NovelToon NovelToon
Keikhlasan Cinta

Keikhlasan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Angst
Popularitas:144.4k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Rasa trauma karena mahkotanya direnggut paksa oleh sahabat sendiri membuat Khanza nekat bunuh diri. Namun, percobaannya digagalkan oleh seorang pria bernama Dipta. Pria itu jugalah yang memperkenalkannya kepada Vania, seorang dokter kandungan.

Khanza dan Vania jadi berteman baik. Vania menjadi tempat curhat bagi Khanza yang membuatnya sembuh dari rasa trauma.

Siapa sangka, pertemanan baik mereka tidak bertahan lama disebabkan oleh perasaan yang terbelenggu dalam memilih untuk pergi atau bertahan karena keduanya memiliki perasaan yang sama kepada Dipta. Akhirnya, Vania yang memilih mundur dari medan percintaan karena merasa tidak dicintai. Namun, Khanza merasa bersalah dan tidak sanggup menyakiti hati Vania yang telah baik padanya.

Khanza pun memilih pergi. Dalam pelariannya dia bertemu Ryan, lelaki durjana yang merenggut kesuciannya. Ryan ingin bertanggung jawab atas perbuatannya dahulu. Antara cinta dan tanggung jawab, siapakah yang akan Khanza pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Empat Belas

Khanza membuka matanya perlahan. Dia melihat ke sekeliling ruangan bercat putih. Dia lalu menarik napasnya.

"Apakah aku sudah pindah alam?" tanya Khanza dalam hatinya. Kesadarannya belum sepenuhnya pulih.

Dipta yang melihat Khanza membuka matanya, langsung tersenyum. Meraih tangan wanita itu dan menggenggamnya.

"Khanza, akhirnya kamu sadar," ucap Dipta.

Saat ini di kamar itu hanya ada Dipta dan Khanza. Vania harus kembali ke rumah sekaligus kliniknya karena ada seorang ibu yang mau melahirkan.

Khanza menatap wajah Dipta dengan sedikit bingung. Dalam pikirannya, dia telah berada di alam berbeda. Tapi kenapa masih ada Dipta di dekatnya.

"Aku di mana?" Akhirnya pertanyaan itu keluar juga dari bibirnya.

"Kamu ada di rumah sakit, Khanza. Kenapa kamu melakukan itu lagi? Apa kamu tak menghargai aku dan Vania yang telah berusaha mendampingi kamu selama ini? Apakah kamu tak pernah menganggap kami ada?" tanya Dipta.

Khanza baru menyadari jika dirinya ternyata masih ada di dunia. Masih hidup. Padahal dia pikir sudah bisa bebas dari semua penderita hidup yang dijalani.

"Kenapa Mas Dipta menolongku lagi? Aku lelah? Aku mau pulang!" seru Khanza dengan suara serak karena menahan tangis.

"Karena aku tak mau kehilangan kamu. Aku ingin lebih lama lagi melihatmu."

Khanza menatap Dipta dengan raut wajah sedikit bingung. Kenapa pria itu berkata demikian.

"Apa maksud ucapanmu, Mas?" tanya Khanza dengan raut bingung.

"Jangan kamu banyak pikiran. Apa pun yang kamu alami, kita akan hadapi bersama-sama. Ada aku dan Vania. Kamu tak sendirian," ucap Dipta lagi.

"Mas, kenapa harus aku. Aku ... dan aku terus yang mengalami nasib jelek ini!"

"Karena Tuhan yakin kamu wanita kuat yang mampu menghadapi semuanya. Mungkin kamu tak seberuntung orang lain di luar sana, tapi orang itu belum tentu kuat dan mampu menghadapi berbagai masalah seperti kamu!"

Khanza tak tahu lagi harus berkata apa. Tubuh dan pikirannya terasa sangat lelah. Dia kembali mencoba memejamkan mata.

"Kamu harus makan. Aku suapi?" tanya Dipta.

Pertanyaan pria itu membuat Khanza kembali membuka matanya. Dia lalu menggeleng.

"Khanza, saat ini kamu tak sendirian. Ada bayi yang tak berdosa bergantung hidup denganmu. Kamu juga harus memikirkannya. Dia juga berhak hidup," ucap Dipta.

Khanza tampak menarik napas dalam. Dia lalu berusaha bangun. Tapi, Dipta melarangnya.

"Kamu berbaring saja. Makannya juga bubur. Hanya perlu tinggikan kepala sedikit saja."

Dipta lalu meninggikan ranjang Khanza di bagian kepalanya. Setelah itu mulai menyuapi wanita itu. Beberapa sendok, dia akhirnya menolak.

"Aku sudah kenyang, Mas. Takutnya kalau dipaksakan aku akan muntah," ucap Khanza.

"Kalau gitu kamu istirahat lagi. Kamu harus janji, akan kuat dan tak akan menyerah lagi. Ada aku di sini selalu menemanimu," ucap Dipta.

Khanza hanya tersenyum simpul menanggapi. Dia lalu mencoba memejamkan mata. Teringat saat dia mencoba mengakhiri hidup. Air mata tak terasa jatuh membasahi pipinya. Tanpa, di minta, Dipta menghapusnya dengan sapu tangan miliknya.

Khanza mencoba memejamkan mata lagi, agar bisa terlelap dan melupakan sejenak beban di hati. Dia pura-pura tak mengetahui jika tadi Dipta yang menghapus air matanya.

Tuhan, jujur aku cuma pengen istirahat tanpa harus mikirin besok seperti apa. Jujur kali ini fisik dan mentalku terlalu lelah untuk diajak berjuang. Rasanya ingin pulang dan hilang dari semua orang. Aku merasa sudah terlalu lelah dengan yang namanya kehidupan. Sampai pada akhirnya aku sendiri meminta dan memohon pada Tuhan untuk ambil nyawaku, karena sudah tak sanggup untuk menopang semua masalah yang datang.

Beberapa saat kemudian, Khanza kembali terlelap. Mungkin karena efek obat yang tadi dia minum setelah selesai makan.

Melihat Khanza yang telah tertidur, Dipta lalu mengusap rambutnya. Membelai wajah cantik wanita itu dengan lembut.

Dipta memandang Khanza dengan penuh kasih sayang, merasa lega karena temannya itu akhirnya bisa beristirahat. Dia duduk di samping Khanza, memperhatikan setiap detail wajahnya yang cantik.

Dengan jari-jarinya yang lembut, Dipta membelai pipi Khanza lagi, merasakan kelembutan kulitnya. Dia tersenyum, merasa bahagia bisa berada di dekat Khanza.

Khanza yang tertidur nyenyak tidak menyadari sentuhan lembut Dipta. Tapi, Dipta tidak peduli, karena dia hanya ingin menunjukkan perasaannya sayangnya pada gadis itu. Dia ingin khanza menyadari jika dia tak sendiri. Masih ada yang sayang dengannya.

Pada malam hari, Dipta yang telah mengganti bajunya dengan kaos meletakan kepalanya di tepi ranjang. Tangannya terus saja menggenggam tangan Khanza.

Sementara itu di luar ruangan, Vania baru saja sampai di rumah sakit itu. Dia datang membawa makanan untuk Dipta, tanpa tahu jika pria itu telah makan. Dia berjalan dengan perlahan sambil tersenyum.

Dia membuka pintu perlahan. Betapa terkejutnya melihat pemandangan di depan matanya. Dipta begitu dekatnya dengan Khanza. Kepalanya berada di dekat kepala wanita itu.

"Kenapa dadaku terasa sesak melihat semua ini?" tanya Vania dalam hatinya.

Jangan percaya terlalu banyak, jangan terlalu mencintai banyak, jangan berharap terlalu banyak, sebab terlalu banyak akan melukai begitu banyak pula. Jangan salahkan mereka yang mengecewakanmu, pada kenyataannya kamulah yang menempatkan diri untuk dikecewakan. Jangan terlalu berharap. Ketika hati terlalu berharap kepada manusia maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangi mu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.

Imam Syafi’i berkata:

Ketika kamu berlebihan berharap pada seseorang, maka Allah akan timpakan padamu pedihnya harapan-harapan kosong. Allah tak suka bila ada yang berharap pada selain Dzat-Nya, Allah menghalangi cita-citanya supaya ia kembali berharap hanya kepada Allah SWT. Jadi jangan pernah terlalu berharap pada manusia, kamu akan merasakan kekecewaan.

Vania menarik napas untuk menghilangkan rasa cemburu yang sempat dia rasakan. Dia lalu berjalan perlahan menuju ranjang tempat Khanza terbaring dengan ditemani Dipta.

Dengan berjalan pelan, agar tak mengganggu tidurnya Khanza, gadis itu mendekati Dipta dan membangunnya.Dia bicara dengan sangat pelan.

"Dipta, Dipta ... bangun," ucap Vania pelan.

Beberapa melakukan hal yang sama, barulah Dipta membuka matanya. Vania tersenyum saat pria itu menatapnya.

"Dip, ini aku bawa makanan kesukaanmu. Maaf aku datang telat karena harus menolong pasien yang akan melahirkan," ucap Vania sambil menyodorkan bungkusan yang dia bawa.

"Maaf, Nia. Aku sudah makan. Kamu bawa pulang aja. Berikan sama bidan di rumahmu atau untuk bibi. Aku sudah kenyang," ucap Dipta.

Vania tampak terdiam mendengar ucapan pria itu. Padahal tadi dia rela mencari makanan kesukaannya Dipta hingga jauh, berharap pria itu akan menerima dengan senang hati. Namun, kenyataannya yang diterima sangat berbeda.

1
Ari Atik
semoga kalian berjodoh ..

kalau aq dukungnya kanza sama ryan.
terlepas kesalahan ryan di masa lalu,
semua orang pasti melakukan khilaf,dan berhak mendapat kesempatan untuk berbenah...
Ari Atik
kanza mode galak terus....
Ari Atik
lanjut thor...

siapapun jodoh vania ,aq ngikut yg penting happy ending./Smile/
Eva Karmita
sabar Ryan semangat ya percayalah dgn ketulusan cinta mu Khanza akan luluh juga hati nya
Iffah Olivia
kak temukan mereka ber3
Ma Em
Aku bingung Thor kalau doakan Khanza dgn Ryan kasihan Dipta kalau doakan Khanza dgn Dipta kasihan Ryan karena bagaimana kelakuan Ryan dulu sama Khanza sekarang Ryan sdh menyadari kesalahannya dan mau bertanggung jawab karena Ryan sdh punya Mika dari Khanza dan mereka jadi keluarga yg lengkap untuk merawat Mika bersama sama 😇🤭🤗😅
Felycia R. Fernandez
naaah Khanza aja yang pacaran ma Dipta bisa dengan tabah melepaskan Dipta...
ini Vania yang katanya sahabat susah bener move on kayak istri ditinggal suami...
padahal sama sama dalam urusan cinta kan...
diani viviani
sabar Ryan
diani viviani
Alhamdulillah akhirnya Khanza ikhlas semoga mereka berjodoh ya
Teh Euis Tea
dipta baik dan cinta sm khanza tp mamanya dipta ga menyukai khanza, lebih baik km sm rian yg mamanya aj mau nerima km, sayang jg sm km dan yg penting mika jg nyaman sm rian papinya
ken darsihk
sebaik baik nya Dipta , tapi akan lebih bagus kalau Mika tumbuh dan berkembang bersama orang tua kandung nya
Ida Nur Hidayati
semoga Khanza bisa menerima ketulusan Ryan
🌷💚SITI.R💚🌷
smg ketuluan hati kamu dapat balasan yg baik dan kamu dapat jodoh yg baik sesuai harapan kamu..khanza sm dipta klu memang mereka berjodoh tdk akan kmn pasti ktmu..ya kan mama reni🥰🥰🥰😊😊
🌷💚SITI.R💚🌷
Alhamdulillah..klu kamu sdh ikhlas tp mereka blm bisa bersatu krn mereka msh bersahabat,,mudah²n mereka dapat jodoh yg trbaik masing² ya khanza
🌷💚SITI.R💚🌷
semoga yg trbaik ya khanza krn apapun keputusan pasti ada yg mendukung kamu..
Felycia R. Fernandez
ribut lagi...
padahal niat Ryan mah baik..
mungkin Khanza blom nyaman tinggal di rumah mami mu Ryan...
Ida Nur Hidayati
benar kata Khanza Ryan.sebaiknya berembuk dulu sebelum mengambil keputusan
🌷💚SITI.R💚🌷
makanya ryan mulai sekarang apapun kemauan kamu buat mika kamu bicarakan dulu sm khanza biar ga ada salah sangka dan kamu jg jangan memaksakan kehendak kamu biar ga retak lg sm khanza
🌷💚SITI.R💚🌷
makanya khanza nikah aja sm Ryan ga pa²😁😁
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan generasi dulu ryan pastikan dulu khanza benar² menerima kamu dan sembuh dr traumay..baru kamu bisa senyum2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!