NovelToon NovelToon
Marcelline Hart

Marcelline Hart

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Putri asli/palsu
Popularitas:595
Nilai: 5
Nama Author: S.Lintang

Dia.. anak, Kakak, saudara dan kekasih yang keras, tegas dengan tatapannya yang menusuk. Perubahan ekspresi dapat ia mainkan dengan lihai. Marcelline.. pengendali segalanya!

Dan.. terlalu banyak benang merah yang saling menyatu di sini.
Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Lintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

07. -

Irlandia

Delano dan Marcelline sampai di Negeri Zamrud (Emerald Island), di bandara sudah ada seorang pemuda yang menunggunya dengan senyuman, tangannya terentang, menyambut kehadiran Marcelline di pelukannya.

Marcelline memejamkan mata dan mencari posisi nyaman di dalam pelukan si pemuda.

Ervan Winata. Seorang pemuda tampan yang karismanya tidak bisa ditolak oleh siapa pun. Bisa dikatakan Ervan adalah sosok pelindung yang sangat menyayangi, peka, dan.. ya sempurnalah bagi Marcelline.

"Are you okay?" tanya Ervan begitu lembut, menangkup wajah Marcelline sebelum mencium keningnya.

"No," jawab Marcelline sedikit serak.

"Baiklah, waktu kita panjang, kita bisa ngobrol nanti, sekarang waktunya istirahat," ucap Ervan perhatian dengan senyum yang tidak luntur.

Marcelline hanya mengangguk patuh, melangkah dengan Ervan yang merangkul pinggangnya.

Mobil keduanya jelas berbeda dengan Delano, tapi masih kearah tujuan yang sama. Yaitu mansion Winata.

"Mama, Papa, sehat?" tanya Marcelline.

Ervan menggenggam tangan gadis itu dengan satu tangan yang menyetir. "Mama sedikit kurang sehat, dia terus nanyain kamu," imbuhnya.

"Aku tidak bisa lama," kata Marcelline memberitahu.

"Kenapa?" tanya Ervan menatap sebentar.

"Keluarga Jefferson memiliki acara penyambutan putranya, dan Ayah memintaku untuk turut hadir juga," papar Marcelline menjawab.

"Sepenting itu kah?" Ervan menaikkan sebelah alisnya.

Marcelline mengangkat bahu sebentar. "Tidak untukku, tapi penting untuk Ayah," jawabnya.

Ervan mengangguk singkat. "Jadi setelah bertemu dengan Mama, kamu mau cerita?" tanyanya.

"Hm," dehem Marcelline memberi anggukan kecil.

"Kira-kira hal apa yang mengganggu pikiran gadis kecilku ini hm?"

"Azri," jawab Marcelline dengan napas berat.

Ervan diam, akan ia bahas setelah sampai di mansion nanti.

Dan setelah sampai, Marcelline langsung melangkah menuju kamar orang tua Ervan.

Darius Winata dan Yaza Deranda Winata.

Terlihat Darius yang sedang mengompres dahi istrinya dengan telaten dan hati-hati.

"Ma," panggil Marcelline melangkah mendekat.

Darius berdiri lalu memeluk sebentar gadis itu, mencium keningnya sedikit lama. Lalu membiarkan Marcelline yang duduk disamping Yaza.

"Kenapa bisa sampai sakit hm?" tanya Marcelline lembut.

"Cuma kecapean sedikit sayang," jawab Yaza lirih tapi terdengar lembut.

"Apa para maid itu tidak bekerja dengan benar sampai membiarkan Mama sibuk di dapur?" tanya Marcelline dengan nada yang.. mengintimidasi.

"Jangan berlebihan sayang. Ini pure kesalahan Mama sendiri," kata Yaza menenangkan.

Marcelline mengangguk saja, lalu beralih mengompres, gantian dengan Darius. "Kenapa nggak ke rumah sakit untuk periksa?" tanyanya.

"Ini cuma butuh istirahat sebentar aja sayang, dokter juga udah datang sebelumnya. Udah dikasih obat juga kok," ungkap Yaza.

"Kamu kayak nggak tau Mama aja, Cell. Susah kalau dibujuk untuk ke rumah sakit," timpal Darius pula.

"Udah minum obatnya?" Marcelline mengelus-elus kepala Yaza.

"Sudah cantik," jawab Yaza tersenyum.

"Kalau gitu istirahat." Marcelline mencium kening sang Mama, lalu keluar dari sana.

Beralih masuk ke kamarnya sendiri, di sana juga sudah ada Ervan yang menunggu. Lengkap dengan milkshake cokelat kesukaan Marcelline.

Senyum tipis terbit dari wajah gadis itu melihat minuman kesukaannya. Lalu meminumnya dengan tenang, sampai memejamkan mata sangking menikmatinya.

"Kamu selalu tau gimana caranya balikin mood aku yang rusak, Van," kata Marcelline memuji.

"Ya, hanya untukmu," jawab Ervan senang.

Marcelline mengangguk kecil dan meletakkan gelas itu, menatap Ervan dengan tatapan dalam.

"Aku mulai takut," katanya pelan.

Wajah Ervan juga berubah serius. "Why?" tanyanya lembut tanpa menuntut.

"Azri.. dia mulai menjauh dariku dan itu membuatku takut."

1
Carlos Vazquez Hernandez
Cocok di hati nih.
Anrai Dela Cruz
Keren deh ceritanya, thor mesti terus bikin cerita seru kayak gini!
Asher_Sanou3u
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!