Mengisahkan tentang Ling Yi, seorang gadis desa yang mendadak kehilangan kebahagiaannya akibat suatu bencana tak terduga.
Bukan karena musibah, melainkan karena peristiwa kebakaran yang di sengaja oleh pasukan jahat dari suatu organisasi rahasia.
Di saat itu pula, Ling Yi juga menyadari bahwa ia memiliki suatu keistimewaan yang membuat dirinya kebal terhadap api.
Malam itu, kobaran api yang menyelimuti rumah mungilnya itu akhirnya menjadi saksi bisu tentang kepedihan, kesedihan, kemarahan, serta kebencian yang memuncak dalam tekadnya untuk membalaskan dendam.
"Tidak bisa aku maafkan! Penderitaan ini, aku pasti akan mengingatnya seumur hidupku!"
"Akibat ulah mereka, aku sampai harus kehilangan ibuku, ayahku, tempat tinggal, serta semua harta bendaku,"
"Aku bersumpah! Suatu hari nanti, aku pasti akan menghabisi mereka semua dengan apiku sendiri!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SSERAPHIC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Istimewa
Setelah mandi, Ling Yi pun merasa lebih segar dan nyaman. Ling Yi kemudian keluar dari kamar mandi, dan mengenakan pakaian yang telah disiapkan oleh pelayan.
"Duh... masa iya sih aku harus pakai gaun?" keluh Ling Yi dalam hati, sambil menatap pakaian yang sudah ia kenakan. Namun kemudian Ling Yi pun berusaha sabar dan menerima apa yang sudah diberikan padanya. Setidaknya Ling Yi harus tetap sadar bahwa ia hanyalah tamu di istana ini, dan tidak boleh melewati batas.
Setelah selesai, Ling Yi pun di antarkan oleh pelayan menuju meja makan untuk makan malam. Ling Yi melihat ruangan itu masih kosong, belum ada tanda-tanda kehadiran Xiao Feng.
Ling Yi pun memutuskan untuk duduk terlebih dahulu dan menunggu Xiao Feng datang. Ia menunggu sembari terus memandangi gaunnya dengan penuh ragu.
"Memangnya aku cocok pakai gaun begini? Kok aku jadi gugup gini sih?" tanya Ling Yi dalam hati.
Tak lama kemudian, Xiao Feng datang dan duduk tepat di hadapan Ling Yi . Ia lalu tersenyum melihat penampilan Ling Yi yang baru.
"Sudah ku duga, gaun itu pasti akan terlihat cocok untukmu" ucap Xiao Feng tanpa ragu.
"A-apa? Benarkah? Apa menurutmu aku tidak terlihat aneh memakai gaun seperti ini?" tanya Ling Yi merasa tak percaya.
"Tentu saja, kamu terlihat cantik," ucap Xiao Feng dengan senyumannya yang polos.
Mendengar hal itu, Ling Yi pun hanya bisa membelalakkan matanya lebar lebar. Ling Yi lalu menyadari bahwa pipinya mulai merona, dan dengan cepat menutupinya dengan kedua tangannya.
Xiao Feng pun terkekeh menatap Ling Yi dengan santainya.
"Tenang saja, Ling Yi. Tidak perlu malu ataupun sungkan, anggap saja ini seperti rumahmu sendiri"
Ling Yi pun mengangguk gugup.
"B-baiklah. T-terima kasih..." ucap Ling Yi gelagapan. Xiao Feng pun hanya tersenyum, dan beralih memanggil para pelayan untuk membawakan makanan dan minuman yang lezat untuk mereka.
Ling Yi pun sangat menikmati makanan yang disuguhkan, begitu pula Xiao Feng yang juga terlihat menikmati makan malam bersamanya.
Setelah makan malam selesai, Xiao Feng lalu mengantarkan Ling Yi kembali ke kamarnya. Ia menyuruh Ling Yi beristirahat dan menutupkan pintu kamar untuknya dari luar. Ling Yi pun berbaring di tempat tidur untuk menghilangkan penat.
Ketika Ling Yi hampir tertidur, ia mendengar samar-samar suara Xiao Feng dari luar kamar. "Selamat malam, Ling Yi," ucap Xiao Feng dengan lembut.
Ling Yi tersenyum dan menjawab di dalam hatinya,
"Selamat malam, Xiao Feng."
Ling Yi kemudian tertidur dengan perasaan yang lebih lega. Ling Yi tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari, tapi ia merasa seperti menemukan seorang pelindung yang peduli dengannya dan akan membantunya melalui perjalanan hidupnya.
Keesokan harinya, Ling Yi bangun pagi-pagi dan merasa segar setelah tidur nyenyak di kamar yang mewah yang disediakan oleh Xiao Feng. Ling Yi kemudian mandi dan mengenakan pakaian yang disiapkan oleh pelayan.
Setelah itu, Ling Yi diantarkan oleh pelayan menuju ruang makan untuk sarapan pagi. Sesampainya di sana, ia terkejut melihat seorang pria tua yang tidak Ling Yi kenal, yang duduk tepat di ujung meja makan.
Ling Yi merasa canggung dan berhenti sejenak di depan pintu, hingga akhirnya Xiao Feng menyadari kehadiran Ling Yi dan memanggilnya.
"Selamat pagi, Ling Yi. Kemarilah," ucap Xiao Feng. Ling Yi pun melanjutkan langkahnya dan mendatangi mereka berdua.
"Ayah, dia adalah Ling Yi. Tamu istimewa kita, orang yang ayah cari-cari selama ini." ucap Xiao Feng pada pria di sebelahnya itu.
"Apa? Ayah? Itu berarti, dia seorang Raja?" ucap Ling Yi terkejut dalam hati. Ling Yi pun buru-buru menghadap pria itu dan membungkuk untuk memberi hormat.
"S-selamat pagi, Yang Mulia. S-saya Ling Yi, senang bertemu dengan anda," ucap Ling Yi gelagapan, lalu perlahan kembali berdiri tegak.
Di luar dugaan, bukannya mengabaikan Ling Yi, ternyata pria tua itu justru tersenyum dengan ramah sambil menatapnya.
"Haha... Selamat pagi, Ling Yi. Tidak perlu gugup begitu, aku juga senang bertemu denganmu. Aku adalah Raja Xiao Wei, ayahnya Xiao Feng," ucap pria itu dengan suara yang lembut.
Namun, Ling Yi masih belum paham, mengapa tiba-tiba ia melihat Raja Xiao Wei di istana ini? Padahal, jelas-jelas kemarin ia melihat bahwa hanya ada Xiao Feng sendirian yang tinggal di istana ini, dan tidak ada anggota keluarganya yang lain.
Tak butuh waktu lama, Xiao Feng yang sepertinya paham dengan pikiran Ling Yi, langsung mengambil alih untuk memberi penjelasan.
"Jadi sebenarnya, istana ini sengaja di bangun sebagai hadiah dari ayahku untuk hari ulang tahunku. Ayahku sengaja membangun istana ini, supaya aku dan kakakku tidak sampai berselisih untuk memperebutkan tahta. Jadi, aku memang tinggal sendirian di istana ini. Sedangkan ayahku dan anggota keluarga yang lainnya tinggal di istana yang berbeda. Dan pagi ini, dia sengaja berkunjung ke sini untuk menemuimu setelah mendapat kabar bahwa kamu telah sampai di istana ini" ucap Xiao Feng menjelaskan panjang lebar pada Ling Yi agar ia bisa paham.
Ling Yi pun berpikir sejenak, lalu mengangguk setelah memahami perkataan Xiao Feng.
"Oh... jadi begitu ya? Aku mengerti sekarang. Terima kasih sudah memberitahuku," jawab Ling Yi sambil tersenyum.
Raja Xiao Wei pun terlihat puas menatap Xiao Feng yang berhasil menjelaskan dengan lancar pada Ling Yi.
"Sudah-sudah... tunggu apa lagi? Ling Yi, ayo, duduklah," ucap Raja Xiao Wei.
"B-baiklah. Terima kasih, Yang Mulia," jawab Ling Yi penuh sungkan, lalu duduk tepat di hadapan Xiao Feng.
"Jadi begitu ya? Jadi Xiao Feng ini punya kakak? Tapi, kenapa Raja Xiao Wei sampai rela mendirikan istana ini hanya untuk menghindari perselisihan putranya? Lalu, mengapa Raja Xiao Wei ingin menemuinya hari ini?" gumam Ling Yi dalam hati.
"Bagaimana kemarin malam? Apakah tidurmu nyenyak?" tanya Xiao Feng.
"Ah iya, tidurku sangat nyenyak. Bagaimana dengan kamu? Apa tidurmu juga nyenyak?" tanya Ling Yi balik sambil malu-malu.
"Tentu saja, tidurku juga sangat nyenyak kok," ucap Xiao Feng sambil tersenyum menatap Ling Yi.
"Bagaimana mungkin tidak nyenyak kalau kamu ada di sini," ucap Xiao Feng dalam hatinya.
Ling Yi tidak tau pasti apa maksud tatapan Xiao Feng padanya. Namun, ia melihat bahwa Raja Xiao Wei juga ikut tersenyum saat memperhatikan putranya itu tersenyum. Jadi, ia pikir itu bukanlah hal yang buruk.
Mereka kemudian menghentikan pembicaraan sejenak dan melanjutkan sarapan bersama dengan tenang.
Seusai sarapan, Raja Xiao Wei kemudian meminta mereka berpindah ke ruang tamu untuk membicarakan sesuatu yang penting.
"Ling Yi, sebenarnya, aku sudah mengetahui kalau kamu adalah putri dari Ling Chen, yang belum lama ini menghilang. Aku benar kan?" ucap Raja Xiao Wei dengan serius.
Seketika Ling Yi pun terkejut mendengar dengan ucapan Raja Xiao Wei.
"Bagaimana Yang Mulia bisa mengenal ayahku?" tanya Ling Yi penuh rasa penasaran.
"Jadi ini yang ingin di bicarakan oleh Raja Xiao Wei? Tapi, bagaimana dia bisa mengenal ayahku? Sebenarnya, ada hubungan apa antara Raja Xiao Wei dengan ayahku?"
🤗