"Siapa namamu? Kenapa wajahmu sangat mirip denganku?" tanya Gavin spontan tanpa basa-basi.
"Namaku Daniel. Mirip denganmu? Kurasa tidak, Uncle. Kata Mommy, aku sangat tampan! Bahkan, tak ada yang mengalahkan ketampananku."
"Sial! Berani sekali anak kecil ini melawanku,"
Daniel, adalah putra Elleana yang pandai melukis dan mulai tumbuh besar. Kemampuannya dalam melukis, membuat siapapun kagum padanya. Siapa sangka, ia memenangkan lomba melukis di sebuah galeri seni ternama. Rupanya, seorang Gavin Alenxander, sang CEO galeri seni itu, merasa bahwa Daniel mirip dengannya. Apakah Daniel dan CEO itu ada hubungannya?
Sebuah keajaiban terjadi, ketika Daniel menghadiri lelang lukisan terbesar di dunia. Ellea dan Gavin dipertemukan dalam sebuah acara yang sama. Gavin Alexander sangat kaget, mengingat anak kecil yang mirip dengannya, tengah bersama Ellea, wanita yang dulu pernah menjadi masa lalunya.
Apakah hubungan Ellea dan Gavin di masa lalu? Siapakah Ayah Daniel sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irna Mahda Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Be a good person
Enam bulan kemudian ....
Dengan tekad dan kemampuan yang kuat, Ellea memberanikan diri keluar dari toko bunga milik Samuel. Ellea mendengarkan saran Daniel, untuk membuka toko seni dan berjuang dari awal. Ellea memutuskan untuk pindah ke luar kota, karena di luar kota, harga sewa rumah toko harganya terbilang masih ringan, di bandingkan dengan di Ibu kota tempat asal mereka tinggal.
Sudah hampir setengah tahun, Ellea pindah ke luar kota. Ia membuka toko gallery seni yang perlahan-lahan mulai dikenal oleh beberapa orang penyuka seni. Daniel semakin semangat melukis, karena beberapa lukisannya mulai dikenal dan diperjualbelikan.
"Mommy, ini lukisanku yang ke 31, dan ini sudah siap untuk di pajang di gallery kita," seru Daniel begitu semangat.
"Sayang, apa kau tak lelah? Kau sudah banyak menghasilkan uang untuk Mommy. Sudahlah, cukup ... tak perlu memforsir tenagamu, sayang. Kau bisa melakukannya lagi nanti," ucap Ellea.
"Tak apa-apa, Mommy. Aku senang melakukannya. Ini adalah sebagian dari hobi-ku," Daniel tersenyum riang.
Berawal dari uang yang Gavin berikan pada Daniel, Ellea mengelola uang itu untuk menyambung hidupnya. Ia menyewa ruko, membeli perlengkapan melukis, dan beberapa bunga seperti saat bekerja di toko Samuel dahulu. Proses itu mulai terlihat hasilnya, banyak pengunjung yang mulai mengenal gallery seni milik Daniel. Ellea mengelolanya dengan sangat baik.
Keuangan Ellea dan Daniel semakin membaik, saat ada beberapa penyuka seni yang memberikan penawaran tinggi untuk lukisan Daniel. Kemampuan hebat ini sungguh luar biasa. Perlahan tapi pasti, collector seni mulai mengenal lukisan-lukisan Daniel. Mereka sangat antusias melihat koleksi lukisan yang ada di galeri seni itu.
"Kurasa, anak anda memang jenius! Dia sangat berbakat. Kenapa tak mengikuti lelang internasional saja? Banyak sekali lukisan yang indah dan berbakat, yang dilelang oleh para pengusaha dan milyarder, untuk di pamerkan kembali dan diperlihatkan ke publik. Itu akan sangat menguntungkan. Jika lukisan anda menarik minat mereka, harga tertinggi akan mencapai satu juta dollar." Usul seorang pengunjung.
"Di mana itu, Uncle? Kurasa aku ingin mengikutinya, Mommy ..." Daniel semangat.
"Tempatnya di Diamond Stand, negara X. Kau bisa datang ke sana, akhir bulan nanti pada tanggal 29. Aku hanya penikmat seni yang tak ber-uang. Jadi, hanya mampu mendatangi toko lukisan kecil seperti ini saja. Namun, kulihat mahakarya senimu, sangatlah indah, Nak! Karyamu mampu disejajarkan dengan karya pelukis terkenal. Jangan sia-siakan kesempatan emas itu!" Ucapnya.
"Kurasa, itu tak mungkin untuk anak kami. Di sana pasti hanya ada pelukis terkenal. Anakku hanya hobi saja, ia tak mungkin bisa berada di sana," balas Ellea sopan.
"Lukisan ini sangat mahal. Coba kau tawarkan di tempat lelang khusus Collector." Sarannya.
"Mommy, benar kata Uncle ini. Aku memang harus mencobanya, agar aku bisa berkembang lebih baik lagi. Aku ingin Mommy bahagia padaku!" Daniel tetap saja semangat.
Pria paruh baya itu hanya tersenyum melihat semangat Daniel, lalu ia kembali melihat beberapa hasil lukisan Daniel. Ellea tak ingin Daniel bekerja terlalu keras. Mengingat, usia Daniel masih kecil. Namun, tekad kuat dan keinginan Daniel, tak bisa dipatahkan. Walau usianya masih kecil, Daniel ingin membuktikan pada dunia, bahwa ia mampu dan ia bisa membanggakan Ibundanya.
Beberapa waktu kemudian, Daniel diam-diam mengirimkan tiga lukisannya ke Diamond stand. Ia tak ingin Ellea tahu, karena jika Ellea mengetahuinya, Ellea pasti melarang Daniel untuk mengikuti lelang internasional tersebut. Daniel mengirim tiga lukisannya lewat ekspedisi yang bisa mengirim antar negara. Ia memasukan nomor telepon Ellea, berharap ada yang ingin melelang lukisannya suatu hari nanti.
Akhir bulan telah berlalu, kini diawali dengan awal bulan yang indah. Tiba-tiba saja, saat Ellea tengah membersihkan toko seninya, sebuah panggilan masuk dengan nomor telepon luar negeri menghiasi layar ponselnya. Ellea bingung, ia tak tahu itu nomor siapa dan mengapa bisa menghubunginya. Ellea mengangkat telepon tersebut dengan hati-hati.
"H-halo?" Ellea merapatkan ponsel ke telinganya.
"Hallo, good Afternoon! Is it really with Daniel Elleazar's phone number?" tanyanya.
(Halo, selamat siang! Benarkah ini dengan nomor ponsel Daniel Elleazar?)
"Yes, right. This is phone number of Daniel. And I'am Daniel's mother! Any need there with Daniel?" Ellea sedikit khawatir.
(Ya, benar. Ini adalah nomor ponsel Daniel. Kalau boleh tahu, ada keperluan apa dengan Daniel?)
"Ah, yes ... well, I am the marketing of the diamond stand group. I want to inform you, if there is a daniel painting who wants to auction it at a high price. The condition is, that he wants to meet the original painter. So, can Daniel come to the Diamond stand?"
(Ah, iya. Begini, Saya adalah marketing dari Diamond stand grup. Saya ingin mengabari anda, jika ada yang ingin melelang lukisan Daniel dengan harga tinggi. Namun, sebelum itu ... dia ingin bertemu dengan pelukis aslinya. Jadi, dapatkah Daniel datang ke Diamond stand?)
"Oh My Good. I'm speechless. I will call you again later, can I? I must talk to Daniel about this offer," Ellea kaget bukan main.
(Ya tuhan, aku tak bisa berkata apa-apa. Aku akan menghubungimu nanti, bolehkah? Aku harus berbicara pada Daniel tentang penawaran ini,)
"Of course. Please call me, if you interest with that offers. I will wait Daniel in here, cheers!" Ponsel pun dimatikan.
"Ah, yes ..."
Ellea kesal. Bisa-bisanya Daniel mengirim lukisan tanpa sepengetahuannya. Entah mengapa, Daniel terus saja berulah dengan lukisan-lukisannya. Ellea pun segera memanggil Daniel yang tengah asyik berada di ruang melukisnya. Daniel tak kaget sedikitpun mendengar Ellea berteriak, karena Daniel sudah biasa mendengar pekikan sang Mommy.
"Daniel! Mengapa kau diam-diam mengirim lukisan tanpa memberi tahu Mommy?" nada Ellea sedikit meninggi.
Daniel tersedak, ia kaget karena Ellea mengetahuinya, "Kenapa Mommy bisa tahu?"
"Pihak marketing di sana menghubungi Mommy. Mereka berkata, jika ada yang ingin melelang lukisanmu dengan harga tinggi. Yang menjadi masalah, kau harus datang ke negara X, karena collector seni itu ingin mengetahui identitas aslimu. Kenapa kau selalu saja membuat masalah dengan lukisan? Tak bisakah kau menurut pada Mommy dan tak membuat ulah?" Ellea sedikit kecewa.
Daniel menatap Ellea dengan sendu, "Mommy, maafkan aku tak memberitahumu. Tapi, aku hanya ingin membuktikan, jika aku bisa. Salahkah, jika aku ingin mengejar impianku, Mommy? Siapa tahu, jika aku terkenal dan banyak orang yang menyukai karyaku, Daddy akan mengenalku dan datang padaku ... aku ingin bertemu Daddy. Aku ingin dia mengenalku, dan tak membuangku seperti ini, Mommy. Apakah aku tak boleh menunjukkan semua ini agar Daddy melihatku? Salahkah aku? Apakah aku tak boleh melukis, dan mengenalkan lukisanku pada dunia? Aku hanya ingin menunjukkan kemampuanku, Mommy. Tapi, jika Mommy memang tak menyukai aku melukis, aku akan menghentikan semuanya. Maafkan aku membuatmu kecewa, Mommy ..."
"Sekalipun kau terkenal, Daddy-mu tak akan mengenalmu, Daniel." Batin Ellea yang meratapi buah hatinya.
"Maafkan aku, Mommy ..." ucap Daniel dengan penuh rasa bersalah.
Dada Ellea sangat-sangat sakit mendengar ucapan Daniel. Ia yang justru merasa bersalah, karena telah membiarkan Daniel hadir ke dunia tanpa seorang Ayah di sampingnya.
" Baiklah, kita berangkat." Ucap Ellea dengan tangan bergetar.
"A-apa, Mommy?"
"Kita pergi ke Negara X besok. Aku akan sepenuhnya mendukung keinginanmu. Walau Mommy tak menjamin, dengan kau menjadi terkenal, Daddymu bisa datang padamu. Maafkan kesalahan Mommy, Nak." Ellea menitikkan air matanya.
"Tak apa-apa, Mommy ... terima kasih telah mendengarkan keinginanku," Daniel mengecup kening Ellea.
****
Di sisi lain, di sebuah negara X, seorang pengusaha terkenal sedang menanti-nanti sebuah kabar dengan antusias. Ia ingin merekrut seorang pelukis yang memiliki kemampuan melukis tingkat tinggi. Ia berani melakukan penawaran dengan harga paling tinggi, untuk sebuah lukisan yang bertema abstrak.
"Aku harus bekerja sama dengan pelukis ini. Ini kali pertama dalam sejarahku, melakukan penawaran dengan harga satu juta dolar. Mungkinkah aku bisa bekerja sama dengan pelukis itu?"
Hening ....
"Kabar baik, Tuan. Pelukis itu mau datang dan akan mempertimbangkan beberapa tawaran yang diberikan,"
"Bagus. Ini akan membuat perusahaan kita semakin meroket. Pelukis ini, adalah satu-satunya pelukis yang membuatku terkesan selama terjun dalam dunia seni." Pria yang paling disegani itu menyunggingkan senyum manisnya.
*Bersambung*
Benar² dia bayar lunas karmanya, maybe dia masi bertahan hidup hanya karena menunggu ellea pulang
Hanya Wina Patrice (ibu ellea) yg tersisa Krena mmng dri awal dia selalu menjadi korban, entah itu korban di nikahi secara paksa oleh Hendrick demi balas dendam dan korban diselingkuhi Hendrick slama pernikahan.
saat itu elea yg masuk kamar Gavin, dan dia jga yg nawarin akan lakukan segala hal, dan pas ditawarkan s*x Elea mau jgakan, meski dalam kondisi terpaksa Krena waktu itu dia harus bersembunyi dri org yg ngejar dia, bukan salahnya Gavin jga ga mw bantuin dgn tulus aplgi saat itu kondisi Gavin lgi terpuruk (dia jdi TDK berperikemanusiaan membantu wanita yg TDK di kenalnya yg datang sndiri kepadanya saat itu wajar² sja walau tetap tidak bisa dibenarkan yah!)
Ellea jga ga salah sepenuhnya tapi dia tetap salah karena tujuan awalnya memang menjual diri demi melunasi hutang, hrusnya dia tau konsekuensinya. Intinya mereka harus saling memahami sih
btw thanks visualnya Thor memuaskan, ceweknya jga🫶