Bryan Sang Ahli Waris

"Malam kak bryan, ini kalisya bisa hari ini kita bertemu.," itu adalah pesan yang ingin kalisya kirimkan ke bryan tapi di urungkan karena mungkin bryan tidak ada waktu untuk bertemu walaupun hanya sebentar.

Kalisya berfikir dia akan menemui bryan di kafe dan akan berbicara kepadanya nanti di sana.

 Kalisya ingin mengenal sosok bryan yang menurutnya sangat mengganggu pikirannya tiap hari dan dia sangat penasaran apa yang dia rasakan.

Mungkinkah sudah ada rasa suka di hatinya atau hanya penasaran dan kalisya ingin memastikan perasaannya.

Besok setelah pulang dari sekolah kalisya akan ke kafe tempat bryan bekerja.

"Kak pesan red velvet dan kentang." kata kalisya

"Di bungkus?" tanya bryan

"Makan di sini." kata kalisya

Bryan menganggukkan kepala walaupun di hatinya merasa heran biasanya kalisya membawa pulang pesanannya.

Kalisya memilih tempat di lantai atas karena hari masih sore menjelang malam dan kafe masih sepi.

Bryan mengantarkan pesanan kalisya karena yang lain sedang sibuk,selena hari ini tidak datang ke kafe.

"Ada yang bisa aku bantu lagi. " kata bryan setelah menaruh pesanan.

"Tidak, terima kasih. e..em.. Kak bryan bisa temani aku sebentar.? " kata kalisya

Bryan melihat sebentar wajah kalisya lalu dia menarik kursi di depannya dan duduk.

"Sepuluh menit." kata bryan

Kalisya mengangguk mengerti dan memberikan senyum terbaik karena bryan mengikuti keinginannya.

"Kak bisa kapan kapan jalan.? " tanya kalisya to the poin

"Boleh, sebelumnya kalisya beri tahu dulu kapan waktunya " kata bryan

Kali ini kalisya tersenyum dan di dalam hatinya bersorak senang, ternyata tidak sulit untuk mengajak bryan padahal tadinya dia ragu takut di tolak.

Bryan berdiri karena waktu sepuluh menit telah habis dan dia harus kembali bekerja.

Bryan kembali dengan pekerjaannya dan setelah sepuluh menit kalisya meninggalkan kafe karena memang tujuannya datang ke kafe untuk bertemu bryan.

Entah mengapa bryan tidak menolak permintaan kalisya kepadanya, dia tahu jika sekarang mereka sudah berteman dan tidak salah jika sekali kali jalan bersama teman.

🌸 🌸🌸

Selena pergi ke apartemen rendi setelah dia sampai di bandara lalu memesan taxi, karena rasa rindu dan ingin bertemu dengan kekasihnya itu.

Setelah sampai di area apartemen selena melihat tensi dan juga nina turun dari mobil rendi terlihat mereka tertawa bahagia.

"Neng jadi turun. " kata sopir taxi karena melihat selena diam melihat pintu jendela yang terbuka.

"Oh.. iya pak." kata selena lalu dia turun dari taxi itu.

Selena berhenti di depan dan ragu untuk masuk ke apartemen rendi, selena mencoba berfikir baik kepada rendi dan menerima tapi tidak di angkat.

Setelah beberapa menit selena melangkahkan kakinya masuk ke dalam apartemen walaupun dalam hatinya berharap apa yang di dalam pikirannya salah.

Selena memencet bel beberapa kali tapi rendi tidak membukakan pintu lalu dia memencet no pintu yang tentu Selena tahu no pin apartemen rendi karena dia sudah beberapa kali main ke apartemen itu.

"Rendi." kata selena terkejut melihat rendi dan nina yang katanya mereka adalah teman sedang berciuman panas.

"Lena... saat rendi mendengar suara kekasihnya itu dan segera berdiri melepaskan pautannya bersama nina.

"Aku bisa jelaskan dan kapan kamu datang . " kata rendi

Karena rendi tidak menyangka dia akan terciduk oleh kekasihnya dan tadi dia mengabaikan bel yang dia dengar karena sedang asyik asyiknya bersama nina.

Selena masih berdiri dan memberikan tanda kepada rendi untuk tidak mendekatinya.

Aku dan nina hanya berteman dan ini yang kamu lihat hanyalah tidak seperti yang kamu fikirkan.

Selena masih belum memberikan reaksi dan masih diam karena kesal, tidak menyangka rendi seperti itu.

"Kita putus." kata selena

"Tidak bebs... jangan bicara seperti itu, aku hanya khilaf dan.." kata rendi berhenti karena semua pasti akan sia sia jika dia menjelaskan, kekasihnya masih dalam keadaan marah.

Selena pergi meninggalkan apartemen rendi dan menaiki taxi pulang ke rumahnya.

Sampai di rumah selena masuk ke kamarnya dan kebetulan dia membawa kunci rumahnya.

Selena membaringkan tubuhnya dan mencoba mengingat saat bersama dengan rendi, hubungan sehat mereka jalani dan rendi tidak pernah berbuat aneh aneh kepadanya.

Baru beberapa bulan mereka berpisah dan rendi sudah banyak berubah.

Besok dia akan kembali ke surabaya dan tidak menyangka kedatangan ke jakarta sia sia tidak seperti harapannya.

🌸🌸

Bryan tersenyum setelah membaca pesan dari kalisya yang mengajaknya jalan hari minggu dan entah mengapa mengingat kalisya memanggilnya kakak seolah dia mempunyai adik perempuan saja.

Malam ini kafe ramai, seperti biasa jika malam minggu kafe selalu ramai dan beruntung selena sudah datang dan membantu mereka.

Selena sendiri merasa lega setelah kemarin malam rendi datang memenuhinya,mereka berdua memutuskan untuk berteman, memikirkan hubungan jarak jauh memang sangat sulit dan berteman adalah jalan terbaik untuk mereka berdua yang masih mempunyai perasaan sayang.

"Bro kelihatannya selena sedang ada masalah dari tadi kuperhatikan dia diam tidak seperti biasanya " kata bastian kepada bryan.

Bryan melihat selena, memang benar kata bastian sepertinya selena tidak seperti biasanya selalu memberikan senyum dan ceria setiap harinya.

Selena sendiri tidak menyadari jika bastian juga bryan sedang melihat kearahnya, dia mengelap meja setelah pelanggan meninggalkan tempat duduk mereka.

Setelah kafe tutup karyawan bersiap pulang dan bryan melihat selena menaiki taxi dan bryan naik motornya pulang ke rumah.

Sampai di rumah bryan memberikan pesan kepada Kak fita untuk ijin besok tidak masuk kerja, karena bryan tidak tahu kemana kalisya dan dirinya akan pergi besok.

Setelah membersihkan diri bryan ke meja makan dan makan malam karena ibu selalu membuatkan masakan yang lezat untuknya.

Sudah beberapa bulan terakhir bryan merasa senang akan kondisi ibunya sepertinya sudah membaik, tidak ada wajah pucat dan tubuh lemah.

Ibu seperti nya telah sehat karena sudah melakukan pekerjaan rumah kembali dan juga memasak makan untuknya.

Bryan tidak berfikir buruk kepada ibunya karena memang mira selalu menampilkan wajah sehat dan baik baik saja di depan putranya.

Bagi mira untuk sisa sisa terakhirnya dia ingin melihat putranya bahagia walaupun setiap hari harus menampilkan wajah sehat walaupun sebenarnya mira tahu bahwa dirinya tidak baik baik saja.

Mira tersenyum dalam kamarnya mendengar putranya makan masakannya dengan mendengar suara sendok dan piring menandakan putranya sekarang sedang makan.

Mira tersenyum dalam tidurnya hatinya senang walaupun tidak bisa menemani putranya kedepannya tapi sampai batas waktu nanti dia akan senang karena bisa memasak untuk putra tercintanya.

Mungkin besok, lusa atau detik ini jika memang dia harus berhenti bernafas mira merasa bahagia.