NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Sahabatku

Terpaksa Menikah Dengan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bilqies

Alan ... menikahlah dengan Delila, ku mohon! Aku sangat mencintai anakku Delila, aku paling tidak bisa terima bila dia di permalukan. Nelson Jocelyn

Saya tidak mau karena saya tidak mencintainya. Alan Hendra Winata

Maaf, maafkan aku telah menyeretmu ke dalam masalah besar ini. Delila Jocelyn

Pernikahan yang tak di inginkan itu apakah tumbuh benih-benih cinta atau hanya akan ada rasa sakit yang menjalar di antara keduanya?

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidur Bersama

"Ngapain senyum-senyum." Delila kembali berdecak kesal melihat suaminya yang senyum-senyum tidak jelas.

"Aku nggak marah kok Delila. Aku cuma kesal aja," jawab Alan beralasan.

"Kesal sama aku?" tanya Delila sembari menatap suaminya sedalam mungkin dan hal itu berhasil membuat jantung Alan berdetak kencang seolah ingin keluar dari sarangnya.

"Iya kesal karena kamu nggak mau nunggu aku di pintu." Alan kembali beralasan yang memang bukan suatu kebohongan. Dan hal itulah yang Alan rasakan saat ini.

"Maaf, aku tak tahu kalau kamu pulang sore," ucap Delila penuh sesal.

"Nggak apa-apa Delila, aku yang salah karena nggak memberitahu kamu dari awal. Maafkan aku juga ya," pinta Alan dengan nada memohon.

Seulas senyum terbit di bibir Delila dan menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya.

"Alan, kita ini belum lama kenal. Dan tentunya aku belum bisa menebak apa yang kamu inginkan dan apa yang tidak kamu suka. Jika suatu saat nanti bila ada yang kamu inginkan, tolong bilang saja sama aku dengan jelas. Aku nggak ngerti kalau kamu pakai kode-kode cemberut kaya gini," ucap Delila mengutarakan semua unek-uneknya.

Sebuah lengkungan indah menghiasi wajah Alan, dia kembali terpesona dengan Delila dan juga sikapnya yang lembut dan mampu menghangatkan hatinya.

"Iya Delila, aku minta maaf. Jadi bagaimana? Kamu mau kan tidur bareng sama aku? Aku janji nggak akan macam-macam," tanya Alan memastikan kembali bahwa istrinya itu setuju dengan permintaannya. Bahkan saat ini Alan tengah menggeser tubuhnya agar lebih dekat dengan Delila.

"Mmm ...." Tampak Delila yang tengah berpikir untuk sesaat.

"Please, Delila ... aku mohon," pinta Alan dengan nada memohon sembari menyodorkan segelas cup greentea yang dia bawa.

Bukannya menjawab justru Delila menyambar segelas greentea itu dari tangan Alan. Menancapkan sedotan ke dalamnya dan kemudian meminumnya dengan penuh semangat.

"Baiklah," jawab Delila pada akhirnya mengiyakan keinginan suaminya.

Alan tersenyum lega ketika mendengar jawaban istrinya itu.

"Hanya ini sogokannya? Aku nggak mau kalau cuma segelas greentea aja." Lanjutnya kembali menyesap minumannya.

Sudut bibir Alan kembali terangkat ke atas, dia begitu gemas melihat sikap dan perilaku Delila. Alan berusaha menahan diri untuk tidak merengkuh tubuh istrinya itu dalam pelukannya. Jujur dalam hatinya ingin sekali dia melakukan hal itu.

"Kita tidur dimana?" tanya Delila yang masih menunduk menikmati minumannya. Tanpa Delila tahu saat ini Alan tengah memperhatikannya dengan sangat gemas.

"Mmm ... Bagaimana kalau tidur di kamar kamu aja. Barangku kan nggak banyak, jadi nggak susah tinggal angkut aja deh," jawab Alan sambil terkekeh.

"Mulai kapan?" tanya Delila lagi.

"Kalau pindahannya mulai sekarang, bagaimana?" usul Alan pelan-pelan.

"Mmm ... boleh," jawab Delila sembari mendongakkan wajahnya.

"Nih udah habis!" Ujarnya dengan senyum mengembang dan Alan tertawa melihat itu.

"Tuh kan Pak manager lebih ganteng kalau senyum begini," goda Delila sembari menaik turunkan alisnya.

Alan semakin keras berusaha tidak menggerakkan tubuhnya karena sedikit saja bergerak, sudah di pastikan Delila akan berada dalam pelukannya.

"Ayo kita mulai bereskan sekarang," ajak Delila yang berjalan duluan meninggalkan suaminya yang terdiam terpaku itu.

Tampak Delila yang sedang sibuk membantu Alan membenahi semua baju dalam lemari dan memasukkannya ke dalam koper. Sementara Alan tengah membereskan segala barang yang berada di atas meja dan juga toilet.

Setelah selesai keduanya berjalan beriringan menuju kamar Delila.

"Selamat datang, dan semoga betah berada disini," ucap Delila sembari tertawa.

Tawa yang kini menular pada suaminya. Alan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan sambil menarik nafas dalam. Dia menghirup rakus aroma wangi kamar Delila yang begitu dia rindukan.

Rindu? Ya tanpa sadar Alan telah merindukan wangi tubuh Delila. Alan pun tersenyum samar.

Wangi aroma musk bercampur mawar juga lily yang begitu memanjakan indra penciumannya. Wangi khas yang kini menjadi favoritnya.

"Sampai kapan kamu berdiri disitu?" tanya Delila tersenyum geli membuyarkan lamunan Alan.

"Ah iya," jawab Alan sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tiba-tiba rasa canggung menggelayuti dirinya seperti seorang remaja yang baru berkenalan.

"Mmm ... kamu mau simpan dimana bajunya?" tanya Delila kembali.

Kedua netra Alan tertuju pada lemari putih yang berada di sudut kamar itu. Dia yakin lemari Delila telah penuh dengan semua barang istrinya itu.

"Ngh ... nggak usah di keluarin. Aku taruh di pojok aja nanti biar aku ambil baju langsung dari koper," jawab Alan

"Oh, baiklah kalau begitu," ucap Delila yang sedikit tersenyum kecut.

Terlihat jelas perubahan di raut wajah Delila yang begitu mencolok. Dan hal itu menarik perhatian Alan yang kini tengah memperhatikan Delila. Namun detik selanjutnya sikap Delila kembali ceria, membuat Alan mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Malam kian larut, Alan berjalan menuju kamar mandi untuk berganti baju. Dia telah membawa baju ganti sebelum dia membersihkan diri. Alan pun keluar dengan memakai baju piyama seperti biasanya saat dia akan tidur.

"Besok jam berapa jemput Ibu?" tanya Delila, kini mereka telah berbaring di atas ranjang dengan dua guling yang menjadi pembatas di antara keduanya.

"Pukul setengah 8 pagi aja kita pergi ke bandara. Aku sudah ijin nggak masuk besok," jawab Alan.

"Oh, baiklah. Apa boleh aku ikut?" tanya Delila lagi.

"Tentu saja boleh Delila," jawab Alan dengan senyum manisnya. Kedua netranya masih menatap lekat wajah cantik Delila.

Keduanya saling bersitatap satu sama lain hingga akhirnya Delila memutuskan kontak mata lebih dulu dan berucap.

"Terimakasih, selamat malam Alan." Delila memutar tubuhnya dengan tidur memunggungi Alan dengan jantung yang berdetak kencang.

Sementara Alan masih terdiam mematung tanpa mengalihkan pandangannya dari Delila yang terbaring di sebelahnya. Rasa senang, aneh, dan juga tak percaya kini bercampur aduk dalam hatinya.

Perlahan tangan besar Alan bergerak terulur, mencoba ingin menggapai pundak istrinya itu. Namun belum juga sampai tangannya pun berhenti membeku. Apa yang harus dia katakan pada Delila jika tiba-tiba memeluknya. Mungkin saja hal itu bisa membuat Delila terkejut.

"Tahan dirimu Alan ... sadarlah dengan posisimu," lirih Alan yang hampir saja tak terdengar. Dengan terpaksa, Alan menarik kembali tangannya dan memutar tubuhnya. Dia berusaha memejamkan matanya untuk masuk ke alam mimpi.

🌷🌷🌷

Pagi pun tiba, tampak Delila yang masih terbaring di atas ranjang. Dia menopang kepalanya dengan satu tangan dan tangan yang lain memeluk guling. Kini posisinya terbaring menghadap suaminya.

"Selamat pagi," sapa Delila dengan tersenyum.

"Pagi," jawab Alan. Rasa hangat memenuhi dadanya saat ini. Selain itu ada rasa nyaman dan lega yang terasa olehnya.

"Apa tidur kamu nyenyak?"

.

.

.

🌷Bersambung🌷

1
Rara Kayla
maaf Delila, Alannya lagi gila, gila karena jatuh cinta. ciu.. ciu.. ciu
Rara Kayla
masih belum menyadari jika dia mulai jatuh cinta sama Delila...
partini
ini kalau dah PD menyadari rasa masing",bisa di pastikan uler ma ular pada datang bikin esmosi
partini
dah ada rasa di antara mereka berdua ,,tapi salah faham no 1
yah dah di pastikan ini mah novel sering tahan nafas 😁😁😁😁
mbok Darmi
kalau ngga marah apa namanya oon ini alan kadang bikin emosi aja udah dibaikin malah ngelunjak kalau cemburu ngga suka delila masih mengingat Lucas ngomong dgn jujur terus terang jgn ngambekan kayak perempuan
mbok Darmi: Cemen 😂
Bilqies: dia gengsi kak takut patah hati lagi 😌
total 2 replies
Kaizy celine
Lucu banget pasangan ini🤭
ora
Gini aja bilang nggak marah. Sikap mu tadi nggak enak banget, Lan...
ora
Kasihan Delila. Alan dingin banget ....
👣
kenapa gak jujur aja, daripada dipendam sesak di dada 🤭
Kaizy celine: Salah paham kan jadinya ...
Bilqies: belum waktunya 😌
total 2 replies
Aulia's
Jodoh emang cerminan diri sendiri
pantes kalau Lucas sma Luna
Aulia's
Alan dan Delila sama2 overthinking
mbok Darmi
lucas dan luna 11-12 sdh pengkhianat tapi masih sama2 ngarep mantan ngga sadar diri banget mereka berdua semoga hukum tabur tuai segera hadir buat mereka berdua lucas dibikin bangkrut tak bersisa dan ditinggalkan Luna sedangkan luna jadikan ani2 pria tua bangkotan yg penting kaya
ora
Kamu merasa dirimu tulus? Heran sama pemikirannya😧
ora
Dih, situ nggak punya malu? Kayak jadi orang paling baik aja😏😏
ora
Pemikiran mereka sama. Merasa nyaman, tetapi menegaskan untuk nggak jatuh cinta😌😌
Bilqies: masih trauma kak 😌
total 1 replies
ora
Bolehlah dia kan istrimu🙂🙃
ora
Alan sadar nggak sih udah mulai jatuh cinta sama Delila🤭🤭🤭
ora
Permasalahan setiap perempuan🤭😁😁
👣
cerita tentang cinta setelah pernikahan 🥰
Bilqies: semoga suka dengan alur ceritanya 🤗🥰🙏
total 1 replies
👣
gak hanya kuat tp juga harus bangkit, masa lalu untuk pelajaran, masa depan untuk kebahagiaan ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!