Menyesal?
Itulah yang dirasakan oleh Denis Arkana pria berumur 27 tahun yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nomor 1 di Asia.
Tapi itu semua hanya tinggal nama saja karena baru saja dikhianati oleh sahabat dan kekasihnya sendiri. Apa lagi ia dituduh sebagai tersangka pembunuh ibu kandungnya sendiri dan dijatuhi hukuman mati.
Denis sangat menyesal saat akan menjalani hukuman mati mengingat kelakuannya selama ini karena sudah durhaka kepads ibunya. Jika saja ia diberi kesempatan kedua maka ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatam itu.
Apakah ia akan diberi kesempatan kedua untuk mengubah takdirnya?? Ikuti kisah penuh konfliknya disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HeavenGirl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PAD | BAB 8
Kenzo meminum tequila ditangannya dalam sekali teguk sambil mengontrol emosinya, karena rencana yang sudah ia susun dengan matang hancur berantakan.
Ini semua karena Denis yang tiba-tiba saja mengundurkan diri dari jabatan sebagai ketua geng Ular Cobra. Entah apa yang membuat Denis mengundurkan diri, hanya dia saja yang tahu.
Sepertinya ada yang tidak beres dengan Denis dan aku harus mencari tahu, batin Kenzo dengan emosi.
Tak berselang lama Kenzo tersenyum menyeringai memikirkan sebuah ide yang terlintas di benaknya. Ia lalu mengambil hpnya dam mengirim pesan ke orang di seberang sana.
~ Rumah Arkana ~
Denis memilih pulang ke rumahnya, karena ia ingat ia belum menyelesaikan renovasi kamar sang mama. Sampai di rumahnya Sandro yang sudah berulang kali ke sana terus mengikuti Denis dengan diam.
"Bos apa itu paket yang bos pesan?" tanya Sandro sambil menunjuk ke kardus berukuran sangat besar di depan teras.
"Heemmm" deham Denis sambil mengangguk kepalanya.
Keduanya lalu mengangkat kardus itu ke dalam rumah lalu membukanya. Saat di buka Sandro mengerutkan keningnya melihat ranjang berukuran sedang di depannya.
Buat apa bos pesan ranjang baru. Bukannya sebulan yang lalu bos baru membeli ranjang baru, batin Sandro bertanya-tanya.
"Ini khusus buat mama aku" ucap Denis seakan tahu apa yang dipikirkan Sandro.
Eehhh.............
Sandro tercengang mendengar ucapan Denis barusan yang membelikan ranjang baru untuk mamanya. Ia tahu kalau selama ini Denis sangat membenci mamanya dan sering berbuat kasar kepadanya.
"Bos sudah berbaikan dengan tante Amira?" tanya Sandro dengan cepat.
"Ckk! Bukan urusan kamu" ketus Denis dengan tatapan tajam.
"Maaf bos" lirih Sandro sambil menunduk.
Ia lupa jika Denis tidak suka kalau orang bertanya mengenai urusan pribadinya baik itu dirinya sendiri atau keluarganya.
Tak berbicara lagi keduanya lalu membawa ranjang itu masuk ke dalam kamar Amira dan mulai mendekorasi kamar tersebut dengan barang yang barusan Denis pesan.
Bahkan lemari milik Amira yang sudah berlubang dan rusak juga Denis menggantinya dengan lemari yang baru. Semua barang didalam kamar lama Amira di buang Denis dan menggantinya dengan yang baru.
"Akhirnya selesai juga" ucap Sandro sambil mengelap keringatnya.
Denis dan Sandro lalu keluar dan duduk di ruang tengah melepas lelah setelah merenovasi kamar sang mama.
"Bos" ucap Sandro setelah agak lama keduanya hanya diam.
"Heemmm" deham Denis yang sedang mengurut keningnya yang sakit.
"Apa rencana bos ke depan?" tanya Sandro dengan serius.
Denis membuka matanya dan melihat Sandro dengan tajam agak lama, hingga membuat Sandro duduk dengan tidak tenang karena tatapan tajam Denis yang sangat mengintimidasinya.
"Untuk saat ini aku hanya ingin menyelesaikan kuliahku" ucap Denis dengan suara dingin.
"Apa bos tidak berniat ingin membangun kelompok baru?" tanya Sandro.
"Belum waktunya. Saat ini aku ingin seperti ini dulu" jawab Denis.
"Heemmm" deham Sandro sambil mengangguk kepalanya paham.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
Denis yang tahu jika Sandro tidak kuliah memikirkan apa yang harus ia lakukan untuknya agar Sandro tidak menganggur saja di rumah.
"Sebarkan berita aku yang sudah tidak menjadi ketua geng Ular Cobra lagi" ucap Denis dengan suara tegas.
"Oke bos"
"Mulai besok kamu cari bangunan kosong yang lokasinya strategis" perintah Denis.
"Buat apa bos?" tanya Sandro dengan cepat.
"Kamu akan tahu nanti" jawab Denis sambil tersenyum menyeringai.
"Baik bos besok aku akan mencarinya" balas Sandro tak membantah.
Setelah 1 jam akhirnya Sandro pamit pulang, tapi sebelum itu Denis memberikannya sejumlah uang untuk membeli makanan buat ibu dan adiknya.
Awalnya Sandro menolak tapi Denis memaksa untuk menerimanya jika tidak ia akan marah. Sandro akhirnya menerima uang itu dengan haru, karena memang saat ini mereka tidak mempunyai makanan di rumah.
Aku akan selalu setia kepadamu bos, batin Sandro sebelum beranjak pergi dari rumah Denis.
2 Hari kemudian
Amira yang sudah 2 hari menghindar dari anaknya memantapkan diri untuk berbicara dengan Denis. Apa lagi 2 hari yang lalu saat ia pulang, ia tak menyangka jika kamarnya sudah di renovasi oleh Denis.
Amira waktu itu ingin sekali memeluk sang anak dan mengucapkan terima kasih, tapi ia urungkan saat melihat anaknya keluar dari kamar dengan wajah emosi sedang menerima telpon dan pergi keluar.
"Pagi bu" ucap Denis membuyarkan lamunan Amira di meja makan.
"P......agi nak" ucap Amira dengan gugup.
Denis segera serapan karena pagi ini ia ada jadwal kuliah jam 09:00 pagi dan ia tidak mau terlambat ke kampus, apa lagi hari ini mata kuliah dengan dosen yang sangat tidak Denis sukai selama berkuliah.
"Denis" panggil Amira setelah Denis selesai sarapan.
"Heemmm" deham Denis sambil meminum kopi.
"Terima kasih sudah merenovasi kamar mama" ucap Amira sambil menunduk.
"Mama bicara sama Denis atau sama lantai" ucap Denis dengan napas berat.
Dengan cepat Amira mengangkat kepalanya melihat sang anak yang juga sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
"Maafin mama Denis"
"Minta maaf buat apa ma? Apa mama ada salah?" tanya Denis dengan suara dingin.
"Mama tidak bisa mengikuti keinginan kamu waktu itu"
Phew...............
Denis membuang napasnya dengan kasar mendengar ucapan sang mama. Entah kenapa jika berbicara mengenai pekerjaan Amira hatinya sangat sakit, karena mamanya diperlakukan semena-mena saat bekerja.
"Jangan bahas pekerjaan mama lagi! Secepatnya mama berhenti dari kerjaan mama karena Denis akan buka usaha untuk mama" tegas Denis dengan tatapan tajam.
"Usaha? Tapi uang dari mana nak?" tanya Amira dengan bingung.
"Denis akan buka usaha dengan uang tabungan Denis selama ini hasil balapan liar tiap malam" jujur Denis mengenai uangnya.
Hah...............
Amira tercengang mendengar ucapan Denis barusan dan ia tidak menyangka jika Denis ternyata mengikuti balapan liar dan ia tahu itu sangat berbahaya.
"Denis apa mama bisa minta sesuatu?" tanya Amira dengan suara pelan.
"Apa ma?" tanya Denis kembali.
"Bisa tidak kamu berhenti ikut balapan liar. Mama takut kamu kenapa-nak Denis" pinta Amira.
"Aku tidak janji ma tapi aku akan selalu hati-hati" ucap Denis tak bisa mengabulkan permintaan sang mama.
"Baiklah"
Setelah itu Denis segera pamit berangkat ke kampus menggunakan motor trail miliknya hasil ia ikut balapan liar selama ini.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
~ Universitas Galaxy ~
Saat masuk gerbang kampus banyak pasang mata yang memandangnya, apa lagi Denis sangat terkenal di kampus sebagai bad boy Universitas Galaxy.
Tatapan mata mahasiswi yang melihatnya seakan ingin menelanjanginya. Ia melirik mereka semua dengan sinis merasa sangat risih.
Perempuan gatel semuanya, batin Denis dengan kesal.
Denis bergegas masuk ke dalam kelas mengikuti perkuliahan seperti biasa. Selesai perkuliahan ia bergegas pergi menemui dosen pembimbing untuk konsultasi mengenai tugas akhir.
"Ibu suka sama judul tugas akhir kamu Denis" ucap ibu Dina dosen manajemen bisnis.
"Heemm"
"Kamu bisa memulai menulis tugas akhir kamu Denis" ucap ibu Dina sambil tersenyum manis.
"Baik bu" balas Denis dengan suara dingin.
Tak mau membuang waktu Denis bergegas pergi dari sana setelah mengambil review tugas akhirnya yang tadi dia tunjukkan ke dosen pembimbing.
Bu Dina hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Denis yang sangat dingin bahkan tidak menghargai dosennya pun. Tapi biarpun begitu ia menjadi salah satu mahasiswa berprestasi di kampus mereka.
Saat hendak ke parkiran kampus Denis melihat Arsen yang sedang ditarik oleh anggota geng Ular cobra menuju samping kampus.
Ia tahu jika pasti Arsen akan kembali di bully oleh mereka, karena kejadian beberapa hari yang lalu di dekat mall.
"Ckk!! Menyusahkan saja" decak Denis sambil mengikuti mereka.
Sampai disana ia melihat Arsen yang sedang dipukul oleh 3 mahasiswa waktu itu. Denis bersedekap tangan di dada melihat mereka.
Eheemm...................
Deham Denis membuat mereka menoleh ke belakang dan langsung di sambut tatapan dingin dan datar seorang Denis Arkana.
"Bos" ucap ketiganya serentak.
"Sepertinya kalian tidak ada kerjaan selain menganggu dia" ucap Denis sambil berjalan mendekati mereka.
Melihat hal itu entah kenapa ketiganya mundur ke belakang. Denis menarik kerah baju Arsen dari belakang hingga ia berdiri dengan tegak di depannya.
"Kalian perhatikan muka ini baik-baik" ucap Denis dengan suara dingin.
"Mulai saat ini dia itu teman aku. Jika kalian berani mengganggunya lagi maka kalian akan berhadapan denganku" ancam Denis dengan tatapan membunuh.
"Baik bos kami tidak akan mengganggunya lagi" ucap ketiganya serentak.
Ketiganya bergegas pergi dari sana tak ingin mendapat masalah dengan Denis, karena mereka tahu Denis sangat berbahaya dan semua ucapannya tak pernah main-main.
"Terima kas.....ih" ucap Arsen dengan tulus.
"Ckk!!" decak Denis sambil berlalu pergi.
Arsen menatap Denis sambil tersenyum hangat berterima kasih karena sudah menyelamatkannya.
Meski ia tahu ucapan Denis hanya sekedar bercanda untuk menyelamatkan dia kedepannya dari anak-anak yang sering membullynya.
~ AS Cafe ~
Denis masuk ke dalam cafe dan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Sandro yang mengajak bertemu di cafe.
"Bos" panggil Sandro sambil melambaikan tangan.
Denis berlalu menuju ke meja Sandro yang berada di dekat jendela. Mata coklat tajamnya menatap ke depan dengan dingin tak ada senyum sama sekali diwajahnya, hanya ada wajah datar.
"Ada apa?" tanya Denis to the point.
"Bos tidak mau pesan sesuatu?" tanya Sandro.
"Ice americano with out sugar" (es americano tanpa gula)
"Oke bos aku pesankan"
Tak beberapa lama seorang pelayan pria berpenampilan cupu datang membawa pesanan keduanya.
"Selamat menikmati" ucap pelayan tadi dengan sopan.
"Kamu" tunjuk Denis saat mendengar suara yang ia kenali.
"De....nis" ucap Arsen dengan gugup.
"Kamu kerja disini?" tanya Denis lagi.
"Uhmmm! Aku pemilik cafe ini. Kebetulan aku lagi senggang jadi sekalian aja bantu pelayan melayani pengunjung" ucap Arsen.
Sandro yang mendengar hal tersebut tersenyum penuh arti melihat Arsen dan memikirkan ide di otaknya untuk berbicara dengan Denis ditempat tertutup.
...🌼 🌼 🌼 🌼 🌼...
To be continue..............
sekali dikeluarkan dr maxssimo family, maka selamanya bgtu