NovelToon NovelToon
MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengganti / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:451.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lady ArgaLa

Tutorial membuat jera pelakor? Gampang! Nikahi saja suaminya.

Tapi, niat awal Sarah yang hanya ingin membalas dendam pada Jeni yang sudah berani bermain api dengan suaminya, malah berakhir dengan jatuh cinta sungguhan pada Axel, suami dari Jeni yang di nikahinya. Bagaimana nasib Jeni setelah mengetahui kalau Sarah merebut suaminya sebagaimana dia merebut suami Sarah? Lalu akankah pernikahan Sarah dengan suami dari Jeni itu berakhir bahagia?

Ikuti kisahnya di dalam novel ini, bersiaplah untuk menghujat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady ArgaLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8.

Ceklek

Setelah beberapa menit bertarung dalam kegelisahan akhirnya Bima memilih membuka pintu itu walau jantungnya terus saja berdebat tak karuan.

"Hai, Sayang."

Sebuah suara yang sangat familiar menembus gendang telinga Bima. Bima membuka matanya yang sebelumnya terpejam karna mengira yang datang adalah mertuanya.

"Haaahhh ... kamu rupanya," desah Bima lega.

Dia berbalik masuk kembali ke dalam ruangannya membiarkan pintu terbuka dan Jeni bisa masuk sesuka hatinya.

Bima menghempaskan kembali tubuhnya ke sofa dengan mata terpejam rapat.

"Kamu kenapa, Sayang?" gumam Jeni meletakkan sebuah paperbag ke meja dan dengan santainya duduk di pangkuan Bima.

Bima membuka matanya dan melirik pintu dengan cepat.

"Tenang saja, aku sudah menutup dan menguncinya." Jeni meraih dagu Bima dan mencuri ciuman di bibirnya.

"Jen ...," rengek Bima seperti anak kecil.

"Ada apa?" selidik Jeni saat melihat ekspresi tidak biasa dari Bima.

Biasanya jika Jeni mulai bermanja Bima akan langsung menerkamnya, namun kali ini Bima tampak lemas dan tak berselera padanya.

"Mas kamu aneh!" rutuk Jeni sambil turun dari pangkuan Bima dan duduk di sofa sembari membelakanginya.

Bima bangkit dan memeluk pinggang ramping Jeni dari belakang, dia selipkan wajahnya di ceruk leher Jeni dan menghidu aromanya dalam-dalam.

"Aku memukuli Sarah, dan dia masuk rumah sakit," bisik Bima lirih.

"Gila kamu, Mas!" hardik Jeni menepis tangan Bima dari pinggangnya.

"Aku khilaf, Jen."

Jeni melotot mendengar ucapan Bima.

"Apa, Mas? Khilaf kamu bilang? Kamu mikir nggak sih, Mas. Si culun itu keluarganya kaya! Kalau sampai mereka semua tau gimana? Bisa di penjara kamu, Mas! Dan semua rencana kita buat rebut warisannya bisa gagal!"

Jeni meraup wajahnya turut frustasi.

"Iya, aku gila! Aku bodoh sudah gelap mata! Tapi aku juga nggak bisa apa-apa sekarang!" amuk Bima pula.

Baginya kedatangan Jeni kali ini tidak tepat, karna hanya membuatnya semakin pusing dan tertekan tanpa ada solusi.

"Tapi harusnya sebelum nyiksa si Sarah itu kamu harus mikir dulu, Mas. Bukan cuma nurutin otak kamu yang ada di dengkul itu aja!" sergah Jeni lagi.

Bima menggebrak meja sambil berteriak.

"Aarrghhh! Pusing kepala ku ini pusing! Ya aku harus gimana sekarang? Kamu jangan cuma taunya nyalahin aku aja tapi nggak bisa nyari solusi!"

Jeni diam, bersedekap dada di sofa sambil menatap tajam Bima.

"Aku juga nggak tau kenapa bisa sampai kebablasan tadi pagi, dan bahkan sekarang tetangga kami, Ibu Leha pun tahu. Karna dia yang bawa Sarah ke rumah sakit."

Hening sejenak, mereka berdua tampak mengontrol nafasnya yang masih naik turun.

"Kamu bodoh, Mas!" celetuk Jeni setelah diam beberapa saat.

"Yah, kamu benar." Bima mengalah saja karna merasa sudah tak punya tenaga untuk bertikai.

"Berharap saja semoga si culun itu tidak mengadu ke orang tuanya seperti yang sudah-sudah. Sebab kan dia malu sama orang tuanya kalau sampai ketahuan pilihannya salah," cetus Jeni teringat skandal masa lalu pernikahan Sarah dan Bima.

Bima menatap Jeni cepat, secercah harapan tampak berkilat di matanya.

"Ya, ya. Kamu benar, Sayang. Si bodoh itu pasti tidak akan berani mengadu, seperti yang kamu bilang dia pasti malu sama orang tuanya kalau ketahuan salah pilih pasangan. Hahahhaha," tawa Bima menggelegar di seantero ruangan kantor.

Saking senangnya menemukan jawaban mereka sampai berpelukan sangat erat.

"Kamu memang pintar sekali, Sayang. Nggak salah aku pilih kamu," tukas Bima melepas pelukan mereka.

Jeni masih bergelantungan manja di leher Bima dengan gaya genitnya.

"Oh ya dong, pacarnya siapa dulu?"

Bima tergelak dan mulai menjelajah leher Jeni dengan nafsu yang mulai membara, membakar semua kecemasan dan ketakutannya sebelumnya.

****

Hari demi hari berlalu dengan tenang, Bima bahkan sampai terlena dan terlupa kalau saat ini istrinya masih terbaring di rumah sakit.

Tidak sekalipun Bima menjenguknya karna menghindari bertemu mertuanya yang di takutkan ada di sana. Beruntungnya Bima, Sarah pun melarang Tuan Bryan untuk mendatangi kantor selama dia menjalankan rencana pembalasannya pada Bima dan gundiknya.

"Apa Sarah sudah boleh pulang, Dad?" tanya Sarah saat Tuan Bryan kembali dari ruangan dokter untuk mengetahui perkembangan kondisi Sarah.

Tuan Bryan tersenyum dan mengangguk.

"Alhamdulillah, Sarah senang sekali."

Nyonya Ellen yang duduk di samping Sarah pun tampak tersenyum dan memegang tangan putrinya.

"Apa kamu yakin akan kembali ke rumah itu, Sayang?"

Sarah menoleh dan mengangguk. "Ya, Mom. Tentu saja aku harus kembali, ada dendam yang harus aku tuntaskan di sana bukan?"

Nyonya Ellen mendesah, entah kenapa hatinya berat sekali membiarkan Sarah tetap dalam rencananya.

"Tenang saja, Mom. Akan ada anak buah kita yang menjaga Sarah dari dekat di kawasan rumahnya. Kita hanya perlu percaya pada kemampuan putri kita ini. Dia sudah dewasa, Mom." Tuan Bryan menepuk pundak istrinya lembut.

Nyonya Ellen mengangguk lemah. "Ya, kau benar, Dad. Hanya saja sebagai seorang ibu aku terlalu takut sesuatu menimpa putri kita selama menjalankan rencananya."

Sarah mengangkat tangan ibunya dan mengecupnya perlahan.

"Doakan Sarah, Mom. Doa seorang ibu untuk anaknya itu yang paling Maqbul dan akan cepat di kabulkan Allah."

Senyum Nyonya Ellen terbit, dan dengan penuh haru mengelus rambut putrinya dengan sayang.

"Baiklah, Momy percaya padamu, Nak."

"Akan ada beberapa pengawal yang akan menjaga mu dari kejauhan, Sweetie. Jangan takut saat kamu melihat ada orang yang mengikutimu, Dady pastikan kamu akan aman selama menjalankan rencanamu itu," tukas Tuan Bryan pada Sarah.

"Thanks, Dad. I love you so much." Sarah beringsut memeluk sang ayah.

"I love you more, honey," balas Tuan Bryan lembut.

****

Sesuai rencana, Sarah akan pulang ke rumahnya yang dia tempati bersama Bima. Dan orang tuanya akan berpura-pura tidak tau masalah ini dan tak akan buka suara.

Kini mobil pribadi yang mengantar Sarah pulang meluncur pelan di jalanan tempat sebelumnya Sarah meninggalkan motornya di dekat gerobak tukang nasi goreng.

"Itu tempatnya, Pak." tunjuk Sarah pada sebuah gerobak yang tampak tak asing baginya.

"Baik, Nona." supir keluarga membelokkan mobilnya ke arah yang di tunjuk Sarah, dan menunggu di sana saat Sarah keluar.

"Saya agak lama, kamu silahkan tunggu di tempat yang agak jauh ya," titah Sarah pada supirnya.

"Siap, Nona." supir itu mengangguk patuh dan langsung mengarahkan mobilnya kembali ke jalan raya.

Gerobak nasi goreng itu masih saja tampak sepi, hanya ada satu orang yang duduk di sana. Itupun tidak memesan dan hanya sekedar menumpang berteduh sambil bermain game online saja.

"Bang?" panggil Sarah pada Adam yang tampak tengah melamun.

"Ah, Eneng? Eneng mau ambil motor?" tebak Adam ramah.

Sarah mengangguk dengan senyum semanis gula menggantung di wajahnya.

"Sarah," ucap Sarah sembari mengulurkan tangannya ke hadapan Adam.

Adam terkesima namun sedetik kemudian langsung menjabat tangan Sarah erat.

"Adam," ucapnya mantab.

"Neng Sarah, mau ambil motor?" ulang Adam lagi.

"Iya, maaf ya Bang kelamaan. Kemarin saya sibuk, makanya sekarang baru sempet ambil," sahut Sarah sambil mengikuti Adam berjalan ke bagian samping tenda nasi gorengnya.

"Itu, Neng motornya. Tiap hari saya bawa pulang terus saya bawa lagi kemari, soalnya takutnya Eneng mau ambil. Tapi berhari-hari saya tunggu Eneng nggak muncul-muncul. Jadi tadi itu saya pake aja motornya buat bawa barang jualan ke mari, Neng."

Sarah berjalan mendekati motornya yang masih tampak sama dengan saat terkahir dia pakai.

"Nggak papa, makasih ya Bang sudah di jagain motor saya. Eh, tadi Abang bilang motornya Abang pake emangnya ini udah bisa nyala ya?" tanya Sarah sembari mencoba menaiki motornya.

"Udah, Neng. Saya bawa ke bengkel kapan hari dan langsung di benerin. Alhamdulillah jalannya mah udah topcer." Adam mengacungkan jempolnya.

Sarah mencoba memutar kunci motornya untuk menghidupkan mesin motor, namun saat hendak memutar gas stang motornya licin dan selip.

"Hati-hati, Neng!" Adam cepat memegangi motor itu agar tidak jatuh, namun satu tangannya justru memegang bahu Sarah dan tatapan mereka tanpa sengaja bertemu dan saling mengunci.

1
Tiara
Mungkin Sarah ini anak pemilik perusahaan tapi idiottt makanya jatuh cinta sama OB. gtu ya thorrr???
Tiara
bunuh aja sarah. toh 2 vs 1 dan sarah jg bkl diem
Katherina Ajawaila
najis, daging Juli 🤑
Katherina Ajawaila
itu pasti ulah Pardi. dan Salma, najis, rendang daging manusia 🤑
Katherina Ajawaila
outhour sedih amat, kasihan Strio kan ngk jahat, atau ini semua musuhnya pp nya sarah ya
Katherina Ajawaila
serem amat rhoure ceritanya, bacanya jadi ngeri2 gimana 😎
Katherina Ajawaila
mmg dasar maling yg pura2 blng ngidam karna hamil lempar aja keluar tong gembol ngk sopan 🤑
Katherina Ajawaila
dulu kamu blng nhk cinta Asy, skrng nyesel, sombong jug a jadi cewek
Katherina Ajawaila
serem juga, lg hidup serakah dan sadis sih. akhir nya meninggal, ajab kubur tetap menuntut 🥸
Katherina Ajawaila
satrio bleguk. amat, dasar kampreto😔
Katherina Ajawaila
dasar bego pasti Satrio🤪
Katherina Ajawaila
orang kaya tau nya happy, solat aja sm ngk bisa 🤭
Katherina Ajawaila
kasihan amat Alam, dan apa penyakit nya thour
Katherina Ajawaila
Edwin baik ko ngk maksain kehendak anak 😇
Katherina Ajawaila
Hendro baik banget, bagus utk jadi sahabat, karna ngk punya niat jahat
Katherina Ajawaila
kasihan nmnya ibu ya anak hilang dr bayi, SMP fisikisnya terganggu. yg salah sebenar nya siapa thour, plases biar cepat terkuak😎
Katherina Ajawaila
Hendro baik juga, jadi garda depan buat Aish
Katherina Ajawaila
pasti itu Rahman yg tlp Edwin, semoga cepat terkuak dan Edwin berubah jgn hidup jahat terus thour
Katherina Ajawaila
kadihan juga Alam, sakit nya apa thour, outhour selalu buat kejutan🤭
Katherina Ajawaila
Tanya sm Rahman pasti terkuak saudara kembar mu Aisyah. Asihya di ungsiin sm nenek sihir yang maruk duit 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!