Ha Yun adalah seorang dokter yang lahir dari keluarga kaya raya dan terpandang. Tepat di usianya yang ke 13 tahun ia harus kehilangan ibunya sehingga ia pun mengalami trauma berat yang membuatnya enggan membuka hati kepada seorang gadis.
Namun tiba-tiba datanglah seorang gadis sederhana nan lugu yang membuat hatinya luluh. Sayang seribu sayang, hubungan keduanya pun terhalang oleh masa lalu keluarga keduanya yang penuh polemik.
Akankah keduanya mampu menyatukan permus*Han keluarga mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zeyn Seyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8 (Sheny pulang)
“Kamu kenapa?”
“Kayaknya sambalnya kebanyakan, tapi ini sakit banget.” Keluh Ariana sambil memegang perutnya.
“Aduh gimana?” keluh Andre panik.
Tak hanya Andre, si tukang bakso ikut menghampiri mereka dan menanyakan keadaan Ariana. Namun di luar dugaan, Ariana justru tertawa terbahak-bahak membuat Andre juga si Abang bakso heran.
“Jangan bilang tadi kamu hanya bercanda?” Tanya Andre dengan ekspresi menginterogasi.
“Emang iya,” Jawab Ariana santai.
“Ya ampun kita semua panik.” Sambung salah seorang pengunjung di sana.
“Ya Mbak, saya juga panik.” Sambung si pemilik warung.
“Maaf.” Sahut Ariana kemudian.
Terlihat Andre merasa kesal karena Ariana mengerjainya.
Di jalan ia hanya diam tak mau mengajak Ariana bicara. Bahkan Ariana meski terlihat banyak bicara, Andre justru diam.
“Sayang kamu masih marah?” tanya Ariana.
Andre pun menghentikan laju motornya.
“Kamu tahu! Tadi aku sangat khawatir tapi kamu hanya mengerjai ku,” sungut Andre masih dengan wajah kesal.
“Maaf.” Pinta Ariana dengan wajah memohon.
“Untung sayang, kalau tidak, udah aku tinggali kamu.”
“Ya ampun tega banget.”
Andre tersenyum dan kembali melajukan motornya.
Setelah mengantar Ariana, Andre sibuk mondar-mandir di sekitar dapur. Karena terlihat bingung si Mbok pun bertanya.
“Den Andre mau di masakin apa?”
“Ah... Buatin Andre mie pakai telur ya Mbok,” pinta Andre.
“Baik Den,”
Si Mbok pun memasakkan mie buat Andre, sesekali Andre mengajak si Mbok bicara.”
“Mbok sudah sangat lama katanya di sini ya?’
“Ya Den, bahkan sebelum non Saira di lahir kan.” Terang si Mbok sambil menaruh mie nya di piring.
“Lama juga Mbok,”
“Mbok kan sudah pernah bilang sama Den Andre kalau Mbok sudah lama.” Lanjut Mbok masih tetap sibuk sibuk menuangkan minyak untuk menggoreng telur.
Andre pun tersenyum cengengesan.
Andre pun terus mengajak bicara di Mbok hingga akhirnya bertanya nama istri pertama Pak Reza.
“Oh Ibu Go...”
Andre pun menyimak nya dengan baik, namun si Mbok pun lupa.
“Lupa Den,” Lanjut si Mbok.
“Ah coba ingat lebih keras Mbok,” Pinta Andre memohon.
“Kenapa Den Andre tiba-tiba bertanya itu?”
Mendengar pertanyaan Mbok Andre merasa panik.
“Kenapa Den?” tanya Si Mbok kembali.
“Hanya penasaran, ayo lah Mbok jawab saja,”
Si Mbok pun kembali berpikir dan mengingat-ingat nama istri pertama Pak Reza. Hingga akhirnya nya muncul sebuah nama.
“Anggita, ya Anggita Lee,” Jawabnya.
“Kalau adik Kak Saira siapa namanya? Tanya Andre kembali.
“Eonni,” Jawab Si Mbok.
“Eonni?” tanya Andre karena merasa asing akan nama itu.
“Bukan, biasanya Ibu Anggi memberi nama itu untuk non Saira jadi itu seperti panggilan kakak,” Jelas Mbok.
Mbok pun menjelaskan jika Anggita Lee adalah Blasteran Indonesia-Korea, sehingga ia sering berbahasa Korea atau memberikan. Nama panggilan Korea. Setelah mendengar itu Andre mulai mencari tahu lebih detail arti Eonni. Dalam kejelasan yang ia dapatkan di Google, bahwa Eonni adalah panggilan untuk Kakak perempuan dari adik perempuan.
“Itu artinya adik Kak Saira perempuan,” Tutur Andre.
Di sisi lain, Kondisi Sheny sudah mulai membaik sehingga ia di perbolehkan pulang. Sebenarnya Sheny sudah tidak betah di rumah sakit dari kemarin-kemarin, hanya saja Dokter Ha Yun melarangnya pulang. Saat Sheny ingin pulang, Dokter Ha Yun berniat mengantar Sheny, namun Sheny menolaknya dan seperti biasa keduanya akan ribut.
“Dokter jangan berfikir yang macam-macam ya,” sungut Sheny.
“Kamu itu yang negatif thinking, saya hanya ingin mengantar kamu sebagai bentuk rasa terima kasih saya, meski apa yang kamu lakukan itu bodoh,” Celetuk Ha Yun dengan santai.
Tentu ucapan Ha Yun itu membuat Sheny kesal.
“Dokter mau berterima kasih atau menghina saya?” sungut Sheny kesal.
“Saya minta maaf, tapi menurut saya tetap saja apa yang kamu lakukan itu bodoh,”
“Dasar, Dokter tidak tahu terima kasih,” balas Sheny.
“Iya.. iya makasih,” ucap Ha Yun akhirnya.
“Dasar, Dokter menyebalkan, entah kenapa dulu dia menjadi lulusan terbaik,” Gerutu Sheny dalam hati.
Ternyata Ha Yun adalah salah satu alumni yang sangat populer di kampus Sheny, bahkan sebelum mengenal Ha Yun, mahasiswa dan mahasiswi di sana sering membicarakan Ha Yun. Hanya saja Sheny tak menyangka jika yang mereka maksud adalah Dokter Ha Yun yang Sheny kenal sangat menyebalkan.
“Ok lah jika kamu ingin pulang sendiri,” ucap Dokter Ha Yun menyerah.
“Tapi benarkan Dokter yang bayar?” tanya Sheny memastikan.
“Ya saya yang bayar,” jawab Dokter Ha Yun.
“Ya sudah terima kasih, saya pulang ya!”
“Hati-hati, saya sudah mengurus semua surat-surat nya,” Ujar dokter Ha Yun seraya menyodorkan kertas hasil kesehatannya.
Sheny pun pulang menaiki angkot menuju rumahnya, dalam perjalanan Sheny mulai berpikir jika Dokter Ha Yun adalah pria yang baik, namun sangat menjengkelkan. Karena setiap kata pujian yang di lontarkan Dokter Ha Yun selalu di ikuti dengan kata m*kian yang membuat Sheny kesal.
Sesampai di rumah seperti biasa sudah banyak pekerjaan yang menunggu Sheny. Tak hanya mendapatkan tugas yang menumpuk tapi ibu Sarita mengungkapkan sangat malu karena para tetangga sering mengatakan jika Sheny tidak secantik dirinya juga Ariana. Mendengar ocehan ibundanya itu Sheny hanya diam dan tetap mengepel karena tugas telah menumpuk. Selesai mengepel, cuci piring dan menjemur pakaian, Sheny pun bergegas ke kamarnya. Ia berdiri di atas cermin sambil memikirkan perkataan ibu sarita. Ia juga mengingat kata-kata dari almarhum ayahnya,
*flashback on*
“Ayah ingin kamu berponi seperti ini hingga nanti kamu akan menikah, karena kamu terlihat lucu seperti ini,”
“Tapi Sheny tidak mau nikah mau nya sama ayah terus,” rengek Sheny.
“cepat atau lambat kamu akan menikah nanti, dan ayah juga tidak bisa bersama kamu terus,’’
Sheny hanya diam, di situ ayahnya berpesan agar Sheny dapat menjadi istri yang baik kelak yang patuh akan suami, termasuk jika ingin Sheny merubah gaya nya lebih dewasa.
Hal itulah yang selalu di ingat Sheny hingga ia enggan merubah tampilannya. Baginya ayahnya adalah pahlawan nomor satu yang tak tergantikan. Kasih sayang dan cinta tak akan lekang oleh waktu meski dunia mereka tak lagi sama.
*flashback off*
Melihat jam hampir jam Sembilan, Sheny pun siap-siap untuk pergi ke kampus. Sebelum itu, Sheny pun mandi karena hampir dua hari ia tak mandi. Sebelum berangkat Sheny berpamitan kepada ayahnya.
“Ayah! Sheny berangkat dulu ya!” pamit Sheny seraya meletakan foto ayahnya kembali di atas mejanya.
Sheny pun berangkat ke kampus, ia pun menunggui angkat namun tak kunjung datang. Hingga ia pun mulai berjalan sambil terus menengok ke arah belakang.
“Kenapa belum ada angkot,” keluh Sheny.
Sheny yang terus berjalan, hingga ia melihat seorang wanita yang tengah di ganggu beberapa preman. Sheny yang melihatnya menjadi bingung karena ia tahu, ia tak akan bisa melawan preman itu. Namun ia juga tak mungkin membiarkan preman itu mengganggu wanita itu.
“Ok itu jalan satu-satunya!” putus Sheny pada dirinya sendiri.
ada yg ingin saya tanyakan tentang dialog apa itu ya aksi sama apa itu yg pernah saya bc dari komentar kk di karya orang lain 🙏🙏
🐠🐠 + 𝚞𝚙𝚍𝚊𝚝𝚎