bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab11
" Assalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Bagaimana masalah yang dikota Surabaya udah beres"
" Tenang semuanya udah aku beresin,cuma ada kendala dikit disana dan hal itu tidak bisa aku selesai kan sendiri dan perlu bantuan dari kamu" ucap ustadz Aiman.
Ustadz Aiman adalah sahabat sekaligus sekertaris Gus Zai,selain mengajar Guz Zai juga punya usaha dibidang kuliner dan telah membuka cabang dimana mana termasuk dikota Surabaya.
" Gus kenapa kamu tiba tiba menikahi perempuan lain,kenapa aku tidak tahu apa apa tentang wanita yang kamu nikahi" ucap Gus Aiman berbicara tentang hal pribadi karna rasa penasaran nya yang besar,dan karna tugasnya kemarin disurabaya jadi dia tidak sempat hadir dipernikahan sahabat nya itu.
Gus zai menghebuskan nafas beratnya dan menceritakan semua yang telah terjadi kepada sahabatnya.
" Astagfirullah,mungkin dia memang jodohnya Gus"
" Entahlah ustadz yang jelas sekarang aku masih ingin melanjutkan rencana pernikahan ku dengan Ning Salwa itupun atas kehendak dia sendiri"
" Haa,serius"
" Ia, Sudalah jangan dibahas lag,jadi kapan nih kita berangkatnya?"
" Bagaimana kalau besok?"
" Ok kita berangkat besok,moga aja Ning salwa bisa mengisi kekosongan ku untuk mengajar para santri"
________
Digaseboh terlihat Risa sedang mengajarkan tehnik tehnik menjahit untuk para santri.
Gus Zai dan ustadz Aiman kebetulan berada disebelah Gasebo yang ditempati mengajar oleh Risa.
Dengan telaten Risa mengajari para santri, meskipun sebagian dari santri Al mukmin banyak yang tidak suka dengannya dan menyebutnya sebagai orang ketiga diantara Gus Zai dan Ning salwa.
Namun Risa tetap tenang menyampaikan ilmu yang ia ketahui.
Gus Zai menatap nya dengan tatapan tidak bisa dibaca,ia melihat sisi Risa yang lain,Risa terlihat anggun ketika sedang mengajar.
" Gus itu siapa?"
" Itu istriku"
" Haa, cantik sekali Gus bahkan lebih cantik dari nih Salwa"
" Jangan ngebanding bandingi orang"
" Kalau Gus sama Ning Salwa aku sama dia aja Gus,baru pertama aku melihatnya rasanya ada sesuatu yang bergetar dihatiku"
Mendengar kata-kata dari ustadz Aiman,Gus Zai merasa tidak rela.
" Sekarang kamu pergi kekantor urus semuanya sebelum kita berangkat besok"
" Entar dulu Gus,aku masih betah disini, semua itu bisa dikerjakan nanti"
" Baiklah kalau begitu kamu saja yang kesurabaya besok untuk handle semuanya"
"Jangan gitu dong Gus,ia sekarang juga aku kerjakan semuanya"
***
Dikamar Gus Zai memasukan beberapa lembar pakaian kedalam kopernya.
Risa yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah memberikan tubuhnya mengernyitkan dahinya melihat Gus Zai.
" Gus Zai,mau kemana kok ada koper segala"
" Besok aku mau kesurabaya"
" Mau ngapain kesana?"
" Ada urusan pekerjaan" jawabnya singkat
" Gus berapa lama disana?"
" Ngak tau"
Ada perasaan sedih dihati Risa,namun buru buru ia menepisnya dan membantu Gus Zai menyiapkan segala keperluan nya.
.
Ia memasukan handuk,dan beberapa obat obatan kedalam koper, tidak lupa dia memasukan handuk mandi karna Gus Zai hanya memasukan baju dan celana.
" Ngapain sih kasih masuk obat obatan segala,banya apotek dimana mana jadi gampang lah aku membelinya!"
" Udah deh jangan berisik, siapa tau perlu kan ngak ada yang tau"
" Terserah kamu lah"
Gus Zai lalu mengambil kasur lipatnya dbawah ranjang Risa dan menggelarnya dilantai, setelah itu ia merebahkan tubuhnya,Risa pun merebahkan tubuhnya mereka sama sama tidur disatu kamar diranjang yang berbeda.
Sebelum tidur Gus Zai melantunkan sebuah doa yang dapat didengar oleh Risa.
" Itu doa sebelum tidur ya Gus? Ajari aku dong!"
" Nanti aku kasih bukunya,kalau bacaan dan gerakan sholat kamu sudah fasih"
" Aku sudah bisa gerakan nya kok Gus hanya saja bacaan nya masih kadang lupa ketika shalat"
" Bagus" dan lagi jawabannya singkat.
Risa menatap langit-langit kamarnya, bayangan saat pap Bima tertembak kembali menari nari didalam ingatanya, hingga setetes dua tetes air mata jatuh dengan lembut ia menyeka air matanya sendiri.
" Gus jika kita punya keluarga yang meninggal bagaimana cara mendoakannya sedangkan kuburanya saja kita ngak tau"
Tidak ada yang tau berneto mengubur papa Bima dimana,ia apakan jazad manusia yang ia bunuh dengan keji.
" Yang terpenting itu adalah doa dan niat baik memohon ampunan dari Allah untuk orang yang sudah meninggal bukan tempat pemakaman itu sendiri"
Ada rasa lega saat mendengar ucapan dar Gus Zai.
Ia pun mengangkat kedua tangan nya untuk mendoakan papa Bima agar tenang dan mendapat ampunan dari Allah atas segala kesalahannya selama ia hidup didunia ini.
Hati Risa menjadi damai hingga akhirnya ia terlelap dalam tidurnya.
_______
" Papa,mama,jangan pergi aku tidak bisa terus seperti ini,aku sendirian disini" teriak Risa hingga berulang ulang kali.
Gus zai yang sedang melaksanakan sholat tahajud yang menjadi kebiasaan nya. Menghampiri istrinya.
Keringat didahinya mulai berjujran,air mata menetes disudut pipinya.
" Risa bangunlah" ucapnya sambil memegang kedua bahu Risa dan mengoyangkan tubuhnya.
" Tidak tidak aku mohon ampuni aku" teriak Risa lagi kali ini lebih kencang.
Karna panik karna risa tidak kunjung membuka kedua matanya Gus Zai pun memeluk erat tubuh Risa, seketika Risa tenang tubunya tidak bergetar lagi.
Kini wajah mereka begitu dekat,Gus Zai diam diam menelan silvanya melihat kecantikan alami dari seorang Risa.hidungnya yang mancung,bulu matanya yang lentik,bibirnya yang mungil merupakan kecantikan yang sangat sempurna yang diidam Idamkan oleh seorang perempuan.
Jantungnya merasa berdetak tak karuan darahnya berdesir hebat.
'" kenapa aku tiba tiba merasa wanita ini sangatlah rapuh dibalik sifat bar bar nya dan cerewetnya dia seperti seorang yang meminta perlindungan" batinya
Karna merasa nyaman Gus Zai pun terlelap dalam tidurnya.kini mereka tidur diranjang yang sama dengan posisi Gus Zai memeluk Risa.
Hingga saat adzan subuh berkumandang,Risa membuka matanya dan memandang sekeliling nya hingga akhirnya netranya fokus pada tangan kekar yang mendidih perutnya,ia menyusuri tangan itu dan melihat sang pemilik tangan tersebut ia reflek menepis tangan Gus Zai yang membuat Gus Zai terbangun.
" Gus ngapain aku semalam" ucap Risa sambil melipat kedua tangannya kedada ya.
" Jangan aneh aneh deh,aku ngak ngapa ngapain kamu"
" Terus ngapain Gus tidur disamping aku pake meluk meluk aku segala"
" Itu karena kamu lagi mimpi' buruk,aku berusaha bangunin kamu tapi kamunya ngak bangun bangun malah teriakanmu semakin kencang saat kupeluk kamu langsung tenang tapi aku malah ketiduran,"
" Awas aj kalau sampai Gus ambil kesempatan dalam kesempitan"
" Udah ah jangan nogomel ngomel lagi"
. Gus Zai pun siap siap untuk shalat berjamaah dimesjid sedangkan Risa memilih sholat dirumah karena sedang tidak ingin mendengar para santri membanding bandingkanyA dengan Ning Salwa"
Selesai sholat Risa kedapur untuk memasak sandwich untuk Gus Zai dan memasukannya kedalam tas Gus Zai tanpa sepengetahuan nya.
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa