karya pertama ini sedikit tidak layak untuk di baca, takutnya kalian baca malah jadi pening kepala 😅
"kamu itu hanya istri keduaku, jadi jangan banyak bertingkah"
perasaanku hancur seketika mendengar ucapan suami ku sendiri.
mengapa takdir seolah ingin mempermainkan ku.
apa istri pertama nya tau bahwa suaminya telah menikah lagi, bagaimana perasaan nya kalau tau suaminya telah menikah dengan ku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska Almahyra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terpaksa pergi
"apa alasan mas menikah dengan Laras?" tanyaku.
mas Danu menatap ku tidak suka karena pertanyaan yang baru saja ku lontarkan.
"karena mas inginnya kamu"
aku mengerutkan kening mendengar jawaban mas Danu.
"mas aku tanya serius''
" iya mas serius"
"apa alasa mas menjadikan aku istri kedua mas?"
"mas percaya sama kamu" jawab Danu dengan santai.
"udah sesingkat itu?" tanyaku memastikan.
"memangnya mas harus jawab sepanjang apa?" kata danu ketus.
"ya menjelaskan lebih detail mungkin"
"mas capek ingin istirahat"
aku mengangguk mengerti menyelimuti mas Danu.
"kamu mau kemana"
"keluar sebentar"
"kemarilah tidur"
aku mengangguk kan kepalaku. merebahkan tubuh ku di samping mas Danu.
mas Danu memeluk ku, aku merasakan tangan mas Danu mulai nakal meremas payudara ku.
"mas menginginkan mu" ucap mas Danu dengan pandangan penuh gairah.
tanpa berlama-lama lagi kami melakukan hubungan suami istri untuk yang kesekian kalinya.
pagi harinya aku terbangun karena sinar matahari yang mengintip lewat jendela kamarku.
aku melihat ke arah perut ku yang terasa berat, ternyata tangan mas Danu berada di atas perut ku.
"mas" panggil ku mencoba membangunkan mas Danu.
"aku ingin pergi ke kamar mandi"
"pergilah"
"tapi tangan mas masih di atas perut ku"
dengan cepat mas Danu menarik tangan nya.
aku masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuh ku.
setelah selesai mandi aku kembali ke kamar, mas Danu sedang memainkan ponselnya di atas kasur.
"Laras buatkan mas sarapan ya" setelah mendapat jawaban berupa anggukan kepala mas Danu aku langsung turun kebawah.
"bi biar aku saja yang membuat sarapan"
"bibi bantu ya non"
"boleh bi"
aku membuat sarapan yang mudah kali ini hanya nasi goreng sosis bakso plus telur ceplok di atasnya.
sarapan sudah tersaji di atas meja aku duduk menunggu mas Danu sambil memainkan ponsel ku.
aku dan mas Danu menghabiskan sarapan kami tanpa berbicara.
"kapan terakhir kali kamu menstruasi?"
aku mengingat-ingat kembali kapan aku menstruasi.
"1 hari sebelum pernikahan, aku sudah selesai menstruasi"
"kamu tidak melakukan KB?"
aku menggeleng kan kepalaku.
"aku menginginkan keturunan darimu"
mendengar mas Danu menginginkan keturunan dariku, aku merasa sangat bahagia, namun tidak lama hati kecil ku berkata.
"kamu dijadikan istri kedua hanya untuk memberikannya keturunan"
"setelah anak itu lahir mungkin kamu tidak di butuhkan lagi"
aku menggeleng kan kepalaku, tidak terima atas apa yang hati kecil ku katakan.
"mas harus segera ke kantor, jaga dirimu baik-baik" pamit mas Danu.
sudah sebulan ini semenjak hari itu, mas Danu tidak datang ke apartemen. aku sangat merindukan mas Danu. meski sikap dingin yang selalu ia tunjukkan padaku, aku merasa mas Danu menyayangi ku.
.
.
malam ini adalah malam yang tidak pernah aku ingin kan, malam di mana aku terbangun tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuh ku, pria yang tidak ku kenal sedang tertidur memeluk ku.
sontak aku bangun memunguti bajuku yang berserakan di lantai dan dengan cepat memakainya.
aku masih sangat shock, rasanya tenggorokan ku sangat kering aku sangat kehausan.
namun langkah ku terhenti saat mendengar suara tepukan tangan.
aku membalikkan tubuh ku, di sana ada mas Danu dengan wajah marahnya menatap ku tajam.
"sudah puas kamu bercinta dengan pria lain di apartemen ku" ucap mas Danu dengan nada yang tinggi setengah berteriak di hadapanku.
aku menggelengkan kepalaku.
"apa maksudmu mas, aku tidak melakukan apa-apa"
"aku bukan orang bodoh, sudah jelas-jelas kalian bertelanjang bulat di atas kasur" mas Danu mencengangkan bahuku.
"sumpah mas aku tidak melakukannya, bahkan aku tidak mengenal lelaki itu" aku berkata jujur pada mas Danu, tapi sepertinya mas Danu tidak mempercayai ku.
"dasar *******, pergi kamu dari sini dan jangan pernah kembali" ucap mas Danu mendorong bahuku yang tadi dia pegang.
meskipun hati ku sakit saat mas Danu mengataiku seorang pela***r, namun aku berusaha tegar untuk mencoba menjelaskan pada mas danu.
"aku mohon dengarkan penjelasan ku dulu"
"pergi" teriak mas Danu mengusir ku.