Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan malam bersama.
BRAK…
Suara benda yang sengaja di jatuhkan terdengar nyaring di dalam apartemen Yudistira, hiasan indah yang terletak di atas meja terlihat berjatuhan di lantai. Yudistira yang sesaat menatapnya hanya memperhatikan tanpa mau membenarkan kembali keposisi semula.
“Shit…”
Yudistria melempar bantal yang ada di atas sofa, dia memilih meluapkan kekesalannya dengan melemparkan barang barang di depannya.
Drrrrttttt…. Drrrrttt…
Terdengr bunyi handphone milik Yudistira bergetar, tanpa melihat siapa yang telah menghubunginya Yudistira segera mengangkat telpon tersebut.
“Halo sayang.”
Suara manja dan merdu milik alisa terdengar di indra pendengaran Yudistira dengan jelas.
“Hmm…”
“Ish… jawabnya kog gitu sih, kamu nggak seperti biasanya deh akhir akhir ini. Apa jangan jangan kamu ada yang lain ya selain aku.”
Ucapan alisa membuat Yudistira seketika membenarkan duduknya, dia berdehem sesaat untuk menetralkan suaranya.
“Tidak ada yang lain lah, kamu lagi apa..?”
Yudistira sengaja mengalihkan obrolannya, dia tidak ingin alisa curiga dan akan berdampak buruk dengannya nanti. Apalagi Yudistira tahu jika alisa tipikal wanita yang nekat dan mampu berbuat apapun demi mencapai keinginannya.
“”Aku lagi sendiri an di rumah, kamu…. Mau kesini kan temani aku.”
Yudistira meneguk salivanya sesaat mendengar suara alisa yang terdengar erotis dan seksi, dia segera bangkit dari sofa sambil masih berbicara dengan alisa di telpon.
“Sayang, kamu sudah makan belum.”
“Hmmm… belum.”
“Oke aku jemput kamu setelah mandi, kita makan di luar. Bagaimana…?”
“Beneran, oke aku ganti baju sekarang. Aku tunggu kamu ya, jangan lama lama.”
Yudistira yang mendengar Alisa mematikan telponnya segera melempar handphone miliknya ke kasur sebelum masuk ke kamar mandi. Malam ini dia akan melupakan kekesalannya dengan bersenang senang bersama kekasihnya, Yudistira pikir dari pada dia ke diskotik mendingin dia bersama dengan alisa.
Setengah jam pun berlalu, saat ini yudistria tengah menjalankan mobilnya menuju ke rumah alisa. Ditemani dengan lagu milik coldplay_we pray, Yudistira melihat ke arah depan sambil menirukan lirik lagu tersebut.
Sedangkan di kediaman alisa, terlihat seorang wanita yang menggunakan kaos putih tanpa lengan dan dengan bawahan rok jens di atas lutut menambah keseksian di tubuh wanita tersebut.
Terdengar suara mobil masuk setelah terdengar pagar rumah kediaman alisa terbuka, alisa yang tahu jika yang datang adalah yudistria segera menghampirinya. Dengan berlari kecil alisa turun dari atas dimana kamarnya berada.
“Sayang kamu sudah datang.” Seru alisa melihat yudistria yang terlihat sangat tampan malam ini.
“Sayang… jangan lari lari, nanti kamu jatuh.”
Ucap Yudistira memperingatkan.
“Aku kangen…”
Alisa segera memeluk tubuh kekar Yudistira, dia dapat menghirup parfum maskulin milik Yudistira di indra penciumannya.
“Aku kangen sama kamu, kenapa selama ini kau nggak pernah hubungi aku sih.”
Nada bicara alisa terdengar sangat kesal dengan Yudistira yang memang selama beberapa hari ini tidak pernah menghubunginya selama menggantikan posisi papanya di perusahaan, Yudistira selalu beralasan sedang sibuk saat di ajak bertemu.
“Aku juga…”
Yudistira terpaksa mengatakan agar alisa tidak curiga akan sikapnya yang selama beberapa hari ini mengacuhkannya, entah kenapa hati yudistria tidak sama seperti dulu saat sebelum bertemu dengan Aurelia.
Alisa menatap wajah tampan Yudistira dengan pandangan mata penuh cinta, dengan posisi masih memeluknya aurel mendekatkan wajahnya ke yudistria. Semakin dekat dan semakin dekat jarak di antara wajah mereka, alisa dengan segera melumat bibir merah menggoda milik Yudistira.
Yudistira pun refleks membalas lumatan bibir alisa dengan lembut, decaoan demi decapan mulai terdengar di ruangan yang terasa hening itu. tangan alisa bergerak dengan lincah mengelus punggung kekar Yudistira, sedangkan tangan Yudistira meremas dua buah tonjolan di bawah milik alisa.
Suasana yang sepi menambah nafsu di antara mereka berdua bangkit, dari ciuman dan terdengar decapan berubah menjadi desahan yang terdengar di ruangan tersebut.
“Apa perlu kita lanjutkan di dalam kamar sayang, sepertinya malam ini kamu terlalu merindukanku.”
Tawar alisa merasakan sentuhan dan perlakuan Yudistira yang seperti nya sangat menginginkan alisa, Yudistira yang melihat wajah alisa seperti seakan terbangun dari tidur bayangannya.
“Maafkan aku” ucap yusidtira menyesali perbuatannya.
“Aku tidak keberatan jika kamu menginginkan aku malam ini, aku akan menemani kamu.”
Yudistria segera membetulkan rambut milik alisa yang terjulur menutupi wajahnya, sentuhan lembut tangan Yudistira terasa begitu hangat di wajah alisa.
“Kita berangkat sekarang, aku sudah sangat lapar.”
Kilah Yudistira menolak ajakan alisa untuk meneruskan perbuatan Yudistira dan alisa, kecewa tentu saja tidak, alisa akan merayu Yudistira lain hari. Akan alisa pastikan jika Yudistira suaramu saat akan jatuh ke dalam rayuan dan pesona alisa.
Mobil mewah milik Yudistira melaju menembus gelapnya malam, alisa sengaja mengajak Yudistira menuju ke bukit bintang. Dia ingin merasakan dan melihat betapa indahnya makan dan veiw nya yang terkenal akan keindahannya, rasa dingin pun mulai terasa saat mereka hampir sampai di daerah tujuan mereka.
“Lihat sayang, itu indah sekali.”
Alisa menunjuk kelap kelip lampu yang terlihat di depan mereka, yudistria yang melihat keindahan di depan matanya tersenyum senang. Dia mengakui terpesona dengan pemandangan yang indah tepat di depannya saat ini, melihat reaksi Alisa seperti anak kecil Yudistira semakin gemas dengan wanita cantik di sebelahnya.
“Mengemaskan.” Celetuk Yudistira melihat sekilas ke arah alisa.
“Kamu ngomong apa, aku tidak dengar.”
Alisa menoleh melihat ke arah Yudistira, dia memastikan jika tadi yudistria yang berbicara dengannya.
“Sebentar lagi kita sampai.”
Alisa mengangukan kepalanya pelan, dia membenarkan ucapan Yudistira.
Yudistira mencari tempat untuk mobilnya parkir, sayang di bagian atas sudah penuh terisi. Dengan melajukan mobilnya perlahan, dia memutuskan menuju ke arah bawah dimana terlihat di sana masih terlihat sangat lapang, hanya beberapa mobil yang terlihat terparkir di sana.
“Wow… lihat sayang, itu mobil kesukaan aku lamborgini, kita parkir di sebelahnya aja ya...”
Melihat alisa yang tampak antusias melihat mobil tersebut, Yudistira menurutinya. Beruntung masih ada tempat lapang di samping mobil tersebut.
“Kita turun.” Ajak alisa sambil menarik tuas pintu mobil.
“Kamu turun dulu, aku mau hubungi kak tama sebentar.”
Alisa yang tak ingin menunggu Yudistira segera turun dan menatap mobil impiannya yang berada tepat di sampingnya, binar mata bahagia tampak di mata alisa melihat mobil tersebut. Sampai dia berandai andai membayangkan dapat memiliki mobil tersebut.
“Ayo sayang, kita masuk ke dalam.”
Ajak Yudistira membuyarkan lamunan alisa, senyum manis terukir jelas di bibir alisa. Dengan segera dia mengikuti langkah Yudistira dengan merangkul lengannya mesra, saat Yudistira dan alisa masuk ke dalam restoran tersebut. Banyak tatapan mata pengujung terarah ke arah Yudistira dan alisa, wajah cantik dan tampan menjadi pandangan yang menyejukkan bagi pengujung di tempat tersebut.
Alisa dan juga Yudistira sudah terbiasa dengan tatapan tersebut, mereka segera masuk tanpa mempedulikan orang orang yang berbisik mengagumi ketampanan dan kecantikan mereka.
Seorang pelayan menghampiri Yudistira dan juga alisa yang sudah duduk tepat di pinggir taman, semiliar angin malam menambah kesan romantis di tempat tersebut.
“Selamat malam kak, mau pesan apa.”
Selembar daftar menu di serahkan pelayan tersebut, dengan segera alisa menggambil dan memesan beberapa makanan dan minuman di restoran tersebut. Sedangkan Yudistira hanya menunggu sambil menikmati kerlap kerlip lampu kota di bawah bukit tersebut.
“Dua jus jeruk dan dua nasi goreng seafood, banyakin udangnya ya mas serta jangan terlalu pedas.”
Yudistira tidak akan memesan makana selama pergi berdua dengan alisa, karena alisa tahu jika Yudistira akan memakan apa yang akan dia pesankan untuk dirinya.
“Pemandangannya bagus banget ya…”
Alisa ikut melihat ke arah di mana lampu terlihat seperti bintang yang berada di dalam kegelapan malam, lampu warna warna di tengah perkotaan menambah kesan romantis di tempat itu.
“Hmm… iya…”
“Oh iya, bagaimana dengan pekerjaan kamu. Apa masih lama kamu mengangukan papa kamu di perusahaan.”
Yudistira menatap lembut ke wajah cantik alisa, senyum indah mengukir di kedua bibir alisa.
“Entahlah… “
“Sepertinya kamu capek ya, sampai kamu melupakan aku. Kamu jarang menghubungi aku, kamu jarang mengirimkan pesan lagi ke aku.”
Bibir alisa mengerucut sempurna, mengingat jika selam ini Yudistira seakan melupakannya. tangan kanan Yudistira terulur menggenggam jemari lembut alisa, dia ingin meyakinkan alisa jika dia tidak pernah melupakan alisa.
“Maaf sayang, aku terlalu sibuk. Sampai aku melupakan kamu, sehabis pulang dari kantor rasanya aku capek banget.”
“Tidak apa apa, aku tidak marah kog. Itu sudah jadi tanggung jawab kamu, aku hanya takut jika kamu berpaling dan meninggalkan aku.”
Alisa tertunduk lesu, di menatap meja di depannya dengan masih di posisi Yudistira menggenggam jemari alisa dengan satu tangannya.
“Sekalian lagi maaf kan aku sayang, maaf ya…”
Wajah Alisa perlahan terangkat menatap kekasih tampannya, dia tersenyum manis setelah mengetahui alasan dari Yudistira.
“Permisi kak, ini minuman dan makanannya.”
Seorang pelayan meletakkan dua gelas jus jeruk dan dua piring nasi goreng seafood di atas meja alisa dan Yudistira, menatap betapa menggodanya sajian di depannya Yudistira segera menggambil nasi goreng dan jus jeruk miliknya.
“Kamu lapar banget ya…”
“Iya, yuk kita segera makan.”
Akhirnya Yudistira dan alisa menikmati makan malam mereka di temani dengan semiliar angin malam yang terasa dingin menerpa kulit, serat petikan lagu milik Bruno mars yang di nyanyikan di tempat tersebut.