NovelToon NovelToon
Savage Love

Savage Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Teen School/College / Romantis / Duniahiburan / Dark Romance
Popularitas:344
Nilai: 5
Nama Author: ElizabethMelyna

Dua remaja tsundere yang beranjak dewasa, memiliki cerita hidup yang kelam masing masing dan dipertemukan oleh takdir.
Dengan status sosial yang bagaikan langit dan bumi, melewati lika liku percintaan di sekolah yang bergejolak.. akankah mereka berakhir bahagia?

Selamat menikmati kisah mereka !!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ElizabethMelyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesedihan Anna

Sepanjang perjalanan kembali ke apartment.. Anna menangis sesenggukan tanpa henti..

Bahkan Liam tidak bisa mengatakan apapun walau ia berada di samping Anna.

Saat ini yang Anna butuhkan hanya ruang untuk melampiaskan rasa sakitnya, rasa kecewa nya dan rasa sedih nya.

" Ibuuuu... Hiks hiks hiks... " Gumam Anna di sela tangis nya.

Bahkan sesampai nya di apartmen pun, Anna tidak mengucapkan sepatah kata apapun lagi.

ia seperti mayat hidup yanv berjalan menuju kamar nya dan menyendiri dalam kesunyian.

" Hmm.. Apa yang harus kulakukan. " Gumam Liam ya g seharian ini berada di samping Anna, namun juga tidak mau mengusik Anna yang sudah pasti suasana hati nya kacau.

Hari semakin malam dan Liam masih terus berjaga di ruang tengah, dekat kamar Anna.

Bahkan ia belum mengganti pakaian seragam nya karna sibuk mengawasi Anna dan mendengarkan suara tangi Anna yang mulai tak terdengar lagi.

KLIIKK

Suara pintu kamar Anna terbuka..

Dengan mata bengkak dan sembab, Anna keluar dari kamar dan duduk di samping Liam.

" Anna.. Kamu sudah merasa lebih baik? " Tanya Liam.

" Aku haus. " Jawab Anna datar.

Liam pun bergegas mengambil sebotol air mineral dari kulkas nya, Liam membuka tutup botol dan memberikan nya pada Anna.

Anna dengan cepat meneguk minuman itu sampai habis tak bersisa dan meremas botol air itu.

" Aku.. Masih haus. " Kata Anna lagi bersikap aneh.

" Aku ambilkan lagi.. "

Namun belum sempat Liam beranjak pergi, Anna menyela nya.

" Aku mau minum yang lain.. " Kata Anna.

" Apa yang kamu mau? Katakan saja, akan kubelikan semua."

" Minuman mu. " Jawab Anna mengejutkan.

Minuman beralkohol yang dimaksud oleh Anna saat ini, padahal ia tidak pernah mau mencoba nya sebelum nya.

" Anna.. Kamu tidak bisa minum.. " Tolak Liam dengan halus.

" kumohon... " Kata Anna merengek dan kembali mengeluarkan air mata.

Liam pun langsung merasa lemah melihat keadaan Anna saat ini, dan ia pun akhirnya menuruti semua permintaan Anna.

Beberapa saat setelah Liam mengeluarkan botol minuman beralkohol favorite nya dari lemari, ia menuangkan sedikit ke gelas kosong Anna.

" Kalau kamu tidak bisa minum, jangan dipaksakan. " Kata Liam khawatir.

Dan Anna dengan segera meneguk nya sampai habis.

" Aahhh.... Aku mau lagi. " Sahut Anna yang benar benar berbeda dari biasa nya.

Tanpa ragu ia menuangkan sendiri minuman ke gelas nya sampai penuh..

" Uhuk uhuk.. "

Liam tahu bahwa saat ini Anna sedang memaksakan diri sendiri untuk minum.

Gelas kedua, gelas ketiga, keempat dan selanjutnya.

" Anna.. Hentikan, jangan melampiaskan amarah mu dengan minum sebanyak ini. " Kata Liam si jago minum yang saat ini bahkan tidak nafsu untuk ikut minum apalagi melihat kondisi Anna yang mulai hilang kendali.

" Tidak.. Aku mau melakukan hal baru sepuasku. " Jawab Anna yang sudah mulai mabuk.

Meski begitu tidak bisa dipungkiri, air mata nya terjatuh lagi.

" Liam~~~ panggilkan aku dokter. Seperti nya aku sedang sakit. " Sahut Anna semakin tidak jelas.

" Bagian mana yang sakit, aku ambilkan obat. " Kata Liam meladeni Anna dengan sabar meskipun ia sendiri merasa lelah dan kacau dengan masalah nya sendiri.

" Disini... Entah mengapa aku jadi sulit bernafas. Seperti ada yang menusuk ku. " Kata Anna sambil memegang dada nya tepat di dekat jantung.

" Apa aku bisa hidup?? Bagaimana aku harus hidup kalau dunia ku runtuh. " Lanjut Anna memegang tangan Liam yang hangat.

" Kamu masih punya aku, tidak akan ada yang runtuh. " Jawab Liam gentlemen.

" Tidak tidak tidak.. Kamu bohong. " Sahut Anna mendorong Liam, perasaan moodswing pun datang.

" Aku tidak pernah berbohong padamu. " Jawab Liam tegas.

" Kalau begitu, apa wanita itu cinta pertama mu?? Apa dia benar benar mati karena mu? " Tanya Anna tiba tiba membahas masa lalu Liam yang juga ikut tersebar hari ini.

" Ini bukan waktu yang tepat untuk menceritakan semua nya padamu. Kita.. obati dulu sakit mu.. " Jawab Liam lagi penuh kesabaran, berbanding terbalik dari biasanya yang serampangan.

" Aku tidak mau menunggu. Jawab saja.. Apa wanita itu cinta pertama mu??? Apa semua perkataan si jalaang itu benar? " Tanya Anna lagi tidak menyerah.

Liam pun mengambil nafas panjang dan memberikan jawaban agar obrolan ini segera berakhir.

" Dia memang cinta pertama ku.. Aku berada di luar negeri bersama nya saat itu.. " Belum selesai Liam bercerita, Anna tampak tidak kuat lagi dan pingsan di atas sofa.

" Hmm.. Apa kubilang.. Semoga dia tidak mendengar dan mengingat apapun malam ini. " Gumam Liam.

Ponsel nya pun kembali berdering, dan akhirnya Liam menerima panggilan itu.

" Brengseekk.. Kenapa sepanjang hari terus menelepon ku.. Aku akan segera pulang, jangan cerewet. " Ucap Liam emosi dengan panggilan tiada henti dari sekretaris ayah nya.

Liam seperti sudah bisa membaca situasi yang akan terjadi atas kembali terungkit nya masa lalu bersama Selena ini.

" Sialaan.. Kenapa tidak ada satupun yang berjalan dengan benar. " Umpat Liam.

Namun sebelum meninggalkan apartmen.. Ia menggendong Anna ke kamar, dan menyiapkan obat pengar di samping Anna.. Agar besok pagi ia bisa langsung mengatasi pusing dan mual nya setelah terlalu banyak minum.

" Aku akan segera kembali. " Pamit Liam sambil memberi ciuman di kening Anna yang tertidur pulas dengan bau alkohol yang menyengat.

Di kediaman Pak Baskara.. Ayah Lexi dan Liam.

Hari yang sudah sangat larut, tidak menggentarkan pak Baskara untuk menemui kedua anak nya di ruang kerja nya.

Tampak Lexi juga sudah berada disana, suasana begitu hening dan menegangkan.

Pelayan membuka pintu ruang kerja dan mempersilahkan Liam masuk bergabung dengan mereka berdua.

" Maaf aku terlambat. " Kata Liam santai dan duduk di sofa.

Ayah nya pun sangat marah begitu melihat kedatangan Liam yang tampak santai, ia melempar gelas minuman nya ke arah Liam.

PYAAARRR

Gelas itu menghantam tembok dan pecah, syukur nya Liam berhasil menghindar.

" Dasar pembuat onar !!! Sebenarnya apa yang kamu lakukan sampai berita itu tersebar. Tidak punya Otak !!! Seharusnya aku tidak mengijinkan mu kembali kesini. " Bentak ayah si kembar.

" Aku juga tidak tahu kenapa rumor itu bisa terungkit kembali. " Jawab Liam santai tanpa rasa bersalah.

" Setidaknya tunjukkan rasa hormat mu pada ayah. Ayah harus bekerja keras membersihkan masalah yang kamu buat. " Sahut Lexi ikut memojokkan Liam.

Namun Liam malah tertawa mendengar perkataan Lexi.

" Wah... Aku benar benar muak dengan tingkah mu yang selalu merasa benar. Sekarang aku tidak akan diam saja. " Jawab Liam sambil menjentikkan jari nya, memberi kode pada bodyguard nya untuk membawa masuk sesuatu.

Sebuah kotak berwarna merah muda yang terlihat lusuh.

Kedua mata Lexi pun terbelalak kaget seperti mengenali kotak merah muda itu.

" Apa kamu sudah mulai mengingat nya? " Sindir Liam dengan tatapan sinis nya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!