Gairah di Balik Ranjang CEO

“Hei apa kau yakin itu saudara Keira? Bukan nya Keira pernah bercerita jika dia dari panti asuhan?”tanya Luna saat berdiri di depan meja kasir.

Ya saat ini mereka sudah kembali ke kafe karena kafe jika malam memang semakin rame dan pergantian Shift Rendi dan dua orang lain nya shift malam juga datang. Hari yang panas sudah menjadi gelap sekarang.

Bahkan tak terasa seolah malam ini meneteskan rintik rintik hujan di daunan saat ini. Luna melirik ke luar kafe walaupun hujan pelanggan setiap tetap datang seperti pejuang skripsi atau pun pekerja lepas.

“Kau benar? Lalu siapa dia?”tanya Zara bingung.

“Ck Zar! Kau mengatakan jika tidak apa-apa meninggalkan dia bersama pria itu, apa dia orang jahat?!”tanya Luna dengan kaget.

“Tapi mana ada orang jahat masukin ke RS William di tambah aku rs itu ruang perawatan VIP deh soalnya lorong nya sepi ga serame tempat om aku dulu pernah di rawat dan bahkan Kei sendirian tau,”jawab Zara mengaratakan itu.

“Ya kau benar, tapi siapa ya?”tanya Luna ikut bingung.

Saat mereka tengah bingung itu di sisi lain. Keira mulai sadar dari pingsan nya, gadis itu mulai siuman. Dia menatap langit putih dinding putih dia tau sepertinya dia sedang ada di rumah sakit.

Gadis itu menatap sekelilingnya pelan, Keira sendirian tidak ada teman nya bahkan Tom di sana pria itu benar benar sudah melepaskan nya pergi. Air mata Keira kembali jatuh, kata kata Tom tadi teringat jelas kembali di otak nya.

“Hiks pusing, kepala pusing. Kenapa Tom tidak menemani ku, pria jahat,”tangis gadis itu terus menangis.

“Kau benar benar jahat Tom, setelah kau melakukan nya di depan mata ku. Aku masih berharap kau meminta maaf dan kita akan berbaikan kenapa aku sangat bodoh?”

“Atau aku yang terlalu cinta, sepertinya aku mulai sadar selama ini benar benar cuman aku sendirian yang excited tentang kita. Selalu aku sendiri yang bahagia setiap hari spesial kita bahkan selama 7 tahun ini,”

“Aku bukan siapa siapa lagi,”tangis gadis itu.

Keira berusaha bangkit dari kasur rumah saki itu, dia melihat ruangan itu benar benar sepi. Tapi sepertinya ada orang sebelumnya di sini karena ada sebuah buah yang terkupas dengan rapi dan potongan nya rapi di sana.

Langkah gadis itu tertatih, dia duduk kembali perlahan di ujung kasur mata nya benar benar basah karena air mata bahkan mungkin sudah bengkak. Dan tidak berbentuk lagi.

“Lagi pula aku sudah rusak, aku kira jika aku melakukan nya aku bisa menyeimbangi mu. Tapi aku merasa aku benar benar menghancurkan masa depan ku sendiri atas tindakan bodoh ku,”

“Aku benar benar sedih, aku sekarang sendiri Tom. Padahal orang yang aku percaya orang tempat aku pulang hanya kau tapi kenapa, bukan kau orang nya, kenapa kau pergi, hiks hiks,”tangis gadis itu pecah.

Gadis itu mengusap air mata nya rambut pendek Keira terhembus angin ac pelan, gadis itu benar benar tidak sanggup lagi. Bahkan deja vu suara kenangan Tom mengingatkan momen momen nya.

“Tom kenapa kau memilih Kei dia itu anak panti asuhan loh ga punya ortu,”

“Hei jangan mengatakan apapun soal pacar ku dia adalah orang yang sangat cantik pintar dan baik,”

“Bahkan saat tersenyum saking manis nya lebah di taman mungkin akan lebih memilih nya dari pada bunga itu sendiri,”

“Hah dasar,”

“Kei mau kan jadi pacar ku?”

“Kei kita sudah satu tahun, mari terus berada di tahun tahun berikutnya,”

“Kei kita sudah dua tahun,”

“Kei kita sudah 3 tahun,“

“Kei aku dapat beasiswa kuliah di Roma Italia, apakah pacar mu ini pintar? Pasti kau semakin mencintai ku,”

“Kei aku sibuk, bisakah kau jangan terus menganggu waktu belajar ku,”

“Kei aku di sini belajar,”

“Kau harus percaya.”

“Kei aku rasa aku tidak bisa terus membohongi mu mari kita akhiri saja,”

Suara demi suara Tom seperti alunan musik di telinga Keira, gadis itu bisa mendengar nya di sana. Bahkan wajah Tom yang sedang bercinta dengan wanita lain masih jelas di otak nya seolah membandingkan sisi baik Tom dan jahat nya bersamaan di ingatan nya.

Gadis itu mengacak acak rambut nya, dia tidak tau kenapa suara berisik itu ada terus berlari lari di pikiran nya. Dengan suara serak dan sisa tenaga yang sudah habis Kei berkata.

“Tom sudah meninggalkan ku, aku tidak memiliki keluarga lagi, dan juga aku bukan gadis baik baik, aku gadis rusak. Jika tadi aku mengatakan nya kepada Tom apa dia akan menatap ku jijik,”

“Apa dia akan menampar ku, aku tidak berhak lagi hidup. Aku benar benar sudah sendirian aku tidak bisa melakukan apapun lagi,”gumam gadis itu menangis sejadi jadi nya.

Tangisan Keira benar benar pilu bisakah kalian merasakan, bagaimana rasa nya berdialog dengan diri kalian sendiri? Berdialog seolah kalian lah yang salah, kalian lah yang tidak berhak akan hidup ini, kalian benar benar tidak pantas hidup.

Pernakah kalian bertanya, untuk apa kalian hidup di dunia ini? Jika satu keberuntungan bahkan tidak pernah ada pun terjadi di hidup kalian hanya ke sengsaraan yang datang bukan kebahagiaan.

“Kenapa aku lahir ke dunia ini? Jika aku hidup sendirian, ketika tuhan mendatangiku pria baik, kenapa dia mengkhianati ku, tujuh tahun? Siapa yang rela,”tangis gadis itu sesegukan.

“Aku sudah gila, aku sudah tidak berhak hidup. Aku sudah rusak, barang rusak harus di buang ke tempat sampah, dan aku orang nya,”gumam gadis itu berdiri dari kasur.

Langkah kaki Keira melangkah pelan menuju meja dekat kasur nya itu, gadis itu mendekat ke arah buah yang sudah di potong rapi di sana hanya tinggal menikmati nya saja.

Tapi Kei sama sekali tidak selera dia hanya lurus menatap kosong mengambil cutter yang ada di meja tersebut dengan tangan gemeter, Kei mengeluarkan mata pisau pada cutter itu.

“Ibu ayah, walaupun sekali pun Kai tidak pernah bertemu dengan kalian. Bahkan foto kalian saja Kei tidak punya, Kei harap kita bisa berkumpul di surga bersama,”gumam gadis itu.

Dan saat Keira mengarahkan pisau itu dan hampir menyayat tangan nya hempasan tangan seseorang langsung melempar pisau itu, dan menahan tangan Kei. Menarik tangan gadis itu yang memegang pisau kuat ke atas.

“Bodoh aku menggunakan pisau ini untuk memberikan mu buah segar ketika kau bangun, bukan untuk kau memotong tangan mu sendiri cebol,”tajam pria itu kepada Keira, gadis itu kaget mata mereka saling bertemu tajam.

“Ka ka kamu?!”