"Tuhan ... Apakah hamba tidak ditakdirkan bahagia kenapa nasib hamba jadi sengsara seperti ini? Disini hamba kerja m4ti-m4tian, untuk istirahat saja bahkan terbilang hanya punya waktu terbatas, tapi kenapa bisa Ibu hamba berkata semudah itu seolah-olah aku adalah anak yang tak berguna! Ini tidak adil Tuhan ... tidak adil."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 [ Ancaman Kedua ]
PUKUL 00:00
"Aku harus segera menemukan video itu, tidak peduli biarpun akan kepergok, yang jelas aku harus bisa menemukan video itu malam ini juga, itu harus!"
Tak peduli apapun, Anaya nekat dimalam yang larut, ia menyelinap masuk kedalam kamar dimana disana ada Kennan yang sedang beristirahat membaringkan tubuhnya diatas ranjang, dengan warna seprai putih polos.
Sesampainya Anaya melihat tubuh kekar yang tanpa terbalut selimut, dipandanginya hal itu sungguh sangat menggugah matanya.
Anaya sampai menelan s4liva entah apa yang terjadi, suasana yang dingin ini kenapa bisa ia malah berkeringat banyak layaknya ruangan ini sedang di open.
"Ini kenapa ruangannya jadi panas gini?"
Berulang kali Anaya mengipas-ngipas tubuhnya dengan tangan lantaran merasa tubuh itu sangat panas, diatas nakas ia melihat gawai Kennan yang tergeletak, senyuman Anaya pun kembali terpancar.
"Beruntung kamu selalu dilindungi oleh keberuntungan Anaya ..."
Menggapai gawai itu secara perlahan, namun ada sidik jari yang harus terbuka terlebih dulu menambah waktu yang harus Anaya ulur.
Diatas ranjang Lelaki berwajah tampan dan rupawan itu masih terlelap dalam tidur malamnya, diam-diam Anaya meraih salah satu jari Kennan untuk membuka sidik jari itu, namun ...
"Apa yang kamu lakukan?"
Mata Anaya terbelalak kaget melihat kesadaran Kennan akan secepat ini, Anaya panik, ia berusaha untuk pergi tapi bangkitnya Kennan dan tarikan sekaligus sergapan tangan Kennan sigap menangkapnya.
Tubuh kecil itu kembali didekap Lelaki itu hingga erat, kedua tangan kekarnya melingkari pinggang sang Wanita, kali ini Anaya tak memiliki harapan apakah ia bisa terbebas dari Lelaki yang sungguh sangat menyebalkan ini.
"Kenapa panik? Bukankah video ini yang kau mau?"
Kennan sendiri yang menunjukkannya langsung, ia membuka kode sekaligus sidik jarinya dihadapan Anaya, tubuh Wanita itu bagaikan mainan kecil yang ia dekap dengan erat hingga tak memiliki kesempatan bahkan ruang untuk bernafas lega.
"Lepaskan aku!"tegas Anaya, namun tak digubris oleh Kennan.
"Apakah mungkin akan semudah itu? Tidak lihat sekarang sudah menunjukkan pukul berapa? Apakah kau juga tidak tau tak ada seorang pun yang berani membangunkan aku, tapi kau? Kau dengan beraninya membangunkan tidur malam ku?"
"Maaf! Aku tidak bermaksud membangunkan kamu, perjelas saja kau hanya mencari kesempatan dalam kesempitan, ya kan? Tadinya kau bisa langsung kembali tidur, kenapa malah pake acara bangun dan langsung menyergap ku?"sewot Anaya.
"Anaya ...kau ternyata belum tau betul siapa Lelaki yang kau hadapi saat ini? Kata maaf bagiku hanya sebuah kata-kata sampah, yang tak berarti kalau tak ada sebuah tindakan dan pembuktian, pertanyaan ku bersediakah kamu menunjukkan pembuktian itu?"tantang Kennan.
"Tidak! Jika tidak mau memaafkan ya terserah! Lagian aku tidak mau ambil pusing, sekarang lepaskan aku ...."
Rengek Anaya, tapi masih sama tak ada tindakan jika Kennan akan melepaskannya, sebaliknya Lelaki itu malah semakin memeluknya dengan erat.
"Baik, aku bakal menunjukkan pembuktian seperti yang kau mau, tapi plis lepaskan ..."titah Anaya dengan memohon.
"Yakin kamu mau menunjukkan pembuktan itu? Yakin kamu mau mengabulkan syaratnya?"
"Syarat?"
"Iya, aku janji jika kamu bersedia mengabulkan syarat yang aku berikan, aku janji akan melepaskan pelukan ini, sekaligus menghapus video itu, bersediakah?"tawar Kennan.
"Memangnya apa syaratnya?"
"Menikahlah denganku."
Mata Anaya seketika melotot tajam.
"Tidak! Kau gila menganggap pernikahan hanya sebuah lelucon dan candaan?"sungut Anaya tak menyetujui.
"Ayolah aku bersedia menikahimu kapan saja kalau kamu bersedia. Bahkan kalaupun kamu memintanya detik ini pun, aku bakal kabulkan."
"Tidak! Aku tidak setuju dan tidak akan pernah mau menikah dengan seseorang seperti anda! Paham, Tuan Kennan Pratama Putra?"
"Aku tidak peduli sekalipun kau tidak mau menikah denganku, aku akan tetap mengejar mu, tak peduli kalaupun sampai ke ujung dunia sekalipun, paham Nona cantik Anaya Regina Putri?"
"Anda sudah gila!"
"Iya! Aku memang gila dan itu karena kamu,"goda Kennan dengan membisikkannya.
"Aku minta lepas! Ini terakhir kalinya aku minta lepas!"
"Tidak dan tidak akan pernah! Tapi ..."
"Tapi, apa?"
"Berhubung aku lagi dalam keadaan baik dan cukup ngantuk aku jadi berubah pikiran."
"Alhamdulillah ...baiklah sekarang aku minta lepas!"
"Tunggu!"
"Ada apa lagi?"
Entah apa maksudnya pula Kennan malah mengeluarkan sepasang borgol, satunya ia pasangan dipergelangan tangan kirinya, sebelahnya Kennan pasangkan pada pergelangan tangan kanan Anaya.
"Ini kenapa di borgol?"tanya Anaya sambil menjinjing tangannya.
"Cara agar kau tidak jauh-jauh dariku."
"Kau gila! Aku memiliki anak yang harus aku temani,"sungut Anaya.
"Ya kita bertiga tidur bersama, memangnya apa susahnya?"
"Sepertinya aku harus membeli obat penambah darah?"
"Iya! Itu memang harus, tapi soal gula alangkah baiknya kamu jangan pernah membelinya,"ujar Kennan.
"Kenapa memangnya?"
"Kan manisnya semua sudah ada di kamu, takutnya kalau terlalu banyak akan overdosis."
Mendengar pujian sekaligus gombalan Kennan, tanpa sengaja lelucon Kennan mampu membuat Anaya tersipu malu dan hampir kelepasan akan tertawa.
******
Seperti terjerat dalam jebakannya sendiri, Anaya tidak bisa berbuat banyak selain hanya diam dan menuruti keinginan Kennan, yaitu tidur bertiga biarpun keduanya tanpa memiliki ikatan hubungan sama sekali.
"Maafkan Mama sayang malam ini Mama hanya bisa menemani kamu dengan cara bersandar seperti ini... Maafkan Mama ....."
"Kenapa tidak tidur? Apakah kamu takut aku bakal berbuat macam-macam?"tanya Kennan.
"Jangan berbicara nanti anakku bangun,"ketus Anaya masih berperilaku dingin pada Kennan.
"Tidurlah aku tidak akan macam-macam."
"Tidak percaya."
"Baiklah."
Serasa tak tega melihat Wanita itu dalam keadaan mengantuk, tapi ngotot tak mau tidur dan hanya bersandar. Kennan akhirnya mengeluarkan kunci borgol yang sebenarnya telah ia simpan dalam saku.
Niat awalnya yang sebenarnya hanya bergurau dan hanya memancing Wanita itu, namun melihat Wanita itu yang tak mau ambil kesempatan akhirnya ia menyerah.
"Ke ...kenapa dilepas? Maksudnya kamu telah berubah pikiran?"tanya Anaya tak percaya.
"Aku bukanlah Lelaki bajingan yang suka ambil kesempatan dalam kesempitan, kejadian dulu kita telah bermalam pun juga terjadi karena aku mabuk, tapi sekarang aku normal dan tidak akan mungkin mengambil hak yang bukan hak aku, tidurlah."
Dibuka borgol itu, Anaya lega ia pula akhirnya bisa tersenyum lepas.
"Terima kasih, sekarang anda pergi."
Tak ambil pusing Kennan menuruti keinginan Anaya, keluarnya dia dari dalam kamar Anaya, Wanita itu langsung menguncinya dari dalam.
"Yang aku herankan kejadian dan masalalu buruk apa yang ia alami, sampai-sampai ia masuk ke dunia hitam. Bahkan menjual tubuhnya? Aku perhatikan dia juga tidak memiliki nafsu seperti para jalang-jalang yang aku temui? Dan rahasia apa yang ia sembunyikan rapat-rapat?" gumam Kennan memikirkannya.
*****
"Selamat pagi semuanya ...."
Anaya dan Nadia menyambut kedatangan Kennan dan Reno yang baru nampak, diatas meja sudah tertata nasi goreng, roti dan susu sebagai cadangan pengganjal perut.
"Apa kalian yang menyiapkannya?" Reno menyambutnya dengan hangat.
"Iya pasti dong, aku kan istri berbakti ya kan, Nay?" Nadia menyenggol lengan Anaya.
Nadia pula bukanlah Wanita bodoh baiknya dia lantaran ada maunya, salah satunya tetap mengira dirinya baik-baik saja, padahal ia sudah tau tentang perselingkuhan suaminya.
"Baiklah aku ucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah mau susah-susah menyiapkan sarapan ini, dan untuk permintaan yang aku tawarkan padamu kamu sudah bicarakan kan pada Suamimu?"
"Permintaan yang kamu tawarkan? Soal apa sayang?"
"Iya sayang maaf aku belum membicarakan soal ini, gini, Kak Kennan memintaku untuk mengganti Naya menjadi sekretarisnya kamu tidak keberatan kan?"
"Menjadikan Anaya jadi sekretarisnya?" Nadia mengiyakan.
"Terus nanti siapa yang bakal jadi pengganti sekretaris ku?"
"Soal itu kamu tenanglah aku sudah ada penggantinya kamu janganlah cemas."
"Baiklah kalau ada penggantinya aku tidak masalah."
"Apa maksudnya dia seenak jidat meminta Naya untuk jadi sekretarisnya? Kenapa juga Naya tidak berunding denganku dan asal setuju,"
"Terlihat dari wajahmu kau terlihat sangat keberatan, tapi kau licik masih bisa berlagak sok alim, dasar menjijikkan."
Ting
Bunyi pesan masuk lewat nomor Whatsap Reno, dibuka Reno sontak tersedak sangking terkejutnya ia mendapatkan kiriman foto Shinta yang sengaja dibuang disungai dalam keadaan masih didalam karung.
"Sayang... Kamu kenapa? Apa masakanku tidak enak?"
"Tidak! Aku tiba-tiba ingin pipis aku pamit dulu."
Buru-buru ia pergi, dari raut wajahnya itu nampak jelas telah terjadi sesuatu pada Lelaki itu, namun Nadia ataupun Kennan sama-sama heran, sedangkan Anaya, ia tak menunjukkan akan reaksi penasarannya.
"Berhasil! Satu langkah dengan gampangnya membuyarkan konsentrasi dia dan menunjukkan seberapa takutnya Lelaki itu jika rahasianya akan kebongkar."
Anaya tersenyum menyeringai, ia hanya mengungkapkan kepuasannya dalam hati, tapi itu sudah menunjukkan akan seberapa bahagianya ia melihat tanda-tanda kekalahan yang akan Reno alami.
"Ada apa dengannya?"tanya Kennan.
"Entahlah." Nadia tak begitu memperdulikan nya, apalagi sejak ia mengetahui Suaminya suka gonta-ganti.
DI DALAM KAMAR MANDI.
"Sial! Siapa yang telah mengirimkan foto ini? Siapa dia?"
Lalu teringat dengan kondisi Shinta terakhir kali dan tidak akan mungkin dia bisa selamat dalam keadaan sekarat.
Apalagi jika nyawanya waktu itu sudah dijeburkan, tapi semua bisa terjadi lantaran waktu itu ada seseorang yang memergoki dan menolong Shinta.
"Aku dalam masalah besar! Jika Shinta masih dinyatakan hidup aku dalam masalah besar! Tapi jika Shinta masih hidup kenapa dia tidak menampakkan diri? Apa jangan-jangan ini ada hubungannya sama Kennan? Dia orang pertama yang sangat menginginkan kehancuranku? Iya! Pasti dia! Aku harus berbuat sesuatu."
Reno menekan beberapa pesan dan satu foto Kennan untuk seseorang.
[ AKU PUNYA TUGAS UNTUKMU. HAJAR LELAKI ITU TIDAK PEDULI ENTAH DIA AKAN HIDUP ATAU TEWAS! TAPI AKU INGIN DIA LENYAP ]
Seperti itulah pesan yang dikirimkan Reno, kepalan tangannya menunjukkan ia sangatlah marah. Bahkan kemarahannya kali ini tak bisa terkendali, namun bodohnya ia salah duga.
Bodohnya pula ia tertipu tak memiliki kecurigaan pada pelaku asli, malah lebih curiga pada seseorang yang tak pernah berbuat sesuatu apalagi sampai diluar kendalinya.
BERSAMBUNG
lanjut 🙏