Menikahi Kakak Dari Calon Suamiku

Setibanya di kantor salah satu anak buahnya memberitahukan mengenai masalah pekerjaan yang selama ini dipegang oleh anak kedua dari keluarga Mahotra itu yang sedang mengalami masalah. Tidak ada satu orangpun yang mampu menggantikan pekerjaan itu setelah kepergian Daniel.

"Sebenarnya kemana kau pergi Daniel. Apa yang sudah terjadi padamu. Kenapa kau tiba tiba saja menghilang tanpa jejak bahkan puluhan anak buahku tak bisa menemukanmu."

Lalu Firas menyuruh Leon untuk mencari tau letak kesalahan apa yang sedang menjadi kendala. Karna sejak kepergian Daniel beberapa hari belakangan ini semua pekerjaan terbengkalai. Firas berharap adiknya yang bernama Daniel itu segara kembali.

Tidak mungkin ia terus menyuruh Leon untuk mengerjakan kerjaan adiknya itu. Leon sangat di butuhkan diposisinya sekarang. Karna hanya Leon orang yang bisa dipercaya saat ini.

"Fir kenapa kau tidak suruh saja istrimu bergabung di perusahaan ini suruh dia saja menggantikan Daniel."

"Itu tidak mungkin. Daniel akan sangat marah jika wanitanya berada di sini. Lagi pula aku tidak suka sering sering berkomunikasi dengannya."

"Fir sekarang dia itu istrimu. Apa kau pikir jika Daniel datang kalian akan bertukar posisi begitu. Ini pernikahan Fir. Bukan permainan yang bisa kau tukar dan ganti posisi seenaknya."

"Tapi wanita itu kekasih Daniel dan sangat mencintai Daniel. Kenapa kau tidak mengerti juga Leon!"

"Justru kau lah yang tidak mengerti Fir. Daniel sudah meninggalkan pernikahannya dan kau menggantikan posisinya untuk menjadi suaminya. Kau berhak atas hidup Rea dia adalah tanggung jawabmu Fir!"

"Apa kau berpikir jika Daniel kembali nanti kau akan menyerahkan Rea kembali pada Daniel?" ucap Leon lagi.

"Bicara sekali lagi tentang wanita itu aku pastikan mulutmu itu tidak akan bisa mengeluarkan sepatah katapun lagi!"

"Ya. Baiklah aku tidak membicarakannya lagi." Leon mengalah dan menyudahi perdebatannya sebelum Firas benar benar marah dan memukulnya

"Untuk sementara kau handle dulu semua pekerjaan Daniel!"

"Baiklah. Baiklah!" ucapnya seraya pergi meninggalkan ruangannya.

"Jangan lupa 1 jam lagi akan ada meeting bersama perusahaan AW GROUP." ucapnya lagi pada Firas.

"Ya aku tidak akan lupa. Sudah sana cepat selesaikan semuanya!"

"Lagi lagi aku yang repot. Dasar keras kepala!" Leon berjalan sambil terus menggerutu.

Setelah kepergian Leon Firas kembali terpikir akan ucapan Leon. Tentang apa yang akan ia lakukan setelah Daniel kembali. Akan kah ia mengembalikan wanita yang telah ia nikahi secara resmi itu. Entahlah ia mulai memikirkan hal yang menurutnya sangat rumit.

"Sialan. Tidak! Aku tidak boleh memikirkan hal itu. Aku hanya menginginkan gadis kecilku. Cintaku, sayangku dan hidupku hanya untuk Lea!"

"Tapi yang dibilang Leon juga ada benarnya. Bagaimana pun juga aku telah menikah dengannya. Haruskah aku bercerai saat Daniel kembali nanti. Semua ini benar benar membuat kepalaku pusing saja." Firas terus berbicara sendiri

Ia mengusap kasar rambutnya kemudian kembali berusaha fokus pada laptopnya.

.

.

.

Di tempat lain.

Di kantor tempat Rea bekerja. Wanita itu juga sedang sibuk karna banyaknya pekerjaan .

"Mbak Rea Pak Rama memanggilmu," ucap seorang OB

"Baiklah terima kasih!"

Rea berjalan keruangan Rama.

"Ada apa Pak Rama?"

"Rea temani aku meeting siang ini."

"Kenapa aku, kemana sekretaris kamu Ram?" tanya Rea geram dan langsung berbicaranya layaknya teman. Bukan lagi layaknya atasan dan bawahan.

"Dia tidak badan jadi hari ini tidak masuk kerja!".

"Maaf Ram aku gak bisa. Pekerjaanku sedang banyak sekali hari ini," keluh Rea.

"Kau Harus ikut Rea. Ini adalah proyek besar jika aku datang sendiri kesana klien tidak akan mempercayaiku."

"Huff baiklah tapi kali ini saja. Lagian sekretaris kau itu kok sering banget ya gak masuk kerja. Sebenarnya dia niat kerja pa enggak sih!"

Ya sekretaris Rama yang bernama Sera itu akhir - akhir ini sering sekali ijin dengan alasan tidak enak badan.

"Ya mau bagaimana lagi Rea. Sebagai atasan aku juga tidak mungkin terus memaksa orang bekerja sedangkan dia sedang sakit."

"Terserah kau saja Ram. Tapi aku tidak mau sering sering menggantikan pekerjaannya karna pekerjaanku sendiri sangat banyak."

"Oke Nona Laudrea aku mengerti. Jangan cemberut seperti itu wajahmu jadi terlihat sangat jelek," ucap Rama menggoda Rea.

"Baiklah ayo kita pergi sekarang. Aku ingin semuanya cepat selesai karna pekerjaanku sangat banyak hari ini!"

Lalu mereka pun berlalu pergi.

Satu jam telah berlalu Firas masih terus tenggelam dalam pikirannya sendiri kehadiran Rea dalam hidupnya membuat semua semakin rumit baginya.

Seandainya saja ia menemukan gadis kecilnya lebih dulu semua masalah ini tidak akan terjadi. Jika dia sudah menikah lebih dulu dari Daniel ia tidak akan menggantikan Daniel untuk menikahi wanita itu.

"Gadis kecil, aku sungguh merindukanmu. Dimana aku harus menemuimu. Apa kau merasakan kerinduan yang selalu aku rasakan ini. Aku tersiksa menahan semua ini Lea kemana lagi aku harus mencarimu." Gumam Firas dengan sedikit terisak

Pikirannya yang terus menerawang jauh memikirkan gadis kecilnya yang kini entah dimana. Namun ia sama sekali tidak bisa melupakannya apa lagi menghilangkan dari pikirannya.

Leon yang sudah menyelesaikan pekerjaan Daniel yang terbengkalai itupun segera kembali ke ruangannya.

Begitu sampai di ruangannya ia melihat Fir sedang menunduk dan bahunya bergetar.

"Fir jangan bilang kau sedang ingat gadis kecilmu itu. Mau sampai kapan kau akan terus menangisinya Fir? Bahkan sekarang kau sudah menikah."

"Jangan pernah bicara apapun tentang pernikahanku. Aku menikahinya hanya karna menyelamatkan reputasi keluargaku. Lagi pula dia sangat mencintai Daniel. Jadi tidak mungkin kami bisa hidup bahagia!" ucap Firas seraya menatap tajam pada Leon dan seketika membuat nyali Leon sedikit menciut.

Namun Leon tetaplah Leon yang keberaniannya sangatlah patut diacungi jempol. Itulah yang membuat Firas menjadikan nya sebagai orang kepercayaannya dalam mengatasi segala hal yang berhubungan dengan bisnisnya.

Ia pun sangat tau dengan Fir. Di hadapan orang lain Fir memang terlihat sangat dingin angkuh dan pemarah tapi sebenarnya ia adalah pria rapuh yang terus menangisi gadis kecilnya yang ia selalu sebut dengan nama Lea. Dan sekarang entah di mana keberadaannya.

"Kenapa Kau begitu marah padaku?" ucap Leon seraya menyiapkan berkas berkas untuk meeting siang ini.

"Jika semuanya sudah siap kita pergi sekarang, karna Rama Wiratama sudah menunggu di sana," jawab Fir yang tak lagi menanggapi pertanyaan Leon tentang kemarahannya.

Lalu mereka segera pergi ketempat meeting yang sudah disepakati sebelumnya dengan perusahaan AW GROUP itu.

Setelah 30 menit Firas dan Leon pun sampai ketempat yang dituju dengan mobil yang dikemudikan olah Leon.

"Nah itu mereka sudah tiba," ucap Rama saat melihat Firas dan Leon sedang berjalan kearahnya.

"Ram kenapa kau tidak bilang sih kalo kita meeting dengannya!" protes Rea

"Kalo aku bilang apa kamu akan menolaknya?" ucap Rama kemudian tersenyum melihat ekspresi Rea.

"Ya itu pasti!"

"Itu sebabnya aku tidak memberitahumu"

Rea mendengus sebal pada Rama.

Selain karna sera tidak ada ada. Aku juga mau tahu sejauh mana perkembangan hubungan pernikahan kalian. Itulah sebabnya aku mengajakmu menghadiri undangan Meeting dari Firas.

.

.

.

BERSAMBUNG ✍️ .