Kejadian yang tidak terduga, seorang agen rahasia yang baru menyelesaikan misi nya.
Namun dia dijebak oleh rekannya sendiri yang memang ingin menyingkirkan dirinya. Sehingga dia harus tidur bersama seorang pria asing.
Olivia namanya, sebagai agen rahasia yang selalu sukses dalam menjalankan misinya. Namun hal itu menimbulkan kecemburuan pada rekannya sendiri.
Sehingga Olivia harus melahirkan tiga anak kembar yang super jenius. Dan mereka pun mengasingkan diri di sebuah desa. Delapan tahun kemudian, mereka kembali ke kota.
Bagaimana kisah selanjutnya? Jika penasaran baca yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi semata. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Seluruh cerita di dalamnya hanya imajinasi penulisnya semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
"Ada lagi yang lain? Jika tidak ada silakan keluar," ujar Dewa mengusir Josua keluar dari ruangannya.
Josua pun keluar dan akan melanjutkan pekerjaannya. Dewa menghela nafas kemudian melanjutkan pekerjaannya.
Hingga jam istirahat siang, Dewa berpamitan hendak menjemput anak-anaknya. Hari ini dia akan langsung pulang ke rumah.
"Tuan!" Jerry dan Josua menunduk hormat saat melihat Dewa berjalan menuju lift.
"Hmm, aku mau jemput anak-anak. Mungkin tidak kembali ke kantor," kata Dewa.
"Baik Tuan," ucap mereka bersamaan.
Mereka pun masuk ke dalam lift. Saat tiba di bawah, mereka menuju kendaraan masing-masing.
Dewa hendak ke sekolah, sedangkan Josua dan Jerry hendak pergi makan siang. Jerry dan Josua hanya menggunakan satu mobil karena tujuan mereka sama.
"Akhir-akhir ini Tuan Dewa kelihatan berbeda," kata Jerry.
"Tuan Dewa sudah menemukan keluarga kecilnya, tentu saja berbeda. Apalagi mereka berpisah cukup lama," kata Josua. "Jika kamu berada di posisi tuan, tentu juga akan seperti ini," tambahnya.
Jerry terdiam. Diusia yang hampir kepala tiga, dia belum berkeluarga. Jangankan istri, pacar saja belum punya.
Sementara Dewa sudah tiba di sekolah. Terlihat anak-anak sudah pulang dari sekolah. Tapi Dewa tidak melihat triple A keluar dari sekolah.
"Hei, kalian ada melihat si kembar tiga?" tanya Dewa pada beberapa orang anak yang baru saja keluar.
"Mereka di panggil ke ruangan kepala sekolah," jawab salah satu anak.
"Terima kasih," ucap Dewa.
"Sama-sama Om," balas mereka secara bersamaan.
Dewa pun langsung masuk ke sekolah. Ia penasaran, apa lagi yang terjadi sehingga triple A di panggil oleh kepala sekolah?
Tok ... Tok ... Tok ...
"Masuk!" Perintah suara dari dalam. Perlahan Dewa membuka pintu.
"Silakan masuk Tuan Dewa," ucap pak Arifin sebagai kepala sekolah.
"Terima kasih Pak." Dewa memperhatikan ketiga anaknya yang tersenyum kepadanya. Baru setelah itu Dewa pun duduk.
"Kenapa dengan anak saya Pak?" tanya Dewa.
"Tidak ada apa-apa Tuan. Kami hanya mendiskusikan tentang pengumpulan dana untuk anak-anak yang kurang mampu," jawab pak Arifin.
"Kalian ingin meminta sumbangan?" tanya Dewa kepada triple A.
Sebelum triple A menjelaskan, kepala sekolah sudah lebih dulu menjelaskan. Dewa manggut-manggut mendengarnya. Kemudian Dewa tersenyum bangga dengan kepribadian anak-anaknya.
"Ini bukan soal mampu atau tidak mampu Tuan. Tapi soal kepedulian mereka terhadap anak-anak yang kurang mampu. Dengan ide triple A, mereka para anak-anak di sekolah ini setuju. Dan kami juga tidak memaksa mereka semua," kata pak Arifin menambahkan.
"Baiklah, kalau tidak ada apa-apa lagi, saya akan bawa anak-anak pulang," kata Dewa.
Bapak kepala sekolah dan guru-guru yang lain pun mengangguk. Setelah bersalaman, mereka pun keluar dari ruangan itu.
"Anak-anak yang luar biasa," gumam pak Arifin.
Tiba di depan sekolah, ternyata sudah ada Adelia dan Robinson yang menjemput mereka.
"Ma, Pa, triple A pulang sama aku saja," kata Dewa.
"Loh, memang kamu tidak bekerja?" tanya Adelia.
"Tidak terlalu sibuk Ma, jadi pulang lebih awal," jawab Dewa.
Dewa pun meminta ketiga anaknya untuk masuk ke dalam mobil. Adelia dan Robinson juga memilih pulang karena cucu-cucunya sudah dijemput oleh Dewa.
Sementara di tempat lain ...
Luna terkejut saat mendapat kabar jika Mister Black sudah meninggal. Luna pun mulai gelisah, karena orang-orang nya juga tidak ada kabar.
Luna pun mendatangi asisten Mister Black. Dia penasaran dengan kabar itu. Karena dia belum yakin jika Mister Black dengan mudah dikalahkan.
Luna melajukan mobilnya ke kediaman sang asisten Mister Black. Luna mulai kelimpungan, karena anak buah yang dikirimnya tidak ada yang kembali.
Sekarang dia malah mendengar kabar jika Mister Black sudah meninggal dunia. Luna seperti patah sebelah sayapnya sekarang.
"Kamu yakin dengan kabar itu?" tanya Luna.
"Untuk apa aku bohong?" jawab sang asisten.
"Kau tahu siapa pelakunya?" tanya Luna.
Sang asisten pun menceritakan kejadian di sekolah waktu itu. Luna pun mendengarkan dengan saksama.
"Tidak mungkin, tidak mungkin Mister Black kalah begitu saja oleh Olivia. Siapa sebenarnya orang dibelakang Olivia?" tanya Luna.
"Aku juga tidak tahu. Tapi aku mendengar jika Olivia sudah menikah dan punya anak kembar tiga," jawab sang asisten.
Luna pun marah. Kebencian terhadap Olivia semakin dalam. Berawal dari rasa iri, hingga menimbulkan kebencian terhadap Olivia.
Padahal, semua itu berawal dari Luna sendiri. Andai saja Luna tidak melakukan tindakan bodoh, mungkin dia dan Olivia bisa sejalan menjadi agen rahasia yang kuat.
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya sang asisten.
"Apalagi? Aku ingin menghancurkan Olivia melalui anak-anaknya," jawab Luna.
Sang asisten melarang, karena sebenarnya Olivia tidak bersalah apa-apa. Sang asisten saja tidak mau mengganggu Olivia. Karena dia tahu, jika Olivia sebenarnya orang baik.
"Jangan bilang kamu akan membela Olivia," kata Luna.
"Aku tidak punya masalah dengannya. Jadi untuk apa aku berurusan dengannya? Selama aku bergabung dengan Mister Black, Olivia begitu baik kepadaku," kata sang asisten.
Luna terdiam. Namun karena hatinya sudah tertutup rasa iri dengki. Luna akan tetap menyingkirkan Olivia. Kemudian dia akan menjadi ketua agen rahasia menggantikan Mister Black.
Padahal, sekarang pun dia bisa menjadi ketua untuk menggantikan Mister Black. Namun, selama masih ada Olivia, hidup Luna tidak bakal tenang.
"Dasar wanita serakah," kata sang asisten berbicara sendiri.
Sang asisten akan meninggalkan tempat ini. Dia akan memulai hidup baru di tempat yang baru nantinya. Dia akan memulai bisnis dengan uang yang dia miliki sekarang.
Hanya tinggal Luna yang masih terobsesi untuk menyingkirkan Olivia. Padahal Olivia tidak memiliki salah apapun pada dirinya.
Saat ini Luna sudah berada di rumahnya. Luna menghubungi nomor telepon Olivia. Namun nomor telepon Olivia yang dulu sudah tidak aktif.
Karena merasa gagal menghubungi Olivia, Luna pun membuka laptopnya. Dengan jari-jarinya yang lentik, Luna pun mengetik keyboard laptopnya.
Luna yang kemampuannya masih jauh di bawah Olivia pun tidak bisa menembus sistem pertahanan milik Olivia.
Sementara Olivia yang berada di kamar pun melihat ponselnya berkedip-kedip pertanda ada seseorang yang mencoba meretas sistem pertahanan miliknya.
"Sepertinya ada yang ingin mencari tahu tentang aku. Apakah itu Luna?" batin Olivia.
"Ada apa sayang?" tanya Dewa yang baru keluar dari kamar mandi. Tadi saat baru datang, Dewa langsung ke kamarnya lalu ke kamar mandi untuk mandi.
"Sepertinya ada yang ingin main-main," jawab Olivia.
"Perlu aku bantu?" tanya Dewa.
"Tapi usah. Biar aku saja yang mengurusnya," jawab Olivia.
Dewa duduk di samping Olivia. Dewa mengecup pelipis Olivia. Olivia tersenyum lalu menoleh ke Dewa. Kemudian Olivia mengetik keyboard laptopnya.
lanjut thor semngat💪💪💪
lanjut thor semngat💪💪💪