Seyue adalah gadis jenius di dunia modern yang mati karena ledakan karena sang sahabat yang menghianatinya . dan terlahir kembali di Dunia kuno di tubuh seorang gadis yang di anggap sampah oleh masyarakat karena tidak bisa berkultivasi dan lemah . tapi dia merupakan gadis yang sangat di sayangi oleh keluarganya. walaupun dia telah di hina oleh masyarakat, atau calon suaminya sendiri berusaha memoermalukannya dan menghianatinya . namun karena kejeniusannya di dalam ilmu pengobatan , dan ahli beladiri. para Pria menginginkan dia, berusaha menjadikan Dia milik mereka. hingga akhirnya dia di kejar oleh Putra mahkota yang kejam, dingin, tampan dan kuat yang di gilai oleh para kaum perempuan . mampukah dia menghindari cinta pangeran kuat itu...?
Maaf jika terlalu halu ceritanya.
ini murni dari fikiran author yang terlalu halu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Respati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TARUHAN DI ATAS ARENA PERTANDINGAN
Keessokan harinya Siyue mulai masuk kelas. Dia pergi bersama si gendut Chan Sin. Sedang Feng Xun dan Ning Si sudah pergi setelah makan pagi tadi .
"Yueyue. Apakah kita langsung pergi ke kelas...?" tanya Chan Sin yang berjalan di sebelah Yueyue.
"Tentu saja...kita langsung saja ke kelas...." jawab Siyue. Mereka berjalan bersama keluar dari tempat tinggal mereka.
Ketika mereka mulai melalui lingkungan perguruan, banyak murid menatap kearah mereka. Godip pun segera mulai berjalam di antara para murid . Melihat semua itu, Chan Si berkata pada Siyue.
"Yueyue... Kita menjadi pusat perhatian para murid , .." kata Chan Sin ironis.
"Mereka memperhatikan diriku Sin... mereka ingin melihat Yueyue yang bodoh datang dan di permalukan..." jawab Yueyue.
"Bukannya dirimu Siyue bukan Yueyue.." kata Chan Sin sambil menatap Siyue .
Siyue sudah memperkenalkan diri pada mereka kalau dia Siyue bukan Yueyue . Namun sebelum Yueyue menjawab, seorang anak muda dengan beberapa kawannya , datang menghadang jalan mereka berdua. Dengan wajah Sombong pria yang paling depan berkata.
"Kau pengganti Yueyue itu...?" katanya dengan wajah congkak.
Siyue hanya menatap pada beberapa anak muda yang telah menghadang jalan mereka.
"Kau siapa..? Kenapa kau menggantikan tempat gadis bodoh yang telah mati itu dan Melihat keadaanmu sekarang... sepertinya keadaanmu tidak jauh dari si bodoh itu..." ucap pria itu dengan nada sombong dan sinis .
"Apa perdulimu.. Kau bukan siapa- siapa hingga harus mencampuri urusan orang lain..." ucap Siyue dingin.
Mendengar ucapan dan tingkah Siyue. Pria itu tertegun. Sebab jika itu Yueyue atau murid lain , mereka tidak akan berani berkata seperti itu padanya. Karena dia tan dekat Putra mahkota. Karena itulah Hanbo sangat sombong dan semena- mena .
"Dia Hanbo.. Putra pembesar kerajaan, dan juga sahabat putra mahkota dan Xio Lan..." bisik Chan Sin.
"Hey...berani juga kau ...apakah kau tahu siapa aku...?"ucapnya dengan marah.
"Siapa yang tak mengenal pesuruh dari putra mahkota..." jawab Siyue dengan tenang.
"Sialan...! Kau berani menghinaku...!" teriaknya dengan marah. Mendengar percakapan Hanbo dan Siyue. Hingga banyak murid yang mulai mendekat dan ingin menonton apa yang akan terjadi selanjutnya. Sedangkan Chan Sin sangat ketakutan.
"Yueyue...lebih baik kita pergi saja... jangan kau hiraukan pria itu..." kata Chan Sin ketakutan. namun Siyue tidak mendengarkan omongan sang teman . Dia menatap Hanbo dengan dingin.
"Kenapa aku haris takut kepadamu...?" jawab Siyue.
"Baik kalau kau memang berani , kita tanding di arena pertandingan,..." kata Hanbo dengan wajah sinis.
"Siapa takut...tapi bagaimana kalau kau kalah..?" ucap Siyue dengan wajah tenang. Mendengar ucapan Siyue mereka semua tertawa. Melihat pria muda yang terlihat tidak bisa berkultivasi di depan mereka, berani menentang pria yang sudah berada di level dasar tingkat tuju. Mereka bagai melihat badut yang sedang ingin mempermelukan diri.
"Kau ingin bertaruh denganku...?" tanya Hanbo dengan nada merendahkan.
"Boleh..Apa salahnya aku menurut permintaanmu.. ?" jawab Siyue. Kembali terdengar gelak tawa di sekitar mereka. Siyue tersenyum dalam hati. Dia tahu mereka melihat kalau dia tidak nisa berkultivasi. Dan dia juga tahu kalau pria di depannya ini berada di alam dasar level tuju . Sedangkan mereka tidak tahu kalau dia tadi malam telah mengalami terobosan kembali dua level . jadi sekarang dia sudah berada di level pertama alam menengah.
"Ha ha ha... baiklah kita bertaruh. Kalau kau kalah kau harus meminta maaf dan mencium kakiku serta keluar dari perguruan ini. Dan kalau aku kalah, kau bisa meminta barang apapun oadaku dan aku akan memberikannya padamu..." ucapnya lantang .
"Ooo...itu tidak adil kawan... kau mau menang sendiri. aku akan melakukan apa yang kau katakan tadi . tapi sebaliknya kalau kau kalah , kau harus meminta maaf juga padaku sambil mencium kakiku dan keluar dari perguruan ini . gimana....? Kau mau...?" jawab Siyue dengan wajah tenang.
"Baik aku setuju , mari kita pergi ke arena pertandingan..." ajak Hanbo pada Siyue .
"Ayo..." jawab Siyue.
"Yueyue...apa yang kau lakukan... Dia bukan level kita...dia kakak kelas kita, kenapa kau berani melawan dia...?' ucap Chan Sin dengan wajah ketakutan.
"Tenang saja Sin..aku pasti bisa mengalahkan dia.." bisik Siyue.
"Tapi Yue...lebih baik kau panggil kakakmu saja...aku takut dia akan melukaimu. Kau tahu kan di arena pertempuran apapun bisa di lakukan..." ucap Chan Sin ketakutan.
"Tidak perlu...aku tahu apa yang harus aku lakukan. Doakan saja aku menang..." jawab Siyue tenang. Dia melangkah ke arena pertempuran menyusul Hanbo . Tanpa mereka sadari dua orang pria dewasa melihat dan mendengar kejadian itu. Dia tuan Baojang sang wakil kepala sekola, dan yang satunya lagi guru Yun Jin. Yang sejak tadi memperhatikan dan melihat kejadian itu dari ruang kantornya yang tidak terlalu jauh letaknya dari tempat kejadian. Terlihat senyuman licik ada di bibir tuan Baojang. Sedang Siyue sendiri kini sedang berjalan kearah arena pertandingan atau pertarungan . Chan Sin yang melihat Siyue berjalan mengikuti Hanbo merasa kalau pria muda itu dalam bahaya , Dia segera berlari mencari ketiga kakak Siyue . Dia takut terjadi sesuatu pada Siyue.
Sedang Siyue sendiri kini sudah berada di atas panggung. Dia sudah berhadapan dengan Hanbo yang berdiri sombong di depannya. Di sekitar arena pertempuran sudah penuh dengan para murid yang ingin melihat pertarungan itu. Sebenarnya mereka ingin melihat Murid baru dari keluarga Si di permalukan kembali. Dulu Yueyue yang menjadi target mereka. Sekarang anak laki- laki penganti Yueyue yang akan mereka incar untuk di permalukan .
. "Kau sudah siap keluar dari perguruan ini...?" ejek Hanbo.
"Kita belum tahu siapa yang akan keluar dari perguruan ini ..." kata Siyue tenang.
Wajah Siyue sejak Di hadang oleh Hanbo dan kawan - kawan tetap terlihat tenang.tak ada ketakutan dan kecemasan di wajah tampannya . Mendengar omongan Siyue semua orang yang ada di sekitar arena tertawa keras.
"Gila...dia yakin sekali kalau dia bakal menang..." seru salah satu penonton menghina Siyue.
"Aku penasaran apa yang akan dia lakukan saat dia nanti di permalukan dan keluar dari perguruan..." kata yang lain.
"Itu salah dia sendiri..kenapa jadi orang yang tidak berguna...kalau dia masih berada di perguruan ini, dia akan jadi sampah yang akan mempermalukan nama perguruan lentera putih kita..." ucap murid perguruan yang tadi berucap pertama kali.
Dan di sana juga terlihat, ada putra Mahkota yang datang bersama Xio Lan. Mereka ingin melihat murid baru yang telah menggantikan tempat Yueyue di perguruan , yang telah kosong karena Yueyue telah tiada.
"Pamgeran...apakah anda ingin duduk dekat arena...?" tanya pengawalnya.
"Tidak...aku cukup jelas melihat dari sini..." jawab Putra mahkota Gong We sambil menatap arena pertempuran.
Sedangkan Xio Lan duduk dengan perasaan bangga di sebelah sang putra Mahkota. Dia menikmati perasaan cemburu para gadis yang melihat dia duduk di dekat pemuda nomer satu di kerajaan Juhan itu.
Siyue sendiri kini dengan tenang menatap Hanbo yang berada di depannya. Tadi dia sudah melihat sekilas keberadaan putra mahkota yang berpenampilan agak beda dari Murid yang lain
"Apakah kau ingin menyerah sebelum kau lebih di permalukan Siyue...?" kata Hanbo pada Siyue.
"Kau terlalu bangga pada dirimu sendiri Hanbo... Sudahlah jangan membuang waktuku dengan percuma, ayo kita mulai saja.." ucap Siyue datar. Dia sudah tak sabar menghajar si mulut besar ini.
"Baik kalau itu maumu...sekarang bersiaplah untuk segera pergi keneraka...!" teriak Hanbo. Dia sudah mendapat perintah dari Putra Mahkota untuk memberi pelajaran pada Siyue . Dia harus membuat Siyue terluka parah. atau mati . Karena itulah dia segera menyerang Siyue sekaligus dengan gerakan mematikan. Melihat kejadian ini para murid yang menonton pertandingan itu sangat kaget. Mereka tidak menyangka kalau Hanbo akan langsung menyerang Siyue dengan gerakan cepat dan berbahaya . Ketika Hanbo menyerang. Semua orang merasa tegang tak terkecuali guru Yun Jin. Dia menatap Siyue dengan cemas . Beda dengan Tuan Baojang. Terlihat senyuman licik dan gembira di bibir tuanya. Saat Hanbo menyerangnya, Siyue hanya diam menanti. namun entah apa yang terjadi. tiba- tiba Hanbo terlempar keluar dari arena pertempuran , Dia jatuh tiga meter dari arena pertempuran dan menghantam tanah hingga terseret sekitar dua meter dari tempat dia jatuh. dan dia mengeluarkan setegug darah dari mulutnya. Entah bagaimana Hanbo terlempar dari arena pertempuran, Semua murid tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Hanya Hanbo sendirilah dan juga kedua guru yang menyaksikan kejadian itu yang tahu kejadiannya . Sedang Siyue sendiri terlihat tegak berdiri sambil melipat tangannya di dada. . dia terlihat tenang seperti tak pernah terjadi apapun padanya.
"Apakah kau Mengakui kekalahanmu Hanbo..?" tanya Siyue dari atas arena. saat itu ketiga kakaknya telah datang bersama Chan Si, Feng Xun dan Ning Si. mereka berdiri dibawah dengan wajah tak percaya.
Sedangkan Hanbo saat ini merasa dadanya sesak karena terkena pukulan dari Siyue. Ketika mendengar pertanyaan Siyue, Hanbo bingung dan malu, sebenarnya dia sekarang sudah tidak mampu lagi melawan Siyue, tapi jika dia berkata kalau dia kalah konsekwensinya dia harus meminta maaf dengan mencium kaki Siyue dan dia akan keluar dari perguruan ini... apa jadinya kalau dia sampai keluar dari sini. tak bisa dia bayangkan kemarahan orang tuanya. Dengan perlahan dia berdiri
"Tidak...aku belum merasa kalah..." jawabnya dengan suara serak.
"Bagus....walaupun kau telah keluar dari arena, tapi kau belum merasa kalah. maka naiklah kembali ke arena..." kata Siyue sambil tersenyum dingin. Dengan tertatih Hanbo naik kembali ke atas arena. Dengan keyakinan penuh dia kembali menyerang Siyue . dan untuk kedua kalinya dia terlempar dari arena pertempuran. dan kali ini dia tak mampu kembali bangun . dia kembali memuntahkan seteguk darah .
"Bagaimana saudara Hambo...apakah sekarang kau sudah mengaku kalah...?" tanya Siyue kembali. Merasa dirinya sudah tak mampu lagi berdiri, Hanbo ingin mengatakan kekalahannya. namun sebelum perkataannya terucap tiba - tiba terdengar suara nyaring menegur mereka.
"Ada apa ini....kenapa kalian membuat keributan di sini..!" teriak seseorang dari luar arena . tak lama terlihat wakil kepala Sekolah melompat dan berdiri arena.
"Kau murid baru , berani membuat keributan...!" serunya sambil menatap Siyue dengan marah. sedangkan Hanbo merasa mendapat pertolongan dari kedatangan tuan Baojang.
Melihat kedatangan tuan Baojang Siyue berucap.
"Kami sedang bertanding di arena pertandingan, apakah itu dinamakan keributan ...!" ucap Siyue dingin.
"Kau berani melawan ucapanku, dan kau telah berani menyakiti sesama murid perguruan, apalagi dia kakak kelasmu dan murid lama pergurua ...?" serunya marah.
"Kalau begitu Dia sudah tahu peraturan di arena pertandingan ini kan... . Setiap murid yang berdiri di sini dan bertanding disini sudah memiliki petaturan antara hidup dan mati. Dan yang mengajak saya untuk bertanding di sini adalah murid yang ada lindungi itu..." kata Siyue yang sudah tahu maksud dari wakil kepala sekolah yang ingin melindungi Hanbo.
"Kauu...kau berani melawan guru...detik ini juga kau di keluarkan dari perguruan,...!" teriak tuan Baojang marah.
"Tunggu...!" sebuah suara kembali terdengar. dan sesosok tampan berbaju biru melayang dan berdiri atas arena pertandingan.
"Guru YinJin...." seru para murid di bawa arena. begitu juga dengan Siyue yang kaget atas kehadiran Sosok tampan berwibawa itu.
Melihat kedatangan guru Yun Jin, raut wajah tuan Baojang terlihat Sinis .
"Ada apa guru Yun Jin...apakah kau akan membela muridmu...?" kata tuan Baojang dengan wajah marah.
"Saya tidak membela siapapun,tapi saya membela kebenaran. apakah tindakan wakil kepala sekola sudah adil, bukankah setiap murid memiliki hak untuk bermain di sini. dan sejak pertama kali mereka berselisih saya melihat itu. dan sayapun tahu kalau anda juga melihatnya.tapi kenapa anda hanya menyalahkan murid saya... Bukankah anda tahu kalau murid Hanbo lah yang memulai pertikaian ini. jika anda tidak setuju atas kejadian ini. mengapa anda membiarkannya malah menonton pertandingan itu...?" ucap guru Yun Jin datar. tuan Baojang merasa malu perbuatannya yang sengaja melindungi Hanbo ketahuan.
"A..apa maksud anda guru Yun Jin..." ucap tuan Baojang berusaha mengelak.
"Apakah saya harus lebih jelas menjelaskannya pada anda tuan wakil kepala sekolah...." ucap guru Yun Jin sarkasme. Mendengar ucapan guru Yun Jin terlibat wajah tuan Baojang memerah. Dia bagai di tampar di muka umum mendengar ucapan guru Yun Jin. Karena merasa malu yang teramat sangat, Dia segera pergi dari arena pertandingan . Dia meninggalkan tepat itu dengan mendapatkan tatapan dari para murid yang ada di sana . Melihat tuan Baojang pergi, guru Yun Jin menatap pada Hanbo yang berada di bawah panggung .
"Dan Kau...segera lakukan apa yang telah menjadi taruhan kalian tadi. dan kalian sudah tahu semua aturan di arena ini...? tidak ada lagi tuntutan pada si pemenang. dan kalian semua tahu kalau Hanbo lah yang meminta pertandingan ini dilakukan di sini..." kata guru Yun Jin dengan tegas. dan para murid pun tahu semua itu. Akhirnya Hanbo mengakui kekalahannya dan melakukan semua taruhan yang dia katakan tadi. Setelah itu Siyue turun dari arena pertandingan bersama guru Yun Jin . ketika sampai di bawa arena,ketiga kakaknya dan ketiga temannya menyambutnya. Sedang Guru Yun Jin segera pergi.
"Siyue...kau hebat...!" seru Chan Sin sambil tertawa gembira.
"Yue'er...kenapa kau tidak minta pertolongan kami. untung saja kau selamat. kalau tidak apa yang haris kami katakan pada Kakek..." kata Simayum sambil memeluk sang adik.
"Kau membuat kami cemas Yue'er..." ucap Fang Yan .
"Apakah kau tahu kalau Hanbo sengaja ingin mencelakaimu...?" tanya Rong Han.
"Aku tahu kak...dan itu semua atas perintah seseorang padanya..." jawab Siyue. Siyue sengaja mengeraskan suaranya agar Putra Mahkota yang duduk tidak terlalu jauh dari tempat mereka , mendengar suaranya . Mendengar ucapan Siyue terlihat kepalan tangan Putra Mahkota mengepal dengan keras. hingga kuku jarinya melukai tapak tangannya.
"Apa semua yang kau katakan benar Yueyue..." tanya Ning Si dengan wajah kaget.
"Suatu saat kau akan tahu sendiri Ning Si..." jawab Siyue perlahan pada Ning Si. Akhirnya mereka pergi masik kedalam kelas bersama sama. sedangkan ketiga kakaknya segera kembali ke kelas mereka.
Cukup dulu ceritanya ya...jangan lupa like , Vote dan komennya aku tunggu. maaf jika ada typonya.
Bersambung.
sampai penasaran
kenapa belum keluar
pas gurunya kerumah
😁apa aku yang kurang fokus
semangat yah thor