Laura Rossie Bellucci, harus menyesali keputusannya untuk pulang ke rumah ayahnya saat libur sekolah.
dia bertemu dengan seorang Don paling kejam. Lucas Armand Bendetti dan sial-nya terhipnotis dengan pesona gadis itu.
hingga akhirnya dia menikah dengan sang Mafia kejam tersebut.
Bagaimana kisah Laura dan Lucas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lyrik Wish, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta
Sisilia, Italy
-Mansion utama klan Bendetti-
Drap...
Drap...
Drap...
Langkah cepat seorang pria, menggema dilorong mansion besar milik keluarga Bendetti itu.
Ceklek.
"Tuan besar, saya dapat informasi Don Lucas menikah di Indonesia" ucap seorang pria.
"Dengan siapa dia menikah?" Tanya tuan Armand Bendetti kepada asistennya yg bernama james.
"Dia putri dari klan Belluci" jawabnya.
"Hah... Rupanya pria tua itu menjadikan putrinya sebagai alat tukar dengan nyawa putranya." Ucap tuan Armand dengan nada meledek.
"Aku ingin melihat, gadis seperti apa yg bisa membuat pria kejam seperti anakku mau menikahinya." Ucap tuan Armand, kemudian sang asisten memberikan sebuah amplop coklat berisi data-data Laura kepadanya.
Satu persatu dia baca lembaran yg ada di dalam amplop coklat tersebut.
"Laura Rossie Belluci, 17 tahun, bahkan dia memilih daun yg sangat muda, lebih pantas menjadi adiknya, hahahaha" Tuan Armand, tertawa lepas.
Namun saat melihat foto Laura, dia sedikit tertegun.
"Dia... Wajahnya... Mengapa sangat mirip?" Gumamnya. Kemudian dia membuka laci meja kerjanya, mengeluarkan satu bingkai foto.
"Ternyata memang sangat mirip." Dia menyandingkan foto Laura dengan foto yg berada dibingkai tersebut, disitu ada foto beberapa orang dengan pakaian serba hitam, dan hanya ada satu wanita disana, wanita yg ia sebut sangat mirip dengan Laura.
"James, selidiki latar belakang gadis ini, semuanya jangan ada yg terlewat." Perintah tuan Armand.
"Baik tuan." Kemudian james membungkuk memberi tanda hormat kepada tuannya.
•••
Kembali ke mansion pribadi Lucas, hari sudah petang, namun Laura asik dalam lamunannya dibalkon kamar dimansion suaminya itu.
Sehabis dari apartemen nya tadi, Lucas mengantarnya pulang kemudian dia langsung pergi menuju kantor, namun sampai saat ini dia belum pulang juga.
"Hidup gue gini amat perasaan, orang biasanya habis nikah tu, ada masa manis -manis sama suami, tapi sial banget gue punya suami gak punya hati, semua seenaknya dia, gue lebih mirip tawanan dari pada istrinya." Gerutu Laura.
"Ck... Kenapa gue mesti pulang cepet kemaren, bodoh banget sih, ngapain coba pake bikin surprise buat papa, malah akhirnya gue yg terkejut kan? " Lanjutnya.
Kemudian dia berbalik hendak masuk kedalam kamar, tapi alangkah kagetnya dia melihat Lucas sudah berdiri disana dengan wajah datar dan terlihat arogan.
Mati gue, dia denger omongan gue gak ya, astaga! Orang ini kaya hantu, tiba- tiba muncul gitu aja. Batin Laura.
Laura menggigit bibir bawahnya sendiri, jantungnya berdegup kencang tak karuan, Lucas kemudian mendekatinya.
"Baby, kamu kenapa ngomong sendiri tadi?" Tanya Lucas.
"Eng.. enggak apa-apa, aku mau mandi dulu yah" jawab Laura agak sedikit kikuk.
Tapi Lucas menahan Laura.
"Siapa yg suruh kamu ninggalin aku? Hmm.."
"Kamu lupa ya harus apa, setiap aku pulang kerja, pergi kerja, mau tidur, bangun tidur?" Tanya Lucas.
Laura terdiam, tentunya dia mengerti pembicaraan Lucas. Kemudian dia pun berjinjit memegang bahu Lucas, agar bisa mengecup bibirnya.
Lucas merendahkan wajahnya kearah Laura, agar istrinya itu bisa menciumnya.
Cup.
Laura mengecup singkat namun saat akan menjauh, Lucas segera meraih tengkuk Laura, untuk memperdalam ciumannya, perlahan namun pasti kecupan itu berubah jadi lumatan, tidak menuntut, Lucas melakukannya dengan lembut, membuat Laura terbuai, tanpa disadari dia mengalungkan tangannya dileher Lucas, dan membalas setiap lumatan itu, matanya terpejam seolah menikmati tautan lidah mereka.
Decapan- decapan penuh kelembutan itu mengalun bagai musik syahdu ditelinga, Lucas mencengkram pinggang langsing Laura, tangan satunya mengelus lembut punggung Laura.
"Mmmhhh.... " Lenguhan tanpa sengaja lolos dari bibir Laura diantara ciuman itu.
Merasa sudah sama- sama butuh oksigen, mereka melepas tautan bibirnya, keningnya saling menempel, menghirup udara dengan rakus, Lucas menangkup wajah Laura.
"Siap-siap ikut aku ya, nanti malam ada pesta pertemuan antar klan, berdandanlah yg cantik, tunjukan kalo kamu istri seorang Lucas Bendetti." Ucap Lucas. Laura mengangguk faham kemudian dia pun segera masuk kedalam, namun lagi-lagi Lucas menahan lengannya.
"Baby, kamu bukan tawananku, tidak ada seorang tawanan yg hidup dengan kemewahan seperti ini, semua tawananku berakhir menjadi santapan srigala dihutan belakang mansion ini." Ucap Lucas. Seketika bulu kuduk Laura berdiri mendengar perkataan suaminya.
Dia beneran denger semuanya. Batin Laura.
"Ma.. maaf" Lirih Laura. Dia menundukan wajahnya.
Lucas mengangkat dagu Laura dengan jari telunjuknya.
"Apa kamu begitu takut kepadaku baby ?" Tanya Lucas.
Pertanyaan macam apa ini? Apa dia tidak pernah bercermin, wajahnya begitu dingin seperti gunung es, tatapannya saja bisa membunuh orang. Batin Laura.
"Ti... Tidak, aku gak takut." Jawab Laura. Bohong!
Nyatanya dia seperti ingin kabur saja dari hadapan suami dingin dan kejamnya itu.
"Good, hanya musuhku yg harus takut kepadaku, tapi istriku tidak boleh" ucapnya, kemudian dia melepaskan tangan Laura, dan Laura pun segera pergi masuk ke dalam kamar mandi.
"Mata kamu gak bisa bohong istriku..." Gumam Lucas, lalu dia tersenyum smirk.
Waktu menunjukan pukul delapan malam, Laura sedang memastikan penampilannya didepan cermin.
Dia tampak cantik dan bersinar, memakai dress berwarna merah maroon model bustier, dress panjang dengan high split sebatas paha itu memberi kesan glamor, apalagi kulit Laura yg putih bersih, sangat kontras dengan warna baju yg dipakai, dia menggerai rambutnya hanya memakaikan jepit mutiara dikedua sisinya saja menambah kesan feminim.
Dengan langkah anggun dia turun kelantai bawah dimana suaminya sudah menunggu. Saat melihat Laura, Lucas seperti terhipnotis dengan kecantikan dan keanggunannya.
Laura tersenyum dengan memperlihatkan lesung pipinya, membuat debaran aneh dijantung Lucas.
Apa ini?? Batin Lucas seraya memegang dadanya.
"Sayang, how do I look?" Tanya Laura.
Jantung Lucas semakin tidak karuan mendengar Laura memanggil dirinya dengan sebutan sayang.
"Cantik, seperti seharusnya karena kamu sekarang adalah nyonya Bendetti." Jawab Lucas.
"Ayo kita pergi sekarang baby, " Lucas mengulurkan tangannya dan langsung diraih oleh Laura, mereka pun berjalan keluar dan masuk kedalam mobil, Lucas sama sekali tidak melepas genggaman tangannya dari Laura, walaupun tangan yg satunya masih sibuk menegang ponsel.
"Umm, apa papaku juga bakal dateng?" Tanya Laura kepada Lucas.
"Tentu saja baby, keluargamu pasti akan datang" jawab Lucas. Tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
Laura sungguh merasa jengah melihatnya, dia melepaskan genggaman tangan Lucas, kemudian melipat tangan didadanya, lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela.
Gue rasa gak akan ada yg namanya kehangatan antar pasangan suami istri, bakal kaya gini aja terus, hambar, gak ada emosi, gak ada kasih sayang. Batin Laura.
Dia berusaha keras untuk bisa menerima kenyataan bahwa Lucas adalah suaminya, dia mencoba membuka hati untuk Lucas, tapi sepertinya usahanya sia-sia saja.
Baiklah tuan arogan, jika ini rumah tangga yg lo mau, maka gue juga akan menutup hati gue rapat-rapat dari lo, gue gak mau effort sendiri. Monolognya dalam hati.
Laura menyeka setetes air matanya yg hampir jatuh dari sudut matanya.
"Are you okay baby?" Tanya Lucas.
"aku gak apa- apa, apa masih lama, aku udah kangen banget sama papa dan kak Lorenzo." Jawab Laura, tanpa melirik sedikitpun ke arah Lucas.
"Baby, tatap aku jika sedang berbicara." Ucap Lucas.
"Ck, dia saja mengabaikan ku dari tadi." Gumam Laura pelan, tapi masih bisa terdengar oleh Lucas maupun asistenya yg sedang mengemudi didepan.
Hadeuh, boss gue ini memang aneh, harus banyak belajar cara menaklukkan wanita kayaknya. Batin Robby.
Setelah beberapa lama, mobil Lucas pun tiba ditempat tujuan, sebuah mansion besar lainnya, tentu saja milik klan mafia lain.
Lucas pun turun dari mobil, dengan Laura yg menggandeng tangannya dengan mesra, seperti pasangan suami istri yg lainnya.
Saat masuk kedalam, semua orang menyapa Lucas, dia sangat dihormati dikalangan mafia, karena kekuasaannya dan juga terkenal dengan kekejamannya yg tidak memiliki ampun.
Lucas memperkenalkan Laura kepada setiap orang yg menyapanya, bahkan beberapa istri dari rekannya pun senang mengajak Laura berbincang-bincang.
Dari kejauhan dia melihat ayahnya dan juga sang kakak, Lorenzo. Disana juga ada Lilian dan sang ibu tiri Karina.
"Sayang, ada papa sama kak lorenzo disana, boleh gak aku samperin mereka?" Tanya Laura kepada suaminya.
"Boleh baby, nanti kalo udah selesai, temui aku di mini bar okay?" Balas Lucas, Laura pun mengangguk, kemudian Lucas mengecup keningnya. Hal itu menjadi perhatian orang, karena yg mereka tau, Lucas tidak selembut itu.
"Papa..!" Laura menghampiri ayahnya, kemudian memeluknya erat.
"Princess, kamu disini oh sayangku, I miss you so much" ucap sang ayah sambil mengecup pucuk kepala Laura.
"Mmm... I miss you too papa, sama kak Lorenzo juga!" Ucap Laura, kemudian memeluk sang kakak.
"Gimana, apa suamimu itu kasar sama kamu sayang??" Tanya Lorenzo.
"Enggak kak, dia baik banget, aku bahkan seperti ratu dirumahnya " jawab Laura, dia tidak berbohong jika soal itu, karena Lucas memang memperlakukannya sangat baik dirumahnya.
"Baguslah, jika dia kurang ajar sama kamu, bilang sama kakak ya, kakak bakal bikin dia menyesal." Tegas.
Mereka pun melanjutkan obrolan, sementara Lilian dan Karina menatap Laura dengan tidak suka.
"Mama, harusnya aku yg jadi istri Lucas, aku menjadi nyonya Bendetti, malah anak jalang itu" rengek Lilian kepada sang ibu.
"Sabar sayang, seharus nya kamu berusaha dekati saja lucas, kamu tau kan dia suka wanita seperti apa? Laura itu hanya anak kecil yg tidak tau apapun." Jawab Karina.
Setelah beberapa saat, Laura pun meminta izin kepada ayahnya untuk menemui suaminya, karena sudah terlalu lama.
Dia berjalan mendekati Lucas dimeja bar, dan tersenyum kepada suaminya.
"Are you happy? Kayaknya tadi dimobil kamu sedikit murung." Tanya Lucas, dia membawa Laura kedalam pelukannya.
"Seneng banget, ketemu papa sama kak Lorenzo." Jawab Laura.
Lucas sudah memesan minuman untuk Laura, kemudian memberikan minuman itu kepada istrinya.
"Hmm pineapple mojito, my favorite!" Seru Laura.
"Kok bisa tau, kesukaan aku sih?"
"Semua tentang kamu aku tau baby" jawa Lucas, seraya mengelus rambut panjang Laura.
Entah kenapa menerima perlakuan seperti ini dari Lucas, membuat hatinya menghangat, padahal saat dimobil tadi, dia sedikit kesal kepada suaminya ini.
Tak lama robby sang asisten datang menghampiri dan membisikkan sesuatu kepada Lucas.
"Baby, kamu tunggu disini ya, aku harus berbicara dulu dengan beberapa orang didalam ." Bisik Lucas, Laura pun mengangguk, dia hanya akan duduk di bar dan menghabiskan minumannya saja, dia pun sudah lelah sedari tadi berjalan kesana kemari.
Saat sedang menikmati minumannya, tiba- tiba Lilian menghampiri Laura.
"Hai adikku, bagaimana rasanya menjadi istri Don Lucas? Pasti lo ngerasa bangga kan?" Tanya Lilian dengan nada sedikit mengejek.
"Gue gak ada waktu ngeladenin lo, Lilian!! Pergi lo sebelum gue lempar pake gelas ini" ancam Laura.
Sejak Laura pindah dari mansion ayahnya tiga tahun lalu, dia memang lebih berani melawan Lilian.
"Jangan bangga dulu lo, Lucas itu terkenal Casanova, gak cukup sama satu cewek, lo tau berapa puluh cewek yg udah tidur sama dia?" Lilian berusaha untuk menghancurkan mental Laura.
"Yg penting dia gak pernah tidur sama lo kan? Lo cuma bisa mimpi, sedangkan gue yg jadi istri sahnya!!" Balas Laura, dia tidak mau jika Lilian merasa masih bisa menindasnya.
"Udah ya, gue gak ada waktu ngeladenin lo, tau gak, bye!!!" Laura pun meninggalkan Lilian, dia juga sebenernya ingin pergi ke toilet.
Dia menyusuri lorong mansion itu, mencari toilet.
"Dimana sih toilet nya, perasaan pintunya sama semua, harusnya gue tanya orang tadi ya" gumam Laura, dia mencoba membuka pintu satu persatu, mencari toilet, kebanyakan pintunya terkunci, hingga sampai dipintu paling pojok, dia membukanya, ternyata Disana ada sekitar lima orang sedang berkumpul seperti sedang rapat.
"Sorry, saya nyari toilet, maaf jika meng__" belum sempat dia menyelesaikan ucapannya yg terhenti saat matanya melihat dikursi paling ujung, suaminya duduk Disana dengan seorang wanita yg hanya memakai pakaian dalam saja duduk dipangkuannya, seakan tidak cukup, wanita itu juga sedang menciumi lehernya.
"Laura?" Panggil Lucas.
"ASSHOLE!!!!" Hardik Laura. Kemudian dia membanting pintu, dan berlari menuju pintu keluar tanpa menghiraukan apa-apa lagi.
Saat sudah diluar.
Bruggghhhhhttt...
"Aaaak..." Pekik Laura, dia menabrak seseorang dan hampir terpental, untung saja orang itu sempat menahan tubuh sintal laura, hingga tidak terjatuh.
"Maaf, gue gak sengaja, tadi buru__"
"Aaah.. kamu???"
•••
Bersambung.