NovelToon NovelToon
Kekuatan Dari System

Kekuatan Dari System

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mdlz

Seorang pemuda tanpa sengaja jiwanya berpindah ke tubuh seorang remaja di dunia lain. Dunia dimana yang kuat akan dihormati dan yang lemah menjadi santapan. Dimana aku? Itulah kata pertama yang diucapkannya ketika tiba di dunia yang tidak dikenalnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keempat

Sekitar setengah jam kemudian, Teknik Pedang Surgawi naik tingkat menjadi level satu. Arsa beristirahat sejenak, lalu melanjutkan latihan pernapasan.

Satu jam berlalu, mendengar lolongan Serigala Api diluar celah batu, membuat perhatiannya teralihkan dan menghentikan latihan. Arsa bangkit dari duduknya dan beranjak.

Namun tepat ketika ia berdiri, suara notifikasi System berbunyi di kepalanya.

System. “Ding! Selamat Tuan. Teknik Pernapasan telah naik level. Level saat ini adalah 2/10.”

System. “Ding! Dengan Level ini, Tuan dapat menyembunyikan napas dibawah kultivator Prajurit Alam tingkat Tinggi.

System. “Ding! Indra spiritual Tuan juga memiliki jarak jangkau persepsi mencakup radius tiga puluh kilo meter.”

Arya tersenyum lebar, dia sangat senang dengan notifikasi system yang tak terduga. “Waah… Ternyata Tuhan benar-benar sayang padaku dengan system yang kuat.”

Kembali fokus pada serigala api, Arsa kembali kepintu celah batu. Ia mencoba kembali Teknik Pedang Surgawi seperti sebelumnya.

“Bam!” suara benturan teredam terdengar, cahaya merah dari sabetan pedang berhasil menghantam tubuh Serigala Api.

Serigala Api melolong keras dengan mata melotot, perutnya terluka akibat tebasan Teknik Pedang Surgawi yang dilakukan Arsa.

Meskipun terluka, Serigala Api masih penuh dengan Vitalitas. Tebasan Pedang Arsa hanya berdampak pada luka ringan. Serigala Api menoleh kearah Arsa, kembali melolong keras dengan tatapan marah.

Tentu saja tebasan itu hanya menyebabkan luka ringan bagi seriga api. Tebasan Arsa hanya sedikit mengandung energi, Kultivasinya belum memungkinkan baginya untuk menggunakan energi alam secara baik.

Akibatnya, Arsa tidak memiliki kemampuan untuk mengalirkan energi tubuh kebilah pedang, kecuali Arsa telah mencapai Tahap Transformasi.

“Sialan! Sialan! Dasar Serigala Brengsek!” gerutu Arsa kesal dengan mengutuk terus-menerus. Ia berbalik arah, kembali keruang kecil didalam celah batu sebelumnya.

Duduk ditanah dengan kedua kaki ditekuk, Arsa meletakkan dagunya diatas lutut sembari memeluk kedua kakinya itu. Berpikir keras, mencari cara untuk, bagaimana dia bisa keluar dari ruang sempit ini.

Arsa tiba-tiba mengerutkan kening, Ia melihat seberkas cahaya putih samar di salah satu dinding ruangan. Bangkit dan berdiri, Arsa berjalan menuju cahaya putih samar itu.

Namun tidak ada apa pun kecuali hanya cahaya putih samar, yang seolah-olah. Cahaya itu berusaha untuk keluar dari kedalaman dinding.

meraba-raba dinding batu yang tidak rata didepannya, dan secara tiba-tiba, Arsa mendapati dinding batu bergetar dan bergerak.

Reflek. Arsa langsung melompat kebelakang dengan waspada, dan alangkah terkejutnya Arsa kemudian. Ternyata, dinding batu yang dia sentuh sebelumnya merupakan pintu ke ruangan yang lain.

Ruangan itu lebih luas empat kali lipat dari ruangan pertama. Seluruh ruangan tampak terang benderang dengan cahaya putih yang cenderung transparan.

Dengan langkah perlahan dan sangat hati-hati, Arsa masuk keruangan itu. Matanya berbinar takjub, hampir seluruh dinding batu dipenuhi dengan berbagai jenis tumbuhan obat.

‘Ruangan apa ini?’ pikir Arsa seraya mengedarkan pandangannya.

Tatapan Arsa tertuju pada bagian tengah. Tampak sebuah tiang batu setinggi pinggang, tertancap secara alami dengan bentuk hampir menyerupai balok kayu.

Di ujung tertinggi satu-satunya tiang pendek itu, terdapat sebuah kotak giok. Ukurannya sebesar kotak smart phone, tanpa ukiran dan berwarna putih susu.

Masih dengan sangat awas, Arsa melangkahkan kaki menuju kotak giok sembari bergumam lirih. “System, analisis!”

System. “Ding! Api Neraka, Tuan. Merupakan jenis api yang berbeda dan berada di urutan pertama dari seluruh jenis api lainnya.”

System. “Ding! Api Neraka tidak berwarna dan tidak berbau. Dapat membakar apa pun sesuai keinginan pemiliknya, tapi tidak dapat membakar kenangan!

Sytem. "Ding! Api Neraka pun tidak dapat dipadamkan kecuali atas kehendak pemiliknya.”

‘Kenapa api seperti ini ada disini? Apakah pemiliknya telah pergi?’ pikir Arsa menduga-duga, memperhatikan kotak giok itu dengan kedua alis mengunci.

Setelah ragu-ragu sejenak, secara perlahan, Arsa membuka kotak giok itu dengan tangan kanannya yang menjulur.

Begitu kotak terbuka, Arsa mencondongkan badanya sedikit kedepan, menjulurkan kepala untuk melihat isi kotak.

Dengan Takjub, Arsa melihat segumpal api sebesar kepalan tangan balita. Warnanya putih transparan, warna yang sama dengan cahaya yang menerangi seisi ruangan.

Penasaran. Arsa mendekatkan wajahnya. ia ingin melihat segumpal api aneh itu lebih dekat, tapi tepat ketika kepala Arsa bergerak menutup jarak, segumpal api transparan itu tiba-tiba melompat langsung menuju kening Arsa, masuk ke tubuhnya dalam sekejap.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan telah mendaparkan Api Neraka, api terkuat di seluruh alam.”

System. “Ding! Selamat, Tuan. Kultivasi Tuan telah naik level. Level saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Keempat…”

System. “Ding! Selamat Tuan. Kultivasi Tuan telah naik level. Level saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Kelima…”

System. “Ding! Selamat Tuan. Kultivasi Tuan telah naik level. Level saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Keenam…”

System. “Ding! Selamat Tuan . Kultivasi Tuan telah naik level. Level saat ini adalah Tahap Pembentukan Tubuh Tingkat Ketujuh…”

Dengan suara notifikasi system yang terus berdering dibenaknya, Arsa merasakan kekuatan yang luar biasa meledak-ledak didalam tubuhnya.

Aliran energi alam menjalar keseluruh pembuluh darahnya hingga ke sumsum tulang, memperkuat inci demi inci tubuhnya saat ini yang masih sangat lemah.

Arsa tersenyum cerah, saat ini dia dapat merasakan energi alam di sekitaranya. Dia dapat menyadari adanya energi mistis yang berada di udara tipis.

“Akhirya… setelah naik ke Tahap Transformasi, maka aku bisa menggunakan energi alam sebentar lagi.” ucap Arsa dengan penuh semangat.

Teringat dengan Serigala Api yang menjadi lawan tangguh baginya. Arsa mengepalkan tangan kanan dan berkata. “Heh, Serigala bodoh! Kamu harus siap-siap menjemput ajalmu!”

Merasa lebih kuat, Arsa tertawa terbahak-bahak. Saking gembiranya, tanpa sengaja ia tergelincir oleh beberapa batu yang terinjak, membuatnya jatuh terduduk seketika.

“Sialan! Untung tidak ada yang lihat.” umpat Arsa mengutuk dirinya sendiri.

System. “Ding! System melihat, Tuan.”

Arsa pun membeku dalam diam, bertanya-tanya dalam hati, bagaiamana mungkin System yang suaranya kaku dengan suara mekanis itu, bisa menanggapi apa yang dia alami.

Tanpa mau memimirkan lebih jauh, Arsa bangkit dari tempatnya, pandangannya tertuju pada dinding yang dipenuhi dengan tanaman obat.

Pada dinding sebelah kiri, terlihat jenis tanaman obat berbentuk rumput berwarna merah tua. Membuat Arsa tersenyum gembira dan sangat bersemangat.

Pasalnya. Tanaman ini mirip dengan tanaman yang dibutuhkan oleh ayahnya, obat yang digunakan untuk mengurangi cidera yang dideritanya. hanya saja, tanaman berwarna merah tua itu jumlah rumpunnya lebih banyak dari yang disebutkan oleh ayahnya. Yang itu artinya, memiliki khasiat yang jauh lebih baik.

Segera Arsa memetik tanaman obat itu, disambut juga oleh suara mekasnisme dari system yang berdering di kepalanyanya.

System. “Ding! Rumput Awan Merah. Merupakan tanaman obat yang dapat memulihkan vitalitas tubuh dan memiliki efek penyembuhan terhadap cidera organ dalam…”

System. “Ding! jika satu rumpun dikonsumsi sebanyak sepuluh kali, maka akan memperkuat tulang dan tubuh, serta tidak menutup kemungkinan dapat menerobos ketingkat berikutnya dibawah Tahap Prajurit Alam.”

System. “Ding! Nilai satu rumput Awan Merah adalah tiga poin system, Apakah Tuan akan menukarnya? Ya / Tidak / Simpan.”

‘Ah, lebih baik aku simpan untuk Ayah dan Ibu,’ pikir Arya dalam hati, segera ia mengambil seluruh Rumput Awan Merah yang menempel pada dinding batu.

Seluruhnya berjumlah seratus dua puluh Rumput Awan Merah, Jumlah yang sangat fantastis. Harga satu Rumput Awan Merah berkisar tujuh puluh lima koin emas. Jika dijual, maka Arsa akan memiliki lebih dari Tujuh ribu lima ratus koin emas.

Kembali menatap kearah dinding yang lain, Arsa melihat ada tiga jenis tanaman obat dengan jumlah yang bervariasi.

Tidak mengetahui jenis tanaman obat apa yang ada didepannya itu, Arsa meminta system untuk menganalisa.

System. “Ding! Daun Tumpang Lawang. Jenis Tanaman Obat ini untuk memperkuat tulang bagi kultivator Tahap Pembentukan Tubuh.”

System. “Ding! Nilai tukar adalah satu poin system? Apakah Tuan akan menukar? Ya / Tidak / Simpan.

Tidak menunda, Arsa memetik seluruh tanaman obat Tumpang Lawang. Jumlahnya cukup banyak, yaitu sekitar seratus lima puluh delapan tanaman. Tiga di antaranya dia simpan di ruang penyimpanan system, dan sisanya dia tukarkan dengan poin system.

Beralih pada dua jenis tanaman obat lainnya. Arsa mendapati kedua jenis tanaman itu memiliki fungsi yang hampir sama dengan Daun Tumpang Lawang.

Oleh karena itu, Arsa langsung menukarkannya dengan poin system. Sekarang, Arsa memiliki tiga ratus lima puluh poin system.

Membalikkan badan, Arsa berencana akan kembali keruangan sebelumnya. Namun ia langsung menoleh ke kanan, melihat kearah dinding dimana ia mendapatkan Rumput Awan Merah.

Setelah di perhatikan dengan seksama, terdapat sesuatu yang berbeda di titik tertentu dibagian dinding tersebut.

Terlihat ada lubang pada dinding, yang mana ukuranya, sangat mirip dengan ukuran kotak giok putih susu.

Mengikuti Praduganya. Arsa kembali mengambil kotak giok, memasukkan kotak giok kedalam lubang di saat berikutnya.

Dan benar saja, dinding tersebut bergetar seperti halnya dinding pertama. Dinding itu merupakan sebuah pintu menuju ruangan lain lagi.

Pun masih dengan sangat hati-hati, perlahan Arsa berjalan keruangan yang baru saja terbuka. Ukuran ruangan cendurung hampir sama dengan ruangan tanaman obat.

Di dalam ruangan itu, terdapat banyak senjata dengan berbagai jenis tingkatan dan kualifikasinya. Semuanya tergeletak dengan rapih pada sebuah rak batu.

Tidak hanya senjata, berbagai botol giok yang dipastikan berisi berbagai jenis pil, juga terpampang di bagian lain rak batu tersebut.

Namun dari semua yang terlihat, ada dua hal yang paling menarik perhatian Arsa. Yakni sebuah buku usang dan kolam kecil dengan air berwarna merah darah.

Rasa penasaran Arsa pun seketika meninggi, ia segera menuju dan mengambil buku usang itu, diikuti pula suara notifikasi system di saat berikutnya yang menggema di kepalanya.

System. “Ding! Terdekteksi Teknik Array Kuno. Apakah Tuan akan mempelajarinya?”

Tanpa pikir panjang. Arsa langsung menjawab, “Ya!”

Seketika, buku usang itu berubah menjadi partikel cahaya berwarna biru keunguan, melesat cepat menuju kening Arsa.

Di saat yang sama, Arsa merasakan berbagai pengetahuan tentang formasi Array membanjiri otaknya. Yang bahkan dirinya baru kali ini mengenal apa itu formasi Array.

System. “Ding! Selamat, Tuan. Tuan telah mempelajari Teknik Array Kuno. Level saat ini 0/10.”

Tentu saja Arsa sangat gembira. Meskipun dirinya belum begitu mengerti secara keseluruhan apa kegunaanya, pengetahuan itu merupakan sesuatu yang sangat berharga menurutnya.

Perhatian Arsa beralih pada kolam darah di sebelahnya, dia langsung meminta system untuk menganalisi kolam yang ada tepat di sebelahnya ini.

System. “Ding! Kolam Darah Naga Kuno. Kolam ini berisikan esensi darah Naga Kuno yang dapat memperkuat tubuh ke tingkat teratas.”

System. “Ding! Dengan berendam didalam kolam darah ini, maka secara otomatis seseorang mendapatkan garis keturunan Naga Kuno. Yang mana garis keturunan itu merupakan garis keturunan naga tertinggi.”

Tanpa pikir panjang, Arsa menceburkan dirinya kedalam kolam darah. Tapi seketika itu juga, dia bangkit kembali, keluar dari kolam darah dengan tergesa-gesa dan ketakutan.

“Sialan! kenapa rasanya sakit sekali!” umpat Arsa dengan kesal. Ia merasakan jika tubuhnya terkoyak, seakan-akan ditusuk oleh jutaan jarum tanpa henti dan tanpa jeda.

Jeda sebentar, Arsa teringat dengan rasa sakit ketika mengintegrasikan tubuh kekosongan. Rasa sakit itu lebih mengerikan jika dibandingkan dengan rasa sakit berendam didalam kolam atau Rasa sakit saat di tinggal pacar, pas lagi sayang-sayangnya.

Secara perlahan-lahan. Arsa kembali masuk kedalam kolam darah, giginya merapat, menahan rasa sakit yang kini merayap disekujur tubuhnya.

1
Uraaaa
oke kak
Hr⁰ⁿ
baru baca,Thor kalo bisa pas di system pake tanda ( ) gitu Thor biar mempermudah pembaca,itu aja si sarannya untuk skrng Thor,smngt trus
Uraaaa: oke mksh kak
total 1 replies
Uraaaa
semoga menghibur
Alfathir Paulina
lucu thor nama dr para penjahatnya ada blangkon ada ndasmu ada telu limo🤣🤣🤣🤣👍👍💪💪😙😙
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!