NovelToon NovelToon
Cinta Laki-laki Penghibur

Cinta Laki-laki Penghibur

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh / Cinta Terlarang / Beda Usia / PSK
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ibnu Hanifan

Galih adalah seorang lelaki Penghibur yang menjadi simpanan para Tante-tante kaya. Dia tidak pernah percaya Cinta hingga akhir dia bertemu Lauren yang perlahan mulai membangkitkan gairah cinta dalam hatinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibnu Hanifan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAAB 2

Malam itu, Galih berada di salah satu kamar suite hotel bintang lima di tengah kota. Di dalam ruangan remang-remang yang beraroma parfum mahal dan anggur merah, Galih berbaring di ranjang, membiarkan jemari lentik Tante Liana menyisir rambutnya.

Tante Liana, wanita matang dengan kecantikan yang masih terjaga, tertawa kecil sambil membelai pipi Galih.

"Masih sama kayak dulu… kamu selalu tahu caranya memanjakan wanita," bisiknya menggoda.

Galih tersenyum samar, lalu mencium bahu wanita itu seolah-olah semuanya masih seperti dulu. Tapi dalam hati… ada ruang kosong yang entah sejak kapan mulai tumbuh.

Biasanya, malam seperti ini adalah surganya. Tubuh, uang, dan kekuasaan bercampur jadi candu. Tapi malam ini? Semuanya terasa seperti rutinitas mekanis. Tidak ada degup. Tidak ada gairah. Hanya sisa-sisa peran yang ia mainkan dengan sempurna.

"Sayang… kamu diam aja. Lelah, ya?" tanya Tante Liana sambil memainkan rambutnya.

"Enggak, cuma ngantuk aja. Tadi banyak urusan," jawab Galih cepat. Ia tersenyum paksa, mencoba menyembunyikan kehampaan yang mulai ia sendiri tak pahami.

Tante Liana tidak curiga. Ia memeluk Galih lebih erat. “Kamu tetap lelaki terbaik yang pernah Tante kenal.”

---

Pagi Harinya

Sinar matahari menyusup masuk lewat tirai tipis. Galih masih meringkuk di ranjang, rambutnya berantakan. Matanya berat, tapi samar-samar ia mendengar langkah kaki dan suara parfum mahal yang akrab.

Tante Liana sudah berdandan rapi. Mengenakan dress putih elegan, high heels, dan kalung mutiara yang menyempurnakan penampilannya sebagai istri seorang penguasa.

Ia mendekati Galih yang masih setengah sadar di ranjang, lalu mengecup keningnya pelan.

“Kamu udah bangun, sayang?” bisiknya lembut. “Aku pulang dulu, ya. Uangnya udah Tante transfer.”

Galih membuka mata malas dan meraih ponselnya. Di layar tertera notifikasi masuk:

**Transfer: Rp100.000.000,- dari Liana H.**

“Hmm… makasih, Tan,” gumamnya pelan, lalu menarik selimut lagi dan kembali tidur.

Tante Liana tersenyum tipis, lalu keluar dari kamar hotel dengan langkah anggun. Dunia tempat ia dan Galih bertemu—dunia rahasia, penuh kemewahan dan kebohongan—tinggal sementara di balik pintu yang tertutup.

---

Di Rumah Keluarga Handoko

Rumah besar bergaya klasik Eropa berdiri megah di kawasan elit kota. Di ruang makan yang luas dan hangat, Lauren duduk sambil menyuap bubur ke dalam mulutnya. Di seberangnya, duduk seorang pria paruh baya dengan jas santai dia adalah

Gunawan Handoko, ayahnya,Adalah seorang pengusaha terkaya di kota ini.

Pagi itu tampak normal. Lauren sedang membaca file kuliah di tablet, dan Pak Gunawan sedang menyeruput kopi sambil membaca koran bisnis.

Tak lama, suara hak tinggi terdengar mendekat.

“Pagi, sayang,” sapa Tante Liana ceria, lalu mencium pipi suaminya dan kepala Lauren.

“Dari mana, Mah?” tanya Lauren sambil memandangi ibunya yang masih sangat rapi dan wangi, seolah tidak baru bangun tidur.

“Dari arisan sosialita. Mamamu kan cuma bisa seneng-seneng seminggu sekali,” jawab Tante Liana cepat sambil duduk.

Pak Gunawan tertawa kecil. “Udah, biarin aja. Mamamu itu butuh hiburan juga.”

Lauren tersenyum, meski hatinya tetap merasa ada sesuatu yang... ganjil. Karena tidak ingin memikirkan hal-hal buruk Lauren memutuskan untuk barangkat ke kampus saja.

Pagi itu, Galih juga tiba di kampus dengan wajah kusut dan langkah berat. Ia bahkan tidak sempat menyisir rambutnya. Kantuk masih menggantung di pelupuk matanya hasil dari malam panjang yang ia habiskan bersama Tante Liana di hotel mewah.

Sebenarnya, ia malas masuk kelas. Tapi kali ini, dia tak punya pilihan. Dosen mata kuliah Ekonomi Makro sudah memberikan peringatan keras. Kalau Galih absen sekali lagi, ia harus mengulang semester depan.

"Gila. Udah capek-capek dibayarin tante-tante, masa gue kuliah ngulang? Nggak lucu." Gerutu Galih.

Galih menunduk sambil berjalan cepat menyusuri lorong kampus. Tangannya menyelip di saku jaket jeans, dan kepalanya menunduk karena lelah. Ia tak menyadari langkahnya makin cepat.

Bruk!

Tubuh Galih menabrak seseorang. Buku-buku berjatuhan. Galih terhuyung ke belakang, dan orang yang ditabraknya terduduk di lantai.

“Hah! Maaf—maaf banget gue nggak lihat—”

Galih langsung jongkok dan membantu memungut buku-buku yang berserakan.

Namun begitu ia melihat wajah orang itu, ia terdiam.

Lauren.

Gadis yang menabrak mobilnya tempo hari.

“Loh… kamu?” ucap Galih terkejut.

Lauren juga tampak kaget, tapi cepat menguasai ekspresinya. Ia menyambar buku terakhir dari tangan Galih dan berdiri pelan.

“Eh… ternyata kita satu kampus ya?” kata Galih dengan senyum kecil, mencoba mencairkan suasana.

Lauren hanya mengangguk. “Aku juga nggak nyangka.”

Galih memperhatikan wajah gadis itu. Tetap sama seperti waktu pertama bertemu—anggun, sederhana, tapi memikat.

“Eh, boleh kenalan lebih jauh, nggak?” ucap Galih cepat, separuh nekat. “Kayaknya kita belum sempat ngobrol waktu itu.”

Namun Lauren mengangkat tangannya pelan, seperti memberi sinyal untuk menjaga jarak.

“Maaf… aku buru-buru. Ada kelas.”

Suaranya datar, sopan, tapi tegas. Ia melangkah pergi tanpa menoleh.

Galih berdiri mematung. Tatapannya masih mengikuti langkah Lauren hingga gadis itu menghilang di balik tikungan lorong.

"Sombong amat… tapi kenapa gue malah makin penasaran?"

Galih mengusap wajahnya yang masih terasa berat karena kantuk. Namun hatinya terasa berbunga-bunga, Rasa yang telah lama tidak ia rasakan. Semangat dalam dirinya tiba-tiba menyala. Dia seolah siap mengikuti perkuliahan dengan senyuman.

Galih berjalan menuju ruang kelasnya dengan langkah ringan dan penuh dengan rasa riang. Seperti seorang anak kecil yang baru saja diberi sebuah jajanan.

1
Mawar Agung
saya suka ceritanya semangat ya Thor💪😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!