Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?
Selamat menikmati kisah mereka !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan Yang Berbeda
Dear Liam,
Saat kamu menemukan surat ini, aku sudah tidak lagi bersama mu.
Terima kasih untuk setiap waktu dan usaha yang telah kamu lakukan untuk ku.
Terima kasih karna selalu menjadi pelindung ku dan berada di sisi kelam ku.
Tapi pagi ini aku terbangun dengan rasa malu dan rasa tidak layak yang begitu mendalam. Aku tidak bisa mengatasi nya. Aku merasa bahwa aku tidak akan bisa menatap wajah mu dan dada ku terasa sesak.
Dunia ku sudah sangat hancur dan aku tidak ingin kamu masuk lebih dalam melihat kehancuran ku.
Aku tahu apa yang ada dalam pikiran mu saat ini, tapi tolong jangan lakukan itu.
Jangan habiskan tenaga dan uang mu untuk mencari ku, karna aku yakin mencari keberadaan ku adalah hal yang mudah bagi mu.
Aku ingin, kamu melepaskan ku dengan perasaan yang baik.
Kurasa jalan yang kita lalui sangat berbeda.
Aku pergi bukan karna aku membenci mu, tapi aku ingin mencari dunia ku yang baru tanpa melibatkan atau membebani siapa pun.
Kuharap dimana pun kamu berada dan semua yang akan kamu capai di masa depan, membawa mu pada keberhasilan.
Waktu yang kita lalui sangat berharga dan akan selalu kusimpan sebagai hadiah terindah yang Tuhan kirimkan untuk ku.
Terima kasih banyak Liam. Aku benar benar tulus berterima kasih padamu, terima kasih karna sudah memberi ku memori yang baik.
Anastasia
Membaca sepucuk surat itu, membuat Liam terpaku dalam rasa kehilangan. Kedua mata nya berkaca kaca dan tampak sedih.
" Bagaimana bisa dia meninggalkan ku semudah ini. " Gumam Liam dengan perasaan yang campur aduk.
Keputusan Anna untuk meninggalkan semua nya, memang begitu mendadak.
Bahkan tanpa pikir panjang, ia tidak lagi melanjutkan sekolah nya karena rasa kecewa yang membekas setelah mengetahui kebenaran tentang ibu Anna.
Sehari, seminggu, sebulan.. Waktu berlalu..
Liam melanjutkan hidup nya walaupun dengan sebuah lubang di hati nya.. Seperti sesuatu yang sudah melekat hilang begitu saja dan menyisakan sebuah lubang.
Di kelas Lexi.. Semua tahu bahwa Anna menghilang begitu saja tanpa pamit.
Amanda pun berada di atas angin, merasa berhasil menyingkirkan Anna.
" Sekolah jadi lebih menyenangkan setelah anak pelacuurr itu pergi. " Sahut Amanda bersama geng nya.
Lexi yang mendengar nya pun tiba tiba tersulut emosi dan menggebrak meja mengejutkan seisi kelas.
" Apa kamu masih belum puas, dia sudah pergi.. Kenapa masih membahas nya setiap hari. " Ucap Lexi yang risih dengan tindakan Amanda yang tidak pernah lelah membahas aib keluarga Anna.
" Apa urusan nya dengan mu.. Suka suka aku kan, mau membahas nya sampai kapan.. Sejujurnya aku masih belum puas mempermalukan nya, tapi dia sudah keburu pergi. " Jawab Amanda menertawakan Anna.
" Sekarang aku tahu jawaban nya.. Kenapa aku dan Liam lebih memilih Anna daripada dirimu.. " Skakmat Lexi menjatuhkan harga diri Amanda dalam sekejap dengan senyum sinis nya.
" Brengseekkkk... Berani nya kamu membandingkan aku dengan wanita jalaang itu. " Amanda pun tersulut emosi, namun di tahan oleh para sahabatnya agar tidak terjadi keributan lebih besar.
Di sisi lain.. di perpustakaan sekolah..
Di bangku paling ujung.. Terlihat Liam yang duduk tenang dengan buku di tangan nya.
Beberapa murid lain yang lalu lalang, sama sekali tidak mempengaruhi pandangan nya dan tetap fokus pada buku yang ia baca.
Dia tidak berteman dengan siapapun, dan lebih suka menghabiskan waktu sendiri di perpustakaan.
Wajah dan perlakuan dingin nya membuat ia sulit di dekati, kecuali Lexi.
Satu satu nya murid yang mendekati nya dan bicara pada Liam.
Semenjak kejadian tentang Selena terungkap, hubungan mereka yang hancur.. Sedikit demi sedikit mulai membaik, meskipun Liam tetap pada karakter nya yang serampangan dan badboy.
Lexi tiba tiba datang membawa buku yang sudah diberi banyak tanda berupa catatan catatan kecil yang tertempel.
" Baca ini.. Untuk ujian minggu depan. " Kata Lexi pelan agar tidak mengganggu murid lain yang sedang belajar.
" Urus saja diri mu sendiri. " Jawab Liam cuek.
" Kamu.. Sungguh tidak akan mencari nya (Anna)? " tanya Lexi lagi.
Ekspresi Liam pun tampak bosan mendengar pertanyaan itu dari Lexi.
" Sekali lagi kamu bertanya tentang itu.. akan kubuat kamu tidak bisa bicara. " Jawab Liam sadis.
Namun Lexi hanya menyeringai, seakan mengetahui bahwa mulut dan hati Liam berkata lain.
" Aku pergi dulu.. Hari ini ayah waktunya medical check up. " Pamit Lexi dengan santai nya.
Setelah Lexi pergi.. Liam pun mengambil buku pemberian Lexi dan membuka nya lembar demi lembar.
" Dasar sok pintar. " Gumam Liam sambil membaca materi materi itu.
Tanpa terasa, tahun ajaran berganti.. Dan menandakan upacara kelulusan digelar.
Semua murid menanggalkan status mereka sebagai pelajar SMA dan akan segera memasuki babak baru sebagai mahasiswa dan mahasiswi di perguruan tinggi pilihan mereka.
Sekolah mereka tercinta hari ini dipenuhi dengan para orang tua yang hadir dengan sebuah bucket bunga di tangan mereka.
Senyum penuh kebanggaan dan pelukan hangat untuk putra putri mereka yang telah berhasil memyelesaikan sekolah dengan baik.
Begitu juga dengan Liam dan Lexi yang sudah SAH lulus dari jenjang SMA.
Meski keluarga mereka tampak dingin, apalagi raut wajah Liam yang tidak bisa dibohongi.. Namun foto keluarga tetap harus dilakukan.
Lexi memegang piala dan bucket bunga di tangan nya, berdiri sejajar dengan Liam yang juga memegang bucket bunga.
Pak Baskara yang saat ini sedang dalam kondisi kesehatan tidak baik, tetap menghadiri upacara kelulusan putra nya.
Beliau harus duduk di kursi roda dengan keadaan stroke, kaki tangan bahkan wajah nya kaku tidak bisa berbuat apapun lagi.
Bagi Liam.. Itu adalah karma yang pantas di dapatkan oleh ayah nya.
Ia berfoto bersama kedua putra nya dengan perasaan puas dan juga sedih dengan keadaan nya saat ini.
Setelah beberapa saat melakukan formalitas itu, Liam pergi menyendiri dan menghisap rokok nya jauh dari kerumunan.
Dan Lexi menyusul nya..
" Selamat atas kelulusan mu. " Kata Lexi menyapa lebih dulu.
" Jangan bertingkah konyol, itu tidak akan membuatku terharu. " Jawab Liam sarkas seperti biasa nya.
" Aku tulus mengatakan nya. Minggu depan kita akan terpisah dan melanjutkan kehidupan masing masing. Aku berharap kamu akan selalu baik baik saja. " Kata Lexi
Liam pun membuang puntung rokok nya dan menginjak bara api nya.
" Lakukan saja bagian mu sebagai penerus ayah. Jaga diri mu baik baik. " Jawab Liam cuek.
" Kita mungkin tidak akan bisa kembali akrab seperti dulu, tapi setidak nya aku ingin bilang.. Bahwa aku selalu ada kapan pun kamu membutuhkan ku. Saat ini hanya ada kita berdua untuk saling mengandalkan satu sama lain.. " Kata Lexi tampak lebih dewasa apalagi melihat kondisi ayahnya yang seperti itu.
" Hmm.. Aku tau. Aku tidak akan menyusahkan kalian. " Sahut Liam.
Dan mereka pun mengambil jalan menuju masa depan yang berbeda.