jadi laki laki harus bisa membuktikan kepada dirinya sendiri kalo ia bisa sukses, sekarang kamu harus buktikan kalo kamu gak mati tanpa dia, kamu gak gila tanpa dia, dan kamu gak kelaparan tanpa dia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Mbak."
"Eh AL maaf kalo saya ganggu," ucap Dita merasa tidak enak.
"Nggak kok Mbak, saya yang minta maaf, Mbak udah nunggu lama?" tanya Alvin yang di balas gelengan oleh Dita padahal ia sudah menunggu kurang lebih satu jam.
"Ya sudah ayo masuk dulu Mbak, Gunturnya tidur lagi kelamaan di luar." lanjut Alvin.
"Eh gak usah lagi sibuk ya, saya juga buru- buru kok cuma mau nganterin ini akan buat Guntur." ujar Dita membuat Alvin melirik Naura sekilas.
'Ini bukannya kakak senior ank BEM ya.' gumam Naura dalam hati.
"Eugh... Ma..." tiba-tiba Guntur bangun lalu melihat ke arah Dita membuat Dita langsung tersenyum.
"Eh udah bangun ... Capek ya." gumam Dita mendekati Naura.
"Boleh saya gandong?" tanya Dita yang dibalas anggukan oleh Naura.
"Em... Mbak saya tinggal sebentar boleh gak mau ke depan sama Naura." ucap Alvin.
"Iya-iya silahkan," jawab Dita.
Alvin membuka pintu rumahnya lalu mempersilahkan Dita masuk ke dalam.
"Kami tinggal sebentar ya Mbak."
"Iya." jawab Dita lalu ia masuk ke dalam rumah sambil membawa tentengannya.
Lain halnya dengan Naura yang merasa banyak pertanyaan di otaknya sekarang.
...
"Em Itu siapa?" tanya Naura saat mereka sedang berjalan menuju fotocopy membuat Alvin menaikkan alisnya sebelah.
"Kamu gak kenal itu siapa? Ngapain aja
pas ospek?" ujar Alvin.
"Ya gak gitu... Aku ngerasa gak asing sih mukanya cuma maksudnya kenapa bisa kenal sama kamu gitu?" tanya Naura.
"Itu sekretaris BEM orang dia sering
sambutan kok, kenapa kenal? Ya ... mungkin karena saya ganteng." jawab Alvin membuat Naura melihat Alvin.
"Najis!"
"Dih... Suka-suka saya lah," jawab Alvin membuat Naura memutar mata malas.
"Si Kakak itu kenal sama anak kamu juga?" lanjut Naura masih penasaran.
"Kenal, dia sering jenguk Guntur." jawab Alvin membuat Naura mangut-mangut.
"Gak main-main ya semester satu gebetannya semester akhir." ledek Naura membuat Alvin mengerutkan keningnya.
"Emang ada yang salah ya?" tanya Alvin dengan santainya yang dibalas gelengan oleh
Naura.
"Ya gak sih."
"Ya udah ..."
"Iya...! Berisik banget jadi cowok gak mau kalah." omel Naura membuat Alvin terkekeh.
Hampir 15 menit mereka menunggu antrian.
akhirnya makalah mereka selesai.
"Berapa Mbak?" tanya Tono.
"20.000 ribu." jawab Mbak tersebut membuat Alvin merogoh saku celananya lalu ia memberikan uang tersebut.
"Kita patungan 10 ribu ya." ucap Naura membuat Alvin menoleh.
"Gak usah, tadi kan kamu yang ngerjain saya gak bisa ngetik karena Guntur tidur." jawab Alvin.
"Em... Iya sih, kamu kerja apaan emang segala bayarin ini?" tanya Naura membuat Alvin menoleh sekilas.
"Harus banget ya kamu tau semuanya?" tanya Alvin membuat Naura melotot.
"Gak usah kepedean ya, aku cuma pengen tau aja gak lebih." ujar Naura membuat Alvin terkekeh.
"Iya iya, saya kuli bangunan." jawab Alvin membuat Naura langsung berhenti.
"Hah? Bercanda kan?" ujar Naura tidak percaya yang dibalas gelengan oleh Alvin.
"Nggak saya gak bercanda saya berawal
dan kuli bangunan." jawab Alvin, buru-buru Naura mengambil uang 10 ribu dari tasnya.
"Ini...
.... Gak jadi dibayarin." ucapnya lalu
memberikan uang itu ke tangan Alvin
membuat Alvin menaikkan alisnya sebelah.
"Memangnya kenapa?" tanya Alvin.
"Gak apa-apa," jawab Naura sedikit ketus membuat Alvin galeng-geleng.
"Terserah." jawab Alvin lalu memasukkan
uang itu ke kantongnya.
"Masih ikut ke rumah saya gak?" tanya
Alvin.
"Iya sekalian kita bagi buat kamu yang mana aja pas presentasi buat aku yang mana." jawab Naura yang dibalas anggukan oleh Alvin.
Ting!
Alvin mengambil ponselnya lalu membuka
pesan dari Burhan.
[Alvin, besok kuliah sampe jam berapa?]
tanya Burhan.
[Besok saya masuk siang Pak, pagi saya ke kantor dulu] jawab Alvin.
[Ok deh kalo gitu, ada yang mau saya
obrolin]
[Siap Pak]
Tidak lama kemudian mereka sampai di depan rumah Alvin.
"Kita bahas disini aja deh, takut Mbaknya keganggu." usul Naura lalu mereka duduk di kursi panjang yang berada di dekat pintu.
Dita yang mendengar itu dari dalam rumah langsung menoleh dengan Guntur yang masih setia di gendongannya.
"Sekarang umur kamu udah masuk 8
bulan ya sayang, nih coba makan roti ini dulu." ucap Dita mengajari Guntur makan roti yang lembut.
Awalnya Guntur merasa aneh dimulutnya sehingga ia memuntahkannya membuat Dita tekekeh lucu melihatnya.
"Gak apa-apa sayang, ini udah bunda searching di google ayo dicoba lagi yok
daripada kamu hisap jari terus." ucap Dita lalu Menyuapi Romi pelan-pelan.
"Assalamualaikum."
"Walaikumsalam." jawab Dita lalu
menoleh ke belakang.
"Udah selesai?" tanya Dita yang dibalas anggukan oleh Alvin.
"Iya Mbak udah selesai." jawab Alvin lalu duduk di dekat Guntur.
"Guntur makan apa Nak?" tanya Alvin begitu melihat anaknya mangunyah-unyah.
"Makan roti dia." jawab Dita membuat Alvin sedikit kaget.
"Emang boleh Mbak? Bukannya baru boleh makan sun ya?" tanya Alvin.
"Boleh lah, makanya sering-sering baca di google biar kamu tau perkembangan anak kamu." ujar Dita membuat Alvin cengengesan.
"Mbak dari mana tadi sampe bisa kesini?" tanya Alvin.
"Dari rumah." jawab Dita membuat Alvin mengangguk.
"Mbak sendirian di rumah?"
"Nggak sendirian juga sih, ada Mbok ya gitu lah." jawab Dita membuat Alvin mangut-
mangut.
"Skripsian Mbak sudah selesai?" tanya Alvin membuat mood Dita langsung hancur.
"Bisa gak jangan bahas-bahas skripsi pusing tau gak." ujar Dita membuat Alvin langsung terdiam.
"Oh sorry Mbak."
"Itu mah ntar juga kelar kalo udah di tagih sama pembimbing." jawab Dita.
"Iya sih, saya gak paham lagi." jawab Alvin membuat Dita menggeleng.
"Gak usah di pikirin kamu masih semester satu fokus aja sama tugas kuliah." ujar Dita yang dibalas anggukan oleh Alvin.
"Ya udah AL kalo begitu saya pamit ya, itu ada sedikit makanan dari Mbok buat kamu sama ini buat Guntur." ujar Dita lalu ia bangkit dari duduknya membuat Alvin heran.
"Mbok ngasih makanan?" tanya Alvin Bingung.
"Hum... Ya sudah kalo begitu saya pamit ya assalamualaikum." lanjut Dita lalu ia buru- buru keluar meninggalkan Alvin yang masih bingung.
'Masa sih Mbok ngasih makanan? Kan Mbok juga kerja di rumahnya.' gumam Alvin dalam hati.
Ia menggendong Guntur menyusul Dita ke depan, ia melihat Dita sedang memutar mobilnya.
"Makasih ya Mbak udah datang jenguk Guntur, sampaikan sama Mbok makasih buat makanannya." ucap Alvin yang yang di balas anggukan oleh Dita.
"Da... Da... Guntur." ucap Dita sambil melambaikan tangannya membuat Guntur yang sedang asik dengan rotinya langsung menatap Dita dengan serius.
Sebenarnya Dita merasa sangat senang jika bertemu dengan Guntur, tapi apa boleh buat dia juga tidak ingin Alvin berpikiran aneh- aneh tentangnya.
"Da da bundanya sayang." ucap Alvin menuntun tangan Guntur membuat Dita tersenyum lalu ia mengklakson mobilnya.
Tit! Tit!
Begitu mobilnya keluar dari gang, Dita mengatur nafasnya berkali-kali sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Apaan sih Dit? Masa gara-gara anak kecil aja kamu mewek huh....
Mana Dita yang dulu, yang tidak peduli sama siapapun." gumamnya sambil mengatur napasnya berkali-kali.
"Apa mungkin aku cemburu sama Alvin? Ah gila mana mungkin, pasti aku lagi stres aja ini." gumamnya lagi lalu ia menyalakan musik untuk menenangkan hatinya.
Jangan lupa kasih penilaian buku ya guys, biar aku makin semangat up 2-4 kali sehari. Love you guys ...