"Sudah pernah tidur dengan laki laki?"
"Sudah Tuan."
Ace menjawab dengan cepat tanpa ragu. Ace berpikir polos bahwa tidur yang dimaksudkan oleh pria itu adalah tidur seperti yang sering dia lakukan dengan adik laki lakinya.
"Siapkan dirimu menjadi pelayanku mulai besok."
Ace sangat senang. Meskipun dirinya mendapatkan pekerjaan sebagai pelayan yang penting bisa membebaskan keluarganya dari kesulitan ekonomi. Dia tidak sadar bahwa pelayan yang dimaksudkan pria itu bukan sekedar pelayan biasa melainkan juga pelayan di ranjang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelayanan Ace
"Tuan, bangun. Sudah jam enam," kata Ace sambil menepuk tangan Tuannya. Sepertinya tuan Hans sangat terlelap hingga berkali kali Ace menepuk tangan pria itu. Tuan Hans tidak kunjung bangun.
"Tuan, bangun," kata Ace lagi. Sebenarnya tidak ada di surat perjanjian. Dirinya harus membangunkan tuan Hans seperti ini. Tapi Ace tidak tega meninggalkan laki laki itu di kamar dan nantinya akan terbangun terlambat.
Hans menggerakkan tubuhnya. Rasanya masih ingin tidur tapi Ace terlalu berisik menurutnya. Hans membuka matanya dan melihat sang pelayan sudah berdiri di samping ranjangnya.
"Selamat pagi Tuan," sapa Ace. Ace sangat sopan hingga membungkukkan tubuhnya. Sedangkan Hans menatap Ace dengan tajam karena dirinya mengingat bagaimana mereka tadi malam tidak melakukan apa apa sementara mulai dari kantor. Hans sudah sangat ingin menerkam pelayannya.
"Kamu menipu ku tadi malam kan?" tanya nya tajam.
"Tidak tuan. Mana ada aku menipu."
"Diam, berisik," bentak Hans.
Ace menurut. Dia diam dan mematung di tempat itu. Ketika Hans sudah turun dari ranjang. Ace memejamkan matanya karena tidak ingin melihat pemandangan itu. Hans masih bertelanjang dada Dan hanya mengenakan bokser. Laki laki itu berjalan seakan tidak tahu malu dengan penampilan seperti itu.
Tentu saja, Hans tidak tahu malu. Bahkan tanpa sehelai benang di tubuhnya pun, Hans sudah terbiasa. Hans sudah terbiasa mempertontonkan tubuhnya kepada para pelayan pelayan sebelumnya. Bukan hanya mempertontonkan tubuhnya. Hans juga susah hafal dengan seluk beluk tubuh seorang wanita.
Setelah Hans masuk ke kamar Mandi. Ace melakukan tugasnya seperti yang diperintahkan oleh Bibi Santi kepada dirinya. Dia mempersiapkan pakaian kerja untuk Hans. Lengkap dengan pakaian paling dalam.
Ace menyusun pakaian itu di tepi ranjang dengan celana panjang paling bawah, kemudian kemeja dan pakaian paling dalam diletakkan paling teratas.
Beberapa menit kemudian. Hans keluar dari kamar mandi dengan melilitkan handuk di pinggangnya.
"Pakaian anda tuan," kata Sinar sambil menundukkan kepalanya.
Hans mengerutkan keningnya melihat pakaian itu. Karena warna yang dipilih Ace sesuai dengan seleranya. Hans memakai pakaian itu di hadapan Ace tanpa risih sesuai dengan urutan pakaian mana yang terlebih dahulu dipakai. Ace yang memejamkan matanya supaya matanya semakin tidak ternodai.
"Mengapa menutup mata?" tanya Hans sinis.
"Tidak tuan. Mataku perih tuan, kemasukan debu."
"Mana debu di kamar ini. Jangan bohong kamu," kata Hans. Dia merasa jika Ace masih saja pura pura polos.
Ace akhirnya membuka matanya dan melihat Hans sudah berpakaian rapi. Ace menarik nafas lega.
"Kamu boleh keluar. Tugas mu selesai pagi ini. Tapi tidak untuk nanti malam. Jangan coba coba untuk menipu ku lagi," kata Hans tajam. Andaikan waktu masih banyak. Dia ingin menuntaskan hasratnya itu pagi ini terhadap Ace. Tapi Hans adalah pemimpin yang disiplin waktu. Dia bisa membedakan mana waktu untuk bekerja dan mana waktu untuk bersenang senang.
"Baik Tuan. Dan bagaimana dengan bonus yang tuan janjikan atas pelayanan ku?" tanya Sinar malu malu. Dia mengharapkan bonus itu sekarang juga karena adiknya Rangga sangat membutuhkan uang.
"Bonus. Kamu mengharapkan bonus atas pekerjaan yang tidak kamu lakukan?" tanya Hans dengan tangan di pinggang dan menatap Ace dengan tajam. Hans berpikir jika di otak Ace hanya ada uang dan uang. Dan gadis ini terlalu berani.
"Aku bekerja tadi malam tuan. Tuan berhasil mengeluarkan angin dari tubuh anda karena pijitan ku kan. Tuan juga bisa tidur nyenyak dan terlihat sangat bugar pagi ini."
Hans berpikir sebentar. Apa yang dikerjakan oleh Ace tadi malam juga bisa dikategorikan sebagai bentuk pelayanan. Apalagi setelah di kamar Mandi tadi. Hans mendapati bath up sudah terisi air hangat dengan aroma yang membuat tubuhnya terasa rileks. Meskipun mereka tidak melakukan yang enak enak tadi malam. Hans mengakui jika pelayan Ace lumayan berguna dan menyenangkan hatinya.
"Ambil ini," kata Hans sambil memberikan uang lembar merah yang lumayan tebal kepada Ace.
"Terima kasih tuan. Terima kasih," kata Ace senang sambil mencium uang itu. Melihat tebal nya. Ace sudah bisa menduga jika itu akan lebih jika disisihkan dua juta untuk keperluan sekolah Rangga. Hans tersenyum melihat wajah polos Ace yang berbinar tapi dalam hati, dirinya menilai bahwa Ace adalah gadis yang matrealistis.
"Aku keluar ya tuan. Tidak ada lagi yang aku kerjakan untuk pagi ini," kata Ace senang. Hans hanya menganggukkan kepalanya kemudian menggerakkan tangannya menyuruh Ace secepatnya keluar dari kamarnya.
"Bisa bisanya aku tertipu oleh dia," gumam Hans sambil berjalan ke arah cermin meja rias. Di sana, dia memperbaiki penampilannya semakin sempurna. Dalam hati, Hans semakin penasaran akan pelayan barunya yang tidak seagresif seperti pelayan pelayan sebelumnya. Pelayan sebelumnya hanya memuaskan dirinya di ranjang tanpa memberikan perhatian seperti yang diberikan Ace tadi malam dan pagi ini.
Keluar dari kamar Tuan Hans, Ace melebarkan senyumnya. Dia mendapatkan bonus dari pelayannya tanpa memberikan tubuhnya.
"Selamat pagi bu. Aku sangat senang sekali bu," kata Ace sambil memeluk pinggang Bibi Santi dari belakang. Wanita tua yang sedang mencuci piring di wastafel spontan menghentikan kegiatannya dan berbalik menghadap Bintang.
Wanita itu menatap wajah Bintang. Tidak terlihat kelelahan di wajahnya yang terlihat hanya kebahagiaan.
"Apa yang membuat kamu sangat senang nak?" tanya wanita itu lembut. Ace membisikkan apa yang dia lakukan tadi malam terhadap sang tuan.
Bibi Santi juga ikut tersenyum. Ace Hans tidak melakukan hal terlarang itu tadi malam. Itu artinya, Hans bisa menahan hasratnya. Dia berharap dengan seperti itu. Tuan Hans perlahan lahan mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Benar jika apa yang dilakukan oleh tuan Hans dengan pelayan pelayannya adalah hubungan saling menguntungkan tapi tidak bisa dipungkiri jika hubungan itu adalah dosa.
Hans keluar dari kamarnya. Seperti biasanya. Dia akan sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kantor. Hans kembali mengerutkan keningnya melihat Ace yang berdiri di dekat meja makan dan menyambut dirinya dengan senyuman. Ace bahkan menarik kursi yang hendak diduduki oleh Hans.
"Tuan mau sarapan apa. Apa aku membuat susu, kopi atau teh?" tanya Ace. Hans menatap Ace sebentar.
"Susu dan roti saja."
"Siap Tuan."
Hans memperhatikan Ace dari atas kepala sampai ujung kaki. Gadis itu sedang membelakangi tubuhnya. Matanya tidak berkedip melihat tubuh langsing yang sedang membuat susu untuk dirinya. Hasratnya meronta melihat paha mulus milik Ace.
"Aku tidak sabar merasakan permainan mu di ranjang," kata Hans dalam hati.
"Silahkan dinikmati tuan. Semoga anda suka," kata Ace setelah meletakkan susu dan roti di hadapan Hans. Tuan Hans tidak menjawab. Dia fokus menatap area dada milik Ace.
Aku masih setia menunggu 🤧🤧🤧
Update dong kak 🙏🙏🙏
lupain anak2nya hanya gara pelakor