengan Jave. Namun wajah nya sangat jauh berbeda.

" Hai sayang, kau terlihat manis dengan ekspresi itu~"

Ailyn yang mendengarnya merasa merinding. Kini rasa panik dan ketegangan mulai menghantui nya. Bagaimana tidak, posisi nya saat ini benar-benar sudah terpojok. Apalagi suara hentak kaki pria besar yang sedari tadi mengejarnya mulai semakin terdengar jelas.

Dengan cepat ia berlari menghindar, namun berhasil di tangkap oleh pria yang menyerupai Jave itu.

" Mau kemana manis? lihat wajah ini, sayang sekali jika disia-siakan ~" ujar pria mirip Jave masih menggodanya.

Kali ini ia menggenggam kedua tangan Ailyn dengan kuat, sembari membelai lembut wajah jelita itu dengan sebilah pisau lipat untuk menakuti nya.

" Siapa yang membayar mu ?! " tegas Ailyn dengan perasaan tegang.

" Kau tidak perlu tahu sayang, yang pasti kau akan selamat jika menuruti perkataan ku~"

Pria itu kembali membelai pisau lipatnya ke area tubuh bagian depan Ailyn, lalu melepas dua buah kancing kemeja yang Ailyn kenakan.

"Cuih ! "

Karena merasa di lecehkan, dengan terpaksa Ailyn meludahi pria tersebut tepat di wajahnya . Hal itu membuat pria berpenampilan mirip Jave itu menjadi emosi.

Kali ini Ailyn digiring hingga ketepian gedung apartemen tersebut. Lalu di dorongnya tubuh Ailyn dengan sekuat tenaga hingga terjun bebas.

Beberapa saat, suasana menjadi hening. Pria besar menyeramkan yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa terdiam mematung.

SRINGGG..!!

Tiba-tiba sekelebat cahaya kebiruan melintas begitu cepatnya, dan menghilang begitu saja.

Karena merasa ada yang janggal, pria kejam yang baru saja membunuh Ailyn, mengamati dari atas gedung, mencari jasad dari wanita yang ia dorong beberapa detik yang lalu.

Karena tidak menemukan apapun disana, dengan tergesa pria peniru itu belari melewati pria besar menyeramkan, menuruni anak tangga hingga lantai dasar, untuk mencari dimana jasad wanita jelita itu.

Namun sudah beberapa kali ia berkeliling di sekitar apartment, tidak ada satu pun jejak yang tertinggal dari wanita itu.

...----------------...

Ailyn yang merasa ia sudah berada dialam lain, seperti sedang melihat Jave yang tengah berada di sampingnya. Terlihat Jave yang menyentuh luka lecet di bagian jemari Ailyn.

Seketika cahaya putih terpancar dari tangan Jave. Membuat luka di area jemari Ailyn lambat laun menghilang tanpa bekas.

" Terimakasih Jave, kau tak perlu repot begini, lagipula aku sudah mati" Ailyn mulai berlinang

Kyoot~

Dengan tiba-tiba Jave mencubit kedua pipi Ailyn secara bersamaan.

" Aaawh ! kau sudah gila ya ?! " pekik Ailyn bangkit dari tidurnya.

" Sekarang kau sudah sadar? " Jave memandang wajah jelita itu.

" Hah ? dimana ini? apa aku masih hidup?"

Ailyn terlihat mengecek seluruh wajah dan tubuhnya, tidak ada luka sedikitpun, lalu memandangi Jave dengan penuh haru.

" Huaaaa !! Huu.. Huu..! "

Kali ini tangis Ailyn kembali pecah sejadi-jadinya. Ia tak sanggup berkata apa-apa lagi, karena hari ini begitu amat menakutkan baginya.

Entah siapa kali ini yang ingin mencoba menyingkirkannya. Hati nya terasa begitu sesak.

Ia merasa tidak ada seorang pun kecuali mendiang Ibunya, yang menginginkan kehadirannya di dunia ini.

Jave yang melihat Ailyn menangis sampai sebegitunya, kembali teringat kejadian tempo malam, saat seseorang mencoba mencelakai wanita cantik dihadapan nya itu.

Kali ini ia mengerti apa yang harus dilakukan nya. Dengan perlahan, Jave memeluk Ailyn. Di belai nya dengan lembut rambut halus yang terlihat kusut itu.

Beberapa saat kemudian, Ailyn yang mulai merasa tenang, masih duduk dengan kepala yang bersandar di bahu Jave. Kedua mata nya terlihat mulai membengkak.

Dilihatnya cincin permata yang masih melingkar di jari manisnya, dengan tanpa luka lecet sedikitpun.

" Terimakasih sudah menyelamatkan ku, dan juga mengobatiku" ucap Ailyn lirih.

" Kau bisa melihatnya?!" Jave terlihat terkejut.

" Mm.. benar, apa manusia lain tidak bisa melihatnya?"

Ailyn kembali bertanya sembari menatap wajah tampan itu.

" Harusnya tidak, bagaimana kau bisa melakukannya? " tanya Jave penasaran.

" Aku tidak tahu, mungkin karna kita berjodoh~" Ailyn mulai menggoda Jave.

Kini jari telunjuknya menyentuh lembut hidung mancung Jave.

" Bersikap lah dengan normal"

Jave memalingkan wajahnya dari tatapan Ailyn.

" Ah menggemaskan !"

Kali ini Ailyn mencubit kedua pipi Jave dengan gemasnya, membuat Jave merasakan beberapa bunga yang belum lama ia makan, tumbuh bermekaran kembali di bagian hatinya.