NovelToon NovelToon
Pernikahan Yang Tertukar

Pernikahan Yang Tertukar

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: enny76

Kisah dua wanita cantik yang terlahir dari ibu yang berbeda, terapi memiliki ayah yang sama. Morgan Tan memilki dua orang istri, anak dari pernikahan resmi bernama Pricilia Tan dan satu anaknya terlahir dari sebuah kesalahan bernama Claudia Tan.

Demi ingin mendapat pengakuan marga Tan dari sang Ayah, Claudia harus menggantikan posisi sang kakak sebagai istri dan menikah dengan Edward yang merupakan pewaris tunggal dari keluarga Chen.

Takut akan rumor dan kondisi buruk Edward, kelurga Tan sengaja menukar anak gadisnya Pricilia dengan anak haram Morgan Tan yaitu Claudia. Apalagi terdengar rumor pria tersebut memilki penyakit aneh dan istri-istrinya meninggal secara misterius.

Lalu, bagaimana kah nasib Claudia di tangan kelurga Chen?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Malam yang menakutkan

Apakah kau Tuan Chen?! Tanyaku dengan nada ketakutan.

Tidak ada jawaban dari pria itu, Namun nafasnya terdengar berat. Kakiku makin mundur kebelakang hingga membentur dinding.

"Kenapa kamu tidak mau menampakkan wajah mu? Apakah wajahmu sangat menakutkan? Tanya ku yang semakin penasaran.

Aku tidak dapat melihat sekitar kamar karena gelap, hanya suara langkah kaki yang semakin berjalan mendekat. Pria itu menjamah tubuhku yang telanjang bulat dengan kedua tangannya, lalu melumat bibirku dengan rakus, aku tidak bisa bernafas dan berusaha berontak. Namun tenagaku kalah kuat darinya.

Suasana di dalam kamar semakin menakutkan, Tuan Chen begitu bersemangat ingin menyentuh tubuh ku. Semakin aku berontak, tubuh ku semakin kehabisan tenaga. Kepala ku terus menggeliat saat bibirnya melumat bibirku tanpa henti. kedua tangan ku ia naiklah keatas kepalaku dan di ikat dengan sebuah tali. Bibir pria yang belum pernah aku lihat wajahnya menjelajahi seluruh tubuh ku dengan nafas tersengal.

Sebuah gundukan kenyal menjadi incaran bibirnya. Ia melumatnya dengan penuh nafsu dan gairah. Aku terus memohon untuk di hentikan, tetapi pria itu semakin terus-menerus melumat bulatan berwarna pink tanpa henti. Tubuh ku sudah basah oleh keringat, karena permainan tuan Chen yang begitu gigih.

Aku sudah hampir menyerah, tetapi bibirnya semakin turun kebawah dan berakhir diarea perut ku. Di area perut ia terus menggerakkan bibirnya hingga rasa sensasi geli dan nikmat menjalar di seluruh tubuh ku. Kedua tangan Tuan Chen membuka kedua kaki ku hingga terbuka lebar. Aku menahan nafas saat sesuatu yang lunak berada di sekitar daerah sensitif ku.

Aku hampir menjerit karena nikmat, Ku tahan suara ku agar tidak keluar. Namun, tubuh ku tidak bisa berbohong, rasa nikmat di area sensitif ku semakin menjalar keseluruh tubuh, tubuh ku menggeliat kesana-kemari, hal yang baru aku rasakan seumur hidup ku. Seperti kupu-kupu terbang indah di kepala ku.

Pria ini begitu hebat memperlakukan wanita nya, aku terengah-engah menahan nafas yang terus keluar. Tiba-tiba Tuan Chen menghentikan aktivitasnya. Aku merasakan ia menatap wajah ku walaupun tidak terlihat karena lampu padam di dalam kamar. Perawakannya ku rasa tinggi besar, melebihi tubuh ku yang langsing.

Aku merasakan ada sesuatu di daerah sensitif ku, tiba-tiba sebuah benda keras ingin masuk. Aku terkejut dan berteriak.

"Apa yang ingin anda lakukan?!

Tidak ada suara, Pria itu hanya menggeram dan memasukkan sesuatu di bawah inti ku semakin intens. Aku menahan nafas sambil merasakan sensasi geli bercampur sakit.

"Ahhh___ sakit!!!!

Jerit ku, saat sesuatu yang besar dan bulat ingin memaksa masuk dan merobek milikku.

"Ku mohon, sudah.... Aku tak kuat!" seru ku memohon. Tak terasa airmata ku mulai menetes.

Aku menahan perih pada area sensitif ku, tetapi milik pria itu terus memaksa ingin masuk. Saat miliknya terus menerobos masuk, tiba-tiba pria itu berteriak seperti menahan sakit yang teramat sangat. Aku bisa merasakan pria itu memegang kepalanya. Ia bangun dari tubuh ku dan membuka pintu dengan cepat, lalu membanting pintu sekuat tenaga.

Tubuhku terasa lemas dan seluruh energi ku seperti terkuras. Ada apa dengan diriku? Kepala ku juga ikut pusing. Aku hanya bisa pasrah dan menarik seprai untuk menutupi tubuh ku yang telanjang.

Pagi nya aku terbangun dan masih berbalut seprai, suara ketukan lembut terdengar di depan pintu.

"Nyonya Chen."

Itu suara Anna, aku juga penasaran kenapa semalam bukan dia yang membukakan pintu gerbang belakang. Aku sempat berpikir kalau Anna akan di hukum oleh bibi Helen.

"Masuk Anna."

Wanita muda itu membuka pintu dengan perlahan dan terkejut melihat kamar yang sudah berantakan. Bantal berhamburan ke lantai, handuk ku terlempar ke bawah. Aku melihat ekspresi Anna yang bingung.

"Saya siapkan air hangat untuk nyonya."

"Anna!" panggil ku, ku sandarkan punggung ku ke dinding.

"Iya nyonya." katanya sambil tertunduk

"Kenapa tadi malam, pas aku pulang bukan Kamu yang membukakan pintu? Kenapa juga kamu tidak balas pesan ku?"

Anna masih tertunduk sambil meremas ujung roknya.

"Katakan Anna, aku tidak akan marah bila kamu berkata jujur."

"Saya ketahuan saat berada di kamar ini, bibi Helen langsung masuk dan melihat saya saat keluar dari kamar mandi."

Mendengar ucapan Anna aku terbelalak "Apa bibi Helen menghukum mu?"

Anna menggeleng lemah "Saya masih di kasih peringatkan, bila melakukan kesalahan lagi akan di kurung di dalam gudang selama tiga hari tanpa di kasih makan."

"Jadi seperti itu hukuman mereka?" kataku yang baru tahu hukuman di rumah ini.

Anna mengangguk.

Aku menatap kearah Anna dan merasakan kalau Anna tahu banyak tentang kelurga Chen. Bukankah dia bekerja cukup lama di mansion ini. Aku akan mengorek keterangan darinya pelan-pelan dan mengetahui penyakit tuan Chen. Kenapa setiap berhubungan dengan ku ia merasakan sakit dan pergi secara tiba-tiba.

"Nyonya, cepatlah mandi. nenek Chen sudah menunggu di ruangan makan." kata Anna, ia langsung masuk kedalam kamar mandi dan menyalakan air kran hangat di dalam bathtub, lalu memberikan cairan aroma terapi.

Aku mulai turun dari ranjang meskipun masih merasakan perih. AKu mulai berpikir apakah milik tuan Chen sungguh besar? aku baru merasakan sebentar dan belum sepenuhnya masuk. Ku hela napas panjang dan berjalan masuk kedalam kamar mandi.

Aku masuk kedalam bathtub dan berendam dengan air hangat. Tubuh ku mulai rileks setelah kejadian semalam yang membuat ku tegang.

Selesai mandi aku memakai dress long gres berwarna nude. Merias wajahku dengan bedak dan lipstik, dan menyapu alis ku yang di tumbuhi bulu halus, tidak lupa anting-anting panjang, gelang dan kalung giok pemberian nenek Chen.

Aku menuruni anak tangga bersama Anna, menuju ruangan makan yang terletak dekat pantry. Rasa penasaran ku terus menggebu, kenapa aku belum pernah melihat wajah suamiku.

Aku memasuki ruangan sambil bertanya-tanya, apakah aku akan mendapatkan hukuman lagi? Karena tuan Chen berteriak kesakitan tadi malam, rasa keingintahuan ku semakin menggebu.

Ku lihat nenek Chen duduk di kursi makan paling ujung, ia sedang menyeduh teh hijau. Menaruh teh kedalam cangkir, lalu bibi Helen menyiram air panas kedalam nya, nenek Chen menggoyang kan gelas agar aroma teh hijau menguar.

"Pagi nenek." sapa ku sambil membungkuk hormat.

Wanita tua itu mengangkat wajahnya dan menggguk pelan.

Aku duduk di salah satu kursi depan nenek Chen, dan sudah banyak hidangan di atas meja.

"Nenek." kata ku pelan

"Apa aku boleh bertanya?"

Wanita tua itu menoleh padaku, wajahnya tetap dingin. Bahkan Aura misterius begitu kental terasa. "Tanya apa? jawab nya cetus.

"Kenapa aku tidak pernah bertemu tuan Chen suamiku, bagaimana wajahnya dan sifatnya." ucap ku penuh hati-hati. Nenek Chen tetap diam, ia meraih cangkir di sampingnya dan menyeruput perlahan.

"Kalau aku boleh tahu, penyakit apa yang sedang tuan Chen rasakan."

Wanita itu langsung menggebrak meja, lalu melototi ku dengan tatapan tajam. Aku terperangah dan langsung ciut.

"Diam! Sudah saya katakan. Kamu tidak berhak bicara bila tidak saya tanya! Tunjuk nenek Chen dengan marah.

Aku hanya membuang nafas panjang dan mengikuti semua aturannya. Bukan karena aku takut atau tidak berani menentang. Tetapi aku ingin lihat, sampai dimana pengaruh kelurga Chen terhadap diriku. Baru setelah itu aku akan ambil sikap tegas pada kelurga ini

💜💜💜💜

Yuk ikuti terus kelanjutannya, jangan lupa like setelah membaca, kasih Vote/gift, berikan RATE BINTANG 5 DAN KOMENTAR KALIAN YA.

1
Irma Juniarti
lanjut lagi bunda...💪💪💪
Irma Juniarti
bener kita harus membantu dan menolong orang yg membutuhkan.pasti itu tuan chen.suaminya Claudia
Foeah
Jgn2 itu tuan chen
Dewi Ambarwati
nah loh nah loh🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Wah apa benar itu tuan Chen 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
setuju 👍🏻
Teh Yen
mungkinkah Savana itu Claudia 🤔
jangan bohong kamu Chen pdhl udh d sentuh berkali kali tuh istrinya nek yah engg pa pa kan udh halal itu lagian engg ada sesuatu yg terjadi kan Ama kamu tuan Chen berarti penyakitmu sudah sembuh ya kan
Teh Yen
waduh Claudia kena marah engg tuh jangan" mau d hukum lagi karena ketauan kabur dari rmh tuan Chen hadeuuh 🙈
Dheta Berna Dheta Dheta
keren
Irma Juniarti
mulai sekarang kamu harus jadi wanita kuat yg tak mudah di tindas siapa pun Claudia.
Irma Juniarti
klu iya emang kenapa hah..
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Diah 🤔
Dewi Ambarwati
rasain kau
Kasih Bonda
next Thor semangat
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Semangat Claudia 💪🏻
Dewi Ambarwati
hahaha si Joseph asal ngomong aja..pdhl dia sendiri ke mana cb hadeh
Irma Juniarti
dirimu yg bakalan hancur suatu saat nanti Joseph.
Irma Juniarti
dasar pembohong besar kalian Joseph .
Irma Juniarti
tendang aja Claudia biar merasai si Jono nya Joseph nda bisa enak2 LG.😄
Irma Juniarti
sedih banget😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!