NovelToon NovelToon
Sebuah Rasa Yang Masih Tertinggal

Sebuah Rasa Yang Masih Tertinggal

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Nervayana

Aku tidak pernah menyangka bahwa hati ini telah jatuh dan memilihmu. Bahkan aku tidak punya rencana sedikit pun bahwa aku akan jatuh cinta padamu.

Pandangan pertama ini seolah mampu menghipnotis ku. Entah datang nya dari mana rasa ini, seolah ia tumbuh tanpa ku minta.

Aku sempat meragukan diriku untuk bisa mendapatkan hatimu. Sehingga rasa yang kumiliki tanpa ku sangka kau juga memiliki nya.

Hingga terjalin kasih antara kita, mengukir hari dengan penuh makna atas hadirmu karena penyemangat ku.

Kita pernah bermimpi bahwa kita kelak akan menjadi keluarga yang bahagia. Kita juga pernah membayangkan kita akan memiliki buah hati berapa. Sejauh itu bukan impian kita.

Tapi kenyataanya apa?

Aku meraung, menangis, dan meratapi nasibku. Seolah tidak ada perempuan lagi di dunia ini selain dirimu. Kita terbiasa bersama bukan, terbiasa dengan bertukar kesedihan, canda dan tawa. Tapi sekarang rasanya memang kosong tak ada dirimu, rasanya berbeda semenjak dirimu memutuskan pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nervayana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kisah yang indah

Selesai sudah Revita beres-beres memindahkan baju-bajunya di lemari. Ia segera mandi dan siap-siap untuk pergi dengan Anggar, dirinya sudah tidak begitu sedih memikirkan masalah nya. Ia menyadari kalau ia bisa menjalani apapun yang terjadi kedepannya. Tapi sakit di kepalanya masih terasa gara-gara habis menangis tadi.

Revita yang menangis cukup lama membuat kepalanya sedikit pusing. Sudah hal biasa soal Revita mengalami sakit kepala apabila ia banyak pikiran, atau habis menangis dalam waktu yang lama.

Drrttttt drrttttt...

Dering telpon handphone Revita bergetar, tapi ia masih asyik merendam dirinya didalam kamar mandi. Ada sensasi sendiri saat merendam dirinya dengan air hangat, rasa penat pun hilang dan tubuh lebih rileks. Sudah tiga kali Anggara mencoba menelpon tapi belum diangkat juga sama si pemiliknya.

Lama Anggara menunggu didepan kosan Revita, tapi tanda - tanda Revita belum muncul keluar. Handphone Anggar pun masih sunyi belum ada jawaban dari Revita.

''Mas sudah didepan dek,'' Anggara mengirim pesan pada Revita, berharap cepat dibaca. Karena sudah lumayan lama dirinya menunggu.

Ting..

Revita yang sudah menyelesaikan ritual mandinya masih acuh dengan bunyi ponselnya, dia masih sibuk memoles wajahnya didepan cermin. Mengusap sedikit cream pelembab wajah dan pelembab bibir,  dengan sedikit memberi pewarna pada bibirnya yang mengakhiri kegiatan berhias malam ini. Akhirnya ia pun bangkit dan mengambil ponselnya yang ia letakan di atas kasur. Dilihat ada beberapa panggilan dari Anggara dan sebuah pesan masuk.

Revita segera ambil tasnya dan segera keluar  setelah tahu kalau Anggara sudah didepan. Saat keluar dari kosan, sudah disambut senyum manis dari bibir Anggar. Dia sudah lama menunggu namun lelaki itu tak menunjukan rasa marah sedikitpun.

''Mas! Lama ya nungguin Revita, tadi mungkin Revita mandi jadi nggak dengar ada telpon dari mas.''

Anggar hanya tersenyum menanggapi rasa bersalah Revita.

''Udah ayo, nanti keburu pingsan kelaparan,'' ucapnya menggoda wanita yang sudah berdiri didepannya.

Revita pun hanya mengulas senyum manis mendengar penuturan kekasihnya yang sabar tiada Tara, Ia pun jalan mengikuti Anggara dengan tangan yang digenggam erat menuju ke arah motor.

Saat diatas motor Revita lebih banyak diam, dia hanya menjawab pembicaraan Anggar. Itupun hanya hmm iya hmm iya, kalau tidak lagi seperti ini Revita akan banyak cerita dan Anggar selalu jadi pendengar.

''Saat seperti ini suatu saat akan kurindukan mas, entah kapan aku pun belum tau. Rindu diboncengi kamu, sambil banyak cerita dan kamu selalu jadi pendengar ku yang baik,'' batin Revita yang pikirannya sudah menerawang jauh ke depan.

''Dek! Sudah sampai, kok melamun sih dari tadi,'' panggil Anggar yang membuat Revita sedikit kaget.

''Eh maaf mas, hihi'' ucap Revita sambil turun dari motor.

''Gitu dong dari tadi ketawa, ya udah ayo'' jalan masuk sambil menggenggam tangan kekasihnya.

''Mas tunggu, helm Revita belum dilepas'' tarik Revita lagi

''Astaga dek,'' sambil senyum melepaskan helm yang masih menempel di kepala Revita.

Revita pun memandang dalam laki-laki yang ada didepannya itu, degup jantung yang tak beraturan karena memompa darah lebih cepat dari biasanya. Meski sering diperlakukan Anggar seperti ini, namun tetap tak bisa dipungkiri buat Revita kalau dekat dengan Anggar membuat tekanan darah terpompa lebih cepat.

Anggar yang merasa diperhatikan dari tadi langsung berceletuk, '' jangan begitu kalau memandang mas, nanti mas khilaf .'' Sambil merapikan rambut Revita dan menyunggingkan senyum manisnya.

Wajah Revita yang sudah memerah bak kepiting rebus menahan malu, seolah ingin diganti wajah baru dihadapan kekasihnya itu. Bagaimana tidak, ia seolah terhipnotis akan perlakuan Anggar, hingga membuatnya tak sadar telah memperhatikan kekasih tampannya itu.

Anggar menikmati ekspresi Revita yang malu-malu. Ia suka kalau melihatnya seperti itu, soalnya

semakin menggemaskan dilihatnya. Dalam hati ia puas bisa menggoda kekasihnya.

''udah ayo ...  ''

Keduanya masuk menuju tempat duduk diujung, yang disampingnya terdapat kolam ikan. Sengaja Anggar memilih tempat yang nyaman dan tenang. Anggar menarik kursi buat duduk Revita dan dia langsung pergi memesan makanan.

Revita memandangi Anggar yang menjauh darinya, tanpa diminta cairan bening itu pun menetes begitu saja di pelupuk mata Revita. Anggar memang memilih tempat duduk yang tidak terlalu banyak pelanggan alias tempat yang nyaman bagi mereka berdua. Memang ada dua bangunan di tempat makan ini, yang satunya ruang utama biasanya dipenuhi banyak pengunjung karena langsung berhadapan dengan live music. Sedangkan yang ditempati Revita dan Anggar semacam room private hanya sedikit terbuka.

Ting..

Disaat menangis membayangkan dirinya yang akan segera pisah atas permintaan mamanya, tiba-tiba handphone Anggar bunyi. Saat waktu menyala Revita sempat melirik pesan masuk di ponsel kekasihnya, ia membaca isi pesan itu karena letak handphone Anggar memang disimpan pas didepan Revita. Walaupun Revita tau cara membuka sandi handphone Anggar namun Revita tak berniat membukanya. Ia mengabaikan pesan yang sudah masuk di handphone kekasihnya.

''Mas Anggar sudah makan, mau Angel bawain nggak?'' isi pesan itu yang membuat pikiran Revita tak tenang menanyakan pada sang pemilik handphone.

Ting

''Kebetulan Angel masak banyak,'' isi pesan itu yang kedua.

Entah bahagia, atau sakit, atau cemburu. Disisi lain akan ada yang menggantikannya suatu saat nanti kalau Revita benar- benar pergi. Disisi satunya lagi sakit hati dan cemburu lebih besar menguasai hati Revita. Gimana tidak! Lelakinya ada yang lebih perhatian ketimbang dirinya, selama ini Revita tidak pernah memasakkan Anggar apapun, sekalipun itu cuma Indomie. Tapi kini ada yang baik hati sekali menawarkan makanan pada kekasihnya, mana mau dibawain pula.

''Berati dia mau ke kosan mas Anggar dong,'' batinnya dari tadi yang tidak tenang.

Anggar datang cuma perhatikan kekasihnya yang sedang menangis tanpa bilang apapun.

Anggar merasa terpukul melihat kekasihnya yang tiba-tiba menangis seperti ini. Dia pun tidak bisa memaksa Revita untuk bercerita, kalau bukan kemauan Revita sendiri menceritakan masalahnya. Anggara lebih suka melihat Revita yang banyak cerita, banyak ngomongnya, tidak suka melihatnya bersedih seperti ini.

Revita yang menyadari kedatangan Anggar pun langsung mengusap air matanya dan mengulum senyum yang di paksa didepan Anggar.

Namun Anggara hanya menanggapi senyuman kekasihnya dengan muka yang datar. Dia tau wanitanya sangat bersedih, hati Anggar sangat sakit melihat orang yang sangat dicintainya bersedih apalagi meneteskan air matanya.

Anggar tak mau membuka suara apapun sebelum makan, karena ia tau sifat Revita. Kalau Revita sudah kaya gini apalagi nanti akan ditanya Anggar, sudah pasti dia tidak akan mau makan dan membujuknya pun percuma. Anggar menunggu selesai makan, baru akan bertanya padanya. Sudah tidak tahan Anggar diam saja menunggu Revita cerita terlebih dulu.

Akhirnya makanan pun datang, Anggar mengambil makanannya dan menyodorkan pada orang didepannya tanpa sepatah kata pun.

Anggara menunggu Revita menyendok makanannya dulu. Karena dari tadi Anggar perhatikan cuma diaduk-aduk saja tanpa menyuapkan di mulutnya.

''Makanlah, nanti keburu dingin,'' celetuk Anggar yang merasa sedikit kesal dengan Revita, yang dari tadi belum ada sesuap pun yang dimakan.

Revita pun me nyendokan nasi ke mulutnya dengan gerakan malas, Anggar sudah menyelesaikan makannya dan masih menunggu Revita yang dari tadi belum ada separuh ia makan. Revita sebenar tidak nafsu makan, hanya saja dia takut Anggar kalau tidak dihabiskan. Walaupun Anggar tidak akan memarahinya, hanya menegur namun Revita sudah menganggap dirinya dimarahi.

''Mas!'' Panggil Revita sambil nunduk lihatin makanannya.

''Hmm,'' sahut Anggar malas, karena ia tau kalau dirinya mau bilang tidak bisa menghabiskan makanannya.

''Revita kenyang mas,''  sahutnya sambil memelas.

''Habiskan sedikit lagi baru sudah,''  tegas Anggar sekali lagi.

Dengan keadaan terpaksa dia menyendok lagi makanannya, hingga tinggal sedikit dan akhirnya pun disudahi dengan Revita. Anggara mengulas senyum melihat makanan Revita yang tinggal sedikit.

''Revita,''  celetuk Anggar tiba-tiba, ia menggenggam tangan wanita yang duduk didepannya.

Revita hanya memandang sekilas, kemudian mengalihkan netranya ke arah lain.

''Aku takut kehilanganmu mas''

1
Juli Ana
lanjut
Nervayana: siap, masih sibuk di dunia nyata 🙏😁
total 1 replies
Juli Ana
aduhhh sapa ITU.. jangan bilang ITU mangan si abi
Juli Ana
ehhh.. kemarin bukannya Ariana uda dikantor Pas abimana pergi ke Kantor
Nervayana: Ariana baru ngantor setelah Anggar dari rumahnya 😊
total 1 replies
Juli Ana
please Sama Sama move on setelah ini y... kasihan pasangan masing masing.
tapi bener Rasa Yang tersisa, butuh waktu proses untuk semua ITU.
Juli Ana
up...please
Nervayana: siap kak 😊
total 1 replies
marrydianaa26
mampir thor, mampir juga di karya aku (Suamiku Preman)😅
Nervayana: siap kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!