NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Sang CEO (Penyesalan Seorang Istri)

Istri Rahasia Sang CEO (Penyesalan Seorang Istri)

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Cerai / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:542k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rositi

Liam Aretas Amir—CEO dari Amour Hotel, jatuh cinta sejatuh-jatuhnya kepada karyawan baru di perusahaannya. Wanita cantik yang memiliki kesempurnaan fisik maupun sikap itu bernama Indah Gayatri. Masalahnya, Liam sudah memiliki Fello—istri yang membuat Liam menjadi seorang CEO di usianya yang baru menginjak awal kepala tiga. Akan tetapi, hubungan Liam dan Fello jauh dari kata baik lantaran selain sangat pencemburu, Fello juga selalu mengungkit jasa-jasanya kepada Liam. Hingga setelah keduanya kembali terlibat pertengkaran besar, Liam yang mabuk parah justru memaksa Indah menjalani ‘cinta satu malam’ dengannya.

Lalu, bagaimana kelanjutan kisah mereka? Menyesalkah Fello ketika pria yang selalu ia injak-injak, walau pria itu juga tulus mencintainya, justru menemukan kebahagiaan dari wanita lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8 : One Night Stand ....

Liam tidak mabuk. Pria itu sungguh sadar. Namun, Indah ragu karena ia sendiri tidak begitu paham seperti apa seseorang ketika mabuk. Karena yang wanita itu tahu, jika seseorang benar-benar mabuk, orang itu akan sibuk meracau. Atau, memang setiap orang akan mengalami tanda-tanda mabuk yang berbeda? Setiap orang memiliki kebiasaan yang berbeda ketika mereka mabuk?

Sampai detik ini, Indah masih susah payah melepaskan diri. Ia terus menghindari setiap ciuuman yang Liam lakukan. Kepala, khususnya wajah, apalagi leher, Indah terus menghindari setiap ciumman maupun sentuhan yang Liam lakukan di bagian sana. Namun, pada kenyataannya Liam tetaplah lelaki normal yang tengah dimabuk hasrat. Iya, pria itu tak semata mabuk minuman keras, tapi juga mabuk hasrat.

Susah payah menghindar termasuk menggunakan kedua tangannya untuk melepaskan dekapan Liam, Indah tetap kalah karena Liam dengan begitu mudah mengendalikannya. Tangan kiri Liam menelusup masuk dan baru saja melewati perut dan terus meraba naik. Kedua tangan Indah yang awalnya tengah berusaha melepas dekapan tangan kanan Liam, langsung buru-buru menahan tangan kiri Liam untuk berhenti bermain-main di buah daadanya.

Indah menoleh dan menatap Liam dengan tatapan memohon di tengah napasnya yang terengah-engah menahan rasa takut yang juga dibarengi dengan penolakan. “Saya mohon jangan lakukan!”

“Aku tidak mabuk, Ndah!”

“Iya, tappi ....”

“Apakah menurutmu aku tidak beda dengan bajingan hanya karena aku melakukannya kepadamu?” lanjut Liam lirih tapi penuh kepastian. Ia menatap Indah dengan tatapan frustrasi. Apalagi karena Indah juga langsung buru-buru mengangguk. Anggukan yang begitu cepat.

“Aku mohon jangan lakukan,” lirih Indah kian terengah-engah karena berada di posisi sekarang, sukses membuatnya takut sekaligus marah.

Menyandarkan wajah ke wajah Indah, Liam berkata, “Kamu juga alasanku mabuk ....”

“Salah kalau aku mabuk bahkan jatuh cinta kepadamu? Aku benar-benar sudah merasakannya sejak pertama kali aku melihatmu.” Liam masih merintih di tengah kedua matanya yang terpejam sedangkan bibir berisinya dengan telaten mengabsen setiap inci wajah Indah dengan ciumann.

Indah kembali memberontak. Kedua tangannya mendorong tubuh Liam, tapi kedua tangan Liam dengan sikap menahan kedua lengannya. Pria itu menatapnya. Tatapan yang begitu tegas cenderung marah.

“Tatap mataku, apakah di matamu aku sedang mabuk apalagi mempermainkan kamu?” tegas Liam. Kedua tangannya dengan cekatan membingkai kedua sisi wajah Indah. Ia mencengkeram wajah yang tengah membuatnya mabuk itu sangat erat. Saking eratnya bak orang yang sangat terobsesi, Liam sadar ulahnya sukses membuat Indah ketakutan. Wanita cantik yang sedari tadi sibuk memberontak itu sampai menangis sekaligus gemetaran. Selain itu, detak jantung sekaligus deru napas wanita itu juga terdengar sangat jelas menabuh indra pendengaran Liam.

Dalam diamnya, Indah yang sadar dirinya tidak mungkin bisa melarikan diri dari Liam menjadi mengalami gejolak batin. Tak semata meyakini mabuk dan tidaknya pria di hadapannya. Namun, ini mengenai kenyataan Liam yang terus memohon izin untuk mulai sekaligus melakukannya.

“Saya sudah punya suami. Saya sudah menikah, bahkan punya anak, ... dan sekarang saya sedang hamil. Saya sedang hamil muda.” Indah meyakinkan, tapi Liam yang menatapnya dengan intens, langsung menggeleng. Pria itu menggenggam kedua tangannya kemudian menghujaninya dengan ciuman dalam.

Ya Tuhan .... Hati Indah kian berdesir. Ia sungguh tidak menyangka akan berada di posisi sulit seperti sekarang padahal niatnya sungguh bekerja sekaligus menunaikan tanggung jawab selain ia yang memang merasa kasihan sekaligus peduli pada Liam maupun sang mamah. “Saya benar-benar sudah menikah. Saya mohon, biarkan saya pergi.” Indah menangis, menunduk sesenggukan.

“Biarkan aku melakukannya karena aku tak mungkin melakukannya dengan wanita lain. Aku benar-benar tidak bisa sembarang melakukannya dengan wanita yang tidak aku cintai.”

Panik, jantung Indah kian senam tidak karuan. “Pak Liam, saya mohon!” rintihnya makin berderai air mata.

Liam menggeleng tegas, dan kali ini ia sungguh tidak akan melepaskan Indah. Ia membuat wajah mereka tak berjarak dan memang menempel karena bibir mereka yang sudah saling bertautan dan Liam yang melakukan sekaligus menguasainya. Liam sungguh melakukannya walau Indah sudah makin histeris dan sudah tak terhitung penolakan yang wanita itu lakukan.

“Aku sudah tahu semuanya. Kamu belum menikah, aku tahu alamat rumahmu, aku benar-benar tahu semuanya. Aku akan tanggung jawab. Besok juga kita menikah!”

Indah tetap menggeleng. “Anda boleh menyentuh saya, jika kita benar-benar sudah menikah!”

“Aku benar-benar sudah ingin, dan tak mungkin juga aku sampai bisa membuat surat perjanjian agar kamu percaya!” sergah Liam yang detik itu juga langsung membopong Indah, kemudian merebahkan tubuh jenjang itu ke tengah tempat tidur yang belum lama ia tinggalkan.

Mimpi buruk. Indah menyebut apa yang terjadi kepadanya sebagai mimpi buruk. Tanpa memandang seberapa sempurna fisik dan juga rupa Liam. Tak peduli meski semua wanita yang memandang Liam terlebih karyawan di kantor begitu memuji seorang Liam. Juga, tanpa mengingat betapa seorang Liam langsung memperlakukannya dengan hangat. Bagi Indah, apa yang tengah Liam lakukan kepadanya merupakan tindakan kurang ajar. Apa yang Liam lakukan ibarat pelecehann, tindakan kriminal.

“Ndah ....”

“Saya mohon sudah ... saya mohon akhiri ini.” Indah terisak lirih bersama tubuhnya yang kembali ditindih. Apa yang harus diakhiri jika mereka saja sudah sampai di titik ******* permainan orang dewasa dan bisa jadi, dalam waktu dekat akan melahirkan calon anak? Memikirkan itu, Indah terpejam pasrah. Ia sungguh membenci Liam dan semua hal yang berkaitan dengan pria itu benar-benar ia benci.

Indah ingin melarikan diri, lari sejauh-jauhnya agar ia tak lagi bertemu apalagi memiliki urusan lagi dengan Liam. Namun, permainan panas yang Liam lakukan kepadanya dan berlangsung sangat lama, membuatnya kehilangan banyak tenaga. Seolah tidak ada tenaga yang tersisa terlebih ini menjadi yang pertama. Jadi, jangankan lari, bergerak saja Indah tidak bisa dan malah kesakitan. Tubuhnya terasa remek, seolah semua tulangnya remuk.

Impian Indah hanya akan memberikan kesuciannya kepada sang suami nyatanya kandas. Pria yang ia segani dan membuatnya peduli lah pelakunya. Liam, bos barunya itu telah menghancurkan masa depan bahkan kehidupannya. Tak peduli pada setiap janji sekaligus kata manis yang pria itu bisikan bahkan hingga sekarang. Indah benar-benar tak peduli.

“I love you!” Bisik Liam sembari membenamkan wajahnya di wajah Indah, tapi wanita itu langsung menepis hingga wajah Liam berakhir di sebagian telinga dan juga leher Indah.

“Aku benar-benar membencimu!” lirih Indah karena hanya suara lirih lah yang mampu ia ucapkan.

Liam menggeleng tanpa melakukan perubahan berarti selain kedua tangan kekarnya yang mendekap erat tubuh Indah. “Aku janji besok juga kita akan menikah.”

“Kamu tidak perlu menikahiku!” sergah Indah menolak tanpa sudi menatap bahkan sekadar melirik wajah Liam yang masih terbenam di sebelah wajahnya.

“Aku benar-benar akan bertanggung jawab!” yakin Liam sembari berusaha menatap kedua mata Indah tapi wanita itu terus menepisnya.

“Aku benar-benar tidak membutuhkan tanggung jawabmu, pergilah! Aku benar-benar membencimu!” isak Indah yang terus menolak Liam. Kedua jemari lentiknya yang juga sudah tidak berdaya, terus berusaha mendorong lengan kekar Liam agar pria itu menolaknya, tapi Liam seolah tidak akan pernah melakukannya. Pria itu bersikap seolah ia memang miliknya.

1
Linda Wati
Keren banget mantap....
Aku selalu baca cerita mu kak 🌹🌹🌹❤️❤️❤️
Linda Wati
next 🌹🌹🌹♥️♥️♥️
Adinda Kusuma
Luar biasa
Sriza Juniarti
mantap bangeettt..terbaik..bahagia slalu liam dan Indah 🥰🥰
Rezqi Fatimah [🐧²⁴]
masih ada lowongan gak Thor🤣
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
Meimei Memei
Luar biasa
Nurlaila Hasan
kerreeeeeeennn
Ida Qurratul 'Ain
Luar biasa
Nuryanti Yanti
Kecewa
Nuryanti Yanti
Buruk
Nuryanti Yanti
Ono Yo menantu ku fello Ki....gendeng
prima yanary
Luar biasa
👏Zhenonk🏚️²²¹º
wkwkkk mami ganjen cari mangsa yg di pinggir jalan aja.. jgn ganggu liam.. sekelas fello aja di abaikan apalagi yg nyata2 udah tuwiirrr🤭🤣🤣🤣
👏Zhenonk🏚️²²¹º
ngebayangin cewek hyper, posesif n arrogant.. duuhh Liam.. mending udahan deh🙈😓
Fani Indriyani
ini liam bkn anaknya sekertaris lim dan widy kan kak Ros?
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Bukan Kak
total 1 replies
Dwi Setyaningrum
genggamanmu terlalu erat fello jd bikin sesak napas deh🤪
Elpida sari
ok
Rosmiati Ros
jadi cerita ini buatnya bersamaan sama novel kalandra, Resty, restu sama liam ya? benar ga Thor, trus lanjut ke novel anak2 mereka trus lanjut cucu mereka?
aira aira
,aduh
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
aku baca ceritanya ko kaya di dunia nyata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!