Keyla Radian Saputra adalah potret sempurna seorang remaja dari keluarga terpandang di Kota A. Berusia 17 tahun dan menimba ilmu di SMA Harapan Bangsa, Keyla adalah putri bungsu dari Bapak Radian Saputra, seorang pengusaha sukses, dan Ibu Susi Maharani. Kehidupannya terbingkai dalam kemewahan, ditemani sang kakak sulung, Devin Radian Saputra (25), CEO muda di perusahaan ayah mereka, dan kakak perempuan Claudya Radian Saputra (22), seorang model ternama.
Dunia Keyla yang teratur dan nyaman turut diwarnai dengan dua sahabat nya Putri Mahardika 17 tahun, putri dari keluarga terkaya ketiga di kota itu, dan Cindy Yuvia 17 tahun. putri dari rekan bisnis ayahnya. Bersama mereka, Keyla menjalani hari-hari sekolah yang normal, berbagi tawa dan cerita layaknya remaja pada umumnya.gara-gara insiden pertemuan di sekolah membuat Keyla nikah muda dengan CEO msi crop, mek lois davinci 25 tahun terkenal di dunia dan seorang mafia,dan membuat dunia mek yang kaku dan cuek hilang setelah ketemu Keyla,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susy Rahelmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
Pagi yang cerah. Sinar matahari menerobos masuk dari balik jendela kamar Keyla, membangunkan gadis itu dari tidurnya.
"Aduh, jam berapa ini? Kayaknya sudah siang. Gawat kalau sampai telat," gumam Keyla panik. "Kok Mom enggak bangunin aku sih?"
Keyla segera bangkit dari tempat tidur dan bergegas mandi. Ia sangat terburu-buru, takut terlambat ke sekolah. Setelah berpakaian seragam dan mengambil tas, Keyla langsung turun ke bawah.
"Kok rumah sepi banget ya? Apa Mom dan Dad sudah pergi ke luar negeri? Kok enggak pamit ya sama aku?" pikir Keyla.
"Bi Surti!" panggil Keyla.
"Ya, Non Keyla, ada apa?" sahut Bi Surti, pelayan rumah.
"Orang rumah pada ke mana, Bi?" tanya Keyla.
"Oh itu, Non, Bapak sama Ibu sudah pergi ke luar negeri pagi tadi, Non," jawab Bi Surti. "Kalau Den Devin sudah pergi kerja dari pagi juga, Non. Kalau Non Claudia katanya nginep tempat teman nya, Non."
"Oh, ya sudah, Bi. Keyla pergi ke sekolah dulu," kata Keyla.
"Memang Non enggak sarapan dulu?" tanya Bi Surti.
"Enggak, Bi, nanti aku telat. Makan di sekolah aja, Bi," jawab Keyla terburu-buru, lalu langsung menuju parkiran mobilnya. Keyla mengendarai mobilnya dengan melaju kencang.
Sesampainya di gerbang sekolah, Keyla melihat satpam sudah hendak menutup gerbang.
"Duh, untung aja aku cepat, kalau tidak pagarnya udah tutup," desis Keyla lega.
Di parkiran, Cindy dan Putri, dua sahabatnya, sudah menunggu.
"Eh, Key, tumben kamu hampir telat hari ini," kata Cindy.
"Ya nih, Keyla, kenapa kamu hampir telat?" sahut Putri.
"Mom dan Dad lagi enggak di rumah, jadi enggak ada yang bangunin aku," jawab Keyla.
Ting! Ting! Bel tanda masuk berbunyi. Mereka bertiga segera masuk kelas. Keyla duduk di bangku sebelah Cindy, sementara Putri duduk di depan mereka. Setelah guru selesai memberikan materi dan beberapa jam berlalu, akhirnya pelajaran selesai. Mereka bergegas keluar kelas.
"Keyla, nanti pulang sekolah kamu langsung pulang atau ke mana?" tanya Cindy.
"Belum tahu. Memangnya kenapa?" jawab Keyla.
"Gimana kalau kita nonton bioskop?" usul Putri.
"Oke, itu kayaknya ide yang bagus. Aku sendiri juga di rumah," kata Keyla.
"Ya kan, bentar lagi kita pulang sekolah," timpal Cindy.
"Ya, tuh, anak-anak udah pada pulang," sahut Putri.
Dengan semangat, mereka bertiga bergegas menuju parkiran. Keyla mengendarai mobil sport-nya menuju bioskop
Sesampainya di bioskop, mereka bertiga berjalan tergesa-gesa. Tanpa sengaja, Keyla menabrak seseorang. Orang itu, yang tak lain adalah Mek Lois, hendak melihat siapa yang menabraknya, namun ia justru terdiam. Perempuan yang menabraknya itu selalu ada dalam ingatannya setiap detik.
"Hello? Kenapa Anda diam saja, Pak?" tanya Keyla pada Mek Lois, yang beberapa hari lalu selalu ia temui dan membuat mood-nya tidak baik-baik saja.
"Eh, anak kecil, kamu kira aku ini sudah tua?" kata Mek Lois dengan nada kesal.
"Kan Anda memang sudah tua, Tuan," balas Keyla polos.
"Eh, anak kecil, jangan main-main ya sama saya! Nanti kamu akan menyesal apa yang sudah kamu katakan!" ancam Mek Lois, lalu langsung pergi diikuti oleh Arsen, asistennya.
"Duh," keluh Keyla, "di mana-mana selalu aja ada lelaki gila itu. Udah tua dibilang tua enggak mau."
"Sudah lah, Key," kata kedua sahabatnya menenangkan. "Kita kan mau happy-happy ke sini."
"Cindy, Putri, kayaknya aku enggak mood lagi gara-gara lihat lelaki tua itu," ucap Keyla. "Gimana kalau kita ke kafe yang baru buka itu? Katanya sih bagus banget tempatnya," usul Putri.
"Ya sudah, yuk!" ajak Cindy dan Keyla akhirnya setuju.
Bersambung