NovelToon NovelToon
Cinta Datang Setelah Pergi

Cinta Datang Setelah Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: jannah sakinah

Di balik tirai kemewahan dan kekuasaan, Aruna menyembunyikan luka yang tak terobati, sebuah penderitaan yang membungkam jiwa. Pernikahannya dengan Revan, CEO muda dan kaya, menjadi penjara bagi hatinya, tempat di mana cinta dan harapan perlahan mati. Revan, yang masih terikat pada cinta lama, membiarkannya tenggelam dalam kesepian dan penderitaan, tanpa pernah menyadari bahwa istrinya sedang jatuh ke jurang keputusasaan. Apakah Aruna akan menemukan jalan keluar dari neraka yang ia jalani, ataukah ia akan terus terperangkap dalam cinta yang beracun?

Cerita ini 100% Murni fiksi. Jika ada yang tak suka dengan gaya bahasa, sifat tokoh dan alur ceritanya, silahkan di skip.

🌸Terimakasih:)🌸

IG: Jannah Sakinah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Hari berikutnya, Aruna memutuskan untuk menemui seorang teman lama yang sudah lama tidak ia ajak bicara. Sita, sahabat karibnya, adalah seseorang yang selalu bisa memberikan perspektif yang berbeda tentang segala hal. Sita mengetahui semua yang telah Aruna alami dengan Revan, dan ia tahu bahwa meskipun Aruna telah mengakhiri hubungannya dengan Revan, perasaan-perasaan itu tidak bisa begitu saja hilang.

Mereka bertemu di sebuah restoran, dan Aruna langsung menceritakan apa yang sedang ia rasakan. “Aku merasa seperti aku sedang berada di persimpangan jalan, Sita,” kata Aruna sambil memandangi piring makanannya yang belum tersentuh. “Aku merasa siap untuk membuka diri lagi, tetapi aku juga takut. Takut akan kekecewaan, takut akan luka yang mungkin akan datang lagi.”

Sita mengangguk dengan penuh pengertian, menatap Aruna seolah-olah sedang mencari kata-kata yang tepat. “Aruna, aku tahu bahwa apa yang kamu alami dengan Revan sangat menyakitkan. Tapi kamu juga harus ingat, itu bukan karena kamu tidak cukup baik. Itu karena kamu berhak untuk dicintai dengan cara yang benar, dengan cara yang menghargai siapa kamu sebenarnya. Dan Rio, dia ada di sana bukan untuk menggantikan siapa pun, tetapi untuk memberi kamu ruang untuk tumbuh. Itu adalah kesempatan yang jarang, dan aku pikir kamu harus memberi dirimu kesempatan untuk mengeksplorasi perasaanmu.”

Aruna terdiam, mencerna kata-kata Sita. Memang benar, ia selalu merasa bahwa ia harus berjuang keras untuk mendapatkan perhatian dan cinta dari Revan. Namun, kini ia sadar bahwa ia berhak mendapatkan lebih dari itu. Ia berhak mendapatkan cinta yang tidak dibangun atas dasar rasa takut atau kecemburuan. Ia berhak untuk dicintai dengan penuh kebebasan dan rasa saling menghargai.

“Terima kasih, Sita,” Aruna akhirnya berkata, dengan suara yang lebih ringan. “Aku rasa aku sudah tahu apa yang harus aku lakukan.”

Beberapa hari setelah pertemuan itu, Aruna kembali bertemu dengan Rio di kafe yang sama tempat mereka pertama kali berbicara tentang masa depan. Kali ini, Aruna merasa lebih tenang. Ia tidak lagi merasa terjebak antara perasaan lama dan perasaan yang baru tumbuh. Ia sudah membuat keputusan untuk melangkah maju.

“Rio, aku ingin berbicara,” Aruna berkata, matanya menatap langsung ke mata Rio.

Rio menatapnya dengan penuh perhatian, menunggu kata-kata yang akan keluar dari mulut Aruna.

“Aku sudah memutuskan untuk tidak lagi terjebak pada masa lalu. Aku ingin memberi diriku kesempatan untuk merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Aku ingin membuka hatiku untuk kamu, Rio, tetapi aku ingin kita melakukannya dengan hati yang sama-sama terbuka dan tanpa terburu-buru.”

Rio tersenyum dengan tulus, senyum yang Aruna sudah pelajari adalah senyum yang penuh pengertian. “Aku juga ingin itu, Aruna. Aku tidak akan terburu-buru, aku hanya ingin kita bisa berjalan bersama.”

Aruna merasa seolah-olah dunia membuka peluang baru untuknya. Ia tahu bahwa perjalanan ini tidak akan mudah, tetapi kali ini ia merasa lebih siap. Ia tidak lagi takut akan cinta yang mungkin datang dengan luka, karena ia tahu bahwa setiap hubungan memerlukan waktu untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Dan untuk pertama kalinya, Aruna merasa bahwa ia layak mendapatkan kebahagiaan itu.

Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Aruna mulai merasa semakin nyaman dengan keputusan yang ia buat. Setelah berbicara dengan Rio dan membuka hati untuk kemungkinan yang baru, ia merasa lebih bebas dan percaya diri. Namun, meskipun perasaannya untuk Rio semakin kuat, perasaan itu tidak cukup untuk mengusir bayang-bayang masa lalu yang selalu mengintai. Revan. Nama itu, meski sering ia coba hilangkan dari pikirannya, selalu kembali muncul tanpa ia minta.

Setiap kali ia bersama Rio, meskipun ia merasa lebih hidup, entah mengapa, dalam hati Aruna ada rasa yang tidak bisa ia sembunyikan. Ia merasa seperti terjebak antara dua dunia satu dunia yang penuh dengan kenangan manis bersama Revan dan dunia baru yang sedang ia bangun bersama Rio. Keduanya hadir dengan cara yang berbeda, dengan cara yang membuat Aruna bingung, dengan perasaan yang bertentangan di dalam hatinya.

Aruna memutuskan untuk tetap menjaga jarak dengan Revan, meskipun pria itu tak henti-hentinya menghubunginya. Setiap pesan yang datang dari Revan selalu membawa rasa sakit yang mendalam, namun juga kerinduan yang sulit ia pungkiri. Apakah perasaan itu hanya kebiasaan? Ataukah masih ada cinta yang tersisa di antara mereka?

Suatu sore, saat Aruna sedang berkendara pulang setelah seharian bekerja, ponselnya bergetar. Ia tahu siapa yang menghubunginya tanpa perlu melihat nama di layar. Revan.

“Aruna, aku ingin bicara. Tolong jangan abaikan aku begitu saja. Aku tahu kamu masih marah padaku, tapi aku tidak bisa hidup tanpa kamu. Aku ingin kita memperbaiki semuanya. Ini sudah cukup lama, dan aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi,” suara Revan terdengar penuh dengan keputusasaan.

Aruna berhenti sejenak di tepi jalan, merasakan dadanya yang berdebar kencang. Ia tahu bahwa ini saatnya. Untuk sekali ini, ia harus memutuskan untuk berhenti berlari dari kenyataan.

“Revan, aku tidak bisa. Aku sudah memberimu kesempatan berkali-kali. Kita sudah mencoba, tapi kita selalu kembali pada tempat yang sama. Aku… aku sudah tidak bisa lagi,” jawab Aruna dengan suara yang sedikit gemetar.

Revan tidak langsung menjawab. Hening. Beberapa detik berlalu, sebelum akhirnya ia berkata dengan nada yang lebih rendah, lebih serius.

“Aku tahu aku salah, Aruna. Aku tahu aku masih terjebak dengan masa lalu, tapi aku janji, aku bisa berubah. Aku ingin kita mulai dari awal. Aku tidak bisa melihatmu dengan orang lain. Aku mencintaimu, Aruna. Aku masih mencintaimu lebih dari apapun.”

Kata-kata itu membuat Aruna terdiam. Ia merasa seperti ada beban berat di dadanya. Meskipun hatinya berusaha menolaknya, ada perasaan yang datang begitu saja. Perasaan yang ia pikir sudah mati. Perasaan cinta yang entah kenapa masih bertahan meskipun ia sudah berusaha melepaskannya.

“Revan, ini sudah terlalu lama. Aku sudah mencoba memberi ruang, tapi kenyataannya, kita sudah tidak cocok. Kamu tidak bisa terus hidup dalam bayangan masa lalu, dan aku… aku sudah tidak bisa lagi menjadi bayangannya,” Aruna berkata, namun suara hatinya mulai meragukan kata-kata itu.

Revan, yang sejak tadi mendengarkan dengan seksama, tiba-tiba menghela napas panjang. “Aku tidak bisa menerima kenyataan itu, Aruna. Aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja. Aku tidak akan menyerah. Aku akan berjuang untukmu, apapun yang terjadi. Kamu tidak akan pernah bisa menemukan kebahagiaan seperti yang kita punya. Jangan biarkan kesalahan kita menghancurkan segalanya.”

1
Jannah Sakinah
Terima kasih sudah singgah, dan Terima kasih atas dukungannya❤
cintah_jeno
semangat terus ya kak /Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!