Ikhtisar :
Untuk menyelamatkan pesantren dari seorang mafia yang ingin menggusur pesantren yang bernama Jack Jatnika, Khalisa Amira rela menjadi istri Jack sekaligus menjadi budaknya. Tapi siapa sangka Khalisa bukan wanita biasa, yang menerima apa yang terjadi padanya. Jack terkejut saat mengetahui masa lalu Khalisa, bahkan dialah tunduk padanya. Taktik apa yang Khalisa gunakan untuk menaklukkan mafia kejam sepertinya itu ?
Baca selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Revolusi Kehidupan Baru
Khalisa berlatih dan berlatih, tujuan utamanya sekarang untuk membunuh sang mafia. Dia tidak bisa membunuhnya tanpa persiapan matang dan kekuatan penuh. Dia bahkan tidak memiliki waktu untuk bersantai. Memprovokasi semua orang yang ada di markas, dia tidak bisa melawan sang mafia seorang diri. Tampat itu sangat berbahaya, bukan soal nyawa tapi bagaimana dia menghentikan semuanya agar teman-temannya aman dan tempat itu hancur.
Khalisa mencuci otak satu persatu orang-orang mafia besar itu, dia membuat mereka berkhianat dan menjadikannya sebagai panutan dan pimpinan baru. Hingga pda waktunya, Khalisa mulai merencanakan hari dimana dia kembali menjadi mesin pencanbut nyawa. Hari itu Khalisa sudah berumur 17 tahun, dia sudah banyak memakan asam agam dan pahitnya kehidupan.
Khalisa membawa secangkir kopi kesukaan sang mafia besar, kopi yang sudah di beri racun olehnya. Khalisa haus melumpuhkan lebih dulu sebelum membunuhnya, karena Sebagian besar anak buah mafia itu masih setia kepadanya. Hanya sepertiga yang mau bergabung dengannya.
“Bos kopinya” Ucap Khalisa sambil meletakkan segelas kopi di atas meja, mafia itu sedang duduk di balkon markas memperhatikan air danau.
“Kau minum dulu kopinya sebelum aku meminumnya” Titahnya
Khalisa sudah tahu akan terjadi sepeti itu, dia mengangguk. Tentu Khalisa sudah tahu cara mengakalinya. Dia tidak mengaduk racun yang masih menggumpal di dalam cairan kopi yang hitam. Khalisa mengambil kopi itu dan meminumnya sedikit, dia sudah biasa menjadi bahan tester sebelum sang mafia memakan atau meminum sesuatu.
“Racun yang ada di mulutku tidak berbahaya karena kandungannya hanya sekian persen, meski lidah dan mulutku tetap saja merasa sakit dan panas” Batin Khalisa sambil menahannya
Kemudian dia menunggu racun dalam kopi itu larut sedikit menggoyangkannya tanpa sepengetahuan bosnya, barulah meletakkannya di atas meja.
“Sudah bos, kopinya manis seperti biasa” Ucap Khalisa, dia sudah terbiasa menahan sakit, tertusuk, tersayat, ter kena racun dan lain sabagainya Selma tiga tahun ke belakang. Dia sudah kenyang dengan penderitaan,
Mafia itu tersenyum, dia mengambil gelas kopi miliknya di atas meja. Dia tersenyum karena kesetiaan Khalisa padanya.
“Aku berencana mendirikan penampungan anak lagi setelah tiga tahun lalu kamu hancurkan” Ucapnya
Khalisa mengepalkan tangannya, ingin rasanya mencincang orang yang ada di depannya. Tapi dia harus tenang untuk memuluskan rencananya.
“Aku ingin kamu sendiri yang mengelolanya” Tambahnya
Khalisa hanya diam
“Khalisa, munurut kamu bagaimana ?” Tanyanya
“Ide bagus, bukannya aku kaki tanganmu” Jawab Khalisa, hatinya getir rencana laki-laki itu
“Hahahaha” Dia tertawa puas mendengar jawaban Khalisa
Kemudia mafia itu meminum kopi yang tadi sudah di cicipi oleh Khalisa lebih dulu.
“Tempat itu akan menghasilkan banyak uang. Aku sudah mengurus semunya” Ucapnya
Khalisa menghitung reaksi yang akan terjadi, dia ingin mencincangnya.
“Kamu membangunkan jiwa pembunuhanku lagi tuan, dalam hitungan menitaku akan membuat kamu mersakan sakit samapi ke tulang rusukmu” Batin Khalisa
“Satu, dua, tig…” Belum selesai Khalisa meghitung sampai tiga mafia itu mulai merasakan dampak dari racun yang diminumnya
“Aaarrrrggghhhhh” Dia memegang lehernya terasa panas
“Kenapa ?, ada apa ? bos sakit ?” Tanya Khalisa
“Kamu memasukkan apa dalam kopinya ?” Tanyanya
“Kamu ingin tahu ?, aku memasukkan racun” Jawab Khalisa
Dia terkejut mendengar apa yang di katakana Khalisa, ternyata orang kepercayaannya itu berkhianat. Dia langsung berteriak memanggil anak buahnya.
“Bunuh Khalisa” Titahnya pada anak buahnya yang datang
“Khalisa kamu ….” Racun yang di minumnya mulai menjalar
“Sakit ? itu belum seberapa rasa sakit orang-orang yang sudah kamu sakiti, kamu pantas mendapatkan hukuman dariku. Karena aku mencabut nyawa kamu” Ucap Khalisa, dia tertawa menakutkan. Tawanya yang sudah terkubur sangat dalam
“Tembak Khalisa” Titahnya
Ke empat anak buahnya berubah Haluan, mereka mengahancurrkan pistol itu di depannya.
“Apa yang kamu lakukan ?” Tanyanya, matanya terbelalak melihat anak buahnya juga berkhianat
“Sudah lama aku menunggu hari ini, tiga tahun bukan waktu yang sebentar untukku menjadi lebih kuat dan mengeksekusimu di tempat ini” Jawab Khalisa
“Biadab kamu Khalisa, aku sudah memberikanmu posisi penting” Pekiknya sambil menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.
“Posisi penting ? kamu memperbudakku untuk melakukan kejahatan, dan sekarang kamu ingin menjadikanku mesin pembunuh untuk anak-anak yang tidak berdosa ?” Tanya Khalisa
“Khalisa” Teriaknya
“Simpan tenagamu tuan, kamu akan mati dengan rasa sakit yang begitu menyakitkan” Ucap Khalisa
Dia memanggil anak buah yang lain, sayangnya anak buah yang lain sedang sibuk melawan orang-orang dari kubu Khalisa.
“Bos tembak sekarang ?” Tanya seseorang kepada Khalisa
“Aku yang akan melakukannya, kamu bantu saja teman-temanmu yang lainnya saja” Jawab Khalisa
Mereka berempat mengangguk dan meninggalkan tempat itu, sedangkan Khalisa menghampirinya yang berjalan mundur ke belakang.
“Khalisa hentikan semua ini” Teriaknya
Khalisa hanya diam, matanya dingin dan penuh dengan dendam. Rasa sakit mulai menyelimuti hatinya. Dia tidak akan mengampuni orang yang ada di depannya, Khalisa megeluarkan belati dari bajunya. Dia mulai melakukan penyerangan.
Sreeet … Sreeet … Sreeet …
Mafia itu tidak bisa melawan sedikit pun, dia sudah keracunan tenaganya lemas dan habis.
Bruk …
Dia terkapar, dan menatap wajah Khalisa.
“Kamu memang pantas mati, dunia akan baik-baik saja tanpa dirimu” Ucap Khalisa
“Am- ampun” Ucapnya sekarat, dia bahkan belum melakukan pemyerangan sedikit pun karena rencana Khalisa begitu matang tanpa dia sadar
Khalisa tertawa melihat mafia itu memohon ampun, tapi Khalisa justru menusukkan belati tepat pada jantungnya.
“Mati kau !” Teriak Khalisa
Dalam hitungan detik dia batu, Khalisa mencabik-cabik tubuhnya dengan belati kemudian dia berjalan dengan darah di bajunya. Tatapannya dingin dan kosong.
“Aku kembali menjadi pembunuh” Teriak Khalisa
Semua orang bertarung langsung terdiam, mereka meliaht Khalisa yang berdiri di tangga.
“Akulah bos kalian yang baru, siapa yang melawanku, siap mati di tanganku” Tegas Khalisa
Semua orang berlutut, mereka tidak berani melawannya. Khalisa berjalan menghampiri mereka dan berdiri di depannya.
“Mulai hari ini dan seterusnya aku akan membebaskan kalian semua, kita akan membangun kehidupan baru yang lebih menyenangkan dari pada membunuh dan membuat kehancuran” Ucap Khalisa
Tiba-tiba sebuah belati mengarah ke arah kepala Khalisa, dia menangkap oleh tangannya hingga telapaknya terluka. Seketika orang yang melayangkan belati itu langsung di lemparkan lagi belati itu oleh Khalisa.
Cleb
Orang tersebut mati begitu saja, dia tregeletak di antara orang-orang berlutut.
“Itu contih orang yang berkhianat, aku tak segan-segan membunuh siapa pun yang tidak satu tujuan denganku” Ucap Khalisa
Mereka semua terdiam, tidak ada yang berani dengan Khalisa meski pun dia masih muda. Khalisa dan anak buahnya menyerahkan ke polisi, Khalisa hanya diam seperti sebelumnya. Sampai Kyai Rozak kembali menemuinya, dia membantu Khalisa bangkit. Apalagi setelah putusan pengadilan, Khalisa hanya di hukum 1 tahun penjara karena usianya masih di bawah umur.
Tahun pun berganti, Khalisa bebas dari lapas di usianya 18 tahun. Dia di angkat menjadi anak oleh kyai Rozak. Khalisa mulai bersekolah dan hidup layaknya gadis pada umumnya. Khalisa mulai merintis bisnisnya dengan merekrut teman-temannya dan anak buahnya yang sudah bebas dari penjara. Mereka bekerja pada Khalisa, membangun kehidupan baru seperti di janjikan waktu itu.
Khalisa tidak mengambil keuntungan tapi membagi rata keuntungan, semua oaring bahagia dan senang dengan kebijakannya. Khalisa bukan hanya bos di sebuah perusahaan tapi bosa mafia yang di segani oleh mereka.
Flashback Off
“Begitulah perjalanan hidupku sayang, tidak seindah dalam dongeng” Ucap Khalisa
Jack memeluk erat Khalisa, ternyata perjalanan hidup istrinya sangat menyakitkan.
“Aku makin cinta sama kamu, kamu membuatku candu. Candu dalam hangatnya cintamu” Jawab Jack
Khalisa tersenyyum, dia mengelus pipi Jack
“Tidak ada kejahatan yang berakhir kabahagiaan, itu sebabnya aku berusaha untuk menghentiakanmu. Sebelum semuanya musnah dan kamu akan menyesal” Ucap Khalisa
Jack membalikkan tubuh Khalisa dan menciumnya.
“Aku ingin bersamamu menuju jalan kebenaran, dimana kita akan berdua selamanya” Ujar Jack
Khalisa mengangguk, Jack megelus pipi Khalisa. Istrinya itu berhasil membuatnya luluh dan begitu mencintainya.
“Bos !” Teriak Maman, suaranya menggema hingga ke dalam gua
“Baru juga pengen nambah malah udah ada pengganggu” Keluh Jack membuat Khalisa tersenyum
“Mereka tanggung jawabmu sayang” Ucap Khalisa
“Paling juga Momon di santap macam” Jawab Jack
Khalisa tertawa kecil, anak buah Jack memang selalu mengkhawatirkan bosnya.