Orang Tua meninggal, Jatuh Miskin dan Dikhianati Orang terdekat, Apalagi hal lebih buruk yang akan menimpanya? Kematian?
Ya, Dia mati setelah ditikam Mantan Sahabat dan Pacarnya, benar benar hidup yang menyedihkan. Tapi tunggu...
Ah, Dia kembali bangun! Dunia yang penuh keajaiban dan Misteri, Dunia dimana Kekuatan menjadi kunci utama apakah di Dunia ini Ia akan kembali menjadi sampah?
Ya, Dia sampah sebelumnya, sampah yang kemudian berubah menjadi Berlian yang tak ternilai berharga, menjadi tokoh utama Dunia ini. Bersama Istri mungilnya, menaklukan segala rintangan, menggetarkan seluruh Dunia, membinasakan musuh yang menghadang dan mengubah takdir yang berjalan.
Semua itu berkat dirinya yang terlahir kembali dan berkat...
The System!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon T-Riq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji
Feng perlahan membuka matanya, kini Ia merasa pikirannya lebih jernih, tubuhnya lebih kuat dan tatapannya semakin tajam dan jernih.
Kulitnya yang putih dan halus pasti membuat iri perempuan, wajahnya yang tampan pasti membuat iri laki laki.
Walau masih 15 tahun, namun yakinlah jika Ia berjalan di sebuah Kota maka baik itu Perempuan kecil, muda, dewasa, tua, sudah menikah, atau belum menikah pasti akan tertarik dengan wajah tampannya.
Feng keluar dari kolam lalu mengenakkan pakaiannya, Ia berjalan kesalah satu besar batu didekat situ, Ia memasang kuda kuda seperti yang pernah Ia lihat dulu di Bumi.
Booom...
Batu besar tersebut meninggalkan lubang bulat besar hasil tinju Feng, Feng sendiri juga terkejut saat melihat hal itu.
"Status."
[Status :
Nama : Feng
Tubuh : Dewa Kematian
Roh Bela Diri : Dewa Kematian
Pondasi : Berlian {100%}
Buidaya : Tidak Ada
Akar Roh : Kegelapan, Cahaya, Api, Air, Tanah dan Racun, Angin
Teknik Budidaya : 7 Tanda Neraka {+}
Teknik Lainnya : Aura Kematian {+}
Point : 403
>> Toko
>> Gacha
>> Inventory]
Feng tersenyum senang melihat Pointnya kini telah bertambah 400 dari yang terakhir hanya 3 point.
Setelah itu Feng melihat kearah Rara yang masih setia dengan tidurnya, perlahan Ia mendekati Rara, Feng menikmati sebentar gadis Kelinci menggemaskan didepannya ini.
Rambut hitam panjang, telinga kelinci, pipi chubby, mata kecil dan hidung pesek membuatnya sangat sangat menggemaskan menurut Feng, ditambah sikap polosnya yang keterlaluan membuatnya kadang lucu, menggemaskan atau membuat kesal.
Feng mengulurkan tangannya lalu menepuk pipi Rara kecil, Rara menggeliat tanpa membuka matanya.
"Hei bangun, udah sore, mau makan gak?" mendengar kata makan sukses membuat Rara langsung membuka matanya dan berdiri. Feng tertawa kecil melihat hal tersebut.
Rara menoleh melihat Orang yang tertawa, segera Ia terkejut dan mundur.
Feng sendiri juga dibuat bingung oleh tingkah Rara.
"K-kamu siapa?" tanya Rara menunjuk Feng, Feng menyeritkan dahinya bingung. Ia memegang wajahnya dan merasakan ada hidung, mata, mulut, telinga, lalu kenapa Rara masih bertanya dia siapa?.
"Hei ini Aku Feng!" ucap Feng, Rara langsung membulatkan matanya lalu mendekat kearah Feng kemudian mengendus ngendus baunya
"Hmm... Benar, ini Fengfeng," gumam Rara, Feng yang mendengar gumaman itu malah bingung.
"Ada apa sampai tak mengenaliku?" tanya Feng, Rara mendongak menatap Feng dengan mata polosnya.
"Fengfeng Tampan," ucap Rara jujur, Feng membulatkan matanya, jadi selama ini Ia jelek!
Feng segera mendekat ke Kolam Air kehidupan dan terkejut saat melihat wajahnya yang memang Ia akui beribu ribu kali lebih tampan dari sebelumnya.
Pantas saja, Rara sampai tak mengenalinya. Ia bahkan juga agak tak percaya melihat wajah tampannya ini.
"Haaah..," sudahlah, tak ada yang perlu dibicarakan lagi, Feng lantas mendekat kearah Rara.
"Mau makan?" tanya Feng, Rara mengangguk semangat.
"Kalau begitu cari ikan terserah berapa banyak," tanpa berkata kata Rara langsung berlari keluar untuk mencari Ikan.
Sementara Rara mencari Ikan, Feng langsung menyiapkan bumbu bumbu untuk memasak.
...- - -...
Matahari sudah akan terbenam, dipucuk salah satu pohon di Hutan tampak 1 laki laki Manusia dan 1 Gadis polos sedang duduk menggenggam tangan sambil menatap Matahari yang akan pulang.
Tak ada percakapan diantara mereka membuat sunyi suasananya.
"Ra, Kamu mau ikut Aku nggak," ucap Feng tanpa memandang Rara, Rara menoleh melihat Feng.
"Kemana?" tanya Rara bingung.
"Dunia luar," jawab Feng singkat, Rara terdiam sebentar lalu mengangguk dengan semangat.
"Asal terus dengan Fengfeng, Rara mau kok," ucap polos Rara sambil tersenyum ke Feng, Feng mengalihkan perhatiannya ke Rara yang sedang tersenyum padanya, tanpa sadar Ia ikut tersenyum.
Feng lalu membawa Rara kedalam pelukannya dan Rara membalas pelukan Feng, Mereka saling menikmati pelukan masing masing.
"Tapi Feng harus berjanji pada Rara," ucap Rara mendongak menatap Feng.
"Janji Apa?"
"Fengfeng harus Janji akan slalu menjaga, bersama, membantu, menolong,dan memasak untuk Rara," ucap Rara dengan polosnya, Feng tersenyum gemas melihat ekspresi polos Rara.
"Baik, Aku Feng berjanji untuk slalu menjaga, bersama, membantu, menolong Rara," jawab Feng, Rara mengerucutkan bibirnya kesal.
"Iiih.... Feng juga harus Masak untuk Rara pokonya, titik!" kesal Rara, Feng tertawa kecil melihat wajah kesal Rara yang sangat imut baginya.
"Baiklah, Aku berjanji akan melakukan apa yang diminta Rara," ucap Feng tersenyum tulus.
"Janji!" Rara menyodorkan jari kelingkingnya.
"Janji," Feng mengaitkan jari kelingkingnya di kelingking Rara.
Mereka saling menatap satu sama lain, seakan saling menyelami perasaan masing masing.
Perlahan Mereka mendekatkan wajahnya masing masing.
Cup...
Disaksikan matahari terbenam, sepasang Makhluk beda Ras dan jenis kelamin itu saling menautkan janji, janji yang akan slalu mereka pegang bahkan saat saat terakhir hidup Mereka.
Janji matahari terbenam
...- - -...
ha... ha... ha... Lebay amat....!!!