NovelToon NovelToon
Ipar Yang Jahat

Ipar Yang Jahat

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ismi Sasmi

Aluna seorang gadis manis yang terpaksa harus menerima perjodohan dengan pria pilihan keluarganya.Umurnya yang sudah memasuki 25 tahun dan masih lajang membuat keluarganya menjodohkannya.
Bukan harta bukan rupa yang membuat keluarganya menjodohkannya dengan Firman. Karena nyatanya Firman B aja dari segala sisi.
Menikah dengan pria tak dikenal dan HARUS tinggal seatap dengan ipar yang kelewat bar-bar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ismi Sasmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 HIDUP BARU

Empat tahun kemudian.....

"Mbak, hari ini aku mau izin pulang cepat. Boleh gak ?" tanya Ika takut-takut.

"Emangnya mau kemana ?" tanyaku penasaran. Tak biasanya Ika ingin pulang cepat.

"Ba'da isya nanti, ada yasinan ibu-ibu dirumah, Mbak. Aku mau bantuin ibu masak buat suguhan nanti". Jelasnya.

Ika adalah karyawan yang bekerja di rukoku. Dia adalah temannya Fika, adik perempuanku. Mereka baru saja lulus SMA. Karena tak ada kegiatan setelah lulus, Fika membantuku membuat roti di ruko. Dia juga ku beri uang tiap Minggu. Mendengar cerita Fika, Ika pun tertarik ingin ikut. Akhirnya ku terima.

Dia ku beri upah yang sama dengan Fika. Karena orangnya sangat rajin dan cekatan.

"Ya udah, kamu kalau mau pulang. Pulang aja, duluan. Nanti biar Mbak dan Fika yang beresin di dapur. Oiya.. Tunggu sebentar ! Mbak ambilin bolu dulu buat nambahan suguhan dirumah kamu". Ucapku sambil beranjak mengambil bolu yang ada di etalase dan memberikannya pada Ikam setelah mengucapkan terima kasih, Ika pun pamit pulang.

Beginilah kehidupanku sekarang. Dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore berada di ruko yang setahun ini baru aku sewa.

2 bulan pasca kepergianku dari rumah Bang Firman, aku mengajukan gugatan cerai ke pengadilan agama. Selama aku pulang, dia tak pernah menghubungiku sama sekali sekedar menanyakan kabar. Sifatnya itu semakin memantapkan niatku untuk berpisah. Beruntungnya proses perceraian berjalan lancar dan tidak berbelit-belit.

Keluargaku pun mendukung langkah yang ku ambil setelah ku ceritakan perlakuan Bang Firman padaku. Mereka ikut geram dan prihatin dengan nasib yang ku alami.

Tapi aku tak mau terus terpuruk, aku harus bangkit. Berbagai kerjaan ku lakoni untuk menyambung hidup.

Dari ikut menanam padi di sawah tetangga, kerja di warung makan, sampai jualan gorengan keliling kampung. Meskipun hasilnya tak seberapa, tapi cukup untuk membuat dapur di rumah tetap ngebul.

Sampai akhirnya aku punya ide jualan donat. Aku belajar secara otodidak di y**t*b*. Beberapa kali trial and error. Tapi aku tak patah semangat. Ku coba terus sampai akhirnya berhasil.

Donat buatanku sebagian ku jual ke sekolah yang ada di sekitarku. Dan sebagian lagi aku jual secara online. Alhamdulillah respon orang-orang sangat baik. Mereka sangat menyukai donat buatanku.

Setiap hari selalu ada peningkatan penjualan. Tak hentinya aku bersyukur atas nikmat-Nya.

Ilmu pun terus ku upgrade, kini bukan hanya donat yang ku jual, tapi juga ada roti hasil belajar secara otodidak dan bolu yang diajarkan Mbak Zizah.

Kami sering bertukar kabar meskipun hanya lewat telepon.

Dari hasil berjualan selama 2 tahun membuat rekeningku menggendut. Jika ku hitung, cukup untuk menyewa sebuah ruko 1 lantai. kemaren ketika aku berbelanja bahan kue ke pasar, tak sengaja melihat sebuah ruko yang bertuliskan "DISEWAKAN".

Lokasinya lumayan strategis, di sekitar Rumah Sakit.

Aku pun menghubungi ruko. Kami sepakat bertemu besok siang untuk melihat kondisi di dalam ruko. Ruko ini lumayan luas. Terdiri dari 3 bagian.

Bagian depan untuk memanjang barang yang dijual, bagian tengah untuk dijadikan tempat produksi. Dan bagian belakang ada kamar mandi sekaligus toilet.

Aku cocok dengan tempat ini. Setelah negosiasi biaya sewa, akhirnya kami pun sepakat.

***

"Mbak, sebelum pulang kita jalan-jalan dulu yuk !" ajak Fika penuh harap.

"Mau jalan kemana ? Lagian ini udah sore. Nanti ibu nyariin." jawabku sambil memasukkan kunci ke dalam Sling bag.

Setelah memastikan sudah terkunci, aku pun naik ke boncengan Fika.

"Muter-muter aja, Mbak. Sambil makan baso juga boleh". Kekehnya.

"Ya udah. Tapi sebentar aja ya !"

Fika melajukan motor dengan kecepatan sedang. Tak butuh waktu lama, kami pun tiba di warung bakso langganan kami.

Setelah memarkirkan motor, kami mencari meja yang kosong.

Sambil menunggu pesanan di antar, kami ngobrol banyak hal.

"Fik, kamu yakin gak mau kuliah ? Nanti masalah biaya, Insya Allah Mbak bantu."

Terlihat Fika menghembuskan nafas kasar sambil menggeleng.

"Gak usah, Mbak. Aku lebih senang bantuin Mbak di ruko. Bisa makan roti sepuasnya, di gaji lagi. Kalau aku kuliah, biayanya lumayan juga. Terus nanti belum tentu juga setelah jadi sarjana langsung dapat kerja. Gak deh, Mbak ! Aku yang pasti-pasti aja."

"Tapi kan nanti bisa kerja kantoran. Enak di ruangan ber-AC. Gak kaya sekarang. Kepanasan dekat oven". Bujukku.

"Yang penting kan kerjanya halal, Mbak".

Aku tak lagi memaksa Fika untuk kuliah, karena takut nanti membuat beban pikirannya.

"Mbak, ada niatan mau nikah lagi gak ?"

Pertanyaan Fika barusan sontak membuatku menyemburkan es jeruk yang baru ku minum.

"Fikkk...!" geramku. Karena semua pasang mata melihat ke arah kami. Aku pun menangkupkan tangan minta maaf.

Fika membekap mulut menahan tawa.

"Aku kan cuma nanya, Mbak." ujarnya tanpa rasa bersalah.

"Tapi jangan nanyain gitu juga dong !" sungutku.

"Iya...maaf Mbak ku sayang. Emang kenapa sih, Mbak ?"

"Mbak belum ada kepikiran buat nikah lagi, Fik. Mbak pengen fokus dulu sama usaha yang sudah payah dirintis. Masih pengen bahagiain ibu, bapak dan kamu. Masih banyak keinginan yang belum bisa Mbak wujudkan. Lagian Mbak masih trauma, Fik".

"Gak semua laki-laki kayak si Firman, Mbak".

Saking geramnya Fika, menyebut Bang Firman pun tanpa embel-embel Abang seperti dulu. Dia sangat kecewa kakak perempuannya di perlakukan tidak baik.

"Untuk sekarang, kayaknya gak dulu Fik". Jawabku.

"Emang Mbak masih cinta sama si Firman itu ?"

"Gak lah, Fik. Kalau Mbak masih cinta, gak mungkin Mbak minggat. Apalagi sampai mengajukan gugatan cerai ke pengadilan. Rasa cinta itu udah gak ada lagi kok. Tapi emang Mbak masih trauma aja kalau nanti ketemu laki-laki modelan Bang Firman ".

Kami pun melanjutkan makan baso dengan diam. Setelah selesai kami pun bergegas pulang. Tak lupa membeli martabak manis untuk orang tua di rumah.

***

Selepas makan malam, aku langsung masuk ke kamar meninggalkan ibu, bapak, dan Fika yang asyik menonton tv.

Ku rebahkan badanku yang terasa lelah sambil scroll medsos. Ketika sedang asyik berselancar di dunia Maya, terdengar ketukan di pintu kamarku.

"Masuk aja, gak dikunci" seruku tanpa mengubah posisiku.

pintu terbuka menampilkan sosok ibu.

"Belum tidur ?" tanya ibu sembari duduk di tepi ranjang.

Aku pun meletakkan ponsel dan segera duduk.

"Belum Bu". Jawabku sambil tersenyum.

"Baring aja kalau emang lagi capek" titah ibu.

"Gak capek kok, Bu. Ada apa, Bu ?" tanyaku heran dengan kedatangan Ibu ke kamar.

Ibu terdiam cukup lama, ingin bicara tapi terlihat tak enak hati.

"Ibu perlu uang ?" tanyaku.

"Gak, Luna. Uang yang kemaren kamu kasih masih ada".

"Terus kenapa ?" tanyaku.

"Kemaren Bu Julia kesini, nanyain kamu. Katanya mau di jodohin sama keponakannya" jawab ibu.

"Aku gak mau, Bu !" tolakku tanpa pikir panjang.

Ibu terkejut dengan penolakanku.

"Gak mau lihat orangnya dulu ?" tawar ibu.

"Gak usah, Bu. Lagian aku belum ada niat mau menikah lagi. Aku masih trauma. Tolong jangan jodoh-jodohin aku lagi. Aku udah nyaman dengan kehidupanku yang sekarang. Gak perlu ribet ngurusin suami. Mau apa aja tinggal beli. Tanpa harus minta izin sama suami dulu. Takutnya nanti kalau nikah lagi, tiap hari bukannya makan nasi malah makan hati. Apa gak kurus kering nanti badanku ?"

Ibu hanya menghela nafas berat.

"Ibu hanya ingin melihat kamu bahagia. Kalau punya suami kan ada yang jagain kamu" ucap ibu lirih.

Ku peluk tubuh ringkih itu dengan erat.

"Melihat ibu dan bapak bahagia, aku udah bahagia, Bu. Ibu gak usah mikirin aku. Aku bisa jaga diri kok. Lagian selama ini hidupku baik-baik aja kan ? aku gak butuh suami kalau akhirnya nanti cuma menambah beban hidup".

1
kalea rizuky
q ksih bunga lagi nih biar nulisnya rajin
kalea rizuky
lanjut donk thor bagus lo ceritamu
kalea rizuky
gimana nasib mantan laknat thor
kalea rizuky
firman ttep. goblok biar aja dia jd duda karatan
kalea rizuky
up yg banyak thor q ksih bunga
Lala lala
pernah baca alur yg sama
Fan Compás Chivi Ans
Suka sama gaya penulisnya.
Yajaira Gaona
Gak kepikiran sama sekali kalau cerita ini bakal sekeren ini!
Kakashi Hatake
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!