Queen memilih memendam perasaannya pada Safir, karena tidak ingin merusak hubungan persahabatan mereka berdua. Queen pikir, selama ini Safir juga memiliki perasaan yang sama seperti dirinya. Perasaan itu semakin bersemi di hati Queen karena sikap Safir yang begitu perhatian terhadap dirinya. Meskipun perhatian tersebut tidak terang-terangan di tunjukkan oleh safir karena sikapnya yang pendiam dan juga dingin. Namun, siapa yang bisa menduga jika setelah mereka lulus kuliah, Safir datang ke rumah untuk melamar. Bukan Queen yang di lamar oleh Safir, tapi Divya. Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nia masykur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 Rencana Selanjutnya
Entah kenapa, perasaan Reina sungguh tidak enak. Ia yakin kalau ada hal yang aneh di antara Queen dan Safir. Tapi Reina juga di buat bingung karena Queen terlihat dengan yakin kalau tidak memiliki perasaan pada Safir. Andai saja Safir bukan anak dari keluarga Arjuno. Saat ini Reina ingin sekali mengambil keputusan sepihak. Membubarkan acara malam hari ini, untuk memikirkan ulang semuanya dengan baik.
Tapi apa yang bisa Reina lakukan. Dirinya juga tidak bisa menyakiti hati anaknya yang sudah di landa bahagia. Mencintai seorang lelaki dan menunggu dengan sabar hingga malam ini pun terjadi. Reina menatap Queen yang masih menatap dirinya. Reina sedikit bernafas lega saat melihat Queen tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya. Entah itu bermakna apa. Tapi yang Reina tangkap, Queen seolah meminta Reina untuk segera melanjutkan acara malam hari ini.
"Maaf karena sudah menjeda acara malam ini."
"Tidak apa-apa Ibu Reina. Begini lebih baik. Agar apa yang membuat Ibu Reina dan keluarga dengan jelas mengetahui hubungan Safir dan Queen yang sebenarnya," ucap Arjuno memahami keadaan.
Reina mengangguk pelan. Ia menyentuh tangan Hendri agar segera memulai acara yang sebenarnya, malam ini.
"Sekali lagi kami minta maaf atas yang terjadi barusan Bapak Arjuno dan Bu Tisya. Dan terima kasih karena sudah datang kekediaman kami ini," tutur Hendri. Wajah yang tadi sedikit tegang, kini sudah terlihat mengendur. Terlihat senang karena sebentar lagi anak pertamanya sudah ada yang meminang.
"Terima kasih karena sudah menerima kedatangan keluarga kami. Sebenarnya kedatangan kami malam ini dengan niat dan tujuan yang baik. Kami sebagai Ayah dan Bundanya Safir, datang ke sini karena permintaan anak kami untuk melamarkan putri pertama Pak Hendri dan Bu Reina. Kelak untuk di jadikan istri anak kedua kami, Safir Al Ghani. Kami sangat berharap Pak Hendri dan keluarga bisa menerima niat baik kami ini."
"Kami sungguh tidak menyangka jika anak Pak Arjuno dan Bu Tisya yang akan datang melamar anak sulung kami. Sebagai orang tua, kita pasti sudah sama-sama tahu kalau ternyata anak kita sudah menjalin hubungan secara diam-diam sejak lama. Maka dari itu, saya menerima lamaran Safir pada Divya."
Sejak tadi, Queen terus menunduk. Ia memejamkan kedua matanya karena menahan air mata agar tidak luruh. Ia terus memanjatkan doa, agar perasaannya di kuatkan untuk menerima kenyataan, bahwa lelaki yang selama ini menjadi sahabatnya. Lelaki yang selama ini ia cintai akan menjadi Kakak iparnya.
"Terima kasih atas sambutan baik Pak Hendri sekeluarga pada kami. Tentunya niat baik ini harus kita segera rencanakan semuanya dengan baik. Bukankah tidak baik jika kita menunda seorang anak yang sudah siap lahir batin untuk menjalin hubungan rumah tangga?"
"Pak Arjuno benar sekali. Mari kita tanyakan pada anak-anak terlebih dahulu, siapa tahu mereka juga sudah membuat kejutan besar pada kita semua," tutur Hendri. Mengetahui kenyatan yang ada, Hendri jadi berpikir kalau mungkin saja Safir dan Divya sudah memiliki rencana lainnya.
"Sebelum membicarakan hal lebih jauh, Biarkan saya memberikan ini pada Divya terlebih dahulu," ucap Zantisya setelah mengeluarkan sebuah kotak perhiasan.
"Silahkan, Bu Tisya," ucap Reina.
Rasanya cukup berat Zantisya beranjak untuk mendekati Divya. Karena yang duduk di samping Divya adalah Queen. Tapi Zantisya harus mengabaikan perasaan pribadinya. Mendengar ucapan Queen yang ternyata tidak menyukai Safir saja sudah melukai hati Zantisya. Membuatnya sadar kalau selama ini dirinya telah berlebihan berharap. Namun, relung hati Zantisya masih memiliki keyakinannya tersendiri.
"Cantik," puji Zantisya saat setelah memasangkan perhiasan kalung di leher Divya.
"Terima kasih, Tante."
"Panggil Bunda saja," pinta Zantisya sambil memegang dagu Divya.
"Bu-Bunda," hati Divya sampai terasa bergetar. Ia memang tidak pernah berinteraksi dengan Zantysa, kecuali adanya acara besar yang di buat Yusuf dan Nissa. Tapi sekarang, Divya bisa mengerti kenapa Queen juga sangat menyayangi perempuan di depannya ini.
Zantisya segera beranjak. Tanpa siapapun sadari, kalau untuk sesaat, ibu jari Zantisya mengusap pelan pipi Queen. Entah kenapa Zantisya melakukan hal itu. Membuat Queen sedikit mengangkat wajahnya. Queen melihat punggung Zantisya untuk sesaat.
"Jadi kapan kalian siap untuk menikah?" tanya Hendri.
*
Di Jakarta.
Sejak tadi semua orang berkumpul di ruang keluarga untuk menyaksikan acara lamaran Divya. Jelas semua orang terkejut karena ternyata yang datang melamar adalah Safir.
"Bagaimana mungkin?" gumam Ruby.
"Mengejutkan sekali," ucap Yusuf yang masih belum percaya.
"Aku pikir selama ini Safir dan Queen. Bagaimana mungkin?" ucap Nissa yang kembali merasa heran.
"Kita akan tahu semua ceritanya dari Adam nanti, sayang," tutur Yusuf.
Jika tiga orang tersebut menyaksikan acar lamaran di Malang. Berbeda dengan Zen yang sibuk bermain dengan Shaka, Shaki, dan Shanum. Setiap malam, Zen memang sudah berlangganan bermain dengan ketiga anak kembar tersebut. Karena ketiganya juga yang memang tidak bisa berjauhan dengan Zen jika lelaki tersebut ada di rumah. Kesibukan Zen ini, membuatnya tidak bisa menyaksikan acara lamaran keponakannya.
'Queenku,' kata hati Ruby. Ia sampai menitikkan air mata karena sejak tadi yang Ruby lihat adalah Queen yang menunduk sambil memainkan jari jemarinya. Jika sudah seperti itu, Ruby tahu kalau saat ini Queen sedang menahan diri untuk tidak mengatakan apa yang ingin Queen katakan dan juga lakukan.
demo rumah emak guys