Lanjutan kisah Cinta Simon Dan Maria di Kisah Klasik Remaja. mau baca dulu silahkan biar ga bingung hehe..
kisah kehebatan Simon sang CEO dan Hacker Cantik Jenius bernama Maria.
mereka adalah pasangan suami istri yang masih muda.
Menikah di usia muda tentu saja menjadi tantangan tersendiri, apakah pernikahan mereka selalu berjalan bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suami Posesif
“Sudah didepan? Oke Raffi jemput kesana ya? Aku masih ada yang harus dikerjakan..”
“Hmm.. cepetan, malu semuanya liatin aku” rengeknya manja.
Simon menutup telponnya dan meminta Raffi menjemput Maria ke lobi perusahaan.
Tak lama kemudian, sang istri datang denga paperbag besar ditangannya.
“Assalamualaikum.. Suami ganteng akuu” ucapnya lalu mengecup pipi Simon pelan.
Simon menoleh lalu membalas ciuman di kening Maria.
“Sebentar ya sayang, aku masih harus menghitung ini” ucapnya lalu kembali fokus ke layar laptopnya.
Maria meninggalkannya lalu menyajikan makan siang mereka dimeja.
“Papa Ron masih disini?”
“Ya, dia sedang diruang direksi membahas beberapa hal sebelum audit”
“Kak Raff, ini masakan aku lohh” ucap Maria bangga.
“Oh ya? Emang bisa masak?” ledek Raffi tak percaya
“Gini gini aku pernah ikut kursus masak waktu di Ausiie tauu”
“Masa sih? Clara ga pernah cerita”
“Ya kali apapun kegiatan aku clara harus ngasih tau kakak”
“Hahaha, baiklah mari kita coba bismillah..” Raffi meraih makanannya dan mulai melahapnya
“Enak..” komentarnya dengan mulut penuh makanan.
“Iya dongg”
“Kapan kita pindah ke rumah sewa kita kak?” tanya Maria tak sabar
“hm.. “ Simon hanya membalsanya dengan deheman.
Maria mengerucutkan bibirnya
“Besok udah bisa mulai pindah, tapi perlengkapannya belum lengkap..” ucap Raffi menengahi
“Beneran kak?”
“Iyaa.. ga sabaran banget sih..”
“Kalau gitu aku mau ngabarin Clara buat bawain barang barang aku..” ucap Maria riang
Dia mengambil handphpne nya lalu menceritakan kesenangannya karena besok sudah akan menempati rumah barunya.
Simon masih betah dengan laptop dan angka angkanya. Sementara Raffi sudah menghabiskan makannannya dan pamit menuju ruang sekretaris lagi.
“Kemana lo?” tanya Simon ketus ketika melihat Raffi sudah memegang handle pintu
“Ruang sekretaris, masih ada yang perlu gue pelajari”
“Ckk.. belum beres?”
“Belum lo kira gampang?!”
“Sampai tim dari papa Iyan datang! Awas kalau ga beres!!”
“Hmm”
“Makan dulu kak, mau aku suapi” tanya sang pujaan hati, Simon tersenyum
“Yes please..” ucapnya manja, Maria membawa makanannya lalu menyuapi sang suami.
Ketika Ron masuk, mereka sedang asyik makan.
“Aduhh pengantin baru, sampe bikin papa sirik deh karena mama Lia lagi ga disini” ucap Ron dia lalu meraih makanan yang sudah disediakan dan mulai memakannya.
“Raffi kemana?” tanyanya
“Masih belajar di ruang sekretaris”
“Kamu tuh kalau ngasih tugas ke orang yang logis dong Mon, kasihan dia”
“Gapapa pa, Raffi bisa kok.. Papa tenang aja, dia cepet belajar dan cepat mengerti”
“Ya tapi tetap saja mempelajari keseluruhan selama 4jam? Itu sama sekali ga masuk logika”
“Dia sudah biasa kok Paa,”
“Maria, papa mau tanya”
“Ya pa?”
“Kamu bisa mendeteksi adanya pencurian data secara halus?”
Maria menggeleng
“Akun Mas Aldo yang bisa Pa..”
“Akun kamu?”
“Seperti yang sudah aku jelaskan, akun aku satu tingkat diatasnya..”
“Jadi kamu dan Simon sudah memeriksa keamanan komputer dan kamu menemukan..”
“Mas Aldo yang menemukan pa, aku sama sekali ga tahu..”
“Papa jadi berfikir mungkin saja sistem keamanan yang papa buat diperusahaan papa ada yang salah.. Kamu mau kan membantu papa untuk memperbaikinya?”
Maria menatap mertuanya serba salah.
“Sebenarnya aku sedang membuat beberapa sistem keamanan. Namun masih dalam tahap perkembangan.. Nati jika sudah sempurna aku akan kasih ke papa..”
“Apa tim kamu…”
“No!!!”
“Em, maksud aku, ini sistem pribadi yang akan aku bikin khusus untuk perusahaan ini pa.. Aku sendiri yang akan mengawasinya, tapi…”
“Tapi apa?”
“Aku butuh lisensi agar ini tidak jadi ilegal dan aku butuh perusahaan papa…”
Simon memeluk dan mengecup pipi istrinya dengan sayang.
“Papa senang mendengarnya, apa nantinya kita bisa berbisnis?”
“Hahaha, tentu pa.. Aku yang akan mengaturnya nanti iya kan sayang?”
Maria mengangguk
“Terserah kakak aja..”
“Kamu ini.. Kok terserah Simon sih?”
“Dia suami aku paa.. Dan papa tau kan aku ga pernah pengeen pusing mikirin perjanjiaan kerja sama bisnis.. Selama ini Clara yang selalu urus. Dan sekarang sama kak Mon. aku ga masalah..”
“Mashaallah, jadi kapan sistem kamu akan sempurna?”
“Kalau anak papa yang baik itu ga gangguin aku pas malam malam” jawab Maria,
Rony tertawa mendengarnya,
“Sayang..” rengek Simon
“Aku ga bisa konsentrasi kalau kakak gangguin aku terus pas aku lagi ngoding”
“Iya tapi jangan bilang bilang papa,” rengeknya malu
“Biarin aja, biar papa tau kelakuan anaknya!”
“Aishh papa geli mendengarnya, sayang papa juga pernah muda, dan yaa itu memang sulit, jadi bersabarlah dan coba cari waktu lain?”
“Tuh kann.. Kamu salah ngadu, papa belain aku bleee…”
“Aishh” kini gantian jadi wajah Maria yang memerah
“Aku udah desain ruang kerja kita kedap suara, kamu bisa ngoding siang dan malam” ucap simon
Maria mengangguk.
“Kata Clara, kamu kalau udah ngoding bisa sampe 6 jam sayang, aku ga suka”
“Karena kalau ga diselesaikan langsung aku harus muai dari awal lagi kak”
“Lakukan pas aku lagi kerja, okay”
Maria mengangguk
“Iyaa..”
“Abis ini kemana mar?”
“Ada janji sama Clara pa..”
“Mau kemana?”
“Beli laptop. Yang kemarin bootloop hehe”
“Kok bisa?”
“Prosesornya kurang aku coba naikin speknya kali ini semoga aja berhasil”
“Udah coba yang terbaru?”
“No, aku harus ambil 3generasi sebelumnya karena kalau pakai yang baru nanti ketahuan sama pihak perusahaannya dan aku bisa di cari”
“Papa benar benar penasaran sama skill kamu, lain kali kita mengobrol banyak?”
“Yaa.. nanti kita bisa mengobrol di rumah.. Kalau..” Maria melirik suaminya
“Ya ya, dia begitu posesif, kamu bahkan ga sempat mengobrol dengan mama Lia walaupun kalian tinggal di satu atap. Kasihan sekali dia..”
“Paa, jangan mulai dehh..” ucap Simon
“Papa serius nak, mama Lia itu pengen ada teman gosip. Tapi kamu memonopoli istri mu siang dan malam..”
“Papa dulu juga gitu kok kata mama” balas Simon acuh
“Hmm ya ya papa kalah..”
“Clara udah di bawah, aku pamit ya..” Maria meraih tangan Simon dan menciumnya lalu mencium piipinya.
“Hati hati, nanti aku jemput..”
Maria mengangguk, dia lalu meraih tangan Rony dan menyalaminya.
“Tim dari papa Iyan udah datang!” ucap Raffi tak lama setelah Maria pergi.
“Ya, minta semua karyawaan lembur, dan bilang pada HRD untuk membayar cash lembur mereka”
Raffi mengangguk,